The Great Detective L Lawliet

Aloha, Je T'aime semua aku datang kembali setelah dihiraukan fanfic pertama saya sekarang kalian bisa review tanpa harus login. Jangan bilang kalian males review karena males login kan? Woy yang disana ngaku

readers: Kenapa mesti ngaku?

Author: karena itu membuat aye males bikin fanfic

readers: salah sendiri weee :P

author: WHATZ... ya sudah bacaya...

dislainer: Death Note milik dou TO

The Great Detective Kyoshiro Yumemizu ah saya lupa...

warning: oocness + typo sering tapi moga-moga kurang...

Introduction...

Kalian tentu mengenal banyak detektif terkenal, apakah kalian mengenal detektif yang satu ini? Detektif ini adalah L Lawliet, detektif yang dapat diandalkan dalam kasus yang kurang masuk akal oleh para polisi bahkan oleh jajaran FBI.

Aku Mello adalah anak pertama dari 3 saudara kembar, Matt adalah anak kedua yang sangat hobi main olahraga bahkan gamenya pun ia mainkan walaupun memang banyakan main game. Near adalah anak termuda dari kami 3 saudara kembar, ia hobi memainkan boneka dari gundam sampai barbie pun ia mainkan kadang ia terlihat memeluk teddy bear, kadang pula memainkan hulknya yang berpelukan dengan barbie. Sedangkan aku pecinta coklat yang nggak takut kena diabetes akut.

Kami menyebut detektif tersebut profesor karena banyak orang memanggilnya sebagai seorang profesor. Bila kalian membayangkan orang yang perfect jangan harap. Ia adalah orang yang selalu menggunakan pakaian yang sama kaos Tshirt lengan panjang dengan celanan belel berwarna biru. Ia memiliki kantung mata karena lupa tidur keasikan membaca. Ia adalah orang pelupa, suka lupa nama sendiri, lupa umur, lupa makan, lupa mandi, bahkan kadang ia lupa kenapa ia tinggal di rumah teersebut. Coba saja kau bayangkan orang pelupa tersebut adalah orang yang berpendidikan S3 dalam logika psikologi.

Saat itu kami sedang asik berjalan-jalan di jalanan yang panas dan terik. Wah kami menemukan sebuah rumah gaya eropa, tentu kalian juga berpikir kalau rumah gaya ropa selalu berhantu betulkan-betulkan.

readers: Lo kali gua nggak

Jadi kami masuk tanpa mengetuk karena emang rumahnya katanya suka menyala sendiri malam hari tapi gak ada orang. Kadang malah nggak nyala jadi banyak rumor bahwa rumah ini berhantu. Saat kami melihat buku-buku di depan pintu berantakan membuat Near mual padahal di rumah dia yang paling berantakan dari kami.

"Permisi," kata kami bebarengan melihat orang tersebut sedang duduk (baca: jongkok) dengan menatap mereka dengan matanya yang besar.

"Apa anda tahu kami ini 3 bersaudara kembar, coba mana yang Mello, mana yang Matt, mana yang Near,"kataku.

"Yap kalian 3 saudara kembar ya. Kau Mello, kau Matt, dan kau Near," katanya sambil menunjuk kami pada saat menyebutkan nama kami.

"Keren kok lo tahu sih perbedaan dari kita-kita," kata Matt nyelosor padahal tanpa ia ketahui Near sedang sebal akan kosa kata lo guanya Matt.

"Matt jaga omonganmu tuh si Near lihat," Aku nyerocos sedang Matt tiba-tiba ketawa ngeliatin mukanya Near yang lagi bt.

"Boleh kami tahu siapa anda," kataku sopan.

"Aku L, umurku mmm...

(5 menit

1 jam

1 hari

1 minggu

1 bulan

1 tahun

readers: woi cepetan dunk...

iya-iya 5 menit kemudian...)

mmmmm... saya lupa, yang pasti saya ahli dalam filsafat dan logika," katanya yang sudah membuat kami menunggu sangat lama hanya untuk mendengar bahwa ia lupa. Tentu itu dapat membuat pertengkaran yang hebat diantara kami.

Kau tahu kami asik bertengkar si detektif tersebut malah asik memandangi kami yang adu mulut, adu hujan lokal, sampai muncrat-muncrat ke detektif tersebut. Yap sampai kami bertemu seorang klien yang mengejar-ngejar dimana sang detektif sekarang.

"Wah maaf saya mengganggu," kata seorang pria yang memiliki rambut kecoklatan juga pada bola matanya.

"Oh tentu tidak Tuan Yagami, malah saya merasa merepotkan anda yang datang jauh-jauh dari Kanto hanya untuk menemui saya," kata Profesor dengan sangat tentram sentosa yang membuat siapapun yang lemah, letih, lesuh, lunglai, dan lelah menjadi bersemangat kembali(?). Saat itu pemohon masih terbengong-bengong akan kehebatan sang detektif.

"Bagaimana anda tahu?" kata sang pemohon dengan nada tak percaya, kaget, dan merasa sang detektif adalah orang yang hebat.

'GOD, dia bisa tahu hal itu padahal umur sendiri aja lupa," pikirku yang ternyata dipikirkan juga oleh Matt dan Near secara bersamaan.

"Tidak saya hanya melihat nama anda dikerah setelan anda yang mengingatkan saya pada sebuah perusahaan yang berada di daerah Kanto." kata profesor dengan santainnya yang disambili dengan mengemut coklat sekaligus dengan meminum teh yang sudah ia tambah gula baloknya 10 buah.

"Eh berarti, kau adalah direktur muda Raito Yagami dari perusahaan Yagami Company yang merupakan perusahaan percetekan buku sejepang itu!" kata Near saking kagetnya menggunakan istilah kau aku.

"Apaan itu Yagami Company?" kata profesor dengan wajah yang tidak meyakinkan.

"Ituloh yang mencetak buku yang sedang anda baca," kata Near kembali berbicara dengan sebutan saya anda.

"Oh jadi apa yang membuat anda mendatangi saya," tanya L.

"Saya ingin mengajak anak ini untuk bermain film, bolehkah saya membawa mereka," kata Light, sedangkan kami seperti dalam mimpi."Saya sudah minta ijin pada orang tua kalian," katanya lagi memperbaiki letak dasinya.

"Saya ikut juga! Pasti ada kasus yang sangat sulit jadi bawa saya," kata si Profesor bersungut-sungut sambil memanyunkan sampai 5 m (a: jangan dibayangkan tapi silahkan mencoba sekalian bawa meteran).

"Baiklah bila itu adalah kehendak anda," kata Light yang sepertinya udah gak tahan untuk keluar karena muka sang detektif tersebut masih ingin ia pandang ia elus, kalau bisa dia pingin deh mencium.

(a: wow kumat-kumat deh)

"Dimana?" kata kami bebarengan sambil membayangkan kami dikejar masa karena kegantengan, dan kepintaran kami. Lalu ada majalah, masuk televisi jadi monyet(?) eh salah jadi pemeran donk...

(a: wah lagi asik ama sinetron "Dia Anakmu")

"Rahasia yang pasti ini naskahnya," kata si Light senyum-senyum (menyeringai).

JADI, bagaimana ke-3 saudara kembar serta detektif dalam menghadapi film tersebut...? Apa akan terjadi pembunuhan... Tunggu kelanjutannya tapi di review dunk apapun tapi jangan flame! Awas di Flame. Maaf introductionnya pendek lagi mampet tpi maksa nulis hwahahahahaahahhahaha.

1 review = 1 semangat untuk melanjutkan see you...

Je T'aime semua...

(bahasa prancis ini tanya aja ama Mas Google)