Disclaimer : Kurobas milik Fujimaki Tadoshi, saya cuman minjem karakter...

Warning : OOC, Typo, EYD yang berantakan, dan hal lain yang dapat ditemukan.

.

.

.

Langit biru cerah dengan hiasan awan putih bersih yang bergumpal di sana-sini. Cahaya matahari begitu terang, sedikit semilir angin menyejukkan dan menggoyangkan dedaunan. Cuaca benar-benar menyenangkan seolah sedang tersenyum menyambut musim baru. Tidak satu pun orang yang tidak berbahagia, mereka menyambut pagi dengan perasaan baik.

Tampak murid-murid yang memasuki gerbang sekolah. Saling menyapa dengan hangat. Berkumpul setelah lama tak berjumpa. Guguran kelopak sakura meyambut mereka saat menapakkan kaki dihalaman. Rumput terlihat hijau dan segar, pucuk-pucuk pohon menunggu terkembang. Embun menetes. Bahkan terlihat kupu-kupu cantik bertebangan, mirip peri bersayap lebar.

Entah kenapa cuaca selalu bersahabat saat hari pertama tahun ajaran baru. Musim semi terlihat begitu cerah dan indah. Menyambut sesuatu yang baru, mungkin begitu lah yang ingin disampaikan alam.

Seorang pemuda berjalan di antara bangunan sekolah. Jari-jari tangan kiri yang diperban membetulkan letak kacamata yang sebenarnya tidak salah. Tangan kanannya memegang bunga tsutsutji. Rambut hijau tuanya dimainkan angin, namun tidak dipedulikannya.

"Oi, Shin-chan!" terdengar suara dari seorang pemuda berambut hitam belah tengah yang berlari kearah pemuda berkacamata tersebut. Orang yang dipanggil tersebut berhenti sebentar, menoleh lalu melanjutkan jalannya.

"Ohayou," sapanya ceria saat berhasil sejajar dengan orang yang dikejarnya. "Pagi-pagi kau sudah ribut saja nanodayo," balas orang yang disebelahnya. Takao hanya menahan tawa, "Kau sendiri pagi-pagi sudah dingin." "Bagaimana liburanmu?" sambungnya. "Biasa saja nanodayo," jawabnya datar. "Hari pertama sekolah, ya..." Takao menggumam sambil meletakkan tangan di kepala, membuat Midorima menoleh.

"Kelas baru dan perekrutan anggota klub baru, aku tidak sabar menunggu" sambung Takao antusias, Midorima mengangkat sebelah alis. Takao melirik Midorima dan nyengir, "kau ingat saat sebelum liburan, Miyaji-san bilang kalau adik Kimura-san dan adik Ootsubo-san akan bergabung, lucu saja mengingat sepertinya senpai kita memberikan penerus pengganti mereka."

Midorima mengangguk, tentu saja ingat. Saat itu winter cup sudah selesai, dan para murid kelas tiga mengikuti ujian masuk universitas. Mereka sedang latihan, saat itu Takao sedang memantulkan bola asal. Dan mengeluh, "Kau tahu... sepertinya kita bakal dalam masalah besar." "Kenapa nanodayo?" balas Midorima yang sedang membelakangi Takao. "Ootsubo-san, Kimura-san, Miyaji-san..., mereka semua murid kelas tiga..., Shin-chan hanya kau dan aku yang tersisa" ucapnya lalu berhenti memantulkan bola melirik Midorima yang menoleh.

"Tim lain setidaknya punya tiga pemain kunci yang bisa bermain kembali, bukankah perbedaannya terlalu besar," lanjutnya mengeluh tanpa sadar kalau Miyaji Yuya, kapten baru mereka sekaligus adik dari Miyaji Kiyoshi, mengangkat bola dan melemparkanya tepat kena di kepala Takao. "Kalian meremehkan kami, ya?" serunya. "Miyaji-san!" Takao berbalik kaget.

"Mungkin saat ini aku masih di bawah kakakku, tapi tahun depan aku pasti akan melampaui dia, sebagai kapten akan kubuktikan dengan hasil, aku tidak akan berbaik hati seperti Ootsubo-senpai, jadi bersiaplah," ucapnya melambungkan sedikit bola di tangannya membuat Takao mengangkat tangan dengan gaya menenangkan, takut kena lempar lagi. "Kudengar adik Kimura senpai akan bergabung tahun depan." "Benarkah?" tanya Takao, saat ini dia dan Midorima sudah berdiri di depan Miyaji.

"Kita masih memiliki pemain-pemain potensial dan harapan yang tinggi terhadap pemain-pemain baru. 'siapa yang tersisa?' Tak sesederhana itu kan?" ceramahnya. "Kau benar... maafkan aku," ucap Takao tersenyum sadar. Miyaji menoleh ke samping dan sedikit menengadah, "kudengar Ootsubo senpai memiliki saudara yang juga ingin bergabung".

Perkataannya membuat Takao kaget. Midorima sendiri juga agak terkejut, matanya sedikit melebar dan ekspresinya sedikit heran. Tentu saja berbeda dengan Takao yang ekspresif. "Hah? Berapa banyak saudara yang tim kita miliki?" ucapnya heran.

"Ini fotonya," lanjut Miyaji menunjukkan ponsel. "Ootsubo Tae-chan." Di layar ponsel terpampang gambar gadis manis dengan rambut dikuncir dua. "Yang benar saja? Mereka sama sekali tidak mirip!" seru Takao keras.

.

.

"Aku ingin melihat kapten kita membuktikan ucapannya," sahut Takao. Midorima meliriknya, "Ucapan yang mana?". Takao berdecak, "Itu lho, soal dia akan melampaui kakaknya," terang Takao. Midorima mengangguk mengerti. "Kita lihat saja nanti, nanodayo," komentarnya, "Dari pada itu lebih baik kita melihat kelas dulu nanodayo," lanjutnya.

Mereka lalu masuk ke gedung, di bawah adalah deretan kelas satu sedangkan kelas dua ada di lantai atas. Saat akan menaiki tangga, Midorima mencium sesuatu. Bau manis. Bukan makanan sih, tapi sangat manis. Seperti campuran buah dan bunga yang segar. Bahkan lidahnya seakan dapat mengecap bau manis itu.

Bau itu membuat Midorima berhenti dan menoleh kearah koridor kelas satu yang penuh dengan anak baru. "Ada apa Shin-chan?" tanya Takao di atas yang sadar temannya itu tiba-tiba berhenti. "Bukan apa-apa nanodayo" gumam Midorima masih menyapu Koridor itu lalu naik menyusul Takao.

Midorima dan Takao langsung ikut bergabung dengan kerumunan yang berdiri di depan papan pengumuman. Dengan tubuh tingginya -195 cm- dengan mudah dia menemukan kelasnya. Dia masuk kelas 2A. Berbeda dengan orang di sebelahnya, karena tinggi pas-pasan dia kesulitan menembus kerumunan. "Shin-chan, tolong carikan namaku" rengek Takao. Midorima menghela nafas, "makanya tubuh itu ditumbuhin nanodayo," ucap Midorima, membuat Takao kesal tingginya 175 cm tidak pendekkan , tapi Midorima masih mau mencarikan nama Takao.

"Kuso," umpat Midorima saat menemukan nama partnernya. "Eh, ada apa Shin-chan?" tanya Takao bingung. "Kita sekelas nanodayo," gerutu Midorima. Kebalikan dari sang Shooter guard, Takao justru merasa senang. "Wah, kita jadi teman sekelas tahun ini," serunya girang sedangkan Midorima membatin, padahal aku membawa lucky item hari ini tapi kenapa masih sial.

Mereka segera memasuki kelas dan mencari tempat duduk. Ponsel Takao berdenting. Takao segera mengecek ponsel yang ternyata pesan masuk dari sang kapten. "Shin-chan, kita dipanggil Miyaji-san ketempat klub, ke tempat promosi di halaman" kata Takao setelah membaca pesan dengan cepat dan menoleh pada Midorima.

Midorima menghela nafas. "Baiklah nodayo." Tentu saja dia tidak bisa menolak perintah senpainya itu. Miyaji Yuya mewarisi keganasan kakaknya, Miyaji Kiyoshi, walaupun Miyaji Kiyoshi lebih seram.

Mereka turun ke lapangan yang dipenuhi stand-stand promosi ekskul. Suara teriakan terdengar di setiap inci lapangan. Brosur-brosur yang ditawarkan ada juga yang berterbangan karena dibuang. Para anak baru yang terlihat kebingungan, entah itu bingung mau ekskul mana atau bingung karena dipaksa mendengar promosi padahal mereka tidak tertarik.

Midorima dan Takao segera menghampiri stand klub basket. Stand itu sudah dibarisi puluhan anak yang sudah mendaftar. "Buat apa kita disuruh kesini, kayaknya juga nggak bakalan ngaruh walau ada kau Shin-chan," gumam Takao, yang tidak mengerti buat apa mereka disuruh datang padahal semua terlihat lancar.

Miyaji melambaikan tangan. Setelah bayangan cahaya Shutoku itu menghampiri, langsung saja dia menjatuhkan setumpuk brosur kepada dua orang itu. Membuat keduanya hilang keseimbangan sejenak. "Kami di sini kerepotan di bagian pendaftaran, jadi tugas pembagian brosur kuserahkan pada kalian," ucap Miyaji mengancungkan jempol lalu berlalu kearah stand.

Melongo. Itulah yang saat ini Takao lakukan. "Miyaji-san baru datang langsung menyerahkan tugas, Hidoi-ssu" rengek Takao meniru aksen Kise. "jangan meniru orang lagi Takao, kau akan diceramahi Kise nanodayo" tegur Midorima. Takao berbalik dan tertawa, "mana mungkin, dia kan tidak tahu".

Ponsel Takao berdering. Membuat Takao mengangkat ponselnya. "Moshi-moshi". "Takao-kun berhenti lah meniruku-ssu," terdengar rengekan Kise di seberang, lalu Takao mendapat ceramah selama beberapa menit dari sang Perfect Copier.

Takao meringis saat sambungan itu berakhir. "Kau benar Shin-chan, kenapa dia bisa tahu, dia punya indra keenam?" tanya Takao bingung. Dalam hati Midorima membatin, kan sudah kubilang, lalu pikirannya fokus pada brosur di tangan. "Lebih baik kita selesaikan tugas ini dulu."

Mereka segera pergi membagikan brosur. Takao membagikan brosur dan sekalian promosi dengan semangat, sedangkan Midorima merasa canggung dan bingung, sehingga dia memilih cepat-cepat menyelesaikan bagiannya dan meninggalkan Takao yang masih semangat cerita sana sini. Dasar, padahal tadi dia mengeluh.

Midorima memilih keluar kesisi lapangan. Dia bersandar dipohon sakura. Sepi. Semua orang terkonsentrasi dilapangan. Dia memperhatikan satu per satu stand, lalu berakhir di stand klub basket. Dan pada akhirnya memilih untuk memperhatikan orang yang sedang mendaftar, mungkin ada yang potensial, seperti yang dikatakan Miyaji sebelumnya.

Midorima tersentak. Bau manis itu lagi. Wangi yang sama persis saat dia mau naik tangga di dekat koridor kelas satu. Dia menoleh ke kiri kanan, di sekitarnya sepi. Dia menoleh kelapangan. Terlalu banyak orang, mustahil bisa tahu siapa orangnya.

Dia sungguh penasaran apa atau siapa yang punya wangi semanis ini. Bukannya Midorima penyuka makanan manis, hanya saja wangi ini menarik perhatiannya. Midorima menegakkan tubuhnya, menghirup wangi itu dan memejamkan mata. Tapi setelah itu wangi itu hanya tercium samar dan menghilang. Sayang sekali, batin Midorima sepertinya dia tadi menikmatinya. Wangi manis tadi memenuhi kepalanya, dan entah kenapa dia menyukainya.

"oi Shin-chan, disini kau rupanya" seru Takao menghampiri. Midorima menatap datar rekannya yang berisik itu. "ohya, besok kita sudah mulai latihan, pesan Miyaji-san" ucap Takao baru teringat. Midorima mengangguk.

.

.

TBC

A/N : oke, chap ini gaje dan ngebosenin. OOC saya kasih taruh didepan karena AKU NGGAK TAHU GIMANA CARAYA BIKIN TSUNDERE !... # capslock woi. ini setingnya pas mereka dah kelas dua, pas Winter Cup dah kelar tapi sebelum extra games.

sebenarnya ini fic knb pertama yang kutulis tapi publishnya baru sekarang terus ini gak Yaoi soalnya waktu awal aku belum jadi Fujo dan suka banget ama Midorima..

Oke Ai Hentikan bacotan mu!

hehehe Minna tolonng kasih saran dan komentar...