Aderu desu! Author yang lahir di fandom Inazuma Eleven, yang sekarang merambah ke fandom Vocaloid XD Ini fic pertama saya untuk fandom Vocaloid. Saya harap senpai-senpai yang ada di fandom ini tidak keberatan dengan kehadiran saya \^^/ Finally, selamat membaca ya minna XD


.

.

Do You Remember Me?

Disclaimer: Vocaloid hanya milik Yamaha Corporation (y)

Rate: Um, T aja deh._. (Jaga-jaga, takut ada part yang kurang sesuai)

Characters: Kagamine Len, delele

Genre(s): Romance, Hurt

Warning: Karena fic Vocaloid pertama, gomen ya minna kalau jelek, bahasa Absurd, Charanya ada yang OOC dikit (gak yakin nih._.), Typo betebaran di sekitar anda, Author agaknya rada Abnormal, delele.


.

.

.

Go Ahead!

Just reading till the end of the story XD

.

.

.


Lantai kayu berderak-derak ketika aku memasuki rumah panti asuhan ini.

Tidak ada suara, sunyi sekali disini.

Ada apa dengan tempat ini? Kenapa sepi sekali disini?

Ah! Aku harus bisa mencoba mengingatnya!

.

.


Pemuda berkacamata berusia 23 tahun dengan jas tuksedo rapi, dan rambut berwarna kuning itu memasuki rumah berornamen kayu tersebut dengan penasaran, berharap menemukan jawaban dari pertanyaan yang selama ini di harapkan olehnya. Dia.. Kagamine Len, seorang juru bicara yang terkenal dan handal, yang ternyata memiliki masa kecil yang cukup kurang menyenangkan.

Di kirim ke panti asuhan dan kemudian saat masih bayi di adopsi, membuat dia ingin mengetahui siapa dia yang sebenarnya, apalagi.. saat ini orangtua angkatnya telah tiada, tepat saat Ia telah berusia 22 tahun, dan itu berarti setahun yang lalu.

Orang tua angkatnya telah memberitahukan kebenarah bahwa dia di adopsi dari panti asuhan Kodomo No Egao, sejak bayi. Dan itu membuat Len sangat sedih. Sekarang, Len malah semakin penasaran akan siapa dirinya yang sebenarnya.

"Kau kah itu Len Kagamine? Kau kah seorang Len Kagamine, seorang pengacara yang terkenal sekaligus anak asuhku dulu?" Sebuah suara wanita yang lembut dan penuh pengertian menyapa pendengarannya.

Len menahan napas, lalu kemudian membalikkan badannya. Dia memandang seorang wanita dan tatapan mata wanita itu yang terlihat terharu sekali.

"Iya, aku adalah Kagamine Len. Seorang pengacara dari Tokyo, dan apa benar kau adalah pengasuhku di panti asuhan ini?,"

"Benar, aku adalah pengasuhmu dulu. Rupanya kau telah lupa kepadaku..," Badan wanita itu bergetar, kemudian dia mempersilakan Len duduk di ruang tamu panti.

"Jadi, apa aku bisa bertanya beberapa hal kepadamu?" Len sepertinya tidak mau berlama-lama di panti asuhan ini, sesuatu telah membuatnya ingin cepat-cepat mengetahui kebenaran akan dirinya sendiri.

"Tentu saja, tapi, pertama aku ingin kau mengetahui bahwa kemarin Rin bertanya kepadaku sama sepertimu kelihatannya dia sangat ingin mengetahui sesuatu,"

"Rin? Siapa dia?," Len terlihat bingung,

"Dia adalah seorang penyanyi, sekaligus kembaranmu, kalian dikirim ke panti asuhan ini.,"

"Aku punya kembaran?! Yang benar?!,"

Len terkejut mendengar dia memiliki seorang kembaran.

"Ya, dia datang bersamamu di kereta bayi itu." Ujar pengasuhnya sambil menunjuk sebuah kereta bayi dengan dua tudung. "Dan bersama surat ini..," lanjutnya lirih, seraya menyerahkan kertas usang yang disebut surat itu ke tangan Len.

Len mulai membaca kertas usang itu..


.

.

Untuk: Panti asuhan Kodomo no Egao

Dengan berat hati kami menyerahkan kedua putra dan putri kami, mereka kembar.

Yang perempuan ini bernama Kagamine Rin, sedangkan yang laki-laki ini bernama Kagamine Len.

Kami berharap bisa menjaga anak-anak ini dengan tangan kami. Tetapi, sayang sekali kami tidak bisa melakukannya karena kekurangan kami sebagai orang tua.

Tolong jaga anak-anak ini.. Kami berharap bisa bertemu anak-anak kami ini kelak.

.

.


"Jadi aku dilahirkan kembar? Apa kau pernah melihat orangtua kami? Seperti apa mereka?,"

"Pernah, sekali. Saat mereka berjalan gontai setelah meninggalkan kalian di depan pintu, Aku tidak melihat mereka secara jelas." jawabnya dengan lirih lagi.

"Kenapa kau tidak mencegan mereka untuk tidak meninggalkan kami di panti asuhan ini?" ujar Len mendesak, dan sedikit jengkel.

"Tidak, karena aku tahu, orang tua kalian sangat terpaksa meitipkan kalian di panti asuhan ini," Jelas

Len melenyapkan perasaan jengkelnya, Dan akhirnya dia memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan,

"Sekarang, Rin, yah kau tahu- kembaranku itu kediamannya berada dimana?"

"Maaf Len, aku tidak tahu. Tapi sepertinya kalian sedang saling mencari satu sama lain."

"Benarkah Rin sedang mencariku? Seperti apa rupanya sekarang?"

Pengasuhnya kemudian mengambil sebuah majalah dengan sampul seorang perempuan dengan paras seperti Len yang didandani seperti wanita, yang kemudian di berikan kepada Len.

Len memperhatikan "Oh, jadi ini adalah Rin kembaranku itu?" Len tercengang sepersekian detik, tapi kemudian dia bisa menguasai diri lagi.

"Iya, dia adalah Rin Kagamine, seorang penyanyi terkenal, anak asuhku, dan kembaranmu." Dia menambahkan dengan lirih lagi. "Dia penyanyi terkenal, tetapi orang orang di media masa berkata bahwa dia adalah pribadi tertutup dan tidak mau berbicara jika tidak dalam keadaan on air, atau sedang melakukan talk show."

"Benarkah? Sepertinya aku harus menemuinya. Apa kau pernah memperlihatkan fotoku kepadanya?"

"Ya, tentu saja aku memperlihatkannya kepada Rin, tentu aku memperlihatkannya apalagi kalian telah berpisah selama 23 tahun." Kali ini dia mengatakan dengan nada haru bukan dengan nada lirih lagi.

"Ah, syukurlah kalau begitu. Mm, kapan Rin terakhir ke sini?"

"Baru 2 hari yang lalu, seperti kau. Dia bertanya hal-hal mengenai dirinya dulu, sewaktu aku masih mengasuh kalian."

Mata Len berbinar. Kemudian dia melanjutkan "Astaga, aku harus mencari Rin!,"

"Len, ucapanmu itu sama persis seperti Rin..," Pengasuhnya dibuat tercengang oleh ucapan Rin dan Len.

"Haha, sepertinya naluri kami yang menyuruh kami mengatakan hal yang sama.," Len tersenyum, kemudian dia berpamitan kepada pengasunya, dan pergi meninggalkan panti menggunakan mobil Chevrolet berwarna hitam dan silver.

Kendaraan itu terus melaju sampai ke kediaman seorang Kagamine Len. Rumah Len terletak di atas bukit yang pemandangan luarnya adalah pusat Tokyo langsung.

Saat Len melangkah masuk ke rumahnya, ruang tengahnya yang bernuansa mosaik, dengan ornamen klasik dan disambut oleh pelayan-pelayan di rumahnya, Len telah melepaskan Tuksedonya dan memberikannya kepada seorang pelayannya.

Kemudian Len menepuk tangannya sekali. Dan para pelayannya meninggalkannya patuh, dan Len naik ke kamarnya di lantai atas.

Len berbaring di tempat tidurnya, sementara, otaknya sedang memutar cara untuk menemukan Rin.

.

.


.

.

Kagamine Len POV

Ah, mengejutkan, ternyata aku terlahir kembar.

Kagamine Rin, dia seorang penyanyi? Sugoi! Aku harus mencari tahu! Eh? Aku bisa mencari di Internet kan? Kalau dia seorang penyenyi terkenal, pasti banyak artikel yang memuat tentang Rin kan?

Baiklah, aku akan mencari tahu Rin lewat Internet, dan jika beruntung aku bisa mengetahui keberadaannya.

.

.

Hmm, ternyata Rin itu seorang soloist. Aku pikir dia itu vokalis sebuah band atau apalah itu, ternyata dia adalah seorang soloist, dan setelah ku dengarkan, suaranya itu keren! Yah, memang berbeda denganku. Secara, dia adalah seorang perempuan, sedangkan aku adalah laki-laki, walau ditakdirkan kembar bukan berarti segalanya sama kan?

Ah, iya! Aku sudah mendapatkan dimana keberadaan Rin. Aku mengetahuinya dari salah seorang penggemar setia Kagamine Rin, yah, sebenarnya agak aneh menurutku, Rin menyebut fans nya itu "Rinsomnia" alasan dari penggemar Rin yang satu ini cukup menarik.

"Rin bilang, dia menyebut kami Rinsomnia itu karena agar kami selalu mengingat Rin sepanjang hari. Hehe, begitu katanya." Itu kata penggemarnya. Dan cukup, lagi-lagi hal yang tidak penting.


Drrrrrttttt… Drrrrrttttt

Eh? Handphoneku bergetar? Oh telepon masuk.

"Yap? Shion? Len disini."

"Len, berita besar. Ada seorang client yang meminta kau menangani masalahnya."

"Memang siapa sih client itu?"

"Dia Kagamine Rin! Artis dan penyanyi terkenal itu!"

"Astaga.."

"Ada masalah apa Len?"

"Rin adalah kembaranku! Kami sudah 23 tahun tidak bertemu. Kami terpisah karena di adopsi oleh dua pasang orang tua yang berbeda."

"Apa?! Jadi Rin adalah kembaranmu?"

"Iya, begitulah. Bisakah kau bilang bahwa aku tidak bisa dan tidak ingin menangani urusannya? Aku ingin menyelidiki siapa dirinya terlebih dahulu. Aku masih penasaran dengan Rin."

"Mm, baiklah. Aku akan mengatakan kepadanya dan aku akan menggantikan tugasmu. Haha, sebenarnya kau merugi tahu Len. Seharusnya kau menangani Rin, sebagai Client dan sekaligus kembaranmu itu."

"Jangan buat aku menyesali keputusan yang kubuat sendiri Kaito Shion. Dan cepatlah katakan kepada Rin bahwa aku tidak bisa menangani urusannya."

"Okay, baiklah. Maaf sudah menggodamu tadi, haha. Sampai jumpa di kantor besok."

Klik!

Apa?! Rin ingin menjadi clientku? Apa yang kuperbuat?! Apa keputusan yang kuambil ini benar? Ah! Baiklah, kita urus saja nanti masalah ini. Yang jelas aku masih harus menyelidiki pribadi Rin- kembaranku itu sendiri! Aku harus bisa menemukan kebenaran yang lain lagi, siapa tahu ada informasi yang lebih mengejutkan.


.

.

To Be Continue~ XD

See you on the next chapter! I will be there to tell how this story ends to you.