Marry you?! That Fucking for you!
Chapter 1
Beberapa orang keamanan mengejar seorang pencuri di tengah keramaian Uchiha Mall, dengan lincah pencuri itu berlari di elevator menuju lantai satu –menuju pintu masuk Mall.
"Tangkap!pencuri!"teriak petugas keamanan.
Sementara itu, rombongan orang-orang berjas tampak sedang sibuk, sang Direktur muda berambut hitam itu memperhatikan penjelasan dari si Manager pemasaran dengan name tag Namikaze Minato. Sementar orang-orang di belakangnya pun ikut memberi penilaian.
Meski bergitu, Direktur muda kita ini tampak tidak focus. Menghelai napas panjang, berusaha memutar otak untuk mencari jawaban dari permasalahannya yang amat sangat rumit. Salah langkah sedikit saja, maka akan berakibat patal untuk masa depannya.
Apa yang harus aku lakukan?!, pikir Sasuke galau rupanya.
Terlalu larut dalam pekirannya, pria berambut ayam satu ini tak menyadari bahwa pencuri tadi hendak menerobos.
"awaaaass!"teriak seorang gadis dari atas.
Membuat kumpulan pria berjas itu mendongakkan kepalanya, seolah menemukan jawaban atas masalahnya Sasuke tersenyum senang. Tak menyadari jika si Manager melotot horor, pada seorang gadis bersurai pirang yang meloncat dari lantai dua.
Bugh..
Hening.
Sasuke menatap lurus gadis berseragam SMA itu, yang sukses mendarat tepat di tubuh si pencuri. Tatapan keduanya bertemu, saphir bertemu onix, dan siang bertemu malam.
Deg.
Selama 25 tahun hidupnya, Uchiha Sasuke belum pernah merasakan jatuh cinta. Dan kini dimulailah perjalanan cinta pertamanya...
.
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : typos, gaje, abal, meinsetrum, dll.
Langsung saja...
.
.
"kalian tau, okaa-san dan otou-san sudah tidak muda lagi. Sudah sewajarnya kalian mencari pendamping, setidaknya biarkan ibumu menimang seorang cucu sebelum meninggal"jelas Mikoto ekstrim.
Sementara keduanya tampak terdiam, tak berniat menanggapi penjelasan ibu mereka sejak sejam yang lalu. Terlalu berbahaya, jika mereka salah kata sedikit saja.
"apa tak ada satupun wanita mau dengan kalian?"tanya Mikoto menusuk.
Sasuke menghentikan acara makannya, menatap ibunya dan membuka mulut"tapi, kaa-san. umurku masih dua li..."
"Shut up!"bentak Mikoto membuat Sasuke sedikit terlonjak kaget, "kau lihat aniki-mu?"tangannya menunjuk wajah Itachi, membuat tubuh Uchiha sulung itu menegang.
"dia sudah 30 tahun, Astaga! Aku bahkan sudah melahirkan dua anak saat itu"ujar wanita Uciha ini sedikit mendramatisir, menatap Sasuke penuh harap. "setidaknya, jangan biarkan keriput memakan wajahmu, nak"lanjutnya lagi-lagi menunjuk keriput di waja Itachi.
Astaga.. Demi Conan Edogawa yang tak pernah menua. Ini tanda lahir, bu! TANDA LAHIR!, jerit itachi dalam hati.
Dan apa-apaan wajah menahan tawa milik ayah dan adiknya itu.
Tak pernah Itachi merasa seterhina ini. Hello, ia adalah bujangan yang paling di cari di dunia. Wajah tampan, otak brilian, dan harta yang tak habis 7 turunan. Tentu, semua wanita pasti menginginkannya.
"jadi bagaimana keputusan kalian?"tanya Mikoto mengubah keadaan kembali mencekam.
Siapa yang menyalakan lagu horor saat ini?! jika kau, tolong matikan.
Mencoba memberi sinyal kepada ayah mereka, tapi pria itu malah memalingkan wajah. Seolah tak tertarik ikut campur dalam urusan anak-anaknya, bisa-bisa ia tidur di sofa jika membela kedua anaknya itu.
"aku sudah selesai"ucap Itachi, beranjak dari meja makan.
"aku juga"Sasuke ikut ninbrung rupanya.
Wanita tua itu menggeram marah, merasa di acuhkan oleh kedua putranya. "hey, hey, dengarkan perkataan, Okaa-san. Sasuke! Itachi!"panggilnya pada kedua putranya yang sudah beranjak.
Mengejar kedua putranya dengan beringas, Uchiha Mikoto, wanita paling anggun kini menjelma menjadi iblis dengan pisau di tangannya. Membuat Itachi dan Sasuke berlindung di dalam mobil mereka.
Bagaimana bisa ibu mereka seseram itu, batin Sasuke dan Itachi kompak.
"Bawalah foto seorang gadis minggu depan, jika tidak kaa-san akan menyeret kaiian ke pelaminan hari itu juga. INGAT ITU!"teriak Mikoto, mengiringi kepergian mobil kedua putranya.
-lol-
"gomenasai Uchiha-san"ucap Minato menyesal, menunduk 90o memohon maaf atas sikap putrinya.
Sementara Sasuke menatap gadis di depannya, yang baru di ketahuinya bernama Namikaze Naruto. Menilai gadis itu dari ujung rambut sampai kaki, ia memberi nilai 90 untuk kecantikan alaminya.
Sementara gadis belia itu menatap acuh Sasuke, "bisakan aku pulang sekarang?"tanya ketus.
Dasar si pantat ayam sialan, umpat Naruto kesal dalam hati.
"tidak bisa, nona"jawabnya kekeh, masih ingin menahan Naruto di sini.
Gadis itu memutar bola matanya malas, bersidekap sambil menatap lurus Sasuke. Mengingat-ingat kapan ia pernah bertemu dengan pria ini?! ah iya, majalah milik Sakura.
"Uchiha-san... aku ini anak SMA yang sangat sibuk, jadi bisakah anda membiarkanku pergi?"pintanya sambil tersenyum manis, "bukankah, seharusnya anda memberiku penghargaan karena telah menangkap pencuri di Mall-mu"lanjutnya masih dengan senyuman manis yang di paksakan.
Sasuke bertepuk tangan dalam hati akan keberanian gadis di depannya, tapi tentu ia tak akan melepaskan mangsanya begitu saja. "saya beritahu Nona Namikaze, tindakan barbar anda tadi hampir saja mencoreng nama baik Mall kami. Bagaimana jika anda terluka atau.. mati?"balas sasuke sedikit dramatis.
Braakkk...
Menggebrak meja di depannya kesal, hormon remaja Naruto benar-benar meningkat drastis.
"dengan atau tanpa persetujuanmu, brengsek. Aku akan tetap pulang"amuknya kesal sebelum beranjak pergi, meninggalkan Minato yang syok dan Sasuke yang terdiam.
Bruukk..
Menendang pintu dedapannya, gadis itu benar-benar kesal rupanya.
Membalikkan tubuhnya, gadis itu mengacungkan jari tengahnya dengan seringai mengejek. "fuck you, Uchiha"umpatnya sebelum menghilang di balik pintu.
Sementara Minato hanya membatin miris dengan kelakuan putri semata wayangnya. Ah, pekerjaanku, jerit batinnya.
-lol-
Drrrt...
"moshi- moshi"sapa Naruto pada seseorang di sebrang sana.
/"NARUTOOOO! Kau tadi kemana saja?!/
Menjauhkan teleponnya sedikit dari suara melengking Sakura, mengorek telinga yang mendengung. "aku ada urusan sebentar, gomen"ujarnya.
/"kupikir kau kenapa-napa. Kami khawatir tau"/
Naruto tersenyu tipis, menendang-nendang udara kekanakkan. "iya, iya, Sakura-chan"
Haaah... senangnya masa muda.
-lol-
Memarkir mobil di bagasi, Minato berrjalan lunglai menuju rumahnya. Terlalu lelah dengan kedian di tempatnya bekerja tadi, beruntung Bos tak memecatnya.
Cklek...
"tadaima.."
"okaeri.."terdengar sahutan dari dapur, dilihatnya Naruto yang sedang memasak makan malam.
Mendudukkan tubuhnya, mata birunya memandang takjub makanan di hadapannya. Ah, putrinya memang pandai memasak, mengingatkannya pada mendiang istrinya –Kushina.
Gadis remaja itu melepsakan apron di tubuhnya, dan ikut mendudukkan tubuhnya di hadapan Minato. Wajahnya tampak gugup, namun Minato terlalu pokus pada makanannya.
"bagaimana pekerjaan tou-san hari ini?"tanya Naruto khawatir.
Bagaimana pun, hidupnya di pertaruhkan di sini. Bagaimana jika si pantat ayam itu memecat ayahnya?! Membuatnya ayahnya frustasi dan menjadi seorang pemabuk, kehabisan seluruh harta hingga menjualnya ke bar untuk menjadi cabe-cabean.
Oh, tidak. Ia tak dapat membayangkan semua itu, batin Naruto.
Menghentikan acara makannya, pria itu menatap putrinya sejenak, membuat gadis itu gugup. "baik"jawabnya dan memasukan kembali nasi dan miso ke mulutnya.
Sementara Naruto menghelai napas lega, setidaknya masa depannya aman.
"dan, oh"ucap Minato seolah mengingat sesuatu, membuat Naruto mengeryit heran. "Uchiha-san, menipkan salam untukmu"lanjutnya.
Hey! Apa maksudnya itu?!
Kenapa ia merasa seperti menjadi kembang desa yang sedang mencari jodoh.
-lol-
Sai mengeryit heran dengan aura Sasuke hari ini, bosnya itu tampak lebih eum... berkilau mungkin?
"apa kau baik-baik saja, Sasuke? Rambut pantat ayammu tampak lebih seksi hari ini"tanya Sai absurd, dengan senyumannya.
Sementara Sasuke molotot galak, Sai benar-benar merusak suasana hatinya. Mengingat-ingat bagaimana bisa ia menerima si mulut pedas itu menjadi Sekertarinya, ah setidaknya Sai bukan penjilat dan memiliki kinerja yang bagus. Meski satu kekurangannya, yaitu tadi, mulut kotornya.
"bagimana jadwalku hari ini, Sai?"tanya Sasuke to the point, mengacuhkan perkataan jahat Sai tadi.
"anda ada meeting dengan perusahaan Jerman setengah jam lagi, jam 10 : 00 ada rapat dengan beberapa investor mengenai cabang baru di Yokohama. Setelah itu kita akan ke terbang Suna untuk melihat perkembangan di sana. Dan saya telah menyiapkan jadwal penerbangannya"jelas Sai terlihat profesional.
Sasuke menggangguk paham. Terdiam sejenak sambil menatap Sai intens, dalam hati ia berpikir untuk bertanya kepada Sai tapi ragu akan jawaban pria klimis itu.
"menurutmu hadiah apa yang di sukai wanita?"tanya Sasuke akhirnya.
Sai tersenyum, ah sepertinya Sasuke tertarik pada seseorang. "aku lebih suka bunga bank di bandingkan bunga lainnya, Sasuke. Atau kau bisa memberiku kenaikan gaji"jawab Sai nyeleneh, membuat Sasuke drop.
Memangnya siapa yang bertanya apa yang kau inginkan ,Sai?
"tapi... biasanya mereka menyukai coklat, perhiasan, boneka, atau mungkin bunga?"lanjut Sai.
Coklat? Perhiasan? Boneka? Bunga?
Menyeringai senang, Sepertinya Sasuke sudah mendapatkan ide.
"kirim buket dan coklat ke kediaman Namikaze, Sai. Dan tulis Uchiha Sasuke sebagai pengirimnya"
Sai menggangguk.
"dan.. carikan aku data Namikaze Naruto secepatnya"
-lol-
Keringat mengucur di dahi Naruto, tubuhnya basah bermandikan peluh. Tetapi gadis itu masih tetap mendrible bolanya menuju ring, menshotnya dari jarak yang cukup jauh dan berakhir dengan geraman kesal.
Mengetahui jika berat badannya naik 5 kg membuat gadis ini kehilangan konsentrasi rupanya.
Mengistirahatkan tubuhnya sejenak di dekat teman-teman prianya yang sudah menyerah terlebih dahulu, tak peduli jika gadis galak itu akan memanggil mereka 'pecundang'.
"kau terlalu berlebihan, Naruto"ujar Kiba.
Membungkam mulutnya saat gadis itu mendelik, berurusan dengan Naruto yang sensitif bukanlah hal yang baik. "shut up, puppy"ancamnya, kemudian beranjak pergi.
"hoam... sebaiknya kau jangan mengganggunya, Kiba"saran Shikamaru, baru bangun dari tidur cantiknya.
"memangnya dia kenapa?"tanya Kiba heran.
Shikamaru memutar bola matanya malas, terkadang Kiba terlalu cerewet untuk ukuran seorang pria.
-lol-
"uuum... seragammu bau keringat Naruto"ucap Sakura, menyemprotkan farfume miliknya pada tubuh Naruto. Membuat gadis pirang itu tebatuk hebat, karena wanginya yang menyengat.
Ugh, ia jadi seperti cabe-caben.
"hentikan, Sakura"ucap Naruto kesal.
Sementara Sakura mengerucutkan bibirnya lucu, "seharusnya kau lebih feminim, Naruto"
Menaikkan sebelah alisnya, "aku feminim, kok"sanggah Naruto.
Mendengus geli dengan apa yang Naruto katakan, "kalau begitu turunkan kakimu, kau tampak seperti preman"geramnya kesal.
Feminim dari mana coba?!
"ayolah, aku tampak lebih seksi dengan gaya seperti ini"ucap Naruto PD dengan nada sing a song.
"mana rasa malumu, Naruto?! Kau mengekspos pahamu!"
Neruto melotot pada pria yang melirik padanya, "melihat ke sini, kucolok kau"acamnya, membuat pria-pria mengalihkan pandangannya kompak.
Tawa Ino menggema di telinga keduanya, sepupunya itu berjalan mendekat seolah tertarik dengan perdebatan dua sejoli itu. "Sakura benar, Naruto. Bisa-bisa tak ada pria yang menginginkanmu"
Naruto tertawa mengejek, "mudah bagiku mendapatkan pacar. Setidaknya urus saja kisah cintamu dan si rusa yang tak peka"ejeknya, sambil menjulurkan lidah.
Menggeram marah, hampir saja ia menerjang Naruto jika saja Sakura tidak menahannya. Sementara di empunya tampak acuh dan asik menatap ke luar jendela.
-lol-
Minato menelan ludahnya gugup, saat Sasuke tiba-tiba memanggilnya. Apakah bosnya masih kesal dengan kejadian kemarin?!
"ada apa anda memanggil saya, Uchiha-san? Apa saya melakukan kesalahan?"tanyanya was-was.
Sasuke berusaha bersikap ramah pada calon mertuanya –untuk kedepannya, "silahkan duduk, Namikaze-san"ucapnya yang bagaikan perintah mutlak di telinga Namikaze Minato.
"bagaimana kabar anda?"tanya Sasuke sekedar basa-basi.
"ba..baik, Uchiha-san"jawabnya, kentara sekali dengan ekspresi gugupnya saat ini.
"apa pekerjaan anda baik-baik saja?"tanya lagi.
Bunuh saja aku, jerit Minato tertekan dengan keadaannya saat ini.
"ya. Semuanya baik, anda bisa memeriksanya jika mau? Saya bisa membawanya kemari"jawab Minato.
"ah, tidak perlu"tolak Sasuke, bukan itu yang ia inginkan. Haah.. sepertinya ia tak pandai berbasa basi, "bagaimana kabar, Naruto?"tanya Sasuke akhirnya.
Mengeryit heran dengan pertanyaan atasannya, Minato mulai merasa tidak enak. "baik"
"Minato-san..."ucap Sasuke manatap Minato serius.
Jangan, nak. Aku masih mencintai Kuzhina, pikir Minato mulai gila rupanya.
"...saya ingin menikahi, Naruto"lanjutnya mantap.
Hening.
Minato kicep.
"NANI?!"
.
.
Owari
"kiriman"ucap seorang kurir.
Menyerahkannya pada Naruto setelah gadis itu menandatanganinya, membaca siapa pengirimnya gadis itu mengeryit heran.
Bunga di tangannya remuk saat matanya melihat sebuah bingkisan lain.
Coklat.
"dia benar-benar dendam padaku rupanya"gumam Naruto.
.
.
Tbc or no?
Hai! Ran datang dengan cerita gaje baru lagi. \(^o^)/
(bukannya nyelesain fic lo ya lain)
Gomen-gomen, abis gemes sih. ^^. Cerita kali ini muncul saat Ran mikirin cara jahat nyiksa si Teme. Hahaha #smirk
Mohon kritik dan sarannya.
Review please?
