Strawberry Lips
Assassination Classroom © Matsui Yusei
Haikyuu! © Furudate Haruichi
Rated: M
Warning & Disclaimer: Ini fanfik slash dengan karakter yang tidak—belum /wink wonk/—canon sebagai pecinta sesama jenis, belum lagi di crossover, bertemakan dewasa, dan ambigu sekali, pembuat fanfiksi tidak bertanggung jawab atas segala keabsurd-an dan ketidak masuk akalan fanfik, cuma kiranya memiliki plot yang tidak boleh atau boleh digunakan kembali, salam!
.
.
.
Agustus 2017
Karma melangkah cepat dan keras, wajah sewarna dengan surainya, ia marah. Dibukanya pintu apartemen yang sudah ia tinggali selama dua tahun terakhir itu dengan kasar. Menutupnya kembali, sejenak ia berhenti untuk menarik nafas. Ia lalu mengambil pistol dari saku celananya, dan menembakkannya pada satu arah dimana seorang yang tinggi sedang duduk di sofa milik Karma.
Roommate-nya menghindari dengan mudah, menganggukan kepalanya kedepan bagai ia sudah terbiasa—ah tidak, ia memang sudah terbiasa dengan itu. Tangan panjangnya kemudian meraih cangkir teh di atas meja depan sofa, menyeruputnya habis, manik coklat keemasan akhirnya bertemu dengan warna merkuri.
"Heeeh, hari buruk lainnya? Karma," ia dengan menyeringai, bertanya.
Ujung pistol masih terarah ke kepala teman se-apartemennya, Karma mendengus, "Diam kau, Kei!" pistol akhirnya ia turunkan, Karma berjalan cepat ke arah pemuda bersurai blonde itu. Ia tak peduli dengan protes yang keluar dari mulut Kei ketika cangkir yang dipegangnya menghantam lantai dan berubah menjadi ratus serpih tajam yang tak berguna—tidak menurut Karma yang memang merencanakannya.
"Hey, bukankah itu QZS-92 milikku—" Karma menutup mulut Kei dengan ciuman, "Bisakah kau diam sebentar saja?"
Dijawab dengan keheningan, Karma kembali menyatukan bibirnya denga Kei, masih memegang pistol, sementara tangannya yang lain meremas rambut belakang kepala Kei.
Karma tidak pernah mencium dengan lembut, ciumannya selalu kasar dan tidak sabaran. Tapi Kei tidak pernah bilang ia tidak suka, sebaliknya, ciuman Karma adalah candu, karena tidak sering ia merasakan stroberi saat berciuman dengan orang lain—walau ia bersumpah untuk tidak menyuarakkan pendapatnya itu pada Karma.
Si helai merah yang berinisiatif mengakhiri taut bibirnya dengan Kei, pistol ia masukkan ke saku celana si blonde, "Kau mencuri teh stroberi-ku," itu bukan pertanyaan maupun protes, lebih seperti pernyataan.
"Mhmm," Kei menanggap, mulai beranjak untuk membersihkan pecahan cangkir di bawah kakinya, namun Karma punya rencana lain, ia mengambil satu pecahan cangkir yang paling besar dan dengan cepat menganyunkannya dekat dengan wajah Kei.
Merah, yang keluar dari bibir Kei membuat Karma menyeringai, ia dengan cepat mengabaikan pecahan keramik di tangannya dan membuang benda itu ke lantai, kemudian bibirnya kembali menyatu dengan milik teman se-apartemennya, lebih puas karena kini ia dapat merasakan rasa besi. Karma menggigit tepat di luka yang ia ukir di bibir bawah Kei, membuat pemuda berkacamata itu menderik terkejut akan rasa sakit yang dirasakannya.
Mengakhirinya, Kei dengan kernyitan kesal di wajahnya memprotes, "Kau tahu jika aku tidak suka bermain menjadi masokis kecilmu, Karma."
Karma membenahi posisi duduknya, tangan menggapai remot televisi untuk mengganti channel ke acara superhero kesukaannya, "Karena itu aku melakukannya."
"Aku membencimu."
"Aku juga mencintaimu~" Karma membalas dengan keceriaan palsu.
Kei mendengus, untuk kedua kalinya beranjak mencoba membersihkan serpihan keramik cangkir yang tadi ia gunakan sebagai tempatnya meminum teh stroberi milik Karma, beruntungnya, Karma tidak lagi mengganggunya.
Selesai ia memastikan bagian lantai dekat sofa bersih dari serpihan keramik, Kei duduk di sebelah Karma.
"Jadi kali ini ada apa lagi?" Kei inisiatif memecah keheningan.
Karma memutar pasang bola matanya jengah, "Menurutmu siapa lagi?"
"Oh hahaha," Kei tertawa miris, "kenapa tidak kau menyerah saja? Mengaku kau menyukainya dan menerima tawaran seks panas di dalam jeruji bersamanya? Kalian sama-sama psikopat, jadi apa masalahmu?"
"Lebih baik aku mati."
"Ahh hahahaha, oh tidak, aku terlanjur membayangkannya, hahaha," Kei berlagak menghapus air mata palsu di ujung matanya, sedikit mengangkat kacamata ber-frame tebal yang menghiasi wajahnya untuk menyempurnakan aktingnya.
Off-guard, tindakkan lincah Karma selanjutnya berhasil menyemat tubuh Kei di bawahnya, si surai merah kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga si kacamata, berbisik;
"Hey Kei, malam ini aku yang di atas."
.
.
.
BYE!
Shameless note: Haii, lama ga mampir ke fandom ini, setelah tersakiti dengan fandom boyband(?), dan terpental ke fandom Haikyuu! lagi (tambahan: Osomatsu-san) akhirnya kembali—setengah kembali—ke fandom ini. Perasaanku? Oh rasanya mual sekali hahaha… this is my second attempt of crossover, yang satunya? Dihapus karena malu hahahaha. Btw fanfiksi berwujudkan multichapter atau kumpulan drabble ini adalah proyek lama yang dihidupkan kembali, karena aku coret-terobsesi-coret suka dengan duo sassy(s) dari kedua anime. Hmm… last—karena takutnya note ini bisa-bisa mengubah drabble menjadi oneshot—tolong maafkan ketidak konsistenan dan keambiguan fanfik ini, juga tinggalkan apresiasi sepantas karya ini perlu diapresiasi! Love you~
