Naruto punya Mbah Kishimoto bukan punya saya...
Tapi cerita ini punya saya kok, asli deh ciyus ... :3
Warning : Rated-M anak kecil dilarang masuk! Hati-hati ranjau typo!
Pair : SasuHina (always!)
Don't like must read! *author maksa*
.
Gadis itu selalu menunduk, ia cenderung menutup diri dari sekitar. Matanya yang berwarna lavender –nyaris putih- serta kulitnya yang pucat dengan rambut indigo panjangnya yang menutupi punggung. Bentuk tubuhnya yang menggoda tersembunyi oleh seragamnya yang kebesaran. Dia, gadis suram yang terabaikan.
.
"Hoy Teme, kenapa belakangan ini kau suka sekali melihat jendela sih. Memangnya ada yang menarik yah? Jendela kelas kita kan menghadap lapangan upacara, bukannya disana cuma ada tiang bendera? Aku heran kenapa kau suka sekali melihat kesana, dan jujur saja aku suka ngeri saat kau tiba-tiba menyeringai padahal tidak ada sesuatu yang aneh disana. Kau tidak kesurupan kan? Hoyyyy Temeee...! Kau mendengarkanku tidak sih? "
"Berisik Dobe" Sasuke hanya mengerling sekilas kearah Naruto kemudian mengalihkan pandangannya ke arah jendela lagi .
"Ck kau ini memang aneh. Aku heran kenapa banyak gadis yang tergila-gila padamu. Padahal jelas-jelas aku lebih darimu, lebih tampan, lebih berwibawa, lebih mempesona, lebih pintar, lebih ... err lebih menggairahkan mungkin? "
"Cih urusai!" Sasuke meninggalkan Naruto dan bergegas menuju atap sekolah.
"Hey tunggu aku Temeee" Naruto segera membereskan bentonya yang bahkan baru dimakannya sedikit dan bergegas untuk menyusul Sasuke dan berpapasan dengan Sakura.
"Hey Sakuraaa, kau terlihat semakin cantik laksana Ibu Peri. Sore ini kita kencan yuk " Naruto mencoba melancarkan rayuan mautnya dan malah melupakan tujuannya untuk menyusul Sasuke.
"Kau menjijikkan Naruto, mana Sasuke-kun? Aku membawakan bekal untuknya, ohh Sasuke-hubby pasti belum makan ya? Kasian sekali diaaa..." Sakura melongok ke dalam kelas Sasuke dan Naruto.
"Dia baru saja keluar Sakuraa, lebih baik kau berikan saja bento itu untukku. Lagipula si Teme itu kan tidak pernah mau makan bentomu. Huahahaha lebih baik untukku saja"
"No Way! Never! Sasuke-kun sebenarnya sangat ingin memakan bentoku, tapi dia masih gengsi. Aku tau itu!"
"Sudahlah Sakura, menyerah saja. Si Teme itu tidak akan pernah mau makan bentomu. Oh hey Hinata" Naruto berpaling sejenak dari Sakura untuk menyapa Hinata yang hendak keluar kelas.
"H-hay Na Naruto-kun" Hinata membalas sapaan dari Naruto dengan gugup, wajahnya memerah. Namun saat Ia mengangkat sedikit wajahnya untuk mengintip wajah Naruto Ia justru menemukan Naruto yang langsung asyik menggoda Sakura.
'Harusnya aku sadar Naruto-kun tidak akan melihatku. Ia tidak akan bisa berpaling dari Sakura, dia bahkan menyapaku hanya untuk berbasa-basi saja. Sebatas formalitas'
.
Hinata bergegas meninggalkan mereka berdua sebelum genangan air di pelupuk matanya jatuh. Ia tentu tidak ingin menampakkan kelemahannya di depan Naruto. Ia ingin terlihat kuat.
Hinata melangkah dengan tergesa-gesa, ia mencengkram wadah bentonya dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Dia menuju ke taman belakang sekolah, tempat yang sejuk dan sepi. Ya sepi, setidaknya itu pendapatnya sebelum menemukan sepasang kekasih yang tengah berciuman dengan ganas dan Oh Tuhan yang benar saja tidak sampai dua meter dari mereka Hinata melihat teman sekelasnya sedang bercumbu bersama kekasihnya dengan pakaian yang tidak bisa dibilang lengkap. Ughh...
Wajah Hinata memerah, yang benar saja sejak kapan taman ini menjadi tempat untuk bercumbu. Hinata akhirnya memutuskan untuk ke atap sekolah, dia tahu bahwa tempat itu sangat jarang dikunjungi siswa karena letaknya yang amat sangat tidak strategis dan membuat tenaga terkuras banyak untuk mencapainya.
.
Hinata berlari di tangga, ia tidak sabar untuk segera ke atap. Begitu sampai di anak tangga paling akhir Ia segera mendorong pintu yang ada di hadapannya dengan kasar hingga menimbulkan suara berisik. Dia lalu berlari menuju ke bagian pinggir atap, merapat ke pagar dan kemudian berteriak dengan keras.
"Aaaaaaaa! Dasar Naruto bodoh! Menyebalkan! Persetan dengannya, persetan dengan Sakura! Aku benci kaliaaaannn!"
"Hyuuga, suaramu keras juga ya"
Bahu Hinata menegang, Ia cukup hafal dengan suara ini.
"U.. Uchihh-hass ... gomen ne Uchiha-san. Maaf mengganggu" Hinata berkata secepat mungkin dan segera memutar tubuhnya dan berlari menjauhi Sasuke namun...,
Grepp
Sasuke mencekal tangan kiri Hinata.
"Kenapa harus pergi Hyuuga? Kau takut denganku? "
"Aaa ak-ku aku t-tidak... mmm aku ttakut aa t-tid... bukkaann aaa akk-ku ttidak takk...kuut. G-gomen " Hinata gugup, sangat gugup. Ini pertama kalinya Ia berdekatan dengan Sasuke sejak peristiwa 'itu'.
"Kenapa kau gugup Hyuuga? Sewaktu kemarin kau menciumku kau terlihat sangat percaya diri dan tidak gugup"
Wajah Hinata memerah, tangannya yang tidak dipegang Sasuke meremas bagian dada seragam sekolahnya hingga tanpa Ia sadari salah satu kancingnya terbuka dan menampakkan belahan dadanya yang mulus.
"Kemana perginya keberanianmu itu Hyuuga? Kau tau saat itu ciumanmu benar-benar hebat. Aku jadi ingin mengulangnya lagi"
"C-cukup Uchiha-san! A-aku mmm mohon ma-maafkan akk... aku atas ke-kejadian ww...waktu itt-tu. Gomen!" Hinata menunduk dalam.
"Aaa kau tau Hyuuga, kau seperti sedang menggodaku sekarang"
Sasuke menarik Hinata ke bagian pojok dan menghempaskan Hinata ke tembok.
"Aaahh.." Hinata mengaduh dengan suara yang lirih saat punggungnya menghantam tembok.
"Kau bahkan baru saja mendesah Hyuuga, kau benar-benar menggodaku. Lihat kau bahkan sengaja melepas kancing seragammu untuk menggodaku"
Hinata tersentak kaget dan berusaha menutupi bagian dadanya namun tangan Sasuke bergerak lebih cepat. Ia mencengkeram kedua tangan Hinata dengan salah satu tangannya sampai Hinata meringis kesakitan.
"Sss sakit Uc..Uchihah-san..le-leppassshh"
"Suaramu sangat menggoda Hyuuga" Sasuke berkata dengan lirih di telinga Hinata. Dia dengan sengaja menghembuskan napasnya ke leher Hinata hingga Hinata merasa geli.
Bulu kuduk Hinata meremang saat dirasakannya sebuah kecupan mendarat di lehernya disusul dengan sesuatu yang basah menyentuh lehernya. Itu lidah Sasuke!
"Hentikannhh mmmhhh" Hinata berteriak berusaha menghentikan Sasuke namun ia justru mendesah saat lidah Sasuke bergerilya ke bagian belakang daun telinganya.
Hinata merasakan sebuah sensasi yang memabukkan, tapi logikanya menamparnya! Cukup! Ia harus menghentikan ini!
"Ucc...uchihhaa .. ahhhhhhhhhh... hennn..tikaaannnnnhhh mmmmh" Lagi-lagi Sasuke berhasil membuat Hinata terbuai dan melupakan logikanya.
"Aku tau kau menikmatinya Hyuuga" ucap Sasuke sambil salah satu tangannya yang bebas membuka kancing teratas seragam Hinata sehingga total kancing seragam Hinata yang lepas menjadi dua dan itu sukses menampakkan tulang selangka dan belahan dada Hinata yang menggoda.
Sasuke mencium dada atas Hinata dan menciptakan sebuah kissmark disana. Ia melepas kedua tangan Hinata saat ia merasa gadis di hadapannya tak lagi melawan. Kedua tangannya yang bebas bergerak menuju ke payudara Hinata, kemudian meremasnya dengan pelan. Sasuke bahkan bisa merasakan puting susu milik Hinata menegang akibat terangsang.
'Sial celanaku jadi terasa sempit' umpat Sasuke dalam hati.
Hinata melenguh, seluruh tubuhnya terasa lemas. Sesekali ia mendesah saat Sasuke menghisap dan mencium dada atasnya.
Salah satu tangan Sasuke bergerak menyusuri bagian punggung Hinata dan saat ia menemukan pengait bra milik Hinata dengan tergesa ia melepasnya.
Hinata yang telah terbuai oleh sentuhan Sasuke merasa tubuhnya semakin melemas dan merosot jatuh namun ditahan oleh Sasuke. Dengan sekali sentakan Sasuke lalu mengangkat tubuh Hinata tanpa menghentikan cumbuannya. Ia lalu menidurkan Hinata dan menindihnya.
"Hyuuga... " Sasuke berkata dengan lirih di telinga Hinata sambil meniup-niup daun telinga Hinata.
"Mmmmhhh " Hinata mendesah saat Sasuke menciumi telinganya dan dengan perlahan hidungnya yang mancung menyusuri pipi lalu menuju ke dagu Hinata menuju bibir Hinata dan mengecup perlahan bibir Hinata.
Sasuke lalu mengecup bibir Hinata sekali lagi dan ini adalah ciuman yang benar-benar panas!
Sasuke memasukkan lidahnya ke mulut Hinata dan mengabsen satu per satu giginya lalu menuju ke bagian atas mulut Hinata menggelitik langit-langit mulutnya dan itu sukses membuat Hinata melenguh dalam ciumannya.
Sasuke semakin bergairah , begitupun dengan Hinata. Wajah Hinata memerah dan seluruh tubuhnya di banjiri peluh, jujur saja Ia merasa sangat terangsang. Hinata merasakan celana dalamnya menjadi lembab.
Sasuke lalu menciumi leher Hinata lalu turun kebawah sampai ke dada Hinata. Ia mengangkat bra milik Hinata hingga membuat payudara Hinata menyembul keluar.
Dengan bernafsu Sasuke mencium dan menghisap dada Hinata, tangannya memilin puting susu milik Hinata yang berwarna merah muda.
"Aaahhhhhhhh Ssssaaasss...ukeeeeehhhhhh mmmhhhhhh" Hinata mendesah sambil mengangkat punggungnya membuat wajah Sasuke bertabrakan dengan dadanya.
Sasuke menyeringai tanpa mengentikan aktifitasnya, ia lalu menghisap puting susu milik Hinata dengan rakus membuat Hinata menggelinjang kegelian. Sesekali ia menggigit pelan puting susu Hinata dan mengakibatkan Hinata mendesis lirih.
Sasuke menelusupkan hidungnya kebelahan dada Hinata dan menghirup aroma lavender yang ada disana.
Tangan kanannya sibuk meremas payudara Hinata dan tangan kirinya mulai menjelajah bagian perut Hinata. Terus turun dan mengusap bagian dalam paha Hinata.
Dielusnya terus paha Hinata membuat Hinata semakin bergairah, dengan perlahan tangannya bergerak menyusuri paha Hinata menuju ke celana dalam Hinata.
Jemarinya mengelus celana dalam Hinata yang telah lembab.
Sasuke menyeringai menyadari Hinata telah basah.
Dengan penuh kehati-hatian Sasuke menelusupkan jarinya kedalam celana dalam Hinata dan itu sukses membuat Hinata semakin mendesah.
Merasa celana dalam Hinata mengganggu, Sasuke segera melepasnya dengan satu kali sentakan dan membuangnya dengan asal.
Sasuke menciumi leher dan dada Hinata sementara kedua tangannya sibuk dengan sesuatu di bawah sana.
Sasuke melebarkan paha Hinata dan meletakkan kedua kakinya diantara paha Hinata mencegah Hinata untuk menutup akses menuju surganya.
Dengan lihai Sasuke membuka resleting celananya dan mengeluarkan kejantanannya yang telah menegak sejak tadi. Akhirnya kejantanannya yang telah meronta-ronta sejak tadi bisa terbebas juga, terbungkus celana yang membuatnya sesak membuat kejantanan Sasuke terasa ngilu.
Jemarinya lalu membelai labium mayora milik Hinata, sesekali ia mengusapkan jarinya diantara kedua labium tersebut membuat Hinata semakin bergairah.
Ia lalu mencoba memasukkan salah satu jemarinya ke dalam vagina Hinata.
"Akhhh ittai..." logika Hinata kembali pulih,ia berusaha memberontak.
Sasuke menghentikan usaha untuk memasukkan jarinya ke vagian Hinata, sebagai gantinya ia lalu memainkan klitoris Hinata.
Hinata merasakan gelombang kenikmatan yang sangat besar, lagi-lagi ia melupakan logikanya.
Sasuke lalu mencium bibir Hinata dengan ganas membuat Hinata semakin terbuai.
Sementara itu di bawah sana Sasuke masih berusaha memasukkan jarinya ke dalam vagina Hinata dengan perlahan.
Namun tiba-tiba dengan satu kali sentakan jari Sasuke berhasil menerobos vagina Hinata.
"Akhhhh...hmmmm mmmmmhhhhh ahhhhh" jeritan Hinata berganti menjadi desahan saat Sasuke menciuminya semakin ganas.
Jari Sasuke yang berada di dalam vagina Hinata bergerak dengan perlahan kemudian semakin cepat.
Hinata merasakan gairahnya semakin naik, sensasi yang belum pernah dirasakannya ini membuatnya melayang.
Sasuke mempercepat gerakan in-outnya membuat Hinata semakin mendesah.
Hinata merasa sesuatu akan keluar dari tubuhnya, badannya mengejang dan punggungnya melengkung membuat payudaranya semakin menantang. Hinata orgasme. Orgasme pertamanya membuatnya kelelahan. Ia tergolek lemah dengan peluh yang membanjiri tubuhnya. Matanya sayu dan bibirnya sedikit terbuka.
Sasuke benar-benar menyukai pemandangan Hinata saat orgasme.
Sasuke lalu menggesek-gesekkan kepala penisnya ke bibir vagina milik Hinata namun logikanya melarangnya untuk melanjutkan hal tersebut.
Tapi nafsunya yang kini berkuasa, persetan dengan logika!
Ia bergairah sekarang, dan Ia butuh seks!
Kring kriiiiinggg krrrriiiiiiiiinnnnggggg...
Suara bel yang memekakkan telinga membuat kesadaran Hinata kembali, Ia segera mendorong tubuh Sasuke dan menutupi dadanya dengan kedua tangannya.
"Ccu-cukupp...hiksss...j-jangan sen..tuuhh ak-ku llagii..."
"Cih kau bahkan sangat menikmatinya tadi Hyuuga. Kau bahkan mendesah saat memanggil namaku. Aku tau kau sangat ingin melanjutkan ini kan? Keh jalang!" Sasuke menatap Hinata dengan pandangan merendahkan.
Dalam hati Sasuke merutuki kebodohannya, dengan gerakan cepat ia segera memasukkan kembali kejantanannya ke dalam celana.
"Hiks...hikss...a...ak-ku ttidak..." Hinata berhenti berbicara dan langsung berlari meninggalkan Sasuke sambil berusaha membenarkan pakaiannya sebisanya.
Dan Hinata bahkan tidak mengambil celana dalamnya yang teronggok di belakang Sasuke.
Sasuke mendesis lirih,
"Ssshh hampir saja! Dan kenapa kau justru mengatainya jalang Sasuke! Dasar bodoh!" Sasuke meninju dinding yang ada di depannya.
.
Hinata berlari menuju ke kamar mandi yang tepat berada di sebelah tangga. Ia lalu memasuki salah satu biliknya dengan tergesa dan menjatuhkan diri di kloset. Ia menangis meratapi nasibnya , kenapa Ia begitu mudah terbuai. Dasar bodoh! Hinata bodoh!
Hinata lalu menyalakan shower yang menggantung di dinding dan segera membasahi tubuhnya dengan air yang mengalir dari shower tersebut. Berkali-kali ia mengusap seluruh tubuhnya berharap ia dapat menghapus jejak yang dibuat oleh Sasuke.
Ia terus-menerus menggosok tubuhnya tanpa menyadari bahwa sudah hampir dua jam ia di dalam bilik kamar mandi ini.
Ia merasa lelah, dan dingin. Tubuhnya merosot turun menempel ke dinding bilik kamar mandi,tubuhnya terus tersiram air shower. Pandangannya menggelap.
.
Sasuke berjalan menuruni tangga dengan lesu, sudah dua jam lebih dia melamun disana.
Yeah selain melamun ia juga sempat bermasturbasi disana, bermasturbasi hanya dengan modal celana dalam Hinata. Keh menyedihkan!
Saat Ia hampir selesai menuruni tangga Ia mendengar sebuah jeritan dari kamar mandi wanita.
Sasuke yang merasa risih memutuskan untuk mempercepat langkahnya dan bergegas melewati kamar mandi wanita dengan cepat.
Sekilas Ia melihat helaian rambut berwarna indigo.
'Keh bahkan aku mulai membayangkan yang tidak-tidak. Dasar bodoh!'
To Be Continued-
.
.
.
Review anda menentukan nasib fic ini
So, tinggalkan jejak okeee ;)
Salam cinta dari author! Muamuamuamua :*
Coro-chan
