Main pairing : Park Chanyeol x Oh Sehun
Disclaimer : author cuma minjem nama2 member EXO yang disebutkan di sini
Warning : Yaoi, BL, mungkin typo dan gak ngikuti aturan EYD sama sekali
"Sehun harus pergi sekarang ya?" Ibu Sehun menatap anak lelaki bontotnya itu dengan tatapan sedih.
"Ibu..aku tidak kemana-mana. Kita masih ada di negara yang sama, aku hanya pergi ke ibukota, Seoul." Sehun menggenggam dan mengusap punggung tangan ibunya dengan lembut.
"Sehun benar," lanjut sang ayah, "Sehun pergi hanya ingin melanjutkan sekolahnya. Lagipula nanti ketika libur panjang, Sehun akan pulang ke rumah"
Sehun menyetujui ucapan ayahnya dengan anggukan.
"Ibu..Ibu bisa menghubungiku kapan saja ibu mau. Aku janji nanti ketika aku liburan aku akan pulang. Hyung juga masih tinggal bersama ayah dan ibu kan? Jangan khawatir.."
Ibu Sehun memeluk Sehun dengan erat. "Ibu hanya tak terbiasa jauh darimu, nak. Ibu pasti akan merindukanmu"
"Sudah..keretanya sudah mau berangkat. Nanti Sehun terlambat." kata Ayah Sehun.
"Ibu sudah menghubungi keluarga Park. Nanti mereka akan menjemputmu di stasiun. Kau jaga diri baik-baik ya. Jangan terlalu merepotkan mereka"
Sekali lagi Sehun memeluk kedua orang tuanya sebelum akhirnya masuk ke gerbong kereta. Dari kaca jendela, Sehun melambaikan tangan dan tersenyum. Memang sedih rasanya berpisah dengan orang tua, tapi ini yang Sehun mau, melanjutkan sekolahnya di kota metropolitan.
Di dalam kereta, Sehun membuka secarik kertas yang ia simpan sebelumnya di saku jaket denimnya. Ada sebuah alamat dan nomor telepon tertera di sana. Alamat di mana Sehun akan tinggal dan nomor telepon sang pemilik, yaitu keluarga Park. Keluarga Park dan keluarga Oh sudah mengenal dekat satu sama lain. Sehun dan Chanyeol, anak bungsu keluarga Park, merupakan teman masa kecil. Keluarga Park pindah ke kota Seoul ketika Chanyeol berumur 11 tahun dan kala itu Sehun berusia 9 tahun. Itu berarti sudah 9 tahun mereka tidak bertemu satu sama lain. Orang tua Chanyeol hanya sesekali menelepon orang tua Sehun, begitu pula sebaliknya. Sehun bahkan sudah lupa seperti apa wajah Chanyeol, mungkin sudah banyak perubahan. Dua tahun sejak kepindahannya, Chanyeol dan Sehun tidak pernah bertukar kabar lagi.
Ibu Sehun meminta tolong kepada keluarga Park untuk menampung Sehun di sana dan mereka tidak keberatan. Beberapa hari lagi Sehun akan masuk di universitas yang sama dengan Chanyeol.
Setelah beberapa jam duduk di dalam kereta, akhirnya tiba juga di tujuan. Sehun beranjak dan sedikit menggeliat untuk melemaskan otot-ototnya. Lalu ia menarik sebuah koper besar di tangan kirinya dan juga sebuah tas ransel yang sudah melekat di punggungnya. Sehun turun dari gerbong dan jalan menuju pintu keluar.
"Bibi Park?" Sehun menyapa wanita paruh baya yang tampak seperti mencari seseorang.
Sehun masih ingat betul wajah ayah dan ibu Chanyeol seperti apa.
"Aku Sehun.." Sehun mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Astaga anak lelakiku! Ini sunggu kau, Sehun? Ya ampun, kau jauh lebih tinggi sekarang" ibu Chanyeol mengusap-usap wajah Sehun dan memperhatikan dengan seksama. Ibu Chanyeol sudah menganggap Sehun seperti anak sendiri dan karena itulah beliau memanggil Sehun dengan sebutan 'anak lelakinya',
"Iya ini aku, Oh Sehun" Sehun tersenyum dan memeluk erat wanita itu.
"Aduh, kau jauh lebih rupawan sekarang. Ayo kita ke tempat parkir. Ayah sudah menunggu di sana."
Sehun menarik kembali koper besarnya dan berjalan mendampingi ibu Chanyeol.
"Kau ini dulu sewaktu kecil juga memanggilku Ibu, lalu mengapa sekarang kau memanggilku Bibi?" kata ibu Chanyeol.
"Hanya karena aku menghormatimu saja, Bibi.."
"Jangan panggil aku Bibi lagi ya. Aku lebih senang kalau kau memanggilku Ibu dan juga jangan memanggil Ayah dengan sebutan Paman juga ya.." ibu Chanyeol menepuk-nepuk punggung Sehun.
Sehun hanya tersenyum mengiyakan.
Dari kejauhan terlihat ayah Chanyeol sudah bersandar di sisi mobil. Sehun mempercepat langkahnya.
"Selamat sore, Paman.." Sehun berjabat tangan dengan pria paruh baya itu dan membungkukkan badannya.
"Sehun! Apa yang ku katakan tadi!" kata ibu Chanyeol dan memukul bahu Sehun.
"Eh iya, maaf..selamat sore, Ayah"
"Kau banyak berubah, nak. Kau lebih tinggi dan juga lebih manis sekarang. Pasti Ibu habis memarahimu sampai kau dipukulnya.."
Sehun hanya meringis.
"Sudah, ayo pulang! Sehun pasti lelah dan segera ingin beristirahat" kata ibu Chanyeol.
Sehun segera mengangkut barang bawaannya dan memasukkan ke dalam bagasi mobil lalu ia duduk di bangku penumpang di belakang.
"Harusnya tadi Chanyeol yang menjemputmu, tapi dia ada urusan jadi nanti kau baru bisa bertemu dengannya di rumah" kata ayah Chanyeol sambil mengemudikan mobilnya.
"Tidak apa-apa. Sudah ada yang menjemputku saja aku berterima kasih, daripada aku menuju rumah kalian sendiri nanti malah bisa tersesat" gurau Sehun.
xxxxx
"Nah Sehun, kau bisa pakai kamar ini. Dulu Yoora yang menempatinya tapi sekarang dia tidak di sini lagi. Yang di sebelah ini kamar Chanyeol." kata ibu Chanyeol sesampainya di rumah. Kamar mereka ada di lantai dua.
"Umm..memang Yoora noona kemana?"
"Dia bekerja di luar kota"
"Lalu kalau dia pulang nanti bagaimana?"
"Gampang. Itu urusan nanti. Lagipula dia juga tidak pernah lama kalau pulang kemari. Ya sudah, bersihkan dirimu lalu beristirahatlah. Nanti jam makan malam aku akan memanggilmu. Kamar mandinya ada di pojok sana atau di bawah di dekat dapur. Terserah kau mau pakai yang mana"
Sehun mengangguk, "Terima kasih banyak, Ibu"
Sehun memandang sekeliling sebelum masuk ke dalam kamarnya. Rumah milik keluarga Park lebih besar dibanding rumah milik Sehun. Sehun membuka pintu kamar dan melihat segalanya tertata rapi di sana dengan dominasi warna kuning pastel.
Sehun masih enggan membongkar isi kopernya. Sehun hanya mengambil pakaian ganti dan peralatan mandinya. Sehun memandang pintu kamar Chanyeol sebelum berjalan menuju arah kamar mandi. Ada sebuah hiasan kecil tergantung di pintu dengan tulisan inisal nama Chanyeol, PCY. Pikirannya melayang membayangkan seperti apa Chanyeol sekarang. Pintu kamarnya masih tertutup rapat, itu tandanya Chanyeol masih belum pulang.
Setelah ritual mandinya selesai. Sehun kembali ke kamarnya dan memilih merebahkan diri hingga jam makan malam tiba. Sungguh lelah rasanya duduk berjam-jam di kereta.
xxxxx
Ibu Chanyeol mengetuk pintu kamar Sehun untuk mengajaknya turun bergabung makan malam bersama. Sehun sudah merasa lebih baik dengan tidur sejenak tadi.
"Duduklah. Kau harus banyak makan, kau tampak kurus" kata ibu Chanyeol sambil menyendokkan beberapa lauk ke piring Sehun.
"Sebanyak apa pun aku makan, aku tidak akan bisa gemuk, Ibu.." keluh Sehun
Tiba-tiba terdengar deru motor sport memasuki halaman rumah.
"Itu pasti Chanyeol.." kata ayahnya.
Entah mengapa Sehun merasa berdebar-debar. dirinya sungguh penasaran dengan Chanyeol saat ini. Apakah Chanyeol masih mengenalinya? Raut wajah Sehun mendadak berubah menjadi sedikit tegang.
"Aku pulang!" teriak seseorang ketika memasuki rumah.
Terdengar suara berat yang asing di telinga Sehun. Sehun mengernyitkan dahi.
"Ah tepat sekali kau datang ketika makan malam. Ayo sini!" kata ibu Chanyeol.
Sehun memandang lelaki itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tubuhnya sedikit lebih tinggi dari Sehun.
"Aku lapar.." tanpa memandang sekitar, lelaki itu langsung duduk di samping Sehun dan membuat Sehun tidak bisa melepaskan pandangannya.
"Eh ini�" lelaki itu menunjuk ke arah Sehun begitu menyadari ada orang lain di dekatnya.
"Ini Sehun, sayang. Kau lupa padanya? Dan Sehun,,ini Chanyeol.." jawab ibu Chanyeol.
Keduanya membelalakkan mata dan terkejut.
"Astaga Sehun?!"
"Hyung?!"
"Astaga! Kau berubah. Sungguh aku tak tahu kalau ini kau!" Chanyeol memeluk erat tubuh Sehun. Benar-benar rindu rasanya.
"Aduh!" Sehun mengerang.
"Chanyeol! Jangan terlalu erat memeluknya!" ayah Chanyeol memukul punggung anak bungsunya itu.
"Aduh Ayah!"
"Kasihan Sehun. Badannya itu lebih kecil darimu!"
"Sudah..sudah..kalian bertiga malah berisik. Habiskan dulu makan malamnya, dan Chanyeol..temu kangennya nanti saja" ibu Chanyeol menimpali.
Chanyeol dan Sehun menghabiskan makan malam mereka lebih cepat daripada orang tua Chanyeol. Sehun segera membawa piring kotornya ke dapur dan disusul oleh Chanyeol.
"Sehun! Biarkan saja. Biar nanti Ibu yang bereskan"
"Ibu tidak adil! Ibu selalu menyuruhku mencuci piring setelah makan, tapi tidak dengan Sehun!" teriak Chanyeol dari arah dapur.
"Sehun kan tamu. Biar saja!"
"Sini, hyung..kalau kau tak mau mencucinya" Sehun mengambil piring dan gelas kotor milik Chanyeol dari tangannya.
"Ah..terima kasih Sehunie" Chanyeol mengacak-acak rambut Sehun dengan lembut.
Selagi Sehun mencuci piring, Chanyeol berdiri di samping Sehun sambil terus mengamati kegiatannya.
"Ada apa hyung?" tanya Sehun, merasa dirinya diperhatikan.
"Sudah lama ya kita tidak bertemu. Aku hanya senang kau mau tinggal di sini. Itu artinya kita bisa bersenang-senang bersama lagi"
"Aku juga merindukanmu. Sungguh aku tadi tak tahu kalau kau yang datang. Suaramu berubah lebih berat dan juga kau tidak gendut lagi seperti dulu"
"Aku lebih tampan kan?" goda Chanyeol dengan percaya dirinya.
"Tapi sifat menyebalkan dari dirimu tidak berubah"
"Kau tidak menjawab pertanyaanku dengan jelas, berarti kau mengakui kalau aku tampan" Chanyeol menegakkan tubuhnya seperti menyombongkan diri.
"Aku yang lebih tampan!" jawab Sehun tak mau kalah.
"Aku rasa tidak. Kau berubah menjadi lebih manis. Ah, bukan..bukan,,tapi lebih cantik" Chanyeol tertawa terbahak-bahak.
Sehun pun memercikkan air dari kran ke wajah Chanyeol.
"Hei! Awas kau!"
Sehun berlari lebih dulu dengan lincahnya dan di kejar Chanyeol di belakangnya.
"Aduh..anak-anakku! Kalian ini sudah dewasa, masih saja bertingkah seperti anak-anak! Tetap tidak berubah ya.." ibu Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya melihat dua laki-laki dengan postur yang hampir sama tingginya itu sedang berlarian di dalam rumah.
Karena kelelahan, akhirnya Chanyeol berhasil menangkap Sehun dan menarik pergelangan tangannya.
"Ayo sini ikut aku!" Chanyeol menyeret Sehun yang masih terengah-engah.
"Ampun hyung!"
"Hei..mau ke mana?" tanya ayah Chanyeol yang sudah duduk menghadap televisi, melihat anaknya menarik Sehun dengan paksa.
"Ke kamar! Sehun berhutang banyak cerita padaku. Aku rindu padanya, Ayah. Dia harus menceritakan semuanya yang terjadi selama 9 tahun ini"
"Dia baru saja tiba, Chanyeol. Biar dia beristirahat dulu. Masih ada hari esok untuk kalian berbagi cerita"
"Tidak apa-apa, Ayah. Aku juga merindukan segala cerita dari Chanyeol hyung.." jawab Sehun.
"Ya sudah sana! Jangan macam-macam dengan Sehun. Ayah ingat dulu kau sering menggoda Sehun sampai dia menangis"'
Chanyeol hanya nyengir, "Tampaknya Sehun akan jadi anak emas di sini" ledeknya.
Ayah Chanyeol hanya membalas dengan tatapan tajam.
"Ayo sini.." Chanyeol terus menggandeng Sehun menuju kamarnya.
"Kau belum merapikan barang-barangmu kan? Jadi malam ini kau tidur bersamaku saja di sini" lanjut Chanyeol.
"Terserah lah..asal kau tidak menendangku nanti"
Sehun mengamati kondisi kamar Chanyeol dengan seksama. Kamar Chanyeol didominasi warna putih dan abu-abu. Ukurannya sama dengan kamar yang ditempati Sehun. Sebuah kasur berukuran cukup besar, sebuah lemari pakaian berwarna putih, meja belajar, dan ada rak kecil di sudut ruangan berisi koleksi figurin milik Chanyeol.
"Kau kuliah di tempat yang sama denganku pasti karena kau ingin dekat denganku kan?" tanya Chanyeol sambil merebahkan dirinya di kasur.
"Tuh kan..pedenya kambuh. Kita hanya sama universitas tapi beda jurusan, itu saja." jawab Sehun sambil mengamati koleksi milik Chanyeol di rak.
"Sehunie..sini.." Chanyeol menepuk-nepuk tempat kosong di sisinya.
Sehun menurut dan ikut merebahkan dirinya di samping Chanyeol.
"Hei..kalau kau butuh sesuatu, katakan saja, Aku akan membantumu dan juga akan mengantarmu ke manapun kau mau. Orang tuamu menitipkanmu pada keluargaku berarti juga menjadi tanggung jawabku untuk menjagamu."
"Terima kasih hyung.."
Dan malam itu mereka berdua berbagi banyak sekali cerita-cerita ketika mereka tidak bersama selama 9 tahun. Bagaimana tentang kehidupan sekolah mereka waktu itu, bagaimana ketika pertama kali mereka begitu merasa kesepian saat berpisah. Mereka bercerita hingga lewat tengah malam seolah tak ada habisnya, hingga Sehun beberapa kali mulai menguap. Rasa lelah di tubuhnya belum hilang seluruhnya.
"Sudah jam 1 lewat. Tidurlah. Istirahatlah Sehunie" Chanyeol menarik selimut dan menutupkan ke tubuh Sehun.
"Tidurlah juga hyung.." Sehun tersenyum dengan mata yang sudah sangat mengantuk.
Chanyeol mengusap kepala Sehun dengan lembut.
"Selamat malam.."
TBC - TBC - TBC
Hello all readers and viewers..author is back!
makasi yang udah kangen sama author..wkwkwkwk *pede
makasi yang udah sabar nungguin author comeback
butuh waktu agak lama buat dapet inspirasi nulis TT TT
ditunggu review-nya yak..syukur2 kalo mau follow ini cerita
thank you and love you
