Hi, minna! Lama tidak jumpa di fanfic KuroPika! :v
Saya buat cerita baru yang berjudul : Watashi no kawaii ningyo
Silahkan… Lewat bawah sini~…. :v
Warning : Typos, GaJe, Abal, Norak, Bahasa kagak jelas, OC, OOC (maybe), dan seperti biasa… fem!Kura…! :v
Summary : Kuroro menemukan seorang gadis di dalam gua. Gadis yang sangat datar dan dingin. Ia tidak berhati. Apa yang akan Kuroro lakukan?
Watashi no Kawaii Ningyo
By : Arthuria von Einzbern
Selamat membaca fic norak sayaaaa!
Perlahan… Dan perlahan….
Kuroro menelusuri gua yang gelap dan… basah. Kuroro sendirian. Tidak, ia bersama dengan lampunya. Entah apa yang ia cari di dalam sini. Tidak ada yang tau. Kuroro semakin masuk ke dalam. Ia tidak peduli seberapa dalamnya gua ini. Lalu, seorang wanita berambut pirang pucat dengan bajunya yang sedikit 'nyentrik' datang. Sebut aja Pakunoda. Dia juga tidak sendirian menjemput sang Danchou….
"Danchou, ayo kita kembali… Lagipula untuk apa kau ke sini…?" tanya salah satu dari anak buahnya, Machi.
"Aku tidak tau…. Seperti ada yang memanggilku untuk datang…." Jawab Kuroro datar.
Kuroro berbalik dan melangkah lagi. Betapa terkejutnya ia melihat seorang gadis di hadapannya. Yah, sebagai pria yang dingin, ia tetap menyembunyikan ekspresi terkejutnya.
"Danchou… Dia orang yang memanggilmu?" tanya Nobunaga sambil mengernyit menatap gadis yang duduk di atas batu besar itu.
"Tidak tau…." Jawab Kuroro yang lagi-lagi bernada datar.
Kuroro menghampiri gadis itu. Sepasang sapphire gadis itu tidak menampakkan sedikit pun rasa heran atau terkejut. Tetap datar… seperti sebuah boneka. Kuroro menopang dagu gadis itu, mengangkat kepala si gadis. Gadis itu tetap tidak merespon.
'Gadis macam apa sebenarnya dia?' tanya Kuroro dalam hati.
"Ada apa?" tanya gadis itu dingin dan datar. Suaranya yang lembut dan kecil agak sedikit mengejutkan anggota GR beserta kepalanya.
"Kurasa dia harus dibawa…." Kuroro berkata sambil menggendong gadis itu ala bridal style. "Ayo, kita kembali…."
[Skip Time]
Sesampainya di markas….
"Sepertinya aku pernah melihat gadis ini di bukuku, Danchou…." Ucap Shizuku sambil mengeluarkan bukunya (tidak sepertinya biasanya, ya… Shizuku ingat). "Kuruta no Ningyo… Seorang putri berasal dari suku Kuruta. Tidak berhati dan sama sekali tidak memiliki perasaan… Umurnya… APA?! 120 tahun?!" Shizuku terkejut membaca buku sejarahnya itu, dan membuat semua anggota terkejut bukan main. "Aku sudah punya buku ini sejak umur 12 tahun… Berarti…. Umurnya sekarang 127 tahun dong, Danchou…." Lanjut Shizuku.
"Masa' gadis kecil itu umurnya 127 tahun…." Kata Phinks meremehkan.
"Hei…!" Kuroro menatap tajam Phinks.
Walaupun dibilang seperti itu oleh Phinks, gadis itu tidak bergeming. Tetap duduk, diam, dan tatapannya tetap datar seperti boneka. Kuroro menghampiri gadis itu dan berketekuk lutut di hadapan gadis itu. Dan, yaaah… Tidak ada sedikit pun ekspresi dari si gadis.
"Siapa namamu?" tanya Kuroro.
"Kurapika" Jawab Kurapika datar.
"Sepertinya gadis ini membutuhkan pakaian, Danchou…." Kata Franklin.
Ya, sepertinya Kurapika membutuhnya. Bajunya sudah banyak bekas sobek dan banyak bekas luka. Kuroro mengerutkan dahinya.
"Shizuku, Machi… Urus dia…." Perintah Kuroro.
[Skip Time]
"Kurapika, kenapa kau sampai luka-luka begini?" tanya Machi penasaran.
"Tidak tau. Aku tidak ingat…." Jawab Kurapika datar dan bernada lembut.
"Kenapa kau tinggal di gua?" tanya Shizuku kemudian.
"Jangan tanya itu…." Sela Machi.
"Hatimu? Bagaimana dengan benda itu?" tanya Shizuku lagi.
"Hati?" Kurapika menaikkan kedua alisnya. Tapi matanya tetap terlihat sayu dan tak berdasar.
"Sepertinya ia tidak tau apa-apa, ya…" kata Shizuku pada Machi.
"Mungkin dia benar-benar boneka. Bagaimana kalau kita cari di situs? Kita suruh Shalnark mencari informasi tentang Kuruta no Ningyo ini…."
"Hmm… Kuruta no Ningyo…." Gumam Shalnark sambil mengetik kata yang ia cari, yaitu 'Kuruta no Ningyo'. "Ah! Ini dia…!" Shalnark menekan apa yang ia cari.
Shalnark menekan bacaan "Story of Kuruta's Doll". Mari kita lihat isinya.
'Kuruta no Ningyo
Story
Seorang Putri Raja Kuruta yang terlahir tanpa hati dan perasaan. Tidak ada sedikit pun perasaan yang ia miliki, bahkan ia ketahui. Namanya Kurapika Kuruta. Ia memiliki mata biru yang tak berdasar dan rambut pirang yang panjang. Terlihat menawan dan cantik… Tapi, sayangnya ia tidak memiliki perasaan.
Sukunya dibantai karena sebuah keunikan dari suku Kuruta ini. Mata merah. Ketika merasakan sesuatu yang negatif, mata merah akan muncul. Tapi… Hanya Kuruta yang memiliki mata seperti itu. Semua penduduk tewas mengenaskan. Hanya Putri itulah yang selamat dari pembantaian itu. Dia terluka parah. Tetapi ia tidak merasakannya sama sekali. Ia tetap melangkah pergi dari suku Kuruta yang sudah ludes itu.
Ia pergi masuk ke dalam hutan sampai ia menemukan gua. Ia masuk ke dalam gua itu dan duduk diam di bagian gua yang paling dalam.
Sampai sekarang, gadis boneka itu tidak diketahui secara pasti keberadaannya….'
"Apa?!" serentak ketiganya kaget.
"Tu-tunggu…! Biar aku cari yang lain!" kata Shalnark sambil mengetik 'Kurapika's Heart'.
Lagi-lagi Shalnark menemukan situs yang sama. Shalnark membaca sepotong kalimat yaitu 'Hati Kurapika tidak pernah ditemukan karena kepingan-kepingan hatinya terpisah'.
"Heeeee?!" lagi-lagi mereka serentak kagetnya. :v
"Danchoooooouu!" Machi dan Shizuku berlari menghampiri Kuroro.
"Apa?" Kuroro menoleh sambil menutup bukunya.
"Gadis itu… Masih ada kesempatan untuk mengumpulkan hatinya…!" kata Machi sambil menunjuk-nunjuk Kurapika yang duduk di kamar.
"Seperti sebuah cerita ballet saja…." Ucap Kuroro sambil turun ke bawah.
Kuroro melangkah ke tempat dimana Kurapika berdiam diri. Kuroro menopang dagu Kurapika. Memang tidak ada ekspresi yang terlihat, tapi ingatanlah yang terlihat.
"Ini tugasmu, Pakunoda…." Ucap Kuroro.
Pakunoda muncul dan menyentuh pipi Kurapika. Pakunoda melihat semua ingatan Kurapika. Ya, termasuk pembantaian suku Kuruta. Tapi, Kurapika tidak peduli. Dia boneka, bukan?
"Bagaimana, Paku? Apa ceritanya sama dengan yang ada di internet?" tanya Shalnark mendekati pekerjaan yang orang-orang itu lakukan (saat ini).
"Ada sedikit yang berbeda…. Apa situs itu menceritakan tentang saat dia lahir?" tanya Pakunoda balik.
"Tidak… Situs yang tadi hanya menceritakan secara singkat," jawab Machi.
"Situs itu tidak menceritakan itu? Baiklah, waktu lahir gadis ini tidak menangis dan jantungnya sama sekali tidak berdetak…." Jelas Pakunoda.
!
Semuanya terkejut. Manusia lahir tanpa jantung, hati, dan perasaan? Itu tidak mungkin, bukan?
"Kalau begitu masih ada kesempatan untuk membuat hidupnya berarti, Danchou…." Kata Shalnark pada Kuroro.
"Hm… Berarti, ya?" Kuroro menutup mulutnya. Cara berpikir yang sangat khas bagi Author.
"Bagaimana kalau mengajaknya berlatih, Danchou?" saran Uvogin.
[Skip Time]
"Baik, Kurapika…. Tujuanmu sekarang adalah mengalahkan Nobunaga. Buat dia terjatuh di tanah. Kau mengerti?" tanya Kuroro setelah menjelaskan.
"Baik. Aku kulakukan," kata Kurapika datar. Mungkin tidak perlu dijelaskan kembali kalau ia selalu berbicara dengan datar dan dingin.
Nobunaga menghilang dari hadapannya. Kurapika tetap diam saja, tidak panik seperti seorang lawan.
"Dia…. Diam aja, Danchou?"
"Lihat dan pelajari…." Kata Kuroro tidak memerhatikan apa yang seharusnya diperhatikan.
Nobunaga muncul di belakang Kurapika dan Kurapika berbalik cepat. Nobunaga menebas dada Kurapika. Kurapika tidak peduli akan hal itu dan langsung menarik lengan Nobunaga. Kemudian, ia membanting Nobunaga ke tanah. Dan pada saat itulah luka Kurapika menutup.
"Kuroro-sama…. Aku sudah selesai…." Ucap Kurapika sambil menghadap ke Kuroro.
"Kau lihat?" Kuroro mengangkat kepalanya dan menatap Shalnark.
"Eeeeee?" Shalnark kembali menatap Kurapika yang masih berdiam diri di samping Nobunaga.
Shizuku melihat sesuatu… Seorang gadis yang memancarkan sinar merah, sedang mengintip. Shizuku pun melaporkan hal ini kepada Kuroro.
"Ke mana dia?" tanya Kuroro kemudian.
"Itu dia!" kata Shizuku sambil menunjuk gadis yang memancarkan sinar merah itu.
Gadis yang tidak diketahui asalnya itu lari, pergi dari mereka.
"Kejar…!" Perintah Kuroro.
Shizuku dan Machi pergi. Kuroro menghampiri Kurapika dan menggendongnya ala bridal style. Kemudian, Kuroro pergi mengejar gadis tadi juga. Ya, mungkin itu adalah salah satu kepingan hati Kurapika. Dia memancarkan sinar merah dan wajahnya mirip Kurapika. Dan juga… Transparan.
Sesampainya di luar, gadis merah itu berhenti dan berbalik.
"Siapa kau?" Tanya Kuroro sambil menurunkan Kurapika perlahan.
"Aku adalah 'rasa sakit'…." Jawab gadis itu sambil meletakkan tangannya ke dada.
"Kembalilah… Kurapika membutuhkanmu," kata Shizuku.
Gadis itu perlahan menghilang. Hanya kepingan-kepingan yang tersisa dari gadis itu. Kepingan-kepingan yang sangat kecil seperti butiran pasir yang berwarna merah itu, berkumpul menjadi sebuah batu kecil yang memancarkan sinar merah (lagi-lagi….). Kuroro mengambilnya dan memberikannya kepada Kurapika. Batu itu melayang ke dada Kurapika sebelum Kuroro memberikannya.
Batu itu masuk ke dalam tubuh Kurapika. Kurapika memegangi dadanya sambil memejamkan matanya. Air mata menetes dari mata Kurapika. Ekspresi sedih pun terukir di wajahnya.
"Dia… Dia menangis, Danchou!" kata Shizuku sambil menunjuk ke Kurapika.
"Aku tau itu…." Kata Kuroro sambil menghampiri Kurapika.
"Apa ini yang disebut perasaan, Kuroro-sama?" tanya Kurapika mengangkat kepalanya menghadap Kuroro.
Mata Kurapika memancarkan sinar kemerahan. Kurapika merasakan perasaan yang negatif.
"…. Ya," jawab Kuroro sambil menghapus air mata Kurapika. "Tapi, masih banyak perasaan yang belum kau miliki…." Lanjut Kuroro.
Setelah Kurapika memiliki satu perasaan, Kuroro semakin tertarik untuk mengumpulkan kepingan hati Kurapika dan semakin tertarik dengan gadis ini. Bagaiman kelanjutannya? Teruslah ikuti setiap part ini.
TBC
Bagaimana, minna-san? Semuanya keren bukan? :v
Review please!
