FLUSTERED HEART
CAST : Jeon Wonwoo, Kim Mingyu, dll.
RATE : M
YAOI (BXB), DLDR, OOC, TYPO(S)
.
.
.
"Eomma, kenapa Appa pergi ?" tanya bocah kecil yang sedang di pangkuan eomma-nya.
"Appa pergi untuk kembali, sayang." jawab eomma-nya sambil tersenyum pahit. Dalam hatinya ia merana sedih karena ulah suaminya.
"Kapan Appa pulang ?" tanya bocah kecil itu lagi.
"Saat kau nanti menjadi laki-laki yang lebih kuat, cerdas dan dewasa. Pada saat itulah, bawa Appa-mu kembali kesini berserta semua hal yang diambil olehnya." Jawab eomma dari anak itu sambil menerawang jauh.
.
.
.
Yoon Jeonghan memandang bimbang pada dua buah sepatu yang berbeda warna di depannya. Saat ini ia sedang berada di pusat perbelanjaan dengan kekasihnya, Kim Mingyu. Matanya menelisik ke kanan dan kiri tapi ia sama sekali tak melihat Mingyu. Kemudian ia dikejutkan dengan lengan yang melingkar di pinggangnya dari belakang.
"Yah ! Berhenti mengejutkanku seperti itu !" marahnya.
"Otte ? Sudah menemukan yang cocok ?" tanya Mingyu sambil tetap memeluk Jeonghan dari belakang.
"Chagi-yah, mana yang lebih bagus untukku ? Biru atau putih ?" tanya seorang namja cantik sambil mengangkat dua buah sepatu dengan warna berbeda.
"Aku suka semuanya. Ambil saja semua, aku yang bayar." Jawab Mingyu.
Cup
"Gomawo chagi-yah !" pekik Jeonghan senang seraya balas memeluk Mingyu setelah mendaratkan kecupan di pipi kekasihnya itu.
"Kajja ! Aku ingin makan jjajangmyeon malam ini."
.
.
.
"Sudah kau siapkan semua keperluanmu, sayang ?"
Sebuah suara tiba-tiba muncul dari pintu kamarnya, sontak membuat penghuninya mengalihkan pandangannya langsung ke sumber suara.
"Sudah semuanya, eomma." Jawab yang ditanyai sambil duduk di pinggiran kasurnya.
"Korea tidak terlalu buruk, kan ? Besok hari pertamamu masuk sekolah yang baru. Eomma yakin pasti kau akan mendapatkan banya teman. Bagaimana kalau kita makan diluar malam ini ?" tanya sang eomma dari penghuni kamar itu.
"Aku ingin makan sushi, apa ada ?"
Jeon Wonwoo. Nama penghuni kamar itu. Seorang laki-laki dengan tinggi badan sekitar 182 cm wajah yang tampan sekaligus manis dengan mata yang sipit dan bibir merona yang mungil. Jarang tersenyum kecuali pada orang-orang terdekatnya. Mungkin bagi orang-orang yang baru pertama kali melihatnya pasti akan sungkan karena wajahnya yang jutek, mengarah ke galak sebenarnya.
Ia dan keluarganya baru saja pindah ke Korea setelah 15 tahun hidup di Jepang. Dulu ia dan ibunya pernah tinggal di Korea hingga ia berumur 3 tahun kemudian memutuskan pindah ke Jepang. Disana ibunya menikah lagi dengan orang Jepang yang sampai sekarang masih menjadi ayah tirinya.
"Call ! Sekalian jalan-jalan saja. Sudah lama kita tidak ke Korea. Eomma akan ajak Appa kalau begitu." Ucap wanita paruh baya itu kemudian keluar dari kamar anaknya dan berteriak memanggil suaminya.
.
.
.
Wonwoo berkali-kali menghembuskan nafasnya, mencoba menghilangkan rasa gugupnya. Seharusnya ini tidak selayaknya terjadi, dulu banyak sekali namja-namja di sekolahnya yang secara terang-terangan menunjukkan rasa suka padanya. Dan sudah harusnya terjadi, seperti yang sebelum-sebelumnya harusnya Wonwoo tak memperdulikannya, tak memandanganya sedikitpun, tak memikirkannya, dan jantung sialannya tak seharusnya berdetak sekencang ini. Tapi semua tradisi kuno Wonwoo terhadap laki-laki yang menyukainya sirna saat ia menyadari seorang pemuda yang entah siapa namanya dan sialnya sangat tampan itu sudah sejak lima belas menit yang lalu memandangnya tanpa berkedip. Wonwoo tidak terlalu bisa melihat dengan jelas bagaimana perawakan tubuh pemuda itu karena terhalang oleh pemuda yang duduk di depannya. Dan Wonwoo berani bertaruh pemuda itu pasti lebih tinggi dibanding dengannya dan melihat bahunya yang tegap dan lengannya yang berotot, Wonwoo yakin badan itu tak kalah hot dengan model dalaman laki-laki.
"Wonwoo-yah ? Kenapa tidak dimakan ? Maaf ya, mungkin lain kali kita akan makan sushi sebelum restorannya tutup." Suara Appa -nya mengejutkan Wonwoo dari bayang-bayang namja seksi itu.
"Ah, gwaenchana Appa, jjajangmyeon juga tidak terlalu buruk." Sahut Wonwoo berusaha meredam kegugupannya.
.
.
.
Siapapun tolong tampar Mingyu sekarang juga. Sadarkan dia dari pemikirannya yang bodoh itu. Bagaimana bisa ia tertarik dengan orang lain sementara ia sudah memiliki kekasih yang sangat cantik yang sedang duduk di depannya. Pemuda manis itu bahkan hanya berjarak satu meja dengan mejanya. Bisa ia lihat dengan jelas bagaiaman rupa pemuda manis itu. Matanya yang sipit itu sedari tadi mencuri-curi pandang dengannya. Bukan hanya itu rambutnya yang agak berantakan membuat kesan natural sekaligus menggoda. Bibir pemuda itu terlihat segar dan mengkilap, mungkin efek pelembap bibir. Jika mencium orang lain di depan kekasihnya tak akan membuat Mingyu ditampar kekasihnya makan mencium pemuda itu sudah dilakukannya sejak tadi. Bukankah Mingyu sekarang malah terdengar seperti mata keranjang ?
"Mingyu-yah, besok aku akan pulang agak terlambat. Aku harus menyiapkan pentas drama sekolah tahunan, jadi jangan menungguku." Ucap Jeonghan yang langsung membuat pandangan Mingyu pada pemuda itu terputus.
"Baiklah, jika sudah selesai telfon saja aku biar aku yang menjemput." Ujar Mingyu sambil tersenyum ke arah Jeonghan.
"Tapi aku sudah janji dengan Soonyoung dan yang lainnya akan pergi bersama." Balas Jeonghan.
"Kemana ?" tanya Mingyu singkat.
"Mungkin ke mall atau ke tempat karaoke ?" jawab Jeonghan tak yakin.
"Jika sudah sampai rumah segera telfon aku, jangan sampai lupa." Peringat Mingyu.
.
.
.
Guru Song melangkah memasuki kelas dengan heels hitamnya. Seorang pemuda mengikuti langkahnya. Seluruh siswa di kelas sibuk bisik-bisik dengan temannya membicarakan sosok pemuda yang dibawa Guru Song. Sementara pemuda itu tetap memasang wajah datarnya dan pandangan lurusnya. Sampai setelah Guru Song mempersilahkan pemuda itu memperkenalkan diri barulah pemuda itu mengeluarkan suaranya.
"Jeon Wonwoo imnida." Ucap Wonwoo dengan singkat.
Hening.
Guru Song berdehem canggung, "Ceritakan tentang sekolahmu dulu, Wonwoo-ssi."
Wonwoo menghela nafas, "Saya pindahan dari Jepang." Ucapnya singkat lagi.
Hening.
Mendengar jawaban anak muridnya yang baru Guru Song hanya bisa mengelus tengkuknya canggung. Dan siswa lain hanya bisa diam.
"Baiklah, kau bisa duduk di sebelah Soonyoung. Soonyoung angkat tanganmu."
Setelah Guru Song memberikan petunjuk dimana ia harus duduk, tanpa berpikir panjang Wonwoo langsung menuju tempat dududknya. Perkenalan di depan kelas seperti itu sama sekali bukan tipenya. Wonwoo memandang teman sebangkunya. Seperti yang sudah dikatakan Guru Song tadi namanya Soonyoung. Badannya lebih pendek darinya, matanya bahkan lebih sipit darinya, dan saat tersenyum mata sipitnya itu ikut tenggelam karena pipi tembamnya. Dalam hatinya Wonwoo membatin bahwa pria itu pasti bottom.
"Kwon Soonyoung." Ujar teman sebangkunya itu sambil mengulurkan tangan.
Wonwoo membalas jabatan tangan Soonyoung dengan memasang senyuman di wajahnya.
"Jeon Wonwoo."
"Ya, aku tahu. Tadi kau sudah bilang di depan. Jeon Wonwoo, pindahan dari Jepang. Waahh, Jepang ya ? Disana sepertinya sangat keren. Tapi kau juga bisa Bahasa Korea. Bagaimana bisa ?"
Great ! Sekarang ia punya teman sebangku yang cerewet.
"Eomma-ku dari Korea." Jawab Wonwoo singkat.
Soonyoung mengangguk mengerti. Dua detik kemudian, pemuda berpipi tembam itu kembali mengeluarkan suara.
"Apa Appa-mu berasal dari Jepang ? Bagaimana rasanya makan sushi ? Apakah bunga sakura disana benar-benar indah ? Aku dengar pada saat musim semi Jepang adalah Negara dengan pemandangan terbaik pada musim itu. Bagaimana rasanya-"
Belum selesai Soonyoung mengoceh, pemuda yang duduk di depannya membalikkan badan,
"Bisakah kau diam ? Aku tidak bisa berkonsentrasi disini." Ujar pemuda itu kesal.
Wonwoo terkejut melihat pemuda itu. Itu adalah pemuda kemarin malam di restoran jjajangmyeon. Pemuda itu yang kemarin terus memandangnya dengan tatapan tajamnya. Pemuda itu yang kemarin ia bayangkan memiliki tubuh seksi dan perut sixpack yang menggoda. Dan sialnya pemuda itu merupakan teman sekelasnya. Wonwoo hanya bisa diam bahkan saat pemuda tampan itu mengalihkan pandangannya dari Soonyoung padanya. Sadarkan Wonwoo sekarang ! Ia barusan melihat seringai tipis dari pemuda itu. Apa pemuda itu menyeringai padanya ? Kira-kira siapa namanya ?
"Namanya Kim Mingyu." Bisik Soonyoung di telinganya setelah pemuda tampan itu membalikkan badannya ke posisi awal.
"Dan yang duduk di depanmu itu pacarnya. Yoon Jeonghan. Benar-benar pasangan serasi. Yang satu tampan dan yang satu cantik." Lanjut Soonyoung.
"Aku bisa mendengarnya Soonyoung. Jangan katakan aku cantik !" kesal pemuda yang bernama Yoon Jeonghan.
"Tapi kau memang cantik." Gumam Soonyoung pelan setelah Jeonghan duduk ke posisi sebelumnya.
Well, memang pasangan yang serasi, pikir Wonwoo.
.
.
.
Yang kalian baca tadi di atas adalah prolog. Dan sedang diusahakan untuk chapter selanjutnya akan di update secepatnya.
Review pleaseeeā¦. Satu review kalian sangat berharga demi kelangsungan FF abal ini.
Terima kasih. (Kiss and Hug)
