Chapter 1 : First Meet.

Juho melangkahkan kakinya ke dalam sebuah kafe kecil di kawasan pedestrian yang cukup ramai. Ia berjalan ke arah counter dan mengabaikan sambutan hangat dari seseorang dibalik counter itu sendiri.

"Satu Americano." ucapnya kepada lelaki di hadapannya tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponselnya, seakan-akan sedang menunggu sesuatu yang penting.

"Ada tambahan lain?" tanya lelaki itu kepada Juho, yang dijawab simpel dengan sebuah gelengan kepala.

"Totalnya jadi 2,700 won." Kali ini, Juho mengangkat kepalanya untuk bertemu dengan sepasang mata yang menatapnya ramah, dan juga sebuah senyuman yang tak kalah hangat yang diberikan untuknya.

Juho menatap lelaki di depannya tanpa berkedip, terkesima dengan apa yang ditunjukkan Tuhan padanya saat ini. Pandangannya turun, tertuju pada nametag yang berada di kiri atas dadanya yang terbilang cukup lucu untuk seorang karyawan lelaki. Tertulis nama 'Seokwoo' disana, yang secara cepat ditangkap dan disimpan dalam memori Juho.

"Uhm.. maaf? Totalnya jadi 2,700 won." ucap Seokwoo mengulang perkataannya yang sempat diacuhkan oleh pelangan di depannya ini.

Dengan itu, Juho terkesiap dari lamunannya dan menggumamkan kata maaf berkali-kali yang dibalas dengan anggukan kecil dan sebuah senyuman. Ia menyerahkan beberapa lembar uang yang lagi-lagi diterima Seokwoo dengan sama ramahnya.

"Silakan duduk, pesanan Anda akan datang dalam 5 menit."

Juho memilih duduk di dekat jendela, tempat kesukaannya setiap kali ia pergi ke kedai setengah terbuka seperti ini. Ia menyamankan posisi duduknya dan mengeluarkan sebuah catatan kecil berisi ringkasan materi yang akan ia ajarkan kepada muridnya sepulang memanjakan diri di kafe yang cozy ini.

Dan benar saja, selang 5 menit pesanannya datang. Namun ada sebuah croissant dalam kemasan yang ikut terbawa ke dalam nampannya. Ia mengernyitkan alisnya bingung, karena seingatnya ia tidak memesan itu.

Setelah menyesap americano-nya, Juho mengambil kemasan tersebut dan membalikannya. Menemukan sebuah sticky notes yang bertuliskan,

Aku lupa memberitahumu bahwa kafe akan memberikan croissant gratis kepada setiap pelanggan yang datang hari ini. Semoga sajian kafe kami dapat menyemangati harimu, fighting!

-Seokwoo.

Juho tersenyum, —karena notes lucu yang Seokwoo berikan padanya, atau karena cemilan gratis— dan mengarahkan pandangannya kepada Seokwoo yang masih berada di balik counter yang juga sedang menatap ke arahnya, dengan senyuman manis yang seakan tak pernah terlepas dari wajahnya.

Juho mengalihkan pandangannya dari Seokwoo kembali ke catatan kecil miliknya. Membaca kalimat yang sebenarnya sudah ia hapal, sambil menyusun rencana untuk datang kembali ke kafe ini setiap paginya.

Untuk bertemu lelaki manis yang mencuri perhatiannya, Seokwoo.