It's a Hurt Love

.

Cast : Kim Jongin, Do Kyungsoo, Byun Baekhyun, Park Chanyeol and other.

Rated : T-M

School life.

Genre : Hurt Romance.

Warning : Typo kececeran bahasa aneh.

Please leave these pages if you don't like my story!

.

.

Ff ini Hee buat karena terinspirasi dari drama I Miss you jadi mungkin ada beberapa kemiripan selebihnya murni ide dari Hee. Enjoy my story.

.

.

Happy Reading!

.

.

Kau memang tidak bisa menolak takdir tapi kau bisa merubah takdirmu. Dan saat itu kau datang didalam kehidupanku hingga kau merubah takdirku.

.

Seorang gadis tengah sibuk membersihkan meja-meja kotor dikedai. Sepertinya gadis itu merasa sangat kelelahan karena ia terus melakukan pekerjaan tanpa hentinya. Karena saking kelelahannya gadis itu terus menguap mungkin ia membutuhkan istirahat.

Gadis itu duduk dikursi dimana meja terdapat meja didepannya. Meja yang tadinya kotor itu kini sudah bersih karena jari-jari lentiknya yang telaten membersihkan meja yang sudah sedikit tua itu.

Karena sangat mengantuk gadis itu pun meletakkan kepalanya dimeja itu hingga ia menutup matanya dan mulai tertidur. Wajah cantiknya begitu damai dan menenangkan saat ia tertidur. Rambutnya yang terurai itu kini menutupi wajah cantiknya.

Namun sepertinya ketenangan tidur gadis itu seketika buyar karena seseorang dan mau tak mau ia harus terbangun karenanya.

Brakkk

Seorang wanita paruh baya menggebrak meja dimana gadis itu sedang terlelap dengan damainya. Gebrakan itu membuat gadis yang tadinya tertidur kini terlonjak kaget.

Ia segera menundukkan wajahnya dalam-dalam karena takut akan tatapan marah dari wanita paruh baya itu. Gadis itu bergetar takut karena wanita paruh baya itu terus menatapnya.

Ia melirik sekilas dari balik rambut panjangnya yang terurai dengan poni depannya yang sebatas alis hingga membuat gadis itu tampak semakin cantik.

"Begini cara kerjamu hah?!" Bentak wanita paruh baya itu pada gadis didepannya.

Brakk

Sekali lagi wanita itu menggebrak meja dengan tangan yang terlihat sudah tak sekokoh dulu. Gadis itu berjingat kaget karena mendengar suara gebrakan meja itu lagi.

Ia semakin ketakutan melihat amarah yng meluap-luap dari wanita paruh baya itu.

"Maafkan aku eomma" Sesal gadis itu dengan nada takut yang begitu ketara.

"Cepat selesaikan dan setelah itu cuci piring-piring kotor dibelakang" Suruh wanita paruh baya itu yang ternyata adalah ibu dari gadis itu.

"Ne eomma" jawab gadis itu cepat dengan langsung berdiri dan membungkuk pada ibunya sebagai tanda terima kasihnya karena tidak kena pukul.

Beginilah hari-hari gadis itu ia akan dimarahi jika ia tertidur ataupun pekerjaannya tidak selesai. Bahkan ibunya tidak segan-segan untuk memukulnya jika gadis itu berani melawan atau mengeluh dengan perintah ibunya.

"Do Kyungsoo cepat selesaikan! Sampai kapan kau terus diam sperti itu eoh?!" Teriak ibunya yang seketika membuat gadis yang bernama Do Kyungsoo itu tersadar dari lamunannya.

"Ne mian." Lirih Kyungsoo yang segera menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda tadi.

.

.

.

"Eomma appa aku pergi." Teriak seorang pemuda yang terlihat terburu-buru keluar dari rumahnya.

"Jangan pulang larut malam." Suara seorang wanita dari dalam rumah itu.

"Ne." Balas pemuda itu yang kini sudah berada diluar rumahnya.

Sejenak ia mendongakkan kepalanya eatas melihat langit yang begitu cerah dengan bertabur bintang disana. Ia begitu senang karena kini ia sudah berada ditanah kelahirannya.

Sejak ia sekolah dasar ia harus pindah ke Amerika mengikuti ayahnya yang memang sibuk dengan pekerjaannya disana. Hingga akhirnya ia bisa berada ditempat kelahirannya kembali.

Mungkin karena terlalu lama di Amerika juga membuat kulit tubuhnya menjadi tan seperti sekarang ini tapi walaupun begitu pemuda itu justru terlihat seksi.

Pemuda itu terus berjalan hingga akhirnya ia sampai di pantai didekat rumahnya itu. Tempat tinggalnya itu memang dekat dengan pantai mungkin hanya butuh waktu beberapa menit ia berjalan untuk mencapai pantai itu.

Angin malam di pantai terasa sejuk bagi pemuda itu. Terlihat dari pemuda itu yang terus menghirup udara disana dalam-dalam. Tapi saat menengok kearah samping raut wajah pemuda itu seketika berubah.

Ia melihat seorang gadis disana tapi ia tidak bisa melihat wajah gadis itu karena gadis itu terus menunduk dan memainkan kakinya dengan menendang-nendang kecil pasir yang diinjaknya.

Setelah beberapa menit kemudian gadis itu pergi dari sana. Karena penasaran pemuda itu pun mengikuti gadis tersebut. Dengan tenang pemuda itu terus mengikuti gadis itu. Pemuda itu sangat heran kenapa gadis yang ada didepannya itu terus saja menunduk.

Hingga akhirnya gadis itu berdiri disebuah rumah dan menatap lurus ke arah sebuah jendela dirumah itu. Disana menampakkan seorang wanita paruh baya yang sedang tertawa bersama seorang gadis yang mungkin seusianya.

Gadis itu menatap sendu lurus kearah jendela itu. Ia sangat sedih melihat adegan didalam sana. Ia juga iri dengan gadis cantik yang tersenyum manis disana. Tapi disisi lain ia merasa senang karena melihat kedua perempuan itu bahagia.

Pemuda mendekat kearah gadis itu dan berdiri tepat dibelakangnya dengan kepalanya yang maju hingga berada disamping kepala sang gadis.

"Kenapa tidak masuk?" Tanya pemuda itu.

Gadis itu terlonjak kaget dan menolehkan kepalanya kesamping dimana pemuda itu berada. Ia membulatkan matanya karena saat ini jarak wajah mereka sangat dekat hingga keduanya dapat merasakan hembusan nafas yang keluar dari indera penciuman mereka.

Gadis itu berkedip untuk beberapa saat hingga akhirnya ia menjauh dan lari menjauhi pemuda itu.

"Hei kau mau kemana?" Tanya pemuda itu yang juga berlari mengejar sang gadis.

Hingg akhirnya pemuda itu berhasil mengejar gadis itu. Pemuda itu lantas berjalan mundur didepan gadis itu agar ia bisa melihat wajah gadis itu.

Naamun saat ia akan melihat wajah gadis itu, gadis itu justru menunduk hingga membuat wajahnya tertutup rambut. Pemuda itu berhenti didepan gadis itu dan mengulurkan tangannya.

"Aku Jongin Kim Jongin." Kata pemuda itu dengan percaya diri dan tersenyum manis pada gadis itu.

Gadis itu masih menunduk dan hanya melirik tangan pemuda yang bernama Jongin itu. Setelahnya gadis itu juga melirik wajah Jongin.

Jongin menaikkan sebelah alisnya karena merasa bingung dengan gadis itu. Apakah ada yang salah dengan tangannya hingga gadis itu tidak ingin menjabat tangannya.

Gadis itu sedikit membungkukkan badannya dan setelahnya pergi melewati Jongin. Jongin nampak bingung karena gadis itu sama sekali tidak bicara apapun bahkan ia tidak menatapnya. Benar-benar gadis tidak sopan.

Jongin berjalan cepat dan menghampiri gadis itu. Ia berjalan disamping gads itu dengan memasukkan tangannya pada saku celananya.

"Apa kau tinggal didaerah sekitar sini?" Tanya Jongin pada gadis itu.

Dan yang didapat Jongin hanya hembusan angin malam karena gadis itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Ia justru terus berjalan dan semakin cepat melangkahkan kakinya.

"Hei aku bertanya kepadamu." Kesal Jongin.

Gadis itu hanya diam saja dan terus berjalan menunduk.

"Ya apa kau tuli?" Tanya Jongin kesal.

Lagi-lagi gadis itu bungkam. Mungkin gadis ini bisu jadi ia tidak mengarti perkataannya. Seketika Jongin berhenti didepan gadis itu dan menggerakkan tangannya membuat isyarat dengan tangannya itu. Jongin menggerakkan tangannya seolah benar-benar berbicara dengan orang bisu.

Jongin menanyakan dimana rumah gadis itu. Tanpa diketahui sejak tadi gadis itu menatap Jongin dengan mengerjapkan mata bulatnya dibalik rambut yang menutupi wajahnya.

Gadis itu bingung dengan apa yang Jongin lakukan dan sekali lagi gadis itu sedikit membungkuk lalu meninggalkan Jongin yang masih sibuk menggerakkan tangannya.

Sekali lagi Jongin mengejar gadis itu dan berjalan disampingnya. Ia melihat gadis itu dengan jengkel.

"Ya! Kau sungguh tidak sopan. Aku ini tetangga barumu dan begini caramu memperlakukan tetanggamu?" Kesal Jongin.

Gadis itu diam tetap menunduk dan berjalan dengan santai.

"Dan lagi kenapa kau tidak masuk kedalam rumahmu tadi dan hanya melihatnya dari luar?" Tanya Jongin dengan nada kesalnya dan juga penasarannya.

Mendengar pertanyaan Jongin gadis itu berhenti berjalan dan menatap Jongin. Jongin yang melihat wajah itu tertegun karena akhirnya gadis itu mau memperlihatkan wajahnya. Tapi ada yang aneh dengan tatapan gadis itu. Tatapan gadis itu sendu dan menyiratkan kesedihan disana.

Lama mereka bertatapan hingga akhirnya mereka memutuskan tatapan itu tidak lebih tepatnya Jongin yang memutuskan tatapan mereka karena ponselnya berbuyi.

Jongin mengambil ponsel itu dan melihat dari siapa panggilan itu ternyata panggilan itu berasal dari ibunya. Dengan segera Jongin menjawab panggilan itu.

Saat Jongin sibuk dengan ponselnya, gadis itu pergi meninggalkan jongin sendiri disana. Jongin mendengus karena gadis itu sudah menghilang dari sana. Padahal ia baru saja akan mendapatkan teman baru disini.

Akhirnya Jongin memutuskan untuk pulang karena ibunya sudah menyuruhnya untuk pulang jika ia tidak segera pulang maka ia harus bersiap menerima nyanyian khas dari ibunya yang sangat merdu itu.

.

.

.

.

Hari yang cerah bagi Jongin untuk memulai hari pertamanya masuk kesekolah disini. Disepanjang perjalanannya tadi semua siswa maupun siswi menatapnya. Ada yang melihatnya dengan penuh kagum adapula yang melihatnya dengan iri mungkin itu pandangan para siswa laki-laki yang iri dengan wajah Jongin.

Memang pemuda itu memiliki wajah yang bisa dibilang tampan dengan kulitnya yang sedikit kecoklatan membuatnya terkesan seperti seorang laki-laki sejati. Ia juga tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek pula bagi seorang remaja yang berada dibangku sekolah menengah atas.

Jongin masuk kedalam kelasnya dengan guru yang berjalan didepannya. Setelah ia memasuki kelas itu semua mata tertuju padanya. Termasuk seorang gadis yang tertunduk hingga membuat wajahnya tertutup rambut itu.

Gadis itu duduk seorang diri dibangku paling belakang pojok kelas itu. Diam-diam menatap Jongin karena penasaran dan mendengarkan perkenalan Jongin.

'Oh jadi dia siswa pindahan itu.' Batin gadis itu yang masih setia menatap pemuda yang berdiri didepan sana.

Gadis itu menunduk dalam lagi saat pemuda itu melihatnya. Ia juga mendengar bahwa guru sudah mempersilahkannya untuk duduk.

"Jongin-ssi duduklah bersamaku." Kata seorang siswi saat Jongin berhenti didepannya.

Memang benar bangku disebelah sisiwi itu kosong. Tapi Jongin tahu siswi itu tadi mengusir temannya agar temannya pindah dari sampingnya.

Jongin tersenyum pada siswi itu dan berlalu menuju tempat dimana seorang gadis yang duduk dengan diam tanpa melakukan apapun dan kepala gadis itu menunduk. Hingga wajahnya tertutup rambut panjangnya.

Setelah guru yang mengantar Jongin keluar semua mata murid yang ada disana tertuju pada Jongin yang dengan santainya duduk disamping gadis itu. Jongin sendiri hanya diam dan bingung melihat pandangan murid-murid disana.

Semua murid berbisik-bisik mengenai Jongin yang duduk disebelah gadis itu. Dan dengan cueknya Jongin mengabaikan murid-murid itu.

Ia menolehkan kepalanya melihat gadis yang wajahnya tertutup oleh rambut itu. Jongin menyelipkan rambut gadis itu kebelakang telinga gadis itu.

"Binggo! Kita bertemu lagi." Ucap Jongin dengan senyumnya.

Gadis itu melihat Jongin dan mengerjapkan matanya bingung. Setelahnya gadis itu membenarkan rambutnya seperti semula. Jongin sndiri tidak sengaja melihat name tag gadis itu.

"Ah jadi namamu Do Kyungsoo?" Tanya Jongin antusias.

Gadis itu hanya diam dan tak menjawab pertanyaan Jongin. Jangankan menjawab ia bahkan tidak melihat Jongin sama sekali.

Seorang siswi yang melihat Jongin sedang berbicara dengan gadis yang bernama Kyungsoo itu akhirnya menghampiri mereka.

"Ya! Apa yang kau lakukan pada siswa baru ini?" Tanya siswi itu pada Kyungsoo.

Gadis itu hanya dia tak melihat siswi itu sama sekali ia terus melihat buku yang tadi sempat ia baca.

"Ya! Apa kau tuli hah?!" Bentak siswi itu dengan menggebrak meja gadis itu.

Jongin yang hanya melihat sejak tadi akhirnya bertanya pada gadis itu.

"Apa yang kau lakukan? Memang kenapa jika aku duduk dengannya? Lagipula kita bertemankan Kyungsoo?" Tanya Jongin yang kini merangkul bahu Kyungsoo.

Kyungsoo membelalakan matanya dibalik rambut yang menutupi wajahnya itu. Jongin akan dalam masalah jika bersikap seperti ini padanya.

"Singkirkan tanganmu." Ucap Kyungsoo datar.

Jongin terkejut saat mendengar suara Kyungsoo. Ternyata gadis itu bisa bicara Jongin pikir gadis itu bisu atau tuli.

"Oh kau bisa bicara?" Tanya Jongin tak percaya.

Siswi itu melihat Jongin dan Kyungsoo dengan tatapan bingungnya.

Setelahnya Kyungsoo berdiri membawa tasnya untuk pindah dari bangkunya dan menuju bangku yang kosong lainnya. Jongin sendiri menatap heran Kyungsoo.

"Jongin-ssi sebaiknya kau duduk denganku saja." Kata gadis itu yang sudah menarik tangan Jongin.

Dan dengan terpaksa Jongin menurut pada gadis itu karena sebentar lagi guru yang akan mengajar mereka datang.

.

.

.

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi dan semua murid yang ada di sekolah itu berhamburan keluar untuk pulang kerumah mereka masing-masing.

"Jongin-ssi mau pulang bersama?" Tanya Seulgi gadis yang tadi menarik Jongin untuk duduk disampingnya.

Jongin melihat Kyungsoo yang sudah keluar terlebih dulu itu langsung berdiri hendak menghampiri gadis itu. Entah kenapa rasanya Jongin sangat penasaran pada gadis itu. Ia sangat tertarik dengan gadis misterius itu.

"Pulanglah sendiri Seulgi aku ada urusan." Jawab Jongin yang sudah berlari menghampiri Kyungsoo.

Jongin berlari mengejar Kyungsoo yang sangat cepat menghilang itu. Hingga ia menemukan Kyungsoo disana. Gadis itu sedang menuntun sepedanya yang ternyata ban sepeda itu kempes. Jongin segera berlari menghampirinya.

"Kyungsoo? Do Kyungsoo" Teriak Jongin memanggil Kyungsoo.

Kyungsoo berhenti berjalan karena tertegun karena ada seseorang yang memanggilnya sungguh Kyungsoo tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya selama ini tidak pernah ada yang memanggilnya. Dan baru kali ini ada seseorang yang memanggil namanya dengan lengkap.

Jongin berdiri disamping Kyungsoo yang sedang membawa sepedanya itu. setelah mengetahui ternyata suara itu berasal dari Jongin, gadis itu melanjutkan jalannya.

Dan dengan seenaknya Jongin mengambil alih sepeda itu dan berlari membawanya.

'Apa lagi sekarang?' Batin Kyungsoo meratapi nasibnya karena ia yakin pasti anak baru itu sudah mengetahui asal-usulnya hingga ia membawa sepedanya pergi.

Mungkin Jongin akan mengerjainya seperti teman-temannya. Itulah yang sekarang ada dipikiran Kyungsoo. Namun beberapa menit kemudian Jongin kembali dengan mengayuh sepeda Kyungsoo.

Ternyata pemuda itu tidak mengerjai Kyungsoo. Ia justru membantunya. Entah kenapa sejak semalam ia bertemu pemuda itu Kyungsoo merasa pemuda itu selalu mengikutinya.

Dan itu membuat Kyungsoo khawatir karena mungkin Jongin akan mendapat imbasnya akibat berdekatan dengan Kyungsoo.

"Ayo naik." Suruh Jongin.

Kyungsoo sendiri hanya diam dengan kepala yang masih sama seperti biasanya tertunduk hingga wajahnya tertutup rambut.

Jongin yang melihat itu segera menarik tangan Kyungsoo dan membawa gadis itu duduk diboncengan sepeda itu.

"Bersiaplah aku akan mengayuhnya secepat angin jadi kau harus pegangan yang benar." Kata Jongin dengan membawa tangan Kyungsoo menuju pinggangnya.

Setelahnya Jongin mengayuh sepeda itu dengan kencang dan membuat Kyungsoo meremas baju bagian samping Jongin.

"Bukankah ini menyenangkan?" Tanya Jongin yang mengangkat kakinya karena sekarang sepeda itu sedang meluncur karena terjunan dijalan.

Kyungsoo mengangguk dan tersenyum karena Jongin yang juga tertawa didepannya. dan untuk pertama kalinya senyum Kyungsoo kembali setelah lama menghilang dari wajah manisnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Next or Delete?

.

Annyeong ketemu lagi di ff baru Hee ini. Hee geregetan pengen post ff ini. Jadilah Hee post semoga kalian suka ya. Oke makasih yang udah mau baca.

.

Salam cinta dari Hee :*

.

'Dongvil'