PICK ME
Main cast:
Fang, Halilintar B., Taufan B., Gempa B., Blaze B., Ice B.
Disclaimer:
Karakter Boboiboy bukan punya saya. Saya hanya meminjam karakter sebentar.
Warn! GS, OOC, TYPO, AU.
I hope you enjoy this story~
.
.
.
.
"Semuanya! Bangun!"
Suara Tok Aba menggema di seluruh ruangan. Gempa—selaku Boboiboy bersaudara yang paling waras pun berusaha membangunkan saudari-saudarinya yang lain. Dimulai dari Halilintar, Boboiboy paling tua diantara mereka.
"Kak Hali, bangun. Sudah pagi. Hari ini hari pertama kita masuk SMA." bisik Gempa lembut. Halilintar terbangun, mengerjap-ngerjap matanya lucu. Gempa tidak perlu kesusahan untuk membangunkan Kakaknya yang terkenal tsundere akut.
Jam menunjukkan pukul 05.00 pagi. Halilintar segera bangkit dari kasur empuknya, mengikat rambut hitam panjangnya dan berjalan menuju kamar mandi. Gempa keluar dari kamar Halilintar, lalu berjalan menuju kamar Taufan—kakak keduanya yang paling narsis dan resek.
"Kak Taufan, bangun." bisik Gempa lembut. Taufan yang masih mengerang dalam tidurnya pun hanya menjawab seadanya sautan Gempa. Gempa yang gemas pun mengguncang-guncang tubuh sang Kakak.
"Kak bangun! Nanti Kak Hali marah kalau tahu Kakak belum bangun!" ucap Gempa sambil menggoyang-goyangkan tubuh Taufan. Berharap sang Kakak bangun dari alam bawah sadarnya.
"Hmmm.. sebentar lagi." gumam Taufan.
KRIET
"Taufan tidak mau bangun?" tanya Halilintar sambil mengenakan dasinya. Gempa hanya mengangguk melihat Kakak pertamanya.
Halilintar menatap wajah sang adik yang masih terlelap dalam tidur. Gempa mundur perlahan dari Taufan dan Halilintar. Tangan lentik Halilintar terangkat keudara dan...
PLAK
"KYAAAA!!! SIAPA YANG BERANI MEMUKUL PANTATKU?!" Taufan bangun dari tidurnya. Tangannya sibuk mengusap bokong kentalnya yang habis di tabok Halilintar.
Mata biru Taufan menatap sosok Halilintar. Mata merahnya menatap sengit Taufan. Taufan jadi merinding.
"Mandi atau ku tebas kepala mu." ucap Halilintar dingin. Taufan meneguk ludahnya kasar. Lalu ia lari terbirit-birit menuju kamar mandi.
Gempa berjalan menuju kamar Adiknya. Terlihat papan nama di pintu kamar yang bertuliskan 'Blaze B.'
Wanita berwajah manis itu membuka pelan pintu kamar Blaze. Masih terlihat sosok Adiknya yang tidur di atas kasur. Gempa masuk perlahan, membisikkan dengan lembut di telinga Blaze. "Blaze, bangun. Hari ini hari pertama kita masuk SMA. Kau tidak ingin telat kan?"
Perlahan, Blaze membuka matanya. Mengucek-ngucek matanya layaknya anak kecil. Gempa yang gemas pum mengacak pelan rambut panjang Blaze. "Sekarang kau mandi, Tok Aba dan Ochobot sudah membuatkan sarapan untuk kita."
"Baiklah, Kak." dengan langkah gontai, Blaze berjalan mengambil handuk nya, lalu berjalan menuju kamar mandi. Gempa segera membereskan selimut dan seprai milik Blaze.
Setelah membereskan kasur Blaze, Gempa keluar dari kamar dan berjalan menuju kamar Adik bungsunya. Siapa lagi kalau bukan Ice Boboiboy. Adiknya yang terkenal paling malas, mager, dan hobi nya tidur.
Terlihat pintu kamar Ice yang sudah kebuka. Gempa segera melihat kedalam kamar. Terlihat Halilintar yang sibuk menampar sang Adik yang nampaknya tak berniat membuka matanya.
"Bangun Ice! Nanti kita akan terlambat!" teriak Halilintar sambil menampar pipi gembul sang Adik. Ice hanya diam, bergerak saja tidak.
Kasihan melihat sang Adik ditampar, Gempa berinisiatif menyelamatkan sang Adik dari amukan sang Kakak yang terkenal penuh emosi. "Kak Hali, biar aku saja yang membangunkan Ice."
Halilintar menatap Gempa, "Hft, baiklah. Ku serahkan kerbau ini kepadamu." ucap Halilintar lalu keluar dari kamar Ice.
Gempa berbisik di telinga Ice, "Ice, bangun. Hari ini hari pertama kita masuk SMA. Kau tidak ingin kita terlambat kan?"
Ice hanya mengerang dikit, "Tinggalkan saja aku. Aku nanti datang jam 12 saja." ucap Ice lalu kembali menarik selimutnya.
Oh, yang benar saja dia akan berangkat jam 12 siang?
Halilintar yang ternyata masih di depan kamar Ice pun segera masuk dan menggeret paksa Ice ke kamar mandi.
.
.
.
.
"Hati-hati di jalan!" Tok Aba dan Ochobot melambaikan tangan pada Boboiboy bersaudara yang akan berangkat ke sekolah.
Halilintar Boboiboy; Boboiboy paling tua. Sifatnya sangat cuek dan dingin terhadap orang lain. Sangat anti sosial. Tidak akrab dengan orang lain selain Boboiboy bersaudara, Tok Aba, dan Ochobot. Tidak suka bercanda, terlalu serius, sering bertengkar dengan anak laki-laki sewaktu SMP, tidak suka yang berbau manis-manis, dan sangat tidak menyukai tempat yang ramai dan berisik. Memiliki IQ diatas rata-rata. Bermata merah menyala, rambut hitam panjang yang selalu di ikat, tubuh langsing dan proposional. Hobi nya adalah menyendiri, menikmati alam, membaca novel, dan berolahraga—terutama karate dan tinju.
Taufan Boboiboy; Boboiboy tertua kedua setelah Halilintar. Sifatnya sangat periang, terlalu hiperaktif, pandai bergaul dengan orang lain, dan senang bercanda. Memiliki IQ paling rendah di antara Boboiboy bersaudara, tapi dirinya selalu masuk dalam 10 besar saat SMP. Terkadang sifat easy going nya membuat Boboiboy bersaudara malu sendiri. Bermata biru menyala, rambut hitam sebahu yang lurus, tubuh yang langsing dan proposional. Hobi nya adalah jalan-jalan, melihat kembang api dari balkon rumah, menonton film, bermain game, dan menjahili Blaze.
Gempa Boboiboy; Boboiboy tertua ketiga setelah Halilintar dan Taufan. Gempa adalah sosok yang paling waras diantara Boboiboy yang lain. Sifatnya sangat lembut, baik hati, ramah, bijaksana, dan sosoknya selalu di idam-idamkan oleh ibu-ibu kompleks sebagai menantu idaman. Memiliki IQ tertinggi setelah Halilintar dan Ice. Gempa sangat mengagumi sosok Halilintar yang selalu terlihat badas dan berkharisma—padahal Halilintar tidak melakukan apapun. Bermata emas menyala, rambut hitam panjang yang selalu di sisir rapih, tubuh yang langsing dan proposional. Hobi nya adalah membantu Tok Aba dan Ochobot di kedai, beres-beres rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mengikuti kegiatan organisasi di sekolah, mengikuti olimpiade, dan belajar.
Blaze Boboiboy; Boboiboy tertua keempat setelah Halilintar, Taufan, dan Gempa. Blaze adalah sosok yang kekanak-kanakkan. Mudah emosi dan mudah menangis. Sangat suka dengan yang berbau manis-manis. Memiliki IQ tertinggi setelah Halilintar, Ice, dan Gempa. Bermata merah ke emas-emasan, berambut hitam panjang yang sering di pakaikan bando kelinci, tubuh langsing dan proposional. Hobi nya memakan ice cream, menonton atraksi di malam minggu, memakan permen kapas, mewarnai, membantu Tok Aba dan Ochobot membuat cokelat panas di kedai—yang selalu berakhir dengan menghancurkan kedai Tok Aba.
Ice Boboiboy; Boboiboy termuda diantara Boboiboy yang lain. Ice adalah Boboiboy paling malas dan juga ansos—setelah Halilintar. Tapi Ice masih akrab dengan beberapa teman yang lain di sekolah. Memiliki IQ tertinggi kedua setelah Halilintar—padahal dia tidak pernah belajar. Bermata biru laut, berambut hitam sebahu yang selalu di kuncir, tubuh langsing dan proposional. Hobi nya tidur, makan, dan bermalas-malasan di rumah.
.
.
.
.
Boboiboy bersaudara pun masuk ke dalam kelas 10-A. Banyak pasang mata yang menatap mereka. Mungkin karena baru kali ini melihat seseorang dengan kembar 5.
Ice masuk dengan wajah ngantuknya. Blaze masuk dengan tingkah imutnya. Taufan masuk dengan wajah sumringan, membuat murid yang lain agak menjauh darinya. Gempa masuk dengan sifatnya yang sangat sopan, membuat beberapa murid terpesona. Halilintar masuk dengan aura nya yang sangat suram. Semua murid yang lain pun menatap horor Halilintar.
Boboiboy segera menempati bangku yang masih tersisa untuk mereka. Halilintar yang duduk di pojokan paling belakang dekat jendela. Gempa duduk di depan, dekat dengan papan tulis. Taufan duduk di barisan tengah. Ice duduk di depan Halilintar, lalu kembali terlelap di atas meja. Blaze yang duduk di samping Taufan.
Sosok pria bertubuh gempal masuk. Dengan gagahnya membusungkan dada kedepan sembari menatap murid-murid dengan tatapan meremehkan.
"Perkenalkan, saya adalah wali kelas kalian. Nama saya... PAPA ZOLA! Pemberantas kejahatan di muka bumi dengan kekuatan rumus matematika!"
Semua murid terdiam menatap wali kelas mereka yang terlihat aneh. Bahkan Taufan mengira sosok yang mengaku wali kelasnya adalah orang sakit jiwa yang kabur dari rumah sakit.
Taufan memang kejam.
Setelah pidato panjang lebar dari Papa Zola selesai, murid-murid mulai mengeluarkan suara mereka. Beberapa siswa mulai mendekati Gempa—memulai PDKT. Tapi para siswa mulai mundur ketika melihat siluet tajam dari Halilintar. Mata merah menyalanya mulai menyalang dan mengisyaratkan 'jauhi Gempa atau kutebas leher kalian'.
TOK TOK
Seluruh murid terdiam. Terlihat beberapa murid yang sepertinya adalah Kakak kelas mulai menapakkan kakinya pada kelas 10-A. Sosok wanita berwajah oriental dan wanita berkerudung dengan jepitan bunga di sisinya menatap para murid kelas 10-A dengan tatapan bersahabat.
"Hai semua, perkenalkan saya Ying dari kelas 11-B. Ini teman saya namanya Yaya dari kelas 11-A." ucap Kakak kelas berwajah oriental dengan kacamata bulatnya menyapa murid-murid.
"Hai semua, kami adalah perwakilan dari OSIS SMA Pulau Rintis." ucap Kakak kelas bernama Yaya sambil tersenyum lembut.
Sosok pria bertubuh gempal mulai masuk kedalam kelas, lalu menyapa para Adik kelas dengan senyuman ramah.
"Hai semua, nama saya Gopal. Dari kelas 11-F."
Gopal tersenyum sumringan dengan tingkahnya yang lucu. Taufan yang melihatnya juga sumringan, mungkin pikirnya mereka bisa berteman baik—secara logis mereka memiliki sifat hiperaktif.
Para OSIS mulai memasuki kelas Boboiboy bersaudara. Dan mulai mempromosikan beberapa kegiatan ekskul dan OSIS. Gempa menatap serius apa yang di katakan para OSIS. Ice tetap terlelap dalam tidurnya. Taufan sibuk menertawakan tingkah Gopal. Blaze hanya memainkan rambut panjangnya. Dan Halilintar yang sibuk menatap jendela, cuek dengan keadaan dalam kelas.
"Maaf, aku terlambat." ucap sosok pria bersurai raven. Rambutnya berwarna ungu, mengenakan kacamata, wajahnya yang mirip karakter dalam anime. Sangat tampan.
Boboiboy bersaudara mulai mengalihkan pandangan mereka pada sosok pria tampan yang baru masuk kedalam kelas mereka. Mata mereka tak lepas menatap sosok pria tersebut.
"Tidak apa-apa Fang, silahkan masuk." ucap Ying mempersilahkan Fang masuk.
Oke, jantung para Boboiboy bersaudara mulai berdetak dengan cepat. Senyum menawan Fang tak dapat di pungkiri. Bahkan Halilintar yang notabene nya sangat cuek pun juga terpesona dengan pria bersurai raven ungu itu.
"Semuanya, perkenalkan ini Fang. Ketua OSIS SMA Pulau Rintis." ucap Yaya memperkenalkan Fang.
Fang kembali memamerkan senyuman menawannya. Membuat semua siswi salah tingkah di tempat. "Nama saya Fang. Dari kelas 11-C. Saya ketua OSIS SMA Pulau Rintis."
BRAK
"KAKAK TAMPAN, JADILAH KEKASIHKU!" teriak Taufan. Seluruh manusia yang berada dalam kelas pun terkejut. Taufan menembak Fang tanpa rasa malu di hadapan mereka semua—yah, Taufan memang sering malu-maluin.
BRAK
"KAK TAUFAN GAK BOLEH BEGITU! KAK FANG CUMA BUAT BLAZE DOANG!" kini Blaze mulai ikut-ikutan berteriak. Duo Boboiboy ini sangat menarik perhatian.
Ketika Taufan dan Blaze sibuk berebut Fang, Gempa akhirnya mulai melerai mereka. Berharap Kakak dan Adiknya tidak malu-maluin di depan teman sekelas dan Kakak OSIS.
Taufan mulai berjalan menuju Fang.
GREP
"Kak Fang harus jadi milikku!" Taufan berucap sambil memeluk erat lengan Fang. Fang hanya menatap horor.
GREP
"Tidak! Kak Fang harus jadi milik Blaze! Menyingkirlah dari Kak Fang!" Blaze mulai menjauhi Fang dari genggaman Taufan.
Gempa, Halilintar, dan Ice hanya menatap sengit Taufan dan Blaze. Ya, mereka kan juga mau menyentuh Fang.
Kini, persaingan antar Boboiboy bersaudara untuk mendapatkan hati Kak Fang pun dimulai.
.
.
.
.
TBC
A/n:
Aloha semua~ saya membawakan ff FangBoy versi GS wkwk. Ff ini terinspirasi dari salah satu fanart 5 elemental Boboiboy yaitu Halilintar, Taufan, Gempa, Blaze, dan Ice dijadikan GS alias perempuan. Bayangin mereka semua berebutin Fang wkwk xD I hope you enjoy this story guys wkwk.
-levieren225
