Author : yourgenie17
Title : Do you believe in fairy-tale?
Characters : Soonyoung Kwon, Jihoon Lee, Jeonghan Yoon, Seungcheol Choi, Chan Lee, Seokmin Lee, Minghao Xu, Junhui Wen, Hansol Choi, Seungkwan Boo, Jisoo Hong
Rated : T
Genre : School!au, Fairy-Tale!au, Supernatural!au
Warning: bxb, yaoi, lime apalah itu julukannya yang asam-asam. Bahasa author yang sering dibilang kaku sampai ke real-life (This is my colour, my words, my stories dude! So don't like, don't read). Mengandung unsur fairy-tale (kisah kisah peri). Mengandung unsur mitologi Yunani. Mengandung unsur-unsur supernatural ngawur berasal dari pendapat author yang memiliki pemikiran 'agak'.
Discalaimer : I only lend their name, faces, and a little bit of their characters. I'm gonna changes their characters for good use. Main ideas of this story are mine. Fairy-tale's main concepts in this story are mine. Mithology Yunani are themself belong.
NOTE :
UNTUK BEBERAPA POV AKAN DIGUNAKAN BANMAL (BAHASA NON FORMAL).
Clue:
Warga fairy-tale akan menggunakan bahasa formal dan memiliki gelagat aneh.
...
Proudly present,
YOURGENIE17
© December of 2016.
...
[HOSH POV]
SEOKMIN_Dk:
Kwon, ada pr sejarah
Katanya bakal dibahas tuh
Kelompok situ udah?
Cepetan ke sekolah
Soom_hosh!:
Iya bawel
Udah sampe depan kelas nih
Dimana?
Oi dimana?
Hapenya ngapain dimatiin kudaaaa TT
"ㅡNgetiknya bisa nyante nggak? Nggak udah di audio-in gitu?" kaget Seokmin dari belakang.
"Yatuhan hampir jantung gua copot!" jerit gua nggak nyante.
Sementara pihak yang iseng hanya bisa nyengir kuda.
Asem.
Dasar kuda.
"Kelompok gua udah sih, kelompoklu bahas apa?" tanya Seokmin,"Kelompok gua sih udah juga, tapi ya gitu. Power-pointnya ada di Mingyu, pakai laptop Wonwoo katanya," jawab gua.
"Kelompoklu bahas apa chi?" Tanya Seokmin sembari nganterin ke tempat duduk. Kami sebelahan btw,"Aprodhita, lu?"
"Itu pendek ya. Ehm. Kelompok gua bahas Zeus, chi. Bayangkan mannnn, Zeus anaknya berapa coba," jawab Seokmin bete-sebete betenya.
"ㅡLu mending," Seungkwan yang baru taro tas nimbrung tiba-tiba.
"Kenapa jeng?" tanya gua.
"Kelompok gua bahas gaia! Lu kira anaknya bisa diitung jari?! Mana gambar cyclopes-nya ngeri semua!" jerit Seungkwan.
"Boleh ketawa nggak?" izin Seokmin.
"Hahahahahahahahahahahahahaㅡ"
"ㅡstop dulu bully ajeng-nya," ujar Mingyu yang baru dateng bareng Wonwoo.
"Ada apaan?" tanya Seungkwan sewot.
"Santai jeng, hehe." Kata Seokmin.
"Katanya mau ada anak baru," ujar Mingyu disambut anggukan Wonwoo,"Kami mengembalikan mic tadi, lalu bertemu dengan wali kelas. Dia tampaknya begitu senang memiliki murid baru, dengar-dengar murid baru itu ranking satu disekolah lama," ujar Wonwoo kali ini.
"Ah, pantesan aja" ujar Seokmin.
"Woo, kenapa suka pake bahasa formal sih? Santai aja kali," kata Seungkwan ceplas-ceplos.
"Dia nggak suka pakai bahasa gaul, jeng. Setiap orang 'kan punya pendapat yang berbeda, IYA NGGAK CI?" kaget Mingyu.
"O-oh? Iya iya iya," jawab gua sekenanya.
"Bisa gua tebak lu bergadang baca komik semalam?" selidik Seungkwan dengan kesotoy-annya.
"Idie, siapa yang baca komik?" Elak gua.
"Terus lu ngapain ?" Tanya Mingyu.
"Main coc, hehehe"
"huuuuuu, dasar gamers" koor Seungkwan.
...
[Hoon Pov]
Oh. Jadi ini sekolahnya?
Well, lumayan bagi muggle (manusia).
Aku Jihoon Lee. Atau namaku di fairy-tale adalah Woozi. Berusia 15 tahun didunia ini, dan 21 tahun di dunia asliku.
Hm, ya. Aku adalah peri.
Aku diberi mandat oleh Suga hyung untuk turun ke bumi dalam tugas wajib peri setiap abad.
Kami akan turun setiap seabad sekali.
Tugas peri adalah membantu dan menemani manusia spesial, biasanya yang termasuk spesial adalah manusia yang dikehidupan sebelumnya melakukan banyak kebajikan, reinkarnasi dewa-dewi, maupun anak para dewa-dewi.
Aku termasuk rainbow-fairy yang bisa berganti warna sayap. Musim lalu sayapku berwarna pink, dan itu membuatku diberi julukan err.. Pinky boy?
Untunglah musim ini sayapku berwarna caramel. Sehingga aku tidak perlu mewarnai rambutku dengan warna pink kembali.
Dan disinilah aku, berdiri di depan ruang guru. Dimana aku harus kembali bersekolah untuk menyamar menjadi manusia.
"Kulihat kau sudah berdiri disini sejak tadi, ada apa dik ?" Sapa seseorang.
Sialan, siapa yang beraniㅡ
Hm?
Wangi ini kan?
"Ah, aku Kwon Soonyoung. Kau bisa memanggilku Soon, Hoshi, atau ochi juga boleh," ujarnya.
"N-ne,"
Aku sudah tahu itu dirimu, hoshi. Hanya mencium dari wangi tubuhmu.
"Jadi siapa namamu?" tanyanya.
Ah, iya. Aku lupa memasang nametag-ku.
"Wo-Jihoon Lee. Na-namaku Jihoon Lee," sahutku gugup.
"Baiklah Jihoon-ssi, ada yang bisa kubantu ?" tanyanya.
Bagaimana aku tidak gugup?
"Aku tidak berani menemui wali kelas," cicitku sembari merunduk.
"Kusangka dirimu adik kelas! Ternyata kita setingkat!" serunya.
Orang yang menjadi alasanku lahir dan turun ke bumi berada dihadapanku [!]
…
"Namaku Hong Jisoo," sapa wali kelas dengan senyum yang.. Well, bisa dikatakan angelic.
"Dirimu peri kan?" tanya wali kelas tiba-tiba.
Aku terkejut.
Langkahku berhenti seketika.
"Santai, Woozi-ah," ujarnya.
DARIMANA DIA MENGATAHUI NAMAKU?!
"Woozi, Rainbow, Guard-type.. Hm, Hoshi?" ejanya dengan nada yang menakutkan bagiku.
"Siapa anda sebenarnya ?" tanyaku berusaha tenang.
Lalu ia tergelak.
"Sepertinya perkenalanku tadi belum lengkap. Joshua, Angel, Division of Scheduler and Management," ujarnya sembari mengulurkan tangan.
"Hhh, kusangka dirimu satan!" ujarku sembari menyambut jabatan tangannya.
Satan, devil, dengan apalagi dirimu menyebutnya, iblis?
"Dia satu kelas denganmu, rupanya Jeonghan benar-benar memberimu fasilitas yang baik ya?" ujarnya sembari mendongak keatas.
"Ah? Dirinya? Selain jadi Angel divisi Helper, dia sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri," ujarku.
"Kudengar ayahmu adalah muggle? Itu benar atau bukan? Aku bukan tipe yang mempercayai gossip, jadi ya kutanyakan langsung lebih baik kan?"
Aku tersenyum simpul,"Dia ayah terbaik," ujarku singkat.
Joshua berhenti didepan pintu,"Nanti berikan aku nomor teleponmu. Ja, sudah siap?" tanyanya sembari memegang knop pintu kelas.
"ehm. Siap,"
...
[HOSHI POV]
Hong-ssaem (panggilan gaul untuk guru) muncul sembari tersenyum lebar.
Guru Sejarah merangkap guru Bahasa Inggris itu lebih cocok jadi pastur sih, menurut ochi.
Dia itu alim banget sih.
"Itu pasti anak barunya," tunjuk Seokmin.
"Deka, gua kan udah bilang tadi ketemu anak baru itu diruang guru," ujar gua sewot.
"Hehehe, kalau diliat tipelu banget chi," ujarnya.
"Ha-Ha. Lucu sekali, Seok. Gua yang megang sabuk hitam Taekwon aja kebanting sama badan semungil dia," bisik gua.
Tuk!
Dahi Seokmin yang selebar jalan tol, dan semulus kain sutra-ngawur-dilempar tutup spidol oleh Hong-ssaem.
Kami berada di barisan depan dimana kalau di pointblank, gampang ngeheadshootnya kalau nggak pake tameng.
Gua yang takutan sama Hong-ssaem Cuma bisa nyengir kuda. Tumben banget sih, dia jadi killer.
"Maaf, ssaem!" Ujar kami berdua.
Hong-ssaem tersenyum bak malaikat-lagi-seakan akan yang barusan nggak terjadi,"Nah, murid baru perkenalkan dirimu," ujarnya dengan nada lembut.
Dengan badan super-mungil dimata gua, si Jihoon menulis hangul namanya di papan tulis. Dengan catatan, dengan agak menjinjit.
"Namaku Jihoon, usia 15. Berasal dari busan, selalu memakai bahasa formal," ujarnya.
"Ehm, apa ada pertanyaan ?" Tanya Hong-ssaem.
"Ya, Lizzy ?"
"Apa ukuran baju Jihoon-ssi itu M ?" celetuknya.
Yang ditanya mukanya memerah,"Aniyo, S" cicitnya dengan nada sangat pelan. Untung kelas sepi jadi suara semungil itu bisa gua denger.
"Punya nama panggilan nggak ?" tanya Seokmin sembari nyegir kuda.
Yang ditanya ngelirik Hong-ssaem bentaran,"Woozi? Uji?" Katanya.
"Lu peri ya ?" tanya Seungkwan.
"U-uhukkk!"
Yang ditanya..
Tersedak.
"Lu kobam ya jeng? Hari gini mana ada yang percaya peri ?" Sahut Seokmin.
"Huk!" tiba-tiba Jihoon kayak ngebatukin serbuk kelap-kelip gitu.
"Nggak ada salahnya percaya peri. Aku percaya peri, sangat-sangat percaya peri," ujar Wonwoo tiba-tiba.
"Gua juga percaya peri, nggak ada anehnya toh,"
Semua eksistensi kelas mengarah ke meani couple tiba-tiba. Sementara gua ngelirik kearah Jihoon yang kini udah keliatan sehat-sehat aja.
Yang gua liat tadi itu..
Sulap ya?
"Oke Jihoon, silahkan duduk di sebelah Soonyoung. Mari kita mulai pelajaran hari ini," ujar Hong-ssaem.
"Psst, lu liat serbuk kelap-kelip tadi nggak Seok?" tanya gua bisik-bisik lagi.
"Serbuk apaan? Glitter? Lu mau pake buat apaan? Kalau alat makeup pinjem ke Seungkwan aja, atau mungkin Lizzy?" celetuk Seok.
"Bukan alat make up, kudaaaa!" erang gua esmosi.
"Ehm. Seokmin kalau masih mau mengobrol silahkan keluar dari kelas ini," kata hoong-ssaem tiba-tiba udah muncul dihadapan kami.
"T-tapi pak yang ngajak ngobrol kan.."
"Seokmin, kelompokmu maju pertama!" titah Hong-ssaem.
Lalu Seokmin dihadiahi death-glare attack oleh Mingyu dan Wonwoo.
...
[Jihoon POV]
"Bagaimana sekolahmu nak?" sambut Jeonghan umma.
Setelah mandi dan berganti baju, aku turun kebawah untuk berkumpul makan malam.
Ya, peri butuh makan. Tetapi kalau berada di dekat orang alasan peri itu lahir, tidak hanya makan, tidur pun tidak dibutuhkan.
"Soonyoung kan satu kelas sama dia," celetuk Seungcheol appa yang kini sedang menikmati samgyetangnya.
"Ah, benar juga. Bagaimana pertemuan pertamanya ?" Tanya Jeonghan umma.
"Buruk. Aku membantingnya di 5 menit setelah kalimat pertama," jawabku lesu.
"Apa ?!" pekik Jeonghan umma.
"Like son, like mother" celetuk Seunghcheol appa.
"Diam, Choi. Aku ini laki-laki," bela Jeonghan.
Ah. Ya.
Mereka gay.
Jeonghan adalah Angel division of Helper, Caring and Education yang bernasib sial-menurutku-menikahi Seungcheol;Vampire yang entah mengapa doyan dan mampu bertahan dengan makanan manusia dan merupakan CEO dari Choi Corps. . Mereka menikah di Belanda tepat setelah seminggu aku turun ke bumi.
"Huft.. Kak Seokmin mengabaikan K-Talk ku," keluh Chan yang baru turun dari kamarnya-yang berseberangan dengan kamarku-dilantai atas.
"Hm? Yang benar ?" tanya appa.
Chan menunjukkan chatnya kepada Appa.
"Handphone-nya tidak aktif," sahutku.
"Benarkah ?" Tanya Chan tidak percaya.
"Aku berani bersumpah Chan," ujarku malas.
Ah, aku lupa untuk memperkenalkan.
Dia adalah Chan Lee. Dengan nama peri Dino. Merupakan peri alchemist yang mendapat posisi guard.
Tugasnya adalah menjaga Seokmin.
Hhh. Seokmin sialan yang hampir membuatku mati.
Ah, aku jadi ingat sesuatu.
"Jeon Wonwoo adalah peri buku.. Penjanganya.. Mingyu? Si jelmaan Arhes?" celetukku.
"Kurasa reinkarnasi, bukan jelmaan, sayangku," koreksi umma.
"Dia tampan sih, tapi sayang aku sudah jatuh dengan Hoshi dikehidupan lalu," ujarku malas.
Hoshi Kwon, Reinkarnasi dari Zeus.
Hal yang tabu sebenarnya. Namun tidak ada hukuman yang berkaitan tentang jatuh cinta dengan para muggle.
"Malam semua," sapa seseorang bertubuh sangat kurus didepan pintu sana.
"Malam Hao-er, sini makan dulu," ujar Seungcheol yang masih asik berkutat dengan samgyetangnya.
"Tsk. Harusnya dirinya menunggu semua anggota keluarga lengkap dahulu," dengus Jeonghan.
Minghao Xu, peri permohonan, guard-type. Dengar-dengar orang yang dia jaga itu reinkarnasi Poseidon.
"Hahaha, tidak apa-apa umma. Hao-er tadi ada jam kuliah sore," katanya sembari tersenyum.
Dan ini adalah keluarga angkatku di bumi.
[…]
Ah. Cham!
Bagaimana aku bisa memberitahunya kalau aku peri pelindungnya?
Dihari pertamapun aku sudah membantingnya!
...
Huwaaa! Selesai juga chapter 1 nya. Bagaimana? Bagus?
