Chapter 1 : New School, New Friends!

A/N :

Saya ga tau harus memulai Author's Note ini dari mana. Tapi yang penting, perkenalkan! Saya author (gila ga jelas) fazrulz21! Ini cerita pertama saya dalam fandom HSDxD. Alasan saya menulis cerita ini sejujurnya adalah kekecewaan yang sangat mendalam terhadap beberapa author. Kenapa? karena beberapa author menghapus Ise dalam ceritanya dan digantikan oleh OC yang godlike atau overpowered. Kalaupun ada Ise dia cuma dijadiin bahan lelucon ga penting. Atau bahkan diabaikan sama sekali oleh tokoh utama wanita. Jujur saya suka dengan karakter Ise. Kalau dia ga cowok mesum (yang mendapatkan [Balance Breaker] dengan cara menekan dada tuannya) mungkin dia akan jadi karakter anime favorit saya.

Disini Ise saya buat beda. Dia bukan cowok mesum. Tapi masih jadi korban fanservice kok. Hahaha, lol :v

Satu lagi, akan ada unsur dari beberapa anime dan manga serta game lain yang akan saya masukkan ke fic ini. Ingat! Ini alternate universe. Beda dengan canon, cerita ini tidak mengikuti alur dari anime aslinya. Jadi ada kemungkinan karakter antagonis saya jadikan karakter tritagonis.

Now, ON TO THE STORY!

Disclaimer : Hm... ada sesuatu yang gelap, suram, dan tidak menyenangkan yang menyelimuti penulis Light Novel HSDxD. Untung bukan saya! Nyemwemwahahahaha! #ekhem…

WARNING!

Fic ini asli karangan author fazrulz21. Lahir dari pemikiran saya setelah membaca banyak fic Highschool DxD dan merasakan kekecewaan yang dalam karena banyak yang sama idenya dan menggantikan Ise dengan OC yang bahkan jauh lebih kuat dari antagonis final. Jika ada kesamaan cerita ini dan fic lainnya (kalo ada ya…) itu cuma kebetulan belaka.

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT, KEJADIAN, DAN LAIN SEBAGAINYA, SEKALI LAGI : ITU SEMUA HANYA KEBETULAN BELAKA.

STORY, START!

Hari senin biasanya hari paling menyebalkan dalam seminggu. Hari pertama sekolah, hari pertama kerja, memang banyak orang yang mengutuk keberadaan hari ini. Tapi sepertinya minggu ini hari senin yang berbeda dari biasanya di kelas 2-B. Karena hari ini ada murid baru! Ya, murid baru adalah hal yang jarang di sekolah ini, Sekai Academy. Sesuai namanya, Sekai (World) Academy adalah sekolah internasional yang sulit dimasuki orang biasa. Kalau pun ada itulah murid-murid pilihan yang mendapatkan beasiswa. Sekolah ini dulunya sekolah khusus putri. Namun semua berubah saat negara api menyerang. Bukan bercanda lho. Saat itu terjadi kebakaran yang menghanguskan gedung yang berukuran luar biasa itu. Kemudian sekolah ini ditutup beberapa bulan. Dan tahun ini Sekai Academy kembali dibuka. Tapi entah apa alasan sekolah ini jadi sekolah campuran. Tidak ada yang tahu...

Sekarang kita lihat murid baru itu.

Dia tidak terlalu tinggi. Kira-kira setinggi remaja Jepang pada umumnya. Menggunakan kacamata frameless kecil. Dilehernya bertengger headset berwarna merah dengan corak naga. Rambutnya coklat jabrik dan matanya... beda warna? Ya. Mata kanan berwarna merah, dan yang kiri berwarna oranye. Memang perpaduan warna yang cocok. Tetap saja warna matanya itu tidak biasa. Hal yang mencolok darinya adalah lengan kirinya yang diperban.

"Silahkan perkenalkan dirimu, Hyoudou-san." Kata guru pada murid baru tersebut.

"Namaku Hyoudou Issei. Boleh dipanggil Ise. Umurku 17 tahun. Hobiku merakit model dan membaca. Aku berasal dari Kyoto. Yoroshiku onegaishimasu, minna." Kata murid baru itu sambil membungkukkan badan. Bisa dilihat beberapa siswi melihat ke arah Issei dengan wajah memerah.

"Baiklah, kalau ada pertanyaan harap ditahan sampai jam istirahat. Hyoudou-san, Silahkan duduk dibelakang Katase-san. Katase-san angkat tanganmu!" perintah guru. Dan di salah satu bangku didekat jendela di baris kedua, seorang perempuan mengangkat tangannya. "Silahkan duduk dibelakangnya."

"Hai', sensei." Ucap Issei sambil berjalan ke bangkunya.

-Meet the Devils!-

Jam istirahat meja Issei dikerumuni teman-teman sekelasnya. Diantara mereka ada yang bertanya tentang dimana Ise tinggal, nomor HP-nya, alamat e-mail-nya, juga klub apa yang akan diikutinya.

"Saat ini aku tinggal bersama adik perempuanku di rumah dekat taman kota Kuoh. Maaf, aku tidak punya HP. Alamat e-mail juga tidak. Aku cuma punya telepon rumah. Untuk klub, hm... mungkin aku akan ikut beberapa klub karena ada beberapa klub yang menarik minatku seperti klub bela diri." Jawab Ise.

"Ne, Ise-kun, apa kamu punya pacar?" tanya salah seorang gadis. Ise tersenyum kecil dengan wajah sedih.

"Ya. Dulu. Tapi sekarang dia berada di tempat yang jauh..." jawab Ise dengan nada sedih. Semua yang ada disana langsung terdiam.

"A-ano, kalau boleh tahu—

"Kecelakaan. Dia menyelamatkan anak kucing ditengah jalan dan tidak melihat sepeda motor melaju kearahnya." Jawab Ise sebelum pertanyaan selesai. "Itu terjadi beberapa bulan yang lalu saat kami dalam perjalanan pulang dari sekolah..."

"Maaf, Ise-san. Saya malah bertanya sesuatu yang sensitif..." gadis yang bertanya tadi meminta maaf. Ise hanya tersenyum kecil kearahnya.

"Gapapa, kok. Itu juga salahku. Aku menunjuk ke arah kucing tersebut dan dia langsung berlari menyelamatkannya." Ucap Ise.

"Ngomong-ngomong, Ise-san. Tanganmu kenapa?" tanya seorang pemuda berkacamata.

"Oh, ini karena aku diserang pencopet." Jawab Ise santai. "Bukan apa-apa. Pencopet itu menabrakku dan meneriakiku. Saat kulihat dompet ditangannya, aku langsung bertindak. Siapa sangka dia bawa senjata. Gara-gara itu lenganku harus dijahit." Lanjutnya santai.

"Ne, Ise-kun. Apa kamu benar-benar ingin masuk klub kenjutsu?" tanya Katase yang duduk didepan Ise.

"Ya. Di sekolah sebelumnya aku juga ikut kenjutsu."

"Kalau begitu datanglah ke klub kenjutsu pulang sekolah nanti. Aku dan Murayama juga anggota klub kenjutsu!"

"Wah, kebetulan sekali! Kalau begitu mohon kerjasamanya, Katase-san, Murayama-san!"

"Sama-sama, Ise-kun!"

-Meet the Devils!-

Jam pulang, Ise mengikuti Katase menuju ruang klub kenjutsu. Disana terlihat beberapa murid perempuan yang berlatih mengayunkan shinai dan ada yang berlatih tanding. Namun tidak terlihat murid laki-laki.

"A-ano, Katase-san… apa di klub ini tidak ada siswa laki-laki?" tanya Ise.

"Tahun ini cuma dua orang termasuk kamu Ise-kun." Jawab Katase.

Alis Ise naik sebelah. "Eh? Cuma dua? Satu lagi siapa?"

"Nanti dia juga datang. Dia siswa kelas sebelah." Benar kata Katase. Beberapa menit kemudian, saat Ise tengah berbincang dengan Yuuya-senpai, ketua klub kenjutsu, murid laki-laki yang dimaksud datang.

"Ah, kamu telat lagi, Kiba-kun. Ini sudah yang keempat kalinya, lho…" Ucap Yuuya pada murid laki-laki itu.

"Ah, maaf, buchou. Aku tadi harus mengantar beberapa berkas ke ruang OSIS. Saji-kun minta tolong tadi." Jawab murid itu. Namanya Kiba Yuuto. Dari penampilannya ia terlihat cukup tampan.

"KYAAA~H! KIBA-KYUUN~!"

"KIBA-SAAMA, LIHAT SINI DOOONG~!"

"KIBA-KYUUUN~! TERIMALAH KEPERAWANANKU~! Aaahn~" (dafuq!?)

Oke, bukan cukup tampan lagi, tapi sangat tampan. Author benci mengakuinya tapi itulah kenyataannya…

"Lain kali jangan bantu dia. Saji harus bisa melakukan tugasnya sendiri. Ga mau 'kan kamu dibilang budaknya Saji sama anak-anak lain?" ucap Yuuya.

"Haha, saya paham kok. Hanya saja saya tidak bisa membiarkan orang kesusahan. Lagipula ruang OSIS searah dengan dojo klub kenjutsu." Balas Kiba.

"Haah… ya sudah. Oh, ya. Perkenalkan, ini anggota baru kita. Hyoudou Issei. Hyoudou-kun, ini Kiba Yuuto. Selama ini dia adalah anggota andalan kami selain Katase dan Murayama. Sekarang, kalau boleh kami ingin melihat kemampuanmu. Bertandinglah melawan Kiba-kun." Pinta Yuuya.

"Eh? Tapi aku—

"Gapapa, Ise-kun. Ini Cuma latih tanding, kok. Lagipula klub kenjutsu Sekai Academy bukanlah tim lemah." Ucap Yuuya. Ise hanya menurut.

"Ayo, Ise-kun. Kamu boleh memakai shinai-ku." Ucap Kiba. Kemudian mereka pun berangkat menuju ruang ganti.

-Meet the Devils!-

Sulit dipercaya.

Ga mungkin.

Bohong…

Mustahil.

Yang bener aja!

Itulah yang ada dipikiran semua orang yang ada di dojo kenjutsu Sekai Academy. Kenapa? Bukan apa-apa. Hanya saja mereka melihat sesuatu yang belum pernah mereka lihat apalagi mereka alami sebelumnya. Apa itu?

Kiba Yuuto, sang spesialis kenjutsu Sekai Academy,

Dikalahkan oleh orang baru,

Dengan satu gerakan.

Satu gerakan mulus.

Ise tidak melakukan banyak gerakan. Ia hanya menerjang Kiba dan langsung memukulkan shinai-nya kearah Kiba. Hanya saja,

TIDAK ADA SATU ORANG PUN YANG MELIHAT GERAKAN ISE.

Yang dilihat mata mereka hanya Ise yang menerjang dan langsung berhenti setelah melewati Kiba. Mereka sama sekali tidak melihat Ise mengayunkan pedangnya. Tapi mereka mendengar suara pukulan. Tidak lama setelah itu Kiba langsung berlutut sambil memegang lengan atasnya.

Tidak ada gerakan.

Tidak ada gerakan.

Tidak ada gerakan. SAMA SEKALI TIDAK ADA!

"ISE-KUN!" Ise terkejut setelah tangannya tiba-tiba diraih oleh ketua klub.

"H-hai?"

"KAU PETARUNG UTAMA KLUB BERSAMA DENGAN KIBA-KUN!" ucap Yuuya dengan mata berbinar.

"… e-e-e-e-e-eh!? Ch-chomattei, a-aku…"

"Bagaimana menurut kalian?"

""""SETUJU!"""" semua anggota klub berteriak serentak.

"Aku juga tidak keberatan." Ucap Kiba setuju.

"Baiklah, Kiba-kun. Karena kamu kalah, kamu tahu apa tradisi klub kenjutsu Sekai Academy, bukan?" tanya Yuuya pada Kiba.

"A-ano, buchou… saya se—

Yuuya menepuk pelan pundak Kiba dan menatapnya dengan mata merahnya yang bersinar. "Jangan begitu, Kiba-kun. Bukankah kita tim?"

Kiba menyerah. Akhirnya mengangguk pelan. "H-hai, buchou…"

"A-ano, kalau boleh tahu… [Tradisi] apa yang anda maksud, buchou?" tanya Ise.

"Oh, itu. Kami sudah menetapkan aturan yang menjadi tradisi disini. Itu adalah [siapapun yang kalah saat latih tanding harus membelikan seluruh anggota klub minum!]." jawab Yuuya mantap.

'Untung aku menang…' Ucap Ise dalam hati.

-Meet the Devils!-

Diluar dojo, tepatnya dilorong, Kiba saat ini tengah berjalan sambil membawa berkantong-kantong minuman kaleng.

"Yuuto." Terdengar suara memanggilnya. Kiba berbalik dan melihat Ketua klub Penelitian Ilmu Gaib atau lebih dikenal ORC (Occult Research Club).

"Ah, Rias-buchou. Ada apa, buchou?" Sapa Kiba.

"… kalah, ya?" pertanyaan, lebih tepatnya pernyataan dari Rias membuat Kiba merasakan sesuatu yang menusuk dadanya.

"Sakit, buchou…" ucap Kiba dengan sedikit air mata.

"Fufufu, Cuma bercanda, kok… sekarang…" mata Rias kembali menunjukkan keseriusannya. "Sudah tahu dia sekuat apa?"

"Ya. Setidaknya lebih dari perkiraan kita. Bisa dibilang orang itu memiliki [sesuatu] yang kita cari." Jawab Kiba. Rias tersenyum. Kemudian setelah Kiba pamit untuk kembali ke dojo, Rias kembali ke ruang ORC di gedung lama. Sepanjang perjalanan ia tak bisa berhenti tersenyum.

Rias Gremory. Memang bukan orang Jepang. Dikatakan kalau dia adalah murid pindahan dari Romania. Datang ke Jepang karena program pertukaran pelajar saat di bangku SMP dan setelah tamat SMP langsung bersekolah di Jepang karena sudah jatuh cinta pada negara tersebut.

"Ah, ketua, selamat datang. Teh seperti biasa?" tanya seorang wanita setelah Rias masuk ruang klub.

"Ya. Terima kasih, Akeno." Ucap Rias pada wanita tersebut.

"Fufufu, sepertinya buchou sedang senang. Dari tadi senyummu tidak hilang." Ucap wanita lain di ruangan itu.

"Yah, Yuuto menemukan apa yang kita cari. Dan kamu juga pasti mengenalnya dengan baik karena kalian pernah bertemu sebelumnya." Ucap Rias.

'Baka otoutou, kah…?'

-Meet the Devils!-

Pulang dari dojo klub kenjutsu, Ise terlihat sedang berjalan sambil menenteng kantong belanjaan. Saat melewati vending machine ia melihat seekor kucing hitam disebuah kotak disamping vending machine tersebut. Kucing itu melihat kearah Ise dengan mata memelas.

"Apa kau tidak akan memungutnya?" tanya seorang pria tua yang duduk disebelah vending machine itu.

"Entahlah. Mungkin yang dirumah akan cemburu." Jawab Ise santai. Ia mengangkat kucing kecil itu dan memperhatikan matanya yang beda sebelah seperti matanya.

"Kebanyakan orang tidak akan memperdulikannya karena warnanya. Kau tahu, banyak sekali yang memburu kucing hitam ditempatku dulu. Alasannya cuma karena kucing itu dipercaya sebagai peliharaan penyihir jahat yang akan membawa penyakit dan malapetaka bagi kami. Pfft, bahkan anakku percaya akan hal itu. Orang-orang bodoh…" pria tua itu bicara tanpa memperdulikan ia didengar atau tidak. Tapi Ise mendengarnya dengan seksama.

"Sepertinya aku akan membawanya pulang. Lagipula si putih dirumah sepertinya kesepian saat kutinggal." Ucap Ise. Ia membeli sekaleng kopi dan memberikannya pada pria tua disebelahnya tadi. "Terima kasih atas ceritanya, pak tua. Saya harap anda suka kopi." Kata Ise setelah menaruh kopi itu didepan pria tua itu.

Pria tua itu menatap punggung Ise yang perlahan menjauh dari pandangannya. 'Terima kasih juga, nak… kaulah yang berhak atas ucapan terima kasih itu.'

-Meet the Devils!-

"Tadaima." Ucap Ise. Kemudian disambut seekor kucing kecil berwarna putih.

"Yo, Hikari-chan. Maaf lama menunggu. Hari ini aku bawa teman!" ucap Ise sambil menurunkan kucing hitam yang dipungutnya tadi.

"Meow~" Hikari mengeong. Kemudian mendekati kucing hitam tersebut. Namun kucing hitam itu menjauh dan bersembunyi dibelakang kaki Ise.

"Haha, gapapa, kucing kecil. Ayo, perkenalkan. Itu teman barumu. Namanya Hikari. Hikari-chan ini… um… namanya, ah. Kuroka! Ya, namanya Kuroka!" ucap Ise.

"Ah, onii-chan sudah pulang?" terdengar suara dari dalam.

"Ya, Miki. Aku pulang." Jawab Ise. Lalu dari arah dapur muncul seorang gadis berwajah mirip Ise dengan rambut colat panjang sampai paha. Hyoudou Mikie. Adik kembar Ise.

"Ah, onii-chan bawa kucing lagi!" Miki lalu berlari mengejar Kuroka. Kuroka lari dan bersembunyi dibalik sofa.

"Haha, gapapa, Kuroka-chan. Miki ga jahat, kok… dia ga makan kucing." ucap Ise.

"Gaooo~ aku akan memakan kucing kecil yang nakal~ Gaooo~"

"NYAOOONG~!"

"Hentikan, Miki. Kuroka jadi takut, noh…"

"Tee-hee~ Maaf, Kuroka-chan… Miki cuma bercanda." Miki mengulurkan tangannya dan Kuroka mendekat perlahan.

"Miki, tolong kasih makan Hikari dan Kuroka." Pinta Ise. Miki mengangguk dan langsung menggiring Hikari dan Kuroka ke dapur.

-Meet the Devils!-

"Jadi, bagaimana?"

"Dia memungut seekor kucing disebelah vending machine."

"Hm, begitu. Ngomong-ngomong, tentang keluarganya. Apa kau tahu sesuatu?

"Dia tinggal bersama adik kembarnya. Kedua orang tuanya tidak diketahui."

"Dimana dia tinggal?"

"Rumah biasa. Hanya saja entah kenapa saya tidak bisa melihat apa yang ada didalam."

"Begitu… orang ini… menarik."

-Meet the Devils!-

Keesokan harinya, saat pulang sekolah, Ise kembali memungut seekor kucing yang terluka.

"Duh, onii-chan kenapa mungut kucing terus, sih?" tanya Miki setengah kesal.

"Yah, mau gimana lagi. Aku suka kucing, sih… kalau liat kucing aku jadi ingat dia…" ucap Ise dengan ekspresi sedih.

"Onii-chan…"

"Okeh, kita obati dulu dia. Siapa tahu ada yang punya."

"Oke!" kemudian kedua saudara kembar itu pun mulai merawat luka dikaki kucing tersebut. Tiba-tiba terdengar suara telepon.

"Biar Miki yang angkat!" kata Miki sambil berlari ke ruang tengah. Ise kembali membersihkan luka kucing tersebut. Kemudian Miki kembali memanggil Ise.

"Kenapa, Miki?"

"Telepon untuk onii-chan. Katanya dari teman satu klub." Jawab Miki. Ise lalu beranjak ke ruang tengah.

"Ya, kediaman Hyoudou. Siapa, ya?"

[Ah, Ise-kun? Maaf mengganggu. Ini Murayama.]

"Ah, Murayama-san. Ada apa?"

[Ano… tadi waktu kegiatan klub ada yang datang mencarimu. Tapi tadi kamu langsung pulang.]

"Siapa?"

[Senpai kita dari kelas 3-C. Katanya dia mengenalmu.] kening Ise berkerut mendengar itu.

"Siapa namanya?"

[Amano Yuuma. Kamu kenal?] Ise terkejut mendengarnya.

"A-A-Amano… Yu-Yuuma… katamu?"

[I-iya. Kenapa, Ise-kun? Kok kedengarannya gugup gitu?]

Ise meneguk ludah. "A-ah, bukan apa-apa."

[Baiklah kalau begitu, aku menelpon cuma ingin memberitahu itu. Oh, satu lagi. Besok kita ada ulangan sejarah Jepang. Sebenarnya sudah diberitahu dari minggu lalu. Tapi minggu lalu kamu belum masuk, kan? Persiapkan dirimu! Biasanya Sakaki-sensei memasukkan pertanyaan jebakan kedalam soalnya. Okeh, bye-bye!] Murayama langsung memutus telepon.

"… Amano… Yuuma…"

-Meet the Devils!-

Beberapa hari kemudian, saat latihan kenjutsu,

"Ise-kun. Ada yang memanggilmu." Panggil Katase.

"Siapa?" Ise kemudian berdiri dan berjalan ke arah Katase. Betapa terkejutnya ia saat melihat…

"Lama tidak bertemu, Ise-kun." Seorang gadis berambut hitam panjang bermata ungu gelap.

"… a-ah, ya… Lama tak jumpa, … Amano-senpai…" ucap Ise tergagap dengan wajah pucat dan berkeringat.

"Hmph, kenapa kaget begitu, Ise-kun? Seharusnya kamu senang karena bertemu dengan onee-chan lagi!"

"""EEEEEEEHHHH!?""" semua orang di dojo, termasuk Yuuya dan Kiba, kaget.

"D-d-dia kakakmu, Ise-kun!? Tapi nama belakang kalian beda!"

"Ga mungkin! Yuuma-oneesama punya adik!?"

"Apa arti semua ini, Yuuma-oneesama!?"

"Ise-kun, kok ga bilang-bilang kalau kamu adik Yuuma-oneesama!?" semua gadis disana langsung ribut.

"Bukan! Dia bukan kakak kandungku! Kami teman masa kecil!" jelas Ise. Tapi usahanya sia-sia karena tidak ada yang mendengarkan.

"Fufufu, klub kenjutsu semangat seperti biasa, ya…" Yuuma tertawa kecil melihat Ise dikerubungi gadis-gadis klub kenjutsu—yang jumlahnya tidak sedikit. "Tenanglah, semuanya. Aku hanya ingin bicara dengan Ise-kun. Bisa ikut denganku sebentar, Ise-kun?" ajak Yuuma. Ise hanya menurut dan mengikuti Yuuma pergi.

-Meet the Devils!-

"Jadi, Amano-senpai ingin bicara apa?" tanya Ise. Saat ini mereka sedang di kebun belakang Sekai Academy.

"Duh, Ise-kun. Jangan melihatku seperti itu! Aku bukan orang jahat! Lagipula tidak mungkin aku menggigit orang yang sudah seperti adik kecilku sendiri."

"Jangan panggil aku [adik kecil] lagi! Aku sudah besar!" Yuuma hanya tertawa kecil mendengar itu. Kemudian ekspresinya kembali serius.

"Sebelumnya aku ingin tanya. Apa Miki baik-baik saja?" tanya Yuuma.

"Ya. Lukanya waktu itu sudah sembuh. Tapi dia masih belum bisa banyak beraktivitas." Jawab Ise.

"Hm… begitu… kalau saja waktu itu aku sempat…" Yuuma bergumam dengan wajah sedih.

"Amano-senpai…"

"Kesampingkan hal itu dulu. Ise-kun aku mau kamu datang ke ORC nanti. Ruangannya ada di gedung lama Sekai Academy."

"Eh? Kenapa?"

"Datang saja. Ada orang yang ingin bertemu denganmu."

"… sepertinya tidak bisa. Aku sudah janji akan langsung pulang setelah latihan kenjutsu." Ucap Ise.

"Hm… baiklah kalau begitu. Besok bisa?"

"Mungkin bisa."

"Baiklah kalau begitu. Besok datang, ya?"

"Hai, Amano-senpai."

"Jangan panggil aku [senpai]. Kalau kita cuma berdua kamu boleh memanggilku [onee-chan] seperti dulu."

"Haaah… hai, onee-chan…"

"Fufufu, gitu dong. Ya sudah. Balik sana! Teman-temanmu sudah menunggu." Saat Yuuma mengatakan itu Ise langsung berbalik dan mendapati seluruh anggota klub kenjutsu mengintip dari tempat yang berbeda-beda. Ada yang dibalik tembok, pohon, semak, tiang, dan ada yang menggunakan pot bunga sebagai penghalang.

"SEJAK KAPAN KALIAN DISANA!?"

"E-eeh… a-ahahaha… se-sejak Yuuma-oneesama memintamu datang ke ruang ORC, hehehe…" ucap Yuuya

"Maaf, Ise-kun. Aku sudah melarang. Tapi, … yaah, tahu sendiri lah…" Kiba berdiri dibelakang Yuuya dengan ekspresi bersalah diwajahnya.

"Haaah… kira-kira berapa lama aku bisa bertahan di sekolah ini…"

-Meet the Devils!-

Saat pulang sekolah, Ise singgah sebentar ke taman dekat Sekai Academy. Ia duduk diam memperhatikan anak-anak yang bermain disana. Ia duduk sangat lama disana hingga tidak sadar kalau hari sudah hampir malam.

Ise langsung bangkit dari tempat duduknya. "Geh, udah malam aja! Miki bisa marah kalau aku tidak pulang!"

Saat hendak beranjak, ia mendengar suara teriakan. Ia langsung menuju kesana dan mendapati seorang gadis yang berhadapan dengan seorang pria bersenjatakan tombak berwarna merah menyala.

"Oh? Ada mangsa lain? Baguslah! Semakin banyak semakin bagus! HAHAHA!"

"Apa yang kau lakukan disini, manusia!? Pergi!" gadis itu meneriaki Ise. Tapi Ise tidak bergerak. Ia hanya melihat kearah pria bertombak itu.

"Oy, ossan, dapat tombak dari mana?" tanya Ise.

"Guh… ossan!? BERANINYA KAU, MANUSIA!" pria bertombak itu melempar tombaknya ke arah Ise. Ise hanya bergerak sedikit ke samping dan menangkap tombak itu.

"Wiih~ tombaknya keren. Buatku aja ya?" ucapan Ise membuat pria itu marah dan menerjang ke arah Ise. Oh, hal yang sangat berbahaya untuk dilakukan jika berhadapan dengan Ise. Dengan satu gerakan kecil Ise mengayunkan tombak itu dan menebas pria itu.

"AAAARGH! MANUSIA SIALAN! MATILAH KAU!" dan pria itupun berubah bentuk. Dari bentuk om-om normal dengan pakaian normal sekarang ia berubah menjadi monster aneh dengan satu sayap, satu mata, dan tubuh berbentuk raksasa dengan ekor melambai.

[HAHAHA! BERSIAPLAH, MANUSIA! DALAM WUJUD INI, TIDAK AKAN ADA YANG BISA MENGALAHKANKU BAHKAN TUHAN SEKALIPUN!]

"Whoa! Berubah bentuk!" Ise tidak terlihat takut dan malah memasang kuda-kuda untuk bertarung.

"T-tunggu! Monster itu—

"Tenang saja, ojou-sama. Aku pernah melawan yang lebih jelek dari ini kok. Tidak akan kubiarkan monster ini melukai wajah cantikmu." Ucapan Ise membuat gadis itu tersipu. "Duduk saja disana, oke, Datenshi-chan?" gadis itu agak kaget. Kenapa Ise bisa tahu dia adalah Malaikat Jatuh?

Ise memasang wajah serius. "Ddraig, saatnya untuk bertarung, aibou."

[Oh? Ada lawan yang cukup kuat sehingga kau butuh bantuanku?] terdengar suara dari tubuh Ise.

"Begitulah. Ayo Ddraig! [BOOSTED GEAR] : ACTIVATE!"

[BOOST!] dari punggung Ise muncul cahaya menyilaukan. Saat cahaya itu menghilang terlihatlah Ise dengan sayap mekanik berwarna merah menyala.

(A/N : saya sangat buruk dalam mendeskripsikan sesuatu. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat di google : Strike Freedom Gundam. Saya mengambil Booster Pack-nya sebagai wujud [Boosted Gear] di fic ini.)

[Mengubah bentuk saja tidak akan bisa mengalahkanku, Avalon yang hebat ini!]

"Oh, jadi nama om Avalon, toh. Aku Hyoudou! Nama orang yang mewarisi tombakmu!" celetuk Ise. Avalon semakin marah.

"Tunggu, kau tidak akan bisa mengalahkannya! Avalon adalah salah satu monster ranking A yang tidak mudah dikalahkan! Dia tidak bisa mati!"

"Tenang aja, ojou-sama. Aku bukan manusia biasa, tahu… lagipula aku pernah melawan monster ranking SSS. Yah, aku kalah sih…" ucap Ise santai.

BRAAAK!

Belum selesai Ise bicara Avalon sudah menyerang Ise.

[Che! Menghindar, ya… PENGECUT! MATI!]

"Ya iyalah aku ngelak! Ga mungkin ada orang waras yang mau diam ditempat kalo ada bahaya yang mengarah padanya, bego!"

[Jangan panggil aku bego, BEGO! Orang yang manggil orang lain bego dialah yang bego!]

"Berisik! Makan nih!" Ise melempar tombak ditangannya ke arah Avalon. Sayang tombak itu ditangkapnya dengan mudah.

[Hahaha! Memang senjata ini ditakdirkan untukku! Sekarang, mati kau manusia!] Avalon menyerang Ise bertubi-tubi tanpa memberi Ise kesempatan menyerang. Atas, bawah, kiri, kanan, sama sekali tidak ada celah untuk menghindar. Sampai akhirnya Avalon menghentikan serangannya untuk menarik napas.

"Oya? Udah capek? Sekarang giliranku! Ddraig, Boost!"

[BOOST!] sayap Ise mengeluarkan cahaya kemerahan.

"ASCALON!"

[BLADE!] Dari tanah dekat Ise berdiri muncul lingkaran Sihir berwarna merah. Dari lingkaran sihir itu muncul longsword.

"Skill No. 4 Activate : Trans-Am!"

[TRANS-AM, ACTIVATE!] Sayap Ise kembali mengeluarkan cahaya kemerahan diikuti muculnya partikel kemerahan dari sayapnya. Kemudian seluruh tubuh Ise pun diselimuti partikel merah tersebut.

[Mengubah warna saja tidak cukup mengalahkan aku yang hebat ini! Mati kau manusia!] Avalon kembali menyerang Ise. Melihat Ise tidak bergerak ia tersenyum lebar.

KRAAAKK!

[HAHAHA! Pandai ngomong aja! Katanya tadi ga ada orang waras yang bakal—UGH!] Belum selesai kalimat Avalon ia telah tertusuk dari belakang oleh pedang Ise. [B-bagaimana…? Kok—UKH, OHOK!]

"Bung, aku sudah bilang tadi. [Ga mungkin ada orang waras yang mau diam ditempat kalo ada bahaya yang mengarah padanya, bego…] gitu." Ucap Ise santai. Lalu mencabut pedangnya dengan kasar.

[Ghohok! Kuh… manusia… sialan! HEAL!] cahaya hijau muncul menutupi luka ditubuh Avalon.

"Ho? Bisa menyembuhkan diri rupanya. Sepertinya ini akan memakan waktu cukup lama."

[MATI!] Avalon langsung menyerang Ise dengan tombaknya. Tapi Ise menghilang. Ia muncul dibelakang Avalon dan menebaskan pedangnya. Avalon menangkis, ia menyerang. Ise menangkis, ia menyerang. Ditangkis oleh Avalon. Ia mundur mengambil jarak. Oooh~ Ise mengejar! Woaah~ Avalon menebaskan tombaknya daaaan hampir saja Ise terkena, sodara-sodara! Kita lihat Ise menyerang bertubi-tubi, Avalon menangkis bertubi-tubi pula, dan, JEBRET! JEBREEET! JEBREEEEET!

Saaaayang sekaaali serangan Ise gagal menjatuhkan Avalon. Kita lihat Avalon kembali menyembuhkan dirinya. Sepertinya Ise sudah kelelahan.

"Ano… sebenarnya ada apa ini…?" Malaikat Jatuh yang dari tadi hanya duduk tenang sambil menonton tadi akhirnya bertanya.

"Maaf, Ojou-sama. Pertarungan ini akan segera kuselesaikan." Ise kembali memasang wajah serius. Begitu pula Avalon.

[Broh, batas waktu penggunaan Trans-Am sebentar lagi.]

"Okeh, Ddraig. Weapon Change : [Blaze Katana]!"

[Confirmed! Blaze Katana!] Ascalon ditangan Ise menghilang digantikan oleh sebuah katana berwarna merah cerah dengan kanji [Api] di bilahnya.

"Pertarungan ini akan aku selesaikan dalam satu ayunan." Ucap Ise.

[Kalau begitu, ini yang terakhir, manusia!] Avalon bersiap dengan kuda-kudanya. Ise pun bersiap dengan kuda-kuda Iaijutsu-nya.

"HEAAAA!"

[GRAAAH!]

ZRAAATS!

Setelah beberapa saat, Ise terjatuh.

[HAHAHA! AKU MENA—

"Bakar …" belum selesai Avalon selebrasi, tubuhnya tiba-tiba diselimuti api.

[GRAAAH! APA YAG KAU LAKUKAN PADAKU, MANUSIA SIALAN!?] Avalon berteriak kesakitan.

"Bukan apa-apa. Hanya saja pedang ini spesial. Salah satu dari [Six Elemental Holy Blades], [Blaze Katana]. Ini koleksiku yang paling kusukai. Apapun yang ditebas pedang ini akan terbakar. Bahkan tuhan sekalipun." Ucap Ise.

[GRAAAAAAH!] Avalon pun akhirnya habis terbakar. Yang tersisa hanya tombak merahnya tadi.

"Senjata yang bahkan mampu membunuh tuhan…? Tunggu, apa itu [Sacred Gear]?" tanya gadis malaikat jatuh tersebut.

"Bukan. Ini senjata yang dibuat oleh kenalanku. Sebenarnya masih ada lima lagi. Tapi ga mungkin juga aku yang nyimpan semuanya. Jadi teman-temanku yang lain yang memilikinya." Jelas Ise. "Anda terluka, Ojou-sama?" Ise kembali ke mode Gentleman-nya.

"B-bukan apa-apa kok. Hanya luka kecil." Jawabnya dengan wajah memerah.

"Apa anda tahu kalau terluka sangat dalam di perut itu bisa menyebabkan kematian, Ojou-sama?"

"… aku tahu… karena itu biarkan saja aku mati disini. Toh aku juga pasti akan mati nantinya. Cepat atau lambat…" ucap gadis itu dengan ekspresi sedih.

"… kalau begitu, aku akan membunuhmu disini. Sekarang juga." Ucap Ise. Gadis itu terlihat agak terkejut. Tapi hanya bisa pasrah.

"Silahkan. Paling tidak aku bisa bercerita ke teman-temanku di alam sana kalau aku mati di tangan salah satu manusia terkuat yang pernah ada… aku bisa mati dengan bangga." Ucapnya mantap.

"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa lagi, Nona Malaikat Jatuh…"

SWIIING!

Setelah beberapa detik, malaikat jatuh tersebut membuka matanya dan melihat…

Ise yang mengulurkan tangannya.

"Apa yang—

"Ikut aku. Akan kuobati luka perutmu itu. Jangan bilang tidak! Aku tidak menerima kata itu! Dan jangan berpikir untuk bunuh diri dengan menggigit lidahmu! Aku bisa saja menyembuhkan luka itu dalam sekejap jika aku mau, kau tahu?"

Malaikat jatuh itu tidak bisa menolak. Ia meraih tangan Ise yang terulur padanya. Ise lalu menggendong gadis Malaikat Jatuh itu.

"Hei, boleh kutahu namamu… tuan tampan?" tanya gadis itu. Ise sedikit tersipu mendengarnya.

"Ise… Hyoudou Ise. Nama anda, Nona cantik?" tanya Ise pula.

"Namaku… Riea."

END

A/N :

Nah, itu saja dulu untuk chapter pertama cerita [Meet the Devils!]! gimana? Bingung? Ya jelas lah! Wong ceritanya beda ama canon, kok. Jadi gimana Hyoudou Issei versi fic saya? Emang sengaja saya bikin dia ga mesum. Soalnya saya udah bosan lihat Ise jadi bahan hinaan. Jujur saja saya cukup menyukai karakter Ise. Jadi saya bikin dia ga mesum. Bukan ga mesum sama sekali, lho. Akan ada saat dimana Ise nantinya akan sedikit… mesum. Ya, sedikit… Tadi di atas udah saya bilang akan ada kemungkinan karakter antagonis saya jadikan tritagonis. Udah terbukti, kan?

Sekedar info buat yang pengen tahu Ise di fic ini seperti apa :

Name : Hyoudou Issei

Race : Human

Known Acquintance : Hyoudou Mikie (Twin Sister)

Appearance : Tingginya rata-rata anak SMA lah... Sering menggunakan kacamata frameless kecil. Headphone dengan corak naga merah selalu setia menemani. Warna matanya lain sebelah karena suatu hal. Mata Kanannya berwarna merah, yang kiri orange. Satu lagi, warna rambutnya sama dengan versi anime, cuma di ujung-ujung rambutnya warnanya agak kemerahan.

Sacred Gear : Boosted Gear (Kurang lebih wujudnya di fic ini mirip sama sayap Strike Freedom Gundam. Sengaja saya buat beda. Jujur saja, kalau Boosted Gear cuma ada di tangan kiri rasanya tidak simetris dan hal itu mengganggu saya :v)

Special Power : Trans-Am, mampu mengendalikan api dengan bebas berkat kemampuan dari [Balze Katana], (akan ada lagi kekuatan spesial milik Ise. Belum saatnya saya bocorkan. Hehehe…)

Weapon : Ascalon, Blaze Katana

Yang pengen tahu Miki itu seperti apa, bayangin aja Ise versi cewek dengan badan ramping dan punya dada. Lol :v

Itu aja bacotan saya. Untuk update selanjutnya saya masih mencari waktu untuk menulis. Kira-kira sepuluh hari lagi deh. Kalo siapnya ntar cepat, langsung saya update.

TO BE CONTINUED TO CHAPTER 2 :

Meeting with Occult Research Club

fazrulz21, logging out…