Minna... disini, ada tiga orang gila yang muncul dengan ide dadakan gegara Role Play yang menghasilkan sebuah karya yang mungkin bisa dibilang gila juga.

Ada Mayou sebagai Hiruma yang selalu berantem sama Dread sialan Lucy, dan juga Lala yang sepertinya malang karena jadi kakaknya Agon. Gegara kegilaan ini akhirnya kami, trio Quaterback Kanto memutuskan untuk menciptakan Devil Dragon Fly... ini adalah kelanjutan dari Golden Dragon Fly*apanya*

pokoknya, minna... nikmati saja pertempuran antara duo setan ini buat mendapatkan sang malaikat..

HAPPY READING...

Devil's Love Triangle

Disclaimer: Riichiro Inagaki-Yusuke Murata

By: LalaNur Aprilia, Luchia Hiruma, Mayou Fietry.

Pair: HiruMamoAgon

*jantunganbertiga*

Genre: Humor/Romence yang gagal…

Warning: Gaje, Typo, OOC, dan dapat menyebabkan sakit perut...

Agon dan Hiruma sama-sama menyimpan 'rasa' ke Mamori. Tapi siapa yang bakal Mamori pilih? Se-ekstream apa pertarungan AgonHiru?

Cekidot.

~~oo00oo~~

"LARI YANG BENAR, BOCAH-BOCAH SIALAN!"

RATATTATATTTAAA.

"UWAA! HIRUMA! NYANTE DONG!" protes Juumonji yang lari paling belakang sekaligus yang kena 'ranjau' Hiruma.

"NGGAK USAH PROSES KAKAK TERTUA SIALAN!"

"MOU! HIRUMA-KUN! Jangan terlalu kasar sama mereka!" bela Mamori Sang malaikat Deimon–atau sekarang bisa disebut malaikat Saikyoudai.

"Keh! Nggak usah membela mereka, manajer sialan!" cibir Hiruma.

"Aku ini punya nama Hiruma-kun!" protes Mamori.

"Hoo~ jadi kau mau kupanggil MA-MO-RI. Begitu?" seringai Hiruma licik.

"Ah. Ee… etto…" kata Mamori terbata dengan muka memerah.

"Gampang sekali ekspresimu berubah? Dasar manajer sialan, muka merah nggak cocok buatmu!"

Sepertinya mereka terlalu larut dengan 'pertengkaran tidak penting' dan melupakan alasan awal keduanya bertengkar.

Semua anggota Saikyoudai Wizards cuma facepalm melihat dua sejoli itu.

"Kita kapan latihannya, nih?" tanya Taka dengan tampang stoic.

"Kita dicuekin.…" Yamato sweatdrop.

"Ya sudah, latihannya selesai saja." Kata Ikkyu.

"Siapa suruh kalian berhenti lari?! CEPAT LARI LAGI BOCAH-BOCAH SIALAN!" sentak Hiruma yang sudah selesai bertengkar dengan Mamori.

"HIII! IYA! IYAA!" anggota Saikyoudai Wizard yang sepertinya mulai kehilangan kewarasan mulai lari lagi sambil menjerit. Sementara mereka yang masih cukup punya otak hanya mengikuti perintah sang kapten setan sambil geleng-geleng kepala.

"Pantas Deimon menang di Christmas Bowl, mereka berlatih seperti ini, sih." Ujar Yamato yang berlari di samping Juumonji sambil tersenyum absolute.

"Yaah, sudah kebiasaan Hiruma." Timpal Juumonji.

"Berarti dengan latihan begini kita bisa menang di Rice Bowl." Ucap Taka kalem sambil mendahului Juumonji dan Yamato.

"Jangan ngobrol terus! Orang-orang sialan! Cepat lari!" teriak Hiruma sambil menembaki mereka.

"Iya, iya Hiruma. Tidak lihat kita sedang lari?" jawab Taka dan Yamato kompak.

"HIRUMA-KUN!"

"Berisik, manajer sialan!"

Dan mereka kembali terlibat dalam 'pertengkaran tidak penting' yang sukses membuat semua anggota Wizard menghela nafas. Bingung dengan kepriabadian kapten dan manajer mereka.

~~oo00oo~~

"Sudah kubilang, Dragon Fly dipakai dari awal pertandingan saja, sampah!"

"Kubilang jangan, Dread sialan! Inilah makanya kau nggak cocok jadi Quaterback!"

"Ampun… tadi setan vs malaikat, sekarang setan vs iblis.…" kata Taka facepalm sambil beranjak ke tepi lapangan untuk mengambil buku yang ia letakan bersama tumpukan handuk dan sport drink.

Latihan baru saja memasuki sesi istirahat, dan sekarang dua orang paling keras kepala di Saikyoudai Wizard itu sudah adu mulut masalah stategi. Hiruma yang biasanya hanya dibantu Mamori dalam urusan ini merasa sangat tidak nyaman karena si Dread sialan terus-terusan ikut campur soal strategi.

"Hiruma, Agon, bisa tidak kalian akur satu hari saja…?" tanya Yamato setelah meneguk minumannya. Ia juga merasa terganggu dengan pertengkaran ini.

"NGGAK BISA!" sentak Agon dan Hiruma kompak, membuat semua anggota Saikyoudai Wizards sweatdrop.

"MOU! KALIAN INI BISA DIAM TIDAK, SIH?!"

Semua anggota Saikyoudai Wizards menoleh kepada suara yang membentak kedua iblis itu. Siapa lagi yang masih punya sembilan nyawa itu kecuali Mamori Anezaki?!

"Keh! Bukan urusanmu, manajer sialan! Urusi saja orang-orang sialan itu!" kata Hiruma yang akhirnya mengalihkan perhatian dari Agon menuju Mamori yang saat ini sudah berada di depannya.

"Ahh… kau ini sama sekali tak bisa lembut pada cewek! Maafkan kami ya, nona manis." Kata Agon dengan senyum malaikat.

Mamori mundur selangkah. Ia merinding pada perubahan sikap Agon. "I-iya, pokoknya kalian jangan bertengkar lagi!" kata Mamori yang berusaha tegas.

"Kekekekeeke… kau membuatnya takut, Dread sialan! Jangan samakan manajer sialan ini dengan cewek-cewek sialan yang biasa kau goda itu! Rayuan sialan seperti itu nggak mempan buatnya!" ledek Hiruma.

"Apa kau bilang sampah!?"

"KALIAN BISA DIAM TIDAAK?!" sentak Mamori sekali lagi sebelum setan dan iblis itu kembali bertengkar. Ia memasang wajah galak dan tegas sambil menatap dua pria itu.

"Ck! Iya, iya, manajer sialan! Nggak usah teriak-teriak, kau membuat telingaku sakit!" Hiruma menutup kedua telinganya dengan telunjuk dengan wajah mencibir.

"Menyebalkan!" gerutu Mamori.

"Jangan cemberut begitu, manis, aku dan sampah itu sudah tidak bertengkar kok." Agon menunjukan senyum manis lagi pada Mamori. Sepertinya dia tidak peka. Padahal Mamori itu takut kalau melihatnya tersenyum seperti itu.

"Yah, kita beruntung punya Anezaki sebagai manajer," ujar Yamato pada anggota lainnya yang masih sibuk melihat drama pertarungan dua setan yang berhasil ditengahi malaikat. "Hiruma yang secara diam-diam mengagumi Anezaki, dan Agon yang selalu lembut pada cewek, membuat mereka jadi lebih terkontrol."

"Hee? Hiruma-san, mengagumi Anezaki? Apa maksudmu?" tanya Ikkyu yang cemburu dan tidak rela punya saingan kayak setan.

"Manajer pasti lebih memilih Hiruma kalau dibandingkan denganmu." Celetuk Juumonji yang akhirnya mendapat Ka Me Ha Me Ha dari Ikkyu.

~~oo00oo~~

"Haaah… hari ini pun melelahkan! Mereka terus-terusan bertengkar!" keluh Mamori pada Suzuna.

Sore itu, sepulang latihan, mereka bertemu di café dekat stasiun Shinjuku. Sejak kemarin mereka memang sudah merencanakan untuk bertemu hari ini. Karena jadwal kuliah dan latihan yang sama-sama padat, dua gadis yang bersahabat sejak SMA ini jadi jarang punya waktu bersama. Makanya, saat ada waktu luang, mereka langsung memutuskan untuk bertemu.

"Yaa~ Mamo-nee sabar banget, yaa…." komentar Suzuna sambil menyeruput vanilla milkshake pesanannya setelah mendengar cerita Mamori. "Tapi aku mengerti bagaimana rasanya ada diantara dua setan."

"Yah, sepertinya mereka berdua itu ingin membuatku cepat keriput." Mamori memijat pelipisnya.

Hari ini ia merasa lebih lelah dari biasanya. Mau bagaimana lagi, kalau bukan dia tidak ada orang yang memisahkan dua setan itu.

"Tapi Mamo-nee senang 'kan?" Suzuna memutar telunjuknya yang mengarah pada Mamori. Antena di kepalanya sudah mulai bergerak lincah. "You-nii 'kan jinak sama Mamo-nee, jadi pasti langsung nurut kalau Mamo-nee yang menyuruhnya, iya 'kan, iya 'kan?"

"Tidak seperti itu, Suzuna-chan." Mamori hanya menghela nafas.

Memang benar sih, kata Suzuna. Hiruma dan Agon selalu berhenti bertengkar tiap kali ia berteriak. Tapi, masa harus selalu meneriakai mereka supaya berhenti bertengkar?!

"Ngomong-ngomong, Mamo-nee. gimana kalau misalnya mereka berdua ternyata menyukai Mamo-nee?" tanya Suzuna yang menyeret Mamori dari lamunannya.

"Mereka berdua siapa? Agon-kun dan Hiruma-kun?" Mamori memastikan.

"Memang siapa lagi?"

Mamori terdiam dan berfikir. "Tidak mungkin."

"Kalau iya, bagaimana? Ne, ne, seandainya mereka mereka berdua menyatakan perasaan pada Mamo-nee, kau akan menerima siapa, Mamo-nee?" tanya Suzuna yang sudah mulai larut dalam fantasinya. "Yaaa~ aku tahu! Pasti You-nii, 'kan? Habis tidak mungkin Mamo-nee mau jadi pacarnya Agonne!"

"Tentu saja." Jawab Mamori tanpa mendengarkan kalimat Suzuna dengan seksama.

Suzuna mematung dengan wajah ceria dan mata berbinar-binar. "Akhirnya dia jujur juga!" batin Suzuna bersorak senang sambil menari.

Hening.

Otak Mamori mulai melakukan loading.

.

"Ne, ne, seandainya mereka mereka berdua menyatakan perasaan pada Mamo-nee, kau akan menerima siapa, Mamo-nee? Yaaa~ aku tahu! Pasti You-nii, 'kan? Habis tidak mungkin Mamo-nee mau jadi pacarnya Agonne!"

.

Masih hening.

.

Loading Complate.

.

BRUUUUUUUPH!

Mamori memuncratkan milk tea-nya.

"KYAAAAAA…!" Suzuna menjerit karena terlalu kaget dengan apa yang baru saja Mamori lakukan. Untung dia sempat menghindar, dan selamat dari semburan maut Mamori.

"A-apa kau bilang, Suzuna-chan?" tanya Mamori yang akhirnya sadar seratus persen.

"Mamo-nee akan memilih You-nii seandainya You-nii dan Agonne menyatakan cinta pada Mamo-nee…! Yaaa~!" ulang Suzuna penuh semangat.

"Tidak mungkin!" Mamori hampir menjerit. Ia baru saja membersihkan bekas insiden tadi. "Dengar, Suzuna-chan. Pertama, Hiruma-kun tidak mungkin bisa jatuh cinta, apa lagi Agon-kun. Kata itu jelas tidak cocok buat mereka berdua." Mamori menjelaskan dengan wajah serius.

"Lho, Agonne 'kan sudah sering gonta-ganti pacar." Jawab Suzuna dengan wajah polos.

"Dia cuma punya pacar buat senang-senang. Dan tentu saja, kalaupun dia misalnya mendekatiku, itu hanya untuk senang-senang!"

"Ya~ berarti Mamo-nee lebih memilih You-nii 'kan?!" Suzuna menunjuk Mamori seperti seorang terdakwa.

"Tidak seperti itu juga Suzuna-chan!" jerit Mamori frustasi. "'Kan sudah kubilang, mereka tidak mungkin bisa jatuh cinta!"

"Mungkin saja, lho, Mamo-nee." Ucap Suzuna yang sudah kembali normal. Gadis itu menyesap lagi vanilla milkshake yang sempat terlupakan. "Mereka berdua memang payah dalam urusan cinta, tapi bukan berarti mereka tidak bisa jatuh cinta lho." Lanjutnya.

"Tidak tahulah, Suzuna. Lebih baik jangan membicarakan mereka. Aku tidak peduli kalaupun mereka jatuh cinta atau tidak."

"Kalau jatuh cintanya sama Mamo-nee, Mamo-nee harus peduli!" Suzuna mulai berapi-api lagi. "Soalnya kalau mereka sampai bersaing buat mendapatkan Mamo-nee, akan sangat berbahaya bagi dunia!"

GLEK!

Mamori merinding sesaat mendengar pernyataan terakhir Suzuna. Ia sudah bisa membayangkan apa yang terjadi kalau dua makhluk paling menyeramkan di bumi itu bertarung.

~~oo00oo~~.

"Day by day unzari da yo ne dakara,

Doudou to kotowacchau kimi ni nari na yo."

Mamori tersentak mendengarkan suara ringtone ponsel yang dia letakkan di atas meja belajarnya. Ia meraih ponsel tersebut, melihat display untuk mengetahui siapa yang malam-malam seperti ini menelpon dirinya. Apa orang itu tidak tahu kalau saat ini Mamori sedang membutuhkan istiharat. Mengistirahatkan pikirannya yang berantakan karena perkataan Suzuna di café tadi.

Saat ia melihat siapa yang menelponnya, ternyata tulisan Hiruma Youichi-lah yang tertera di display ponselnya. Tanpa berlama-lama Mamori segera mengangkat telepon tersebut.

"Halo."

"LAMA SEKALI KAU MENGANGKAT TELEPONNYA, KUSO MANE?" terdengar suara Hiruma yang mengamuk di sebrang sana.

"Mou, Hiruma-kun! bisa tidak, kau tidak teriak sekencang itu?! Memangnya ada apa kau meneleponku malam-malam begini?!" balas Mamori yang tidak berisik dari Hiruma.

"Besok latihan kuliburkan, kau bilang pada bocah-bocah sialan itu. Tapi jangan harap kalau kau juga kuliburkan, karena kau harus ikut denganku sepulang kuliah sialan besok, jangan coba-coba kabur dariku!" ujar Hiruma yang tidak memperdulikan protes Mamori.

"Memangnya kita mau kemana, Hiruma-kun? Hei– Hiruma-kun aku belum selesai bicara! Menyebalkan!"

Naas, sebelum Mamori selesai bertanya, Hiruma sudah menutup sambungan telepon secara sepihak. Itu adalah salah satu hal yang dibenci Mamori dari Hiruma. Dia selalu memutuskan telepon secara sepihak tiap kali menghubungi Mamori. Mungkin setan satu itu pelit pulsa. Inner Mamori berasumsi.

Daripada kesal gara-gara Hiruma, gadis itu akhrinya memutuskan menghubungi anggota Wizard untuk memberitahu mereka kalau besok latihan diliburkan. Mulai dari menghubungi Yamato.

"Halo Yamato-kun. Apa aku mengganggumu?" tanya Mamori saat teleponnya tersambung pada Runnerback andalan Wizard itu.

"Tidak, kebetulan aku sedang tidak melakukan apa-apa. Memangnya ada apa, Anezaki?" tanya Yamato ramah. Berbeda sekali dengan seseorang. Batin Mamori.

"Um.. begini, tadi Hiruma-kun meneleponku, dia bilang kalau besok latihan diliburkan dan aku diminta menghubungi kalian."

"Oh.. begitu. Baiklah aku akan membantumu menghubungi yang lain. Bagaimana?"

"Ya, terima kasih Yamato-kun."

"Oke, aku akan menghubungi Tim 2 sampai Tim 4, kau hubungilah anggota Tim 1." Ujar Yamato.

"Baik, terima kasih." Mamori bersyukur ada Yamato yang mau membantunya. Bisa-bisa ia tidak tidur semalaman hanya untuk menghubungi seluruh anggota Saikyoudai Wizard. Tim ini 'kan anggotanya sampai 200 orang.

Begitu sambungan dengan Yamato terputus, Mamori bersiap menelepon yang lainnya. Tapi gadis itu akhirnya memilih untuk mengirimi e-mail mereka saja. Hemat pulsa dan waktu. Mamori tersenyum senang dengan ide yang ia dapat. Dia langsung mengetikan kalimat pengumuman dan mengirimnya pada anggota Tim 1 Saikyoudai Wizard.

Selesai sudah tugas Mamori mengumumkan instruksi sang kapten. Setelah memastikan semua anggota tim menerima pesan itu, Mamori melanjutkan kembali acara istirahatnya yang sempat tertunda karena gangguan dari Hiruma tadi.

"Day by day unzari da yo ne dakara.

Doudou to kotowacchau kimi ni nari na yo."

Suara ponsel terdengar kembali. Dengan perasaan jengkel karena acara istirahatnya terganggu lagi, Mamori mengambil kembali ponsel yang berada diatas meja belajarnya dengan kasar lalu mengangkat telepon tersebut tanpa melihat dulu siapa yang meneleponnya.

"Halo!" ujar Mamori dengan nada sedikit kesal.

"Hai manis, apa aku menggangumu?" suara berat milik Agon Kongou terdengar di sebrang sana dan langsung membuat Mamori bergidik ngeri.

"A-agon-kun ada apa? Kenapa menelponku malam-malam?" dengan persaan yang ketakutan dan tidak enak karena agak membentaknya tadi, Mamori mencoba untuk bicara dengan nada yang normal.

"Mumpung besok latihan diliburkan, aku ingin mengajakmu jalan-jalan sepulang kuliah."

"Eh… ta-tapi aku—"

"Pokoknya besok aku akan menunggumu. Selamat malam Mamori-chan." Potong Agon dan langsung memutuskan panggilan secara sepihak.

"MOU!" Mamori hampir menjerit karena ulah dua setan yang dengan seenaknya sendiri menelepon malam-malam, mengajaknya pergi, dan memutuskan panggilan secara sepihak. Bahkan tanpa memberi waktu Mamori untuk menjawab. Menyebalkan. Dan sekarang yang sedang dia pikirkan Mamori adalah, bagaimana jadinya besok dengan dua iblis itu?! Mereka mengajak Mamori pergi diwaktu yang sama.

"Jangan-jangan…?" Mamori tiba-tiba saja teringat dengan pembicaraannya dengan Suzuna saat di café tadi. "Kyaaaa… itu mustahil! Aku tidak mau!" Mamori segera menenggelamkan diri di tempat tidur. Perkataan Suzuna itu terlalu mengerikan untuk dipikirkan. Jadi, apa yang akan terjadi besok, terjadilah.

TSUZUKU


Song: Aya Hirano-Super Drive

.
yaaaaaaaa... inilah dia kolaborasi gila dari tiga author gila! hasilnya juga gila! kekekeke...

ini baru pemanasan, minna... jadi ikuti saja terus dan lihat apa yang akan terjadi dengan dua setan itu..juga dengan nasib mamori...khukhukhu...

oke, ga usah berlama-lama lagi... kami bertiga minta~~~
Lala + Luchia + Mayou: REVIEWNYA~