~GREETINGS~
Yo! Kenalkan, saya orang baru di fandom ini. Jadi saya mohon maaf atas kekurangan saya. Apa lagi saya lagi menggaje dan pikiran saya lagi random banget. Mohon maaf sekali lagi… and, RANDOMNESS IS AWESOME! *ngajak ribut* Happy reading!
*mind to review?*
###
(Yang fana adalah waktu. Kita abadi: memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga. Sampai pada suatu hari, kita lupa untuk apa…)
(Disclaimer: Vocaloid punya Yamaha Corp., Yang Fana Adalah Waktu adalah mahakarya Sapardi Djoko Damono.)
###
Yang Fana Adalah Waktu
yang fana adalah waktu. Kita abadi:
Kau ada di sana. Menatap daun – daun berwarna keemasan berkejaran, berlomba untuk menyentuh tanah basah yang mulai mendingin. Kilat warna untai rambutmu menyala di rimbunya hutan gugur. Meski warna itu bukanlah warna lycoris yang berkobar dari tanah, namun hanya warna merah muda yang lembut. Dan aku suka itu.
memungut detik demi detik,
merangkainya seperti bunga.
Hanya berdiam diri dan menghujamkan tatapanku padamu, itu yang kulakukan. Mengamatimu yang seakan tengah menari bersama angin yang menerbangkan musim semi jauh dari dunia, dan mendatangkan hawa dingin musim gugur yang menandakan bahwa musim salju akan turun sebentar lagi. Kau terus menggumam melodi tentang lagu kesukaanmu yang tak ku ketahui judulnya, namun alunan itu terus menerus membuatku terlena. Sampai kapan kau akan terus melakukan semua itu? Apa kau akan melakukannya selamanya? Maka aku tak akan keberatan jika aku harus berdiam diri sambil menikmati indahnya dirimu selamanya…
sampai pada suatu hari,
kita lupa untuk apa.
Dan kau terus saja berdendang. Alunan lembut suaramu mengalahkan suara gemerisik daun gugur yang terseret angin di telingaku. Jari – jari lentikmu mengelus udara dingin yang membungkus tubuhmu. Seketika gumam lagumu terhenti, tubuhmu tak lagi bergerak elok. Kau mendesah kecil, hangat nafasmu seketika melebur dengan dinginnya sore. Lalu kau membalikkan tubuhmu kearahku, tersenyum dan mengalunkan suara indahmu…
"yang fana adalah waktu, bukan?",
tanyamu.
Aku terdiam, terkesiap dengan tanya lugu darimu. Angin dingin kembali berdesir di telingaku, memainkan untai rambutku dan juga rambutmu. Pandanganku menerawang ke rerimbunan sesaat, berandai – andai tentang kata – kata apa yang harus ku tuturkan untuk menjawab keingintahuanmu. Saat tatapanku kembali pada dirimu, kau masih tetap terdiam menunggu jawabanku dengan manis. Dan aku hanya memberimu sebuah senyuman. Karena aku tahu…
kita abadi.
###
A/N: sekali lagi, kawan, fict yang selesai gak lebih dari sejam! Huehehe duh buat fict aja kebawa – bawa sks (sistem kebut semalam)… Eh ya tentang sajaknya (ato syair? Ato puisi?) itu judulnya sama kayak judul fictnya. Dan sekali lagi, itu adalah mahakarya mbah Sapardi yang super duper romantis. Gombalan highclass macam ini yang ngebuat saya klepek – klepek waktu pertama kali baca hasil karya beliau... macam dewa saja nih si mbah... #eh
