Dua hari lalu, hal ini terjadi begitu saja. Sosok itu tampak begitu nyata, bahkan tak bisa dipungkiri jika sosok itu.. memang benar-benar bukan sekedar halusinasi.

.

Gadis itu—Taehyung, mengeratkan jaket berbulu yang melekat pada tubuh bagian atasnya. Terus berjalan dengan tatapan yang susah diartikan. Tangannya sedikit bergetar dan lehernya terasa begitu kaku sampai-sampai ia tak mampu menoleh kearah samping. Sedangkan sosok yang berada tepat disebelahnya begitu terlihat begitu tenang—sambil tetap mengeluarkan kicauannya sedari tadi yang tak mungkin dibalas, karena gadis disebelahnya tak berniat menggubris arti setiap kicauannya.

Berhenti pada sebuah stand kecil, lalu melangkah menuju tempat pemesanan—tentu saja sosok yang berada disebelahnya juga mengikuti dari belakang. "Satu Vanilla Milk Shake." Ucap gadis itu lalu menunduk. Raut wajahnya yang terlihat begitu gelisah dan merasa seperti ada yang begitu mengganggu dirinya membuat sang penjaga stand men-intens-kan pandangannya. Menatap gadis itu heran lalu melakukan pekerjaannya.

"Ya! Kau tak berniat membelikanku!? Satu Latte dengan krim, Ahjussi." Taehyung semakin mengeratkan eratannya pada jaketnya; menghiraukan suara itu sebisa yang ia lakukan. Mencoba menghiraukan tatapan sepercik kejengkelan yang sosok itu berikan padanya. Mencoba menghiraukan sosok itu dan ingin menjauhinya. Mencoba berteriak padanya, jika dia membuat gadis ini kebingungan setengah mati, saat ini. Tapi gadis itu tahu. Taehyung sangat tahu jika ia mustahil dan ia masih bisa mengontrol jiwanya saat ini.

"Ini." Suara sang penjaga stand membuat lamunan gadis mungil itu menghilang. Taehyung yang mengerti maksud sang penjaga stand segera mengambil minuman pesanannya tadi, lalu memberikan uang cukup pada orang itu. Setelah membayar, gadis itu berputar dan berjalan cepat. Menghindari sosok itu yang Taehyung yakin jika hal ini hanya bagian dari halusinasinya saja.

"Ya!" Lagi-lagi suara itu menyeruak. Dan lagi-lagi sosok itu mengikutinya dari sisi belakang. Bahkan sekarang ia berani menyamakan langkahnya dengan gadis itu. Gertakan demi gertakan yang sosok itu buat tak digubris oleh Taehyung. Gadis itu hanya memikirkan bagaimana cara menghilangkan halusinasinya yang terlihat nyata.

"Ya! Kau benar-benar tidak membelikanku? Yang benar saja—" Sosok itu terdiam; melihat Taehyung yang tiba-tiba membalikkan badannya dan kembali menuju cafe kecil itu. Dan hal itu cukup membuat sosok itu tersenyum gemas.

"Satu Latte dengan krim, Ahjussi."

.

Setelah membayar pesanan minumannya, gadis mungil itu segera melangkah menjauh. Mendahului langkah sosok itu yang masih berusaha untuk membuntutinya. "Kenapa kau tak memberikannya padaku? Ya!" Sosok itu segera menghalangi Taehyung. Ia sedikit heran, bukannya Taehyung memesan minuman lagi, untuknya? Tapi, anehnya gadis itu hanya menjauhinya dan tak merespon apa-apa. Dan detik kemudian, sosok itu melihat dahi Taehyung yang penuh keringat. Apa gadis ini merasa tidak enak badan?

"Kau sakit?" Tanya sosok itu tiba-tiba dengan punggung tangan kanannya menempel pas diatas dahi Taehyung. Dan pergerakan yang tiba-tiba itu cukup membuat nafas gadis itu tercekat dan matanya membulat.

Taehyung menyadari sesuatu. Ia… bisa melihatnya. Ia juga…bisa merasakannya. Bahkan, ia bisa mencium bau familiar yang tak asing dalam hidupnya. Tapi itu malah membuatnya kebingungan setengah mati. "Kau benar-benar sakit? Lalu, kenapa memaksa untuk keluar rumah!? Kau jelas-jelas tahu—" Lagi-lagi ucapan sosok itu terhenti saat melihat Taehyung mengulurkan tangannya, mencoba memberikannya minuman ber-krim padanya.

Sejenak, sosok itu tersenyum, mengambil hadiah kecil dari tangan Taehyung lalu menggandengnya. "Gomawo. Ayo, pulang~" Taehyung yang bisa merasakan dingin merayap dari tangannya segera melepas pegangan itu. Berhenti, menunduk, dan membuat sosok yang berada selangkah didepannya, heran. "Kenapa?"

Taehyung tak menjawab. Ia mencoba berusaha menatap sosok itu dengan mata ketakutan. Dan saat menatapnya ia kembali menyadari sesuatu. Ini pertama kalinya, ia menatap kedua manik hitam sosok itu. Ini pertama kalinya—dari sekian lama waktu berlalu. Sosok itu tersenyum. Tersenyum begitu manis kepada Taehyung. Dan gadis itu semakin bingung. Ini terlihat begitu nyata baginya.

"Jangan memberikanku tatapan ketakutan. Itu membuatku seperti seorang buronan, kau tahu?" Sejenak, sosok itu tersenyum lalu segera berjalan melalui Taehyung sambil meneguk itu, Taehyung menelan salivanya, mencoba menggapai tangan sosok itu dengan ragu-ragu.

Dengan tatapan sayu-nya ia menangis kecil, "…Jin?"

.

.

.


swaggin-jin proudly present;

.

Scent of Your Shadow (Sequel Wedding Dress)

.

Cast; Kim Seok Jin—Kim Taehyung. Other member Bangtan.

.

Romance/Supernatural/Hurt/Comfort

.

Bangtan belongs to God, BigHitent, and their fams. And ofc the story is mine.

.

Warn(s); Typo(s)! AU! Complicated feels! x3


Chapter 1; Your Shadow.

.

"Ketidakpekaan yang membuat unsur masalah ini terjadi. Sangat menyesakkan jiwa, bahkan mampu meneteskan air berkali-kali. Sesakit itukah?"

.

Sinar terang matahari memabukkan mata gadis mungil itu. Merenggangkan badannya sejenak lalu mendesah kecil. "Good Morning baby~ Kau sudah bangun?" ucap sesosok lelaki yang tengah menatap Taehyung dibalik kaca berukuran sedang pada ruangan itu. "Eung. Ini jam berapa?" Lelaki yang tengah berkaca itu sedikit terkekeh saat mendengar pertanyaan gadis itu. Hari ini, istri imutnya aneh tak seperti biasanya. Dan perubahan itu, membuatnya gemas—entah kenapa.

Sambil melihat arloji yang menempel ditangannya, ia mendekati gadis mungil yang masih bermalas-malasan diranjang itu. "Delapan lebih dua belas menit, sayang~ Untung, aku tak lupa memasang alarm tadi malam, jika tidak aku tidak bisa bekerja hari ini." Taehyung tersentak duduk diatas ranjangnya. Jam delapan? Tak biasanya ia bangun kesiangan.

"Aku tahu akhir-akhir ini kau sangat kelelahan, jadi aku pasang alarm untuk jaga-jaga. Kau tidak sakit, kan?" Lelaki itu merendahkan lututnya, menatap sang pujaan hati, lalu menggapai dahi gadis berambut dirty brown itu. "Jangan terlalu banyak keluar saat suamimu ini sedang tak berada dirumah, mengerti?"

Gadis itu menunduk, membalas tatapan lelaki itu lalu tersenyum manis. "Oh oh! Lihatlah~ gadis ini tengah menggodaku rupanya, hm?" Lelaki itu—Hoseok—menarik ringan tengku Taehyung mencoba mempertemukan bibir mereka. Dan, jelas hal itu membuat Taehyung terkejut. Mendorong kecil bahu tegap seorang Jung Hoseok dan memberinya tatapan kesal secara gratis. "Jangan sekali-kali tersenyum manis tepat didepanku, atau aku akan meraup habis benda pink kenyal itu, sayang~"

Mendegus dan melempar bantal pada Hoseok. "Candamu sangat tidak lucu, Jung." Melihat Hoseok yang terkekeh, membuat Taehyung semakin kesal. "Cepat pergi dari sini, dan jangan pernah kembali, mesum!" Menghentak-hentakkan kakinya dan segera keluar dari ruangan itu.

"Kau tak berniat memasangkan dasi suamimu? Aku sangat kesusahan, Jung Taehyung." Hoseok menggapai tangan Taehyung, menuntun tangan gadis mungil itu untuk membenahi dasinya. Taehyung tersenyum lalu memasangkan dasi itu dengan rapi membungkus leher lelaki dihadapannya.

"Aku akan segera pulang~ Kau! Jangan memaksakkan tubuhmu untuk keluar rumah, mengerti?" Hoseok mengambil tas dan jas putihnya, lalu menutup pintu ruangan itu. Taehyung yang sempat tersenyum kini menunduk. Menatap sebuah laci kecil yang berada tak jauh dari tempat ia berada.

Sejenak ia menatap jam dinding. Tersenyum lemah, lalu menghampiri laci kecil itu. Sambil mendegus ia membuka laci itu; mendapati untaian bunga yang bermotif indah dengan rangkaian berbagai jenis mawar yang berbeda warna. Tataannya cukup sedehana, simple dan sangat indah. Dominasi antara warna-warna yang tak begitu mencolok membuat lilitan bunga yang saling terikat itu, enak dilihat.

Taehyung memang genius untuk merancang atau memilih perpaduan sesuatu yang berbeda untuk didominasikan. Karena itu ia menjadi desaigner. Walau tak begitu terkenal—memang Taehyung tak ada niat untuk menjadi desaignet terkenal—ia mempunyai usaha butik yang cukup ramai didaerahnya.

.

Sambil melirik bunga itu dengan tatapan sayunya, ia tersenyum, "Haruskah aku datang…menemuimu kembali?"


Scent of Your Shadow


Taehyung berjalan dengan tenang saat melewati rumput-rumput liar yang bergoyang mengikuti arah gerakan semilir angin yang menerpa kulit rapuhnya. Menarik nafasnya lalu berhenti sejenak. Mencoba menikmati pemandangan yang menyapanya dengan senang hati. Melihat ombak yang seolah-olah menghampirinya, dan—oh! Pohon pagoda. Letaknya memang agak jauh dari Taehyung, tapi karena pohon itu menjulang tinggi membuat kedua manik itu menangkap artifisial dari keunikan pohon itu tersendiri.

Segera berlari, lalu menunduk kebawah. Tatapannya berubah, tersirat kesedihan yang amat mendalam saat mendapati obyek yang tertangkap kedua manik hitamnya. Menatap nanar, lumut yang sudah terbentuk dicelah-celah kerikil kecil itu.

'Sudah berlumut ya… Apa mungkin aku lama tak mengunjungimu? Padahal baru dua hari lalu aku terakhir mengunjungimu.' Tersenyum lemah, lalu meletakkan seikat bunga mawar ditangannya didekat bagian bawah pohon pagoda tersebut. Melihat sebuah foto yang tertera bersender dengan tenang pada lapisan kitin pohon itu. Orang itu tersenyum…dalam fotonya.

"A-aku datang. Maaf kemarin tidak sempat mengunjungimu." Taehyung tersenyum. Tersenyum begitu lemah pada suatu obyek yang tengah ditatapnya. Obyek itu tengah menutupi sosok yang Taehyung rindukan selama ini. Sosok itu tengah beristirahat disana. "Bagaimana kabarmu? Kau baik-baik saja, kan disini?"

"Kau pasti sangat senang berada disini, ya? Disini…sangat tenang. Hanya terdengar suara gemuruh ombak, dan angin yang begitu tenang." Taehyung mengeratkan kedua tangannya yang bergertar. Menggigit bagian bawah bibirnya agar mengontrol tangisan yang serasa akan pecah. Mencoba menahan rasa sakitnya yang begitu mendalam dan membekas diluar batas.

"Aku jadi cemburu. Kau bisa hidup tenang disini, sedangkan aku...a-aku," Taehyung menutup bibirnya dan terjatuh atas tanah. Kakinya tak kuat menopang tubuh kurusnya yang semakin hari semakin menurun saja. "Aku…begitu tak tenang berada disana. Banyak suara berisik yang mengusik ketenanganku. Banyak suara teriakan orang, suara kendaraan, bahkan suara benda yang pecah."

Akhirnya, tangisan itu pecah. Jantungnya sakit serasa diikat kencang, lalu darahnya memanas dan akhirnya terbelah seperti delima. Dia bisa merasakan perbedaan makna pada sinar matahari yang bersinar dan ombak yang memecah pantai saat itu juga.

"Sebenarnya… itu tidak terlalu menggangguku, hanya saja…

…yang aku pikirkan selama ini adalah… telingaku tak lagi mendengar eluhan dari seorang Kim Seokjin yang begitu pemalas.

telingaku tak lagi… mendengar omelan panjang dari seorang Kim Seokjin saat aku melakukan kesalahan…

telingaku tak lagi mendengarkan… se-seorang Kim Seokjin dengan suara tawa anehnya, dan telingaku tak lagi… mendengarkan suara lembut yang mengalun dari bibir seorang Kim Seokjin….

Itu sangat menyakitkan…sangat menyakitkan bahkan membuatku hampir gila! Kim Seokjin! Seorang pemalas yang bodoh dan sangat cerewet! Tak bisakah… kau kembali lagi untuk selamanya? Tak bisakah kau berteriak kencang pada telingaku setelah sekian lamanya? A-aku, aku akan mengabulkan apa saja jika itu terjadi."

Taehyung bangkit dan segera menghapus air matanya yang semakin lama semakin tidak seharusnya seperti ini. Selalu datang menemuinya, dan diakhiri dengan tangisan pecah yang membuka semakin dalam memori lama yang menyakitkan. Ini jelas sangat pahit, kejam dan begitu tak adil. Ia merasa dipermainkan. Rasanya…sia-sia saja ia menangis setiap ia datang dan mengucapkan dialog yang sama setiap harinya. Selalu memerintah agar sosok itu kembali tapi sialnya hal itu tak akan terjadi.

Ia mencoba menetralkan nafasnya, sejenak ia melihat pohon pagoda yang bediri kokoh didepannya, seolah-olah melindungi dirinya, pikirnya. Saat merasa sedikit tenang ia mencoba menggapai pohon pagoda itu lalu mengutarinya. Membersihkan lumut hijau yang menutupi setiap lapisan kitin pohon itu dengan tangan mungilnya.

Dan ia tak sengaja menemukan seikat bunga yang tertutupi pohon itu karena posisinya yang membelakangi ikatan bunga itu. Ikatan bunga itu terlihat masih baru, bahkan harumnya masih bisa tercium jelan pada indra penciumnya. Sepercik penasaran menghantuinya, saat melihat surat kecil disisi kanan ikatan bunga itu. Ia pun membuka surat kecil yang menggantung disalah satu kelopak bunga tersebut.

'Kudengar pohon pagoda bisa berumur sampai 350 tahun (bahkan mungkin lebih). Jangan khawatir, kau tidak akan kesepian. Ada pohon pagoda ini yang akan selalu melindungimu. Dan juga, ada aku yang akan selalu menemanimu disini.'

Taehyung tersenyum sejenak. Tiba-tiba sebuah nama menghinggap dalam kepalanya. Jeon Jungkook, pasti yang melakukan ini semua. Gadis itu, benar-benar mencintai Kim Seokjin. Taehyung sadar akan itu, dan segera meletakkan bunga itu kembali pada posisi semula. Mengambil tasnya, lalu segera pergi melalui tempat itu.

Taehyung tak ingin berlama-lama ditempat itu. Mungkin ia takkan rela meninggalkan tempat ini, jika ia terus berada disini. Ia takut lukanya semakin membekas terlalu dalam sampai-sampai kuat menggores hati lemahnya kapan saja.

Sambil berjalan cepat, dan mengontrol kepalanya agar tak menoleh kearah belakang ia mengeratkan tangannya pada pegangan tasnya. Mengeluarkan nafasnya panjang dan berfikir.

350 tahun? Akankah cintanya bisa berusia sama dengan pohon pagoda yang berdiri kokoh itu?


Scent of Your Shadow


Taehyung menutup pintu masuk rumahnya dengan kasar. Tatapannya kosong menatap obyek yang tertara didalam rumahnya. Sambil memegangi dadanya, ia mencoba berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air dingin yang mampu menghilangkan dahaganya.

Saat berjalan menuju dapur, dahinya mengkerut. Banyak suara aneh yang terdengar dalam dapurnya. Sejenak ia berpikir, jika itu kelakuan Hoseok yang sedang menakut-nakutinya. Tapi ia tersadar, ini masih jam sebelas pagi, dan tidak mungkin seorang dokter bekerja hanya kurang dari dua jam perharinya.

Ia pun segera memasuki dapurnya dengan langkah hati-hati; memastikan apakah itu kucing atau mungkin hal lainnya. Dan saat melirik isi dapurnya, matanya membulat. Langkahnya terhenti dan kakinya bergetar. Ia pun bersembunyi dibalik dinding, dan menutup matanya. Mengecek apakah ada sesuatu yang salah pada kedua matanya. Ia kembali membuka matanya saat melirik dapurnya.

Bahu tegap yang begitu familiar.

Rambut semerah wine yang memabukkan.

Dan… aroma tubuhnya yang tercium mengingatkan dirinya pada seseorang.

Mungkinkah dia sosok itu? Sosok yang meninggalkan luka dibagian terdalam hati Taehyung? Mustahil, memang. Tapi sungguh, Taehyung bersumpah jika sosok itu terlihat begitu nyata. Sejenak ia menggelengkan kepala berpikir bahwa ini hanya bagian dari halusinasinya saja. "A-ah! Panas!" Taehyung kembali tercekat. Halusinasinya sangat terlihat saja. Bukan hanya sosok itu yang terlihat begitu nyata di kedua manik Taehyung, tapi suaranya juga terdengar begitu jelas dikedua telinga Taehyung.

Mungkinkah ini mimpi? Tolong jangan bangunkan Taehyung jika ini benar-benar mimpi. Tapi, Taehyung tidak bodoh jika ia mengira ini benar-benar mimpi. Jelas-jelas ini terlihat nyata, baginya. Tidak mungkin hanya mimpi atau sekedar halusinasi saja.

Ini nyata.

.

Mendengar senandungannya, membuat Taehyung lagi-lagi terkecekat. Sosok itu tersenyum bahagia sampai-sampai bersenandung kecil, menyanyikan sebuah lagu. Sambil mengangkat penggorengan yang terlihat masih panas, ia meletakkan makanan yang baru matang pada sebuah piring kecil.

Melihat hal itu yang semakin terlihat nyata dimata Taehyung, membuat kakinya melemah dan tubuhnya terjatuh duduk diatas lantai dapurnya yang dingin. Ia menjatuhkan tasnya keras, dan membuat sosok itu menoleh. Menatap dirinya, dengan pandangan shock yang tak percaya. Sosok itu segera meletakkan penggorengan, dan berlari kearah Taehyung yang terkulai lemas.

Taehyung yang melihat sosok itu semakin dekat—dan semakin nyata, mencoba menutup matanya. Kedua tangannya menutupi kedua telinganya. "Kau tidak apa-apa?" Mendengar suara itu, membuat Taehyung semakin bergetar. Dan detik itu juga, sebuah kata dengan nada bergetar yang begitu jelas lolos begitu saja dari bibirnya.

"…S-seokjin?"


END.

.

.

.

Tapi boongan ;p

A/N: Annyeong, minna-san! :3 Akhirnya saya bisa ngepost sequel ini. /elapkeringet. Gimana? Cukup mengecewakan ya? TuT

Btw, selamat menunaikan ibadah puasa ya, semuanya~

Oh ya, Karena ngeliat review kalian, saya jadi gak tega semi-hiatusin illegal T^T jadi aku berubah pikiran bakal tetep ngepost ff itu dibulan yang suci ini~ TuT tapi rated-nya masi T kok. Aku gak mau berbuat dosa TuT

AAAA, Aku teriak waktu ngeliat BTS Special Stage di MuBank. KECEH BUANGET! Aku bahkan sampai guling-guling gigit remote tv ngeliatnya:3 Dan ada yang taukah kemaren waktu di Incheon Airport ada JINV MOMENT? Jin lagi ngebisikin sesuatu dan itu langsung buat V senyum2 gak jelas. GAHHH THE FEELS OMFG TuT /ok, abaikan.

.

Akhir kata, mind to review?

Aku minta saran kalian mana yang bakal aku post chap selanjutnya. Illegal, Complicated Jekyll&hyde, atau Scent of Your Shadow ini? Your review(s) are my enegy:3 Papai, minna-chan!