Prolog
Hermione sangat suka membaca, jangan salahkan dia jika dia selalu berhasil menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh berbagai guru. Hermione juga tak pernah membenci sebuah buku, itu adalah hal termustahil terjadi di hidupnya. Dia sangat senang membaca buku dari berbagai genre berbeda, bahkan buku dongeng sekalipun telah dibacanya. Namun, ia mulai menyesal membaca setelah pristiwa itu terjadi. Peristiwa yang telah mengacaukan kehidupannya yang teratur.
Harry Potter adalah kepunyaan J.K Rowling dan saya tidak mengambil keuntungan apapun.
Cerita ini mengandung typo(s), ketidakjelasan, OOC, dan teman-temannya
Click 'back' if you don't like, I don't want any flame:)
Akhir pekan adalah salah satu yang sangat ditunggu-tunggu oleh para pelajar di seluruh pelosok negeri, tapi tidak bagi Hermione Jean Granger. Disaat para remaja lain menikmati akhir pekannya dengan riang gembira dia hanya dapat melamun penuh rasa bosan, jenuh. Bagaimana tidak, hari libur membuatnya tidak memiliki kegiatan apapun—tidak ada jam pelajaran yang mengasyikan, tidak ada sesi tanya jawab, tidak ada guru-guru yang dapat memberikan pengetahuan kepadanya, bahkan tidak ada tugas—karena ia telah menyelesaikan semua tugasnya. Jadilah dia disini, melamun tak tentu arah, penuh kejenuhan.
"Oh ayolah, tak bisakah akhir pekan ini berakhir lebih cepat?" teriak Hermione frustasi
Berdecak kesal, Hermione mencoba mencari kegiatan untuk mengusir rasa bosannya. Tak kunjung menemukan aktifitas baru, Hermione memutuskan untuk membersihkan rumah selagi orang tuanya sedang tidak ada. 'mungkin aku dapat memberikan mereka sedikit suprise dan makanan hangat untuk makan malam' pikirnya.
Ia memulai dengan merapikan kamarnya, setelah itu ia turun ke bawah—dan alih – alih mendapati ruangan yang kotor Hermione malah mendapati ruangan itu sangat bersih dan wangi. Tersenyum simpul, Hermione kini mengerti mengapa ayahnya sangat tertarik dengan ibunya dulu mengingat ibunya adalah seorang yang multitalenta—baik saat menjadi ibu rumah tangga maupun wanita karier. Tak habis akal, Hermione pun memilih dan memilah benda – benda tak terpakai untuk dipindahkan ke gudang agar ruang keluarga tidak terlalu penuh sesak oleh benda tak terpakai. Setelah itu Hermionepun bergegas menuju gudang.
Click
Lampu menyala terang saat dia menekan saklar lampu. Hermione terbatuk – batuk ketika merasakan debu memasuki rongga hidungnya selagi ia menyusuri gudang lebih dalam.
"akhirnya selesai juga" ucap Hermione seraya menurunkan kotak berisi benda – benda tak terpakai.
Hermione sudah bergegas untuk keluar ketika ujung matanya menangkap sekilas pemandangan kumpulan buku. Ya, buku. Bersorak senang, Hermione menghampiri kumpulan buku tersebut dengan semangat.
"Akhirnya ada sesuatu yang dapat kubaca" ucapnya dengan mata berbinar – binar.
"Hey apa ini, " ucapnya ketika melihat judul kumpulan buku itu "Harry Potter and the Goblet of Fire? Order of Phoenix? Half-Blood Prince? Deathly Hallows? Well, judul yang aneh tapi kedengarannya menarik"
A/N : Halo, saya disini masih newbie, mohon bantuannya:). Jadi disini Hermione itu tidak bersekolah di Hogwarts melainkan sekolah muggle biasa, tapi nanti masih ada hubungannya dengan dunia sihir. Saya tidak tau istilah jadi tolong dimaafkan ya:)
