chapter 1

KRRING KRRIING KRIING KRRING

Bunyi weker yang sedari tadi berbunyi nyaring di sebuah apartemen itu sedikit mengganggu tidur nyenyak seorang pria berambut perak.

"Urusai!! Aku bisa bangun sendiri!!!" Tangannya bebas melempar jam weker yang berbentuk mainan itu ke segala arah.

"Aaarggghhhhh hari senin yang menyebalkan" keluhnya dengan memaksa membuka mata sipitnya.

Ia meraih dan mengecek ponsel yang berada disampingnya, matanya membulat sempurna melihat beberapa panggilan masuk.

50 incoming call from terminator girl.

"Oiii...oiii.." Dengan ekpresi wajah yang penuh ketakutan ia berdesis " oii ini cuma halusinasikan, ini mimpi kan? Bisa mati kehabisan darah kalau wanita terminator ini membunuhku!!!"

Dengan segera ia bangkit dari futon dan menuju kamar mandi, melakukan ritual pagi seperti biasa, waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi, profesinya sebagai seorang sensei disebuah sekolah bisa terancam dipecat oleh kepala sekolah tua yang galak.

Sakata Gintoki, wali kelas 3Z yang terkeneal dengan kelas paling ribut dan begajulan tidak boleh mengurangi kewibawaanya dengan murid-muridnya yang kampret itu, datang terlambat bisa jadi alasan mereka untuk membully sensei tamvan seperti dirinya.

Gintoki berangkat dengan scooter bututnya menuju Gintama High School. Sesampainya di parkir ia sudah merasakan aura yang berbeda dari biasanya. Beberapa langkah ia melangkahkan kakinya, ia sudah merasakan firasat aneh, ketika berselisihan dengan beberapa siswa tatapan mereka seperti entah mengejek atau senyum-senyum tersipu menggodanya, Gintoki dengan wajah deadpannya seraya pinky fingernya asik mengupil tidak mempedulikan mereka seolah-olah tidak merasakan apa-apa.

"Ciyyeeeee Ginpachi sensei congrats yah semoga longlast hihihi..." Goda seorang siswi perempuan menunduk dengan meremas jarinya malu-malu tapi menyeringai.

Gintoki hanya menatap datar dengan mata ikannya.

"Apa-apaan dia -_-" batin Gintoki.

Suitt suiittt

"Uhhuuyyy sensei akhirnya ga sendiri lagi" goda Gorila eh Kondo Isao.

-_- "mendokusai, apa maksudmu gorilla gorilla!!" semprot Gintoki ke salah satu siswa 3Znya yang dikenal dengan sebutan gorilla.

Jari kelingking sehabis mengupil ia gesekkan ke wajah Isao karena kesal.

"Hiiyyyyy jijik sensei " sahutnya berusaha membersihkan bekas colekan upil Ginpachi.

"Sejak kapan kau jadi emak-emak gosip, haaahhh!!?" Bentaknya. Lagian aku juga ga ngerti apa yang mereka katakan. Pikirnya.

"Sejak dapet berita heboh sensei hyahahahahah" tawanya meledak dengan kerlingan mata menggoda.

Gintoki tidak mengerti apa yang murid gorila itu katakan.

"Berita apa?" Tanyanya penasaran.

"Ooooottaaaeee-saaaannn " pertanyaan dari Gin seketika terabaikan semenjak kemunculan gadis idamannya didepan gerbang sekolah.

"Gorila Idiot!!" Gerutu Gintoki.

Setiap siswa-siswi yang dilewatinya melakukan hal yang sama padanya, ada yang senyam-senyum, ada yang menggoda ada yang bersiul-siul padanya, tak pelak perempatan dikeningnya selalu muncul ketika itu, kesal.

"Heeii Ginpachi sensei beruntung sekali kau" kata seorang siswa berambut V muncul tiba-tiba dengan sebotol mayoness ditangannya.

Melihat mayo ditangan Hijikata membuat Gin bergidik mual.

"Beruntung apaan!!"

"Adoouuhhh!!!" Teriak Hijakata mengusap belakang kepalanya.

"Shinee Hijibaka!!" Okita Sougo dibelakangnya melemparnya dengan penghapus papan tulis.

"Ooiii berenti kau Kuso gaakiiiiii!!!!!" Hijibaka eh Hijikata mengejar bocah itu dan tidak sempat menjawab pertanyaan Ginpachi.

Ginpachi geleng-geleng dan meratap kenapa harus mempunyai murid yang ga normal seperti mereka.

"Heeyy Pattsuan kau tau apa yang sedang terjadi? Kenapa mereka semua aneh banget hari ini?" Tanyanya ketika bertemu kacamata bermanusia sambil menggaruk rambut ikalnya yang sebenarnya tidak gatal.

Pattsuan atau Shinpachi muridnya yang sedikit normal itu terkikik menutup mulutnya. Semburat merah muncul diwajahnya.

"Masa sensei sendiri tidak tau!!?" Godanya.

"Kau mau nilaimu kukasih f, huh!!?" Ancamnya, cara cepat untuk membuat Shinpachi agar memberitahunya apa yang terjadi.

"NANNNII!!? " balasnya terkejut.

"Makanya kasih tau aku" desak Gintoki.

"Annoo sensei ..."

TENG TENG

"Aah sensei nanti saja aku cerita aku mau masuk kelas dulu, pokonya buat sensei selamat deh hohoho" jawabnya sambil berlari.

Ginpachi menyipitkan mata ikannya datar.

Ia mencoba masuk keruang guru meletakkan semua barangnya, tapi tiba-tiba sebelum ia benar-benar masuk ada seseorang yang menarik paksa kemejanya dari belakang dan menyeretnya cepat seperti angin ke ruang UKS.

"Oiii oiiii apa ini!!!" Protesnya tanpa bisa melihat siapa yang menyeretnya.

Seorang wanita dengan rambut blonde diikat mengunci ruangan itu dan berbalik menghadap Ginpachi yang masih terkejut dan ngos-ngosan terbaring dilantai.

"Oiii apa yang kau lakukan!! Jangan lakukan itu disini, aku belum siap melakukannya dan aku tidak membawa k*nd*m" sahutnya cepat mengelak walau sedikit tergoda dengan perempuan bertubuh seksi dan montok didepannya. Apalagi dia sedang di posisi berbaring sedikit curi pandang ke short skirt yang dipakai perempuan itu.

Urat kesal muncul dikening wanita itu. Kakinya dengan sepatu kerjanya yang lumayan bertumit itu menekan dada bidang pria itu.

"Kurang ajar! kenapa kau ke sekolah!! Dan kenapa Kau tidak menjawab telponku!!!!!" Omelnya dengan mata berapi-api.

"A..a..a..anu, kau tau kan aku tidak bisa bangun hanya dengan panggilan telpon" sahutnya bergetar takut dengan amarah wanita itu.

"Me..me..memangnya kenapa aku ke sekolah, a..a..aku kan harus mengajar hari ini" sambungnya lagi, terbata-bata.

"Ternyata otakmu itu tidak berfungsi seperti kepalamu yang bodoh itu, kau mau 'bola'mu ku siksa hah!!" desisnya marah.

"Aaaaahhhh tidak!!!" teriaknya sambil menutupi bagian bawahnya.

"Ini masa depan kita Tsukki, apa yang kau lakukan?"

"Memangnya apa yang terjadi?" tanyaya pelan setelah kaki Tsukuyo sudah tidak lagi diatas dadanya.

"Kau tidak tau??? Beneran tidak tau???" bentaknya terkejut mendengar pertanyaan Gintoki.

Gintoki menggeleng polos " kalau aku tau aku ga akan bertanya bodoh!"

Tsukuyo menahan amarahnya karena disebut bodoh oleh pria bodoh itu, ia merogoh sesuatu ke tasnya dan melempar ponsel yang tepat disambut GIntoki.

Tsukuyo berbalik membelakangi, ketika Gintoki mencek ponselnya, wajahnya tersipu merah, malu.

"Apa maksudnya ini? Ini kan poto kita berci..."

"Itulah masalahnya dan sekarang seluruh sekolah tau kalau kita ada hubungan, kau idiot!!" bentaknya Tsukuyo sengaja memotong kalimat yang Gin ucapkan karena malu, mukanya sekarang merah seperti kepiting rebus.

"Siapa yang menyebarkannya?" sahutnya datar tanpa bereaksi sedikitpun.

Tsukuyo mengedikkan bahunya "Aku menduga Sebodoh-bodohnya dirimu juga tidak mungkin menyebarkannya bukan? Karena kita sendiri yang ingin merahasiakan hubungan kita" terangnya menatap pria bodoh tamvan didepannya.

Gintoki mengorek-ngorek telinganya berpikir.

"Kenapa aku bisa suka dengan pria menjijikan ini" batin Tsukuyo menatap aneh tingkah pria itu.

"Aargghhh kenapa harus begini, pantas dari aku datang semua orang menggodaku"

"Makanya aku menelponmu supaya kau tidak usah masuk hari ini!" jawab Tsukki membuang nafas panjang bersandar di dinding.

"Ini pasti kerjaan siberisik Sakamoto! akan ku robek mulutnya supaya tidak bisa tertawa lagi" kesalnya sambil merebahkan diri diranjang UKS.

"Kau yakin pelakunya dia?!"

"Siapa lagi kalo bukan dia" ucapnya cuek sambil merebahkan dirinya diatas sebuah ranjang.

"Kenapa kau berbaring disini, cepat sana pergi!! Mereka semakin mencurigai kita kalau kau berada disini" usir Tsukki berusaha mendorong pria tegap itu.

"Kenapa mengusirku, bukankah kau yang menyeretku kesini!!" balasnya acuh.

Gintoki menguap "aaah biarkan aku tidur sebentar, nanti akan kutemui si bodoh itu"

Tsukki dengan kaki jenjangnya mendorong tubuh Gintoki dari ranjang, tapi tidak berhasil karena tubuh atletis pria itu, malah dia yang kehilangan keseimbangan dan jatuh diatas dada Gintoki, karena dengan sigap Gintoki menarik tangan Tsukki kearahnya.

Tubuhnya yang semok mendarat diatas Gintoki membuat pria itu terkekeh.

Tsukki mengerjapkan matanya, pipinya langsung memerah.

"Jackpot!" sahut Gintoki bergumam.

Spontan Tsukki menusuk pulpen ke dahi Gintoki dan berdarah.

"Dasar pria mesum!!" sahutnya terlepas dari pelukan Gintoki.

"AHAA AAHAAA AHAHAAHHAHAHAHAHAHA" tawa ciri khas Sakamoto membahana diatap gedung sekolah.

Gintoki menatapnya datar.

"Hentikan tawamu yang menjijikan itu Tatsuma" tegurnya sambil menutup kupingnya.

"AHA AHAHA AHAHAHAHAHAHA ada apa kau mencariku? aahh ngomong-ngomong selamat atas hubunganmu dengan Tsukuyo fufufu tak kusangka kau berpacaran dengan wanita seksi yang sering kau panggil terminator itu Kintoki AHa Ahahahahahahahah"

"bodoh!!! Sebut namaku dengan benar! Namaku Gintoki, idiot!!" balas Gintoki kesal.

"apa kau yang menyebarkan potoku dengan Tsukuyo, hah!!?" tanyanya to the point, walaupun pria bersurai perak itu sedang jengkel tapi raut mukanya tidak pernah berubah dari ekspresi bosan.

"AHAH AHAHA AHAHAHAHHAHA bukan aku yang melakukannya" jawabnya mengelak masih dengan tertawa konyolnya.

Gintoki mengorek telinganya mendengar mulut besar Sakamoto.

"Kalau bukan kau siapa!?" tanyanya sudah mulai kesal tidak sabar.

Sakamoto baru membuka mulutnya "kalau kau masih tertawa akan kurobek mulutmu!!" ancam Gintoki.

"oii yang sudah terjadi biarkan saja, harusnya kau bersyukur dan berterima kasih dengan orang yang menyebarkannya, kau tidak perlu repot-repot sembunyi menemui Tsukuyo saat jam luang hahahaahaahaa aku tau apa yang kau lakukan Kintoki??" goda Sakamoto mendelik ke arah Gintoki.

Gintoki menatap datar Sakamoto "diam kau!!!!"

"tapi kau tau kan siswa-siswa kamvretku itu ga bisa diam kalau mendengar kabar ini, dari pagi ini saja mereka sudah menerorku" lanjutnya memijit pelipisnya.

"AHA AHA AHAHAHHAHA bagus kan, berarti mereka mendukung mu dengan Tsukuyo"

"Woy kalian berdua, ayo cepat kumpul ke aula, kalian lupa ada seminar hari ini!!??" teriak Catherine menegur mereka ketus dan pergi menjauh.

Dua pria dewasa itu hampir saja melupakan ada seminar yang diadakan disekolah mereka, dengan langkah terburu-buru mereka menuju aula sebelum kepala sekolah menceramahi mereka berdua.

Aula besar yang bisa menampung semua siswa itu sekarang sudah penuh dengan siswa-siswa yang memang disuruh berkumpul untuk mendengarkan seminar hari itu.

"Sheessh males banget kalo ada seminar, hooaammmm" gumam Gintoki sambil menguap lebar ke arah Sakamoto.

"Ciiyyeeee sensei selamat ya"

Baru saja berada didepan pintu Gintoki sudah disambut dengan godaan dan kericuhan para siswa dengan kabar kedekatannya dengan Tsukuyo.

Gintoki hanya menatap mereka dengan mata ikan malasnya dan menampik godaan dari mereka menuju teempat duduknya.

Seorang gadis berambut ungu heboh berlari kearah Gintoki.

"Aaah Gin-chan itu semua bohong kan! Gin chan cuma milikku seorang, Gin-chan tidak ada yg boleh memilikinya selain diriku, pukul aku Gin-cha~~n" rengeknya panjang lebar dan manja tidak bisa diam.

Dua jari Gintoki mencolok mata gadis yang berkacamata itu setelah mendengar ocehannya dengan muka flat.

"Ini sekolah! Panggil aku sensei!" Perintahnya.

Sarutobi cuma memanyunkan bibirnya dan memandang sedih kacamatanya yang pecah setelah dicolok Gintoki.

"Sudahlah Sacchan lupakan pria ubanan, pemalas dan menjijikan itu, entah alasan apa Tsukuyo sensei mau-maunya berpacaran dengannya" sindir seorang gadis dengan rambut ponytail.

"Oiii...oi kalian ini memang tidak ada sopannya sama sekali kepadaku." Sergah Gintoki dengan urat kesal dipelipisnya.

"Otaeee-saaannn apapun yang kau katakan aku setuju denganmu, maka dari itu jadilah pacarku" Kondo Isao yang dikenal sebagai stalker sejati Otae berteriak disampingnya dan langsung kena bogem mentah didepan mukanya.

Gintoki sudah bosan meladeni mereka jadi ia hanya berlalu dan tidak mempedulikan ocehan-ocehan tidak penting dari mereka dan menuju tempat duduk yang disediakan untuk para guru bersama dengan Sakamoto yang sedari tadi hanya tertawa seenak mulut besarnya.

"Tes.. Tes ... Anak-anak diam!!" Tegur Otose selaku kepala sekolah dengan menggunakan mikrofon didepan mulutnya. Hening seketika karena tidak ada yang berani melawannya.

Tsukuyo dengan langkah ragu, bimbang karena ia juga turut disuruh menghadiri perkumpulan itu walaupun ia hanya seorang guru UKS, ia mengigit bibir bawahnya, gugup dan takut dengan reaksi dari siswa-siswa yang baru saja mendapat kabar hubungannya. Perempuan blonde itu pun memantapkan hatinya dan dengan percaya diri merapikan coat putihnya memasuki pintu aula.

Seperti yang ia duga semua yang ada didalam langsung mengalihkan perhatian padanya, jantungnya berdebar kencang serasa seperti tersangka kriminal yang baru saja ditangkap. Ia melangkah sambil menunduk, sesekali mendengar deheman kencang yang tentu saja disengaja dan siulan menggoda dari para siswa, ia menatap Gintoki dari kejauhan berharap ia bisa memandang wajahnya agar menenangkannya tapi apa yang ia lihat hanya mata ikan matinya dan muka bosannya yang mengantuk.

"Dia sama sekali tak menolong" batinnya jengkel.

Tergesa ia menuju tempat duduknya yang lebih jauh dari kekasihnya itu.

Beberapa menit sambutan dari Otose, hari itu adalah seminar untuk siswa-siswa yang berminat bagaimana menjadi presenter yang sukses.

Dalam isi acara dia menyebutkan akan kedatangan tamu yang sangat penting dan sangat istimewa. Dan menyebut nama seorang wanita yang sangat tidak asing ditelinga mereka.

"Ketsuno Anna, terima kasih atas kedatangannya " ucapnya kepada seorang wanita yang baru saja datang dengan penampilan anggun dan cantik duduk disamping Otose.

Semua guru pria terkejut dengan nama perempuan yang dipanggil, tidal terkecuali Gintoki yang awalnya cuma menguap dan kadang tertidur tak pelak rohnya langsung kembali ketubuhnya.

Wajahnya berseri-seri walaupun ia sebenarnya belum melihat sosok idolanya itu memang benar ada atau tidak. Hanya mendengar namanya saja sudah berhasil membuatnya bangun dari alam mimpinya.

Pria itu sangat excited sampai-sampai ia tidak menyadari pantatnya mendarat mulus jatuh kelantai.

"Ittai..ittai "

Sakamoto tertawa tergelak melihat tingkahnya, ia pun tau sohib akrabnya itu memang cinta mati dengan Ketsuno Anna. Tidak ada pria yang tidak jatuh hati padanya karena kecantikan dan keanggunannya.

Semua yang ada diaula itu berwow ria dengan kehadiran presenter cantik dan terkenal itu, Tsukuyo yang awalnya tidak tau akan kedatangan perempuan idola kekasihnya itu, hanya terdiam dan ikut terkejut. entah kenapa ia merasa tidak nyaman akan kehadirannya walaupun ia sendiri mungkin tau tapi mencoba menampik alasannya.

Ketsuno Anna tersenyum dan memulai sambutan kepada siswa-siswa disana dengan wajah ramahnya.

Tsukuyo sesekali menengok Gintoki yang bahkan tidak berkedip satu kalipun memandang perempuan didepannya itu, mata crimsonnya yang seperti ikan mati sekarang bahkan bersinar seperti ikan hidup (?) . Jiwanya seperti hidup kembali, ia bahkan terlihat sangat senaang dan tak berhenti tersenyum, raut mukanya menunjukkan ia sangat bahagia.

Tsukuyo menarik nafas panjang dan menghembuskan keras karena gelisah, yang dia pikirkan saat ini hanya apa yang akan terjadi kemudian.

"Tenanglah Tsukuyo kau hanya melebih-lebihkan keadaan saja" batinnya menenangkan dirinya sendiri.

To be continued

update di watpadd duluan jadi bingung gimana edit di sini ga bisa :')