so this is all started from me and my friends curiosity on weather i'm able to make a decent story on my own national language...
menyedihkan, masak bikin cerita pake bahasa inggris bisa tapi gak bisa bikin pake bahasa sendiri... ya sudahlah, coba liat aja gw aku bisa buat cerita berbahasa indonesia...
mohon maaf sebesar besarnya karena cerita super pendek ini tidak memakai EYD
DISCLAIMER: bleach belongs to tite kubo, kalo gw yang punya mah, ceritanya gak karuan nanti
"kriiiiing" bel alarm jam waker berdentang dengan kerasnya. Aku mengerutu, sepertinya menutupi kepalaku dengan bantal putih yang nyaman nan empuk ini tidal dapat merendam suara yang mengelegar ke seluruh perjuru kamarku. Dengan kesalnya, aku meraba meja belajarku yang bertempatan di sebelah tempat tidur ini dan menekanya sekuat tenaga. Jujur aku merasa tak begitu baik, kepalaku serasa telah di hantam bola basket bertubi-tubi. Pandanganku buraadman perputar putar seperti melihat dunia dari komedi putar. 'jam waker sial!' pikir ku... Tunggu... Sejak kapan aku punya jam waker?... Ngomong-ngomong aku ngapain aja?... Entah kenapa aku tidak bisa mengingat apapun...
"BANGUN SRAWBERI BODOH!" teriak suara yang familiar.
Ugh, kalau kepalaku tidak serasa mau pecah, aku sudah bangun dari tadi sial! Tinggal kan aku sendiri!
"DUAK" aku tersentak akan sakit yang berasal dari perutku, seperti sulap, sakit itu langsung membangunkanku seperti se ember air dingin di tambah es batu. Aku duduk dengan tegap seketika, tentunya sambil meraba perutku yang ter violasi itu. Langsung aku sadar, ternyata ia telah menyikut perutku dengan lengan putih kecilnya. Sial! Dari mana orang sekecil itu mendapatkan tenaga kudanya? Memang kita ini tinggal di dunia yang aneh nan nyata.
"SAKIT TAU DASAR CEBOL SIAL!" teriak ku dengan sangat kesal, mau apa sih si cebol yang satu ini, pagi- pagi begini...
"PLAK!" dengan cepatnya si cebol itu menghantamku dengan sebuah gulungan koran yang keluar dari entah di mana.
"ARGH! Apa apaan sih rukia!" teriak ku lagi sambil mengusap bagian belakang kepalaku yang telah diviolasi seperti perutku itu.
"salah sendiri! Jangan pangil aku cebol BODOH!" balasnya dengan sorotan matanya yang tajam. Apa apaan sih, pagi pagi begini masuk ke kamar orang terus bikin rusuh!... Tunggu... Aku menerawanginya dari atas sampai bawah, ia mengenakan baju one piece biru yang biasa ia pakai jika mengunjungi dunia manusia.
"tunggu... rukia, apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku. Reaksi yang ku dapat dari rukia hanya tampang bingung yang jelas menayakan apa aku sudah gila
"kenapa sih!" tanyaku lagi sewot.
"Ichigo, aku kan tinggal di sini, atau otak mu yang bermasalah itu tidak bisa mengingatnya?"
"APA! Tidak ada yang salah dengan otak ku sial! Lagian kamukan tinggal di soul society bersama byakuya"
Rukia berkedip, ia memelototiku seperti orang yang telah kehilangan akalnya.
"Ichigo, apa kau sudah lupa? Kemarin kan kita bertunangan, lagian, byakuya nii-sama sudah memberi kita restunya" tukas rukia.
Kata kata yang keluar dari mulutnya serasa seperti kata yang rancau, setiap katanya terasa sangat asing di kupingku. Informasi yang di kandung kalimat itu juga sama, susah di cerna. Kepalaku berasap asap mencari arti lain dari kalimat terkutuk itu. Setelah sekian lama mencari akal, tetap tidak Ada jawaban dare pertanyaan ku. Arti dari kalimat itu hanya satu.
Saat aku sadar akan hal itu, tubuhku terkena shok. Keringat dingin bercucuran dari pori- pori kulit ku, seakan Akan pori pori itu telah membesar. Badanku mengalami stagnasi, tak dapat di gerakan, diam seperti batu. Wajah ku pun pucat, pucat pasi, mungkin lebih pucat dari si emo ulquiora, kalau itu memang terjadi. Aku telah di serang racun. ya kalimat yang satu itu jauh lebih berbahaya dari racun apapun yang ada di tiga dunia ini. Emosiku mencuat, tak tertahankan lagi untuk ku. Pada akhirnya, aku pun meledak.
Aku yakin pada saat itu juga, seluruh Kota karakura dapat mendengar jeritan "TIDAK" dari mulut ku ini.
Tanpa ku sadari, rukia cengar cengir sendiri menikmati kesengsaraanku.
to be continued? tergantung review... =.=
