Tema: Sad Ending Shortfic Love Story

Judul: It's A Bad Ending

Rating: PG 13 / T untuk tindakan pembunuhan dan bunuh diri

Jenis: Canon, missing scene

Sumber: Harry Potter dan Relikui Kematian, hlm 808-812

Sedari dulu kamu memang temperamental. Emosional. Pendek kata kau pemarah. Sifat itu terbawa dalam setiap tingkah lakumu. Tak heran jika wanita yang kaucintai, Helena Ravenclaw, menolakmu. Menolak dengan menghinamu, bahkan, walau kau telah sekian lama berusaha mendekatinya, selalu mencintainya.

Beberapa hari yang lalu, salah satu Pendiri Hogwarts memanggilmu. Ya, Rowena Ravenclaw memang sakit-sakitan sekarang, tapi dia masih tetap punya karisma sebagai salah satu tokoh dalam dunia sihir. Karenanya, kau tentu merasa terhormat dipanggil olehnya. Apalagi, jika saja cintamu diterima oleh Helena, Rowena tentu menjadi ibu mertuamu.

Dan perkiraanmu tidak jauh meleset. Rowena memberimu tugas mencari Helena yang sudah beberapa tahun menghilang, dan membawanya kembali. Mungkin Rowena merasa ajalnya sudah dekat, dan ingin bertemu dengan Helena untuk yang terakhir kalinya.

Dengan pengetahuanmu, dengan jaringan informasimu yang kuat, kau dengan mudah mengetahui di mana sekarang Helena berada. Lagipula, karena kau mencintainya, kau selalu berusaha memantau berada di mana Helena kini. Jadi, tugas mencari di mana Helena berada, tidak sulit kau jalankan. Tapi, membawanya kembali, itu adalah soal lain.

Dan di sinilah sekarang kau berada. Albania. Di hadapanmu, Helena. Kau sudah membujuknya untuk kembali, kau sudah mengatakan bahwa ibunya sakit dan ingin bertemu, tapi Helena berkeras tak mau kembali.

Seharusnya kau tetap membujuknya. Mengeluarkan kata-kata manis. Memohon agar ia mau kembali. Tapi, tidak. Mendengar ia menyahut, "Tidak!" dengan keras, sifat emosionalmu menguasai diri. Kalap mata, senjata yang memang pernah kau siapkan agar mudah digunakan, kau layangkan ke dadanya, sekali jadi. Merah membasahi gaunnya, jubahnya, dan jubahmu.

Ya, kau memeluknya penuh penyesalan. Mengapa kau tidak berpikir dua kali saat kau mengeluarkan belati itu. Mengapa tidak kau pikirkan apa yang akan ditanyakan oleh Rowena jika kau malah membawa jasad Helena, bukan Helena hidup-hidup padanya? Mengapa tidak kau pikirkan, bahwa mencintai itu harus penuh kesabaran?

Dan kau melakukannya. Tanpa pikir panjang. Tiada guna kau menangisinya lagi sekarang. Kau sadar itu.

Karenanya kau mencabut belati dari dada Helena. Penuh penyesalan. Dan kau angkat tinggi-tinggi belati itu ke arah jantungmu sendiri, menghunjamkannya sepenuh hati ...