Sepoi-sepoi angin berhembus cukup mendamaikan. Dimana kebanyakan orang memanfaatkannya untuk menjenakkan diri atau sekedar istirahat menikmati terpaan angin. Tapi tidak untuk Sakura yang masih bekerja keras membantu ibunya yang bekerja sebagai penjual kue. Mereka berjalan mengelilingi desa yang mereka tinggali. Hidup mereka terbatas. Ayahnya yang hanya bekerja sebagai penjual mie ramen pun tak seberapa pendapatannya. Sakura adalah gadis yang keras, disiplin, dan bertanggung jawab. Diapun memiliki otak yg cerdas dan mempunya ilmu bertarung yang bagus. Ilmu bertarung tersebut ia dapatkan dari seorang teman ayahnya yang mahir bertarung. Dia belajar selama 5 tahun. Tak bisa di pungkiri, keahliannya memang sangat membanggakan, Seorang pemuda anak dari kepala desa sangat menyukai Sakura, dialah Naruto. Dia selalu mengejar-ngejar Sakura dan selalu bersimpati padanya.

"Ayah, Ibu aku berangkat sekolah dulu ya..."

"Ya, Sakura, hati-hati di jalan"

"Ya..."

Sakura selalu berjalan kaki menuju sekolahnya. Di tengah jalan Naruto dan Sakura pun bertemu.

"Sakura ! " sapa Naruto

"Hai...Naruto..."

"Ayo jalan sama-sama"

"Ayo"

Mereka berdua berjalan bersama-sama menuju sekolah. Tiba-tiba seorang gadis muncul menghampiri mereka.

"Hi...Hinata ? "

"Naruto, ayo jalan denganku" ajaknya lembut

"Naruto, Hinata kita jalan sama-sama saja"

"Owh...baiklah"

Merekapun berjalan ber-3. Hinata adalah seorang gadis kaya raya. Ayahnya kejam dan jahat. Namun Untunglah Hinata tidak seperti ayahnya. Hinata adalah gadis yang baik, lembut, dan periang. Walau begitu dia juga sedikit pendiam.

"Nah, Teman-teman. Ayo kita masuk kelas" Ajak Naruto

'YA...!" Jawab Hinata dan Sakura serempak

Seperti biasa, Naruto selalu duduk berdampingan dengan Sakura. Hal ini tampaknya membuat Hinata kecewa. Usai jam pelajaran pun mereka tetap berdekatan. Hati Hinata pun serasa panas terbakar karena di bakar api cemburu. Naruto dan Sakura pun pulang bersamaan. Seorang Pengawal pribadi Hinata pun telah menunggu di depan.

'Nona Hinata, ayo pulang..."Ajak pengawal pribadi Hinata

'Youko...aku ingin mengikuti mereka ber-2 sebentar" Pinta Hinata dengan lembut

"Tapi Nona..." Youko berusaha menolak

"You... Kumohon"

"Ba...Baiklah..."akhirnya Youko pun memnuhi keinginannya

Naruto dan Sakura berjalan sambil bersenda gurau. Hinata hanaya bisa menatap iri dari kaca mobilnya. Dilihatnya Sakura dan Naruto pergi ke sebuah taman.

"You...Kira-kira mereka mau apa ya ?"

"Mungkin naruto mau menyatakan cintanya pada Sakura " jawab Youko dengan polos dan tak tahun menahu tentang perasaan Tuannya

"Begitukah ?"

"Entahlah nona"

"You, ayo kita mendeekat. Aku ingin tahu aoa yang mereka bicarakan." pinta Hinata

"tapi Nona, mencuri dengar pembicaraan orang lain itu kan tidak sopan. "

" You...ayolahh...Kali ini saja !"

"Ba...Baiklah..." Youka pun akhirnya takhluk pada ucapan Hinata

Mereka pun mulai mencuri dengar di balik semak-semak.

" Sakura, Ini untukmu" Seraya menyodorkan kalung yang hendak dia berikan pada Sakura

" Ini Untukku Naruto ? "

"ya...Sakura. Kau lihat liontin cinta itu ? Itu bagaikan cintaku yg kuberikan padamu. Kemana pun kau pergi, senantiasa aku akan selalu bersamamu lewat kalung ini. Sakura, kau mau kan jadi orang yang paling aku cintai di dunia ini ?"

"Naruto..." sebenarnya Sakura menginginkan moment ini, karena dia juga menyukai Naruto

"Sakura...kau mau kan ?"

"Iya...Aku mau Naruto !" Sambil menganggukan kepala.

Dibalik semak-semak, Hinata menitikkan air mata.

" Nona...Kau menangis ?" tanya Youko setelah mengetahui perasaan Hinata sesungguhnya

"You...kau benar, Naruto menyatakan cintanya pada Sakura. Aku sedih You, karena aku memang suka Naruto"

" Nona Hinata..."

" Hikss...hikss...hikss"

"lebih baik kita pulang"

Hinata dan Youko pun pergi dengan mobilnya. Hinata masih meratapi kesedihannya. Hal ini membuat Youko menjadi tidak tega dan berniat melaporkannya kepada Ayah Hinatatanpa sepengetahuan Hinata. Sesampainya dirumah, Hinata pun langsung lari menuju kamar dan menguncinya. Kebiasaan mengurung diri ketika sedang sedih. Selain itu, Youko pun melaporkan peristiwa ini kepada Ayah Hinata.

"Maaf mengganggu Tuan"

"Ada apa ?"

"Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan pada Tuan"

"Ceritakanlah"

"Begini Tuan, Nona Hinata ternyata menyukai Naruto putra dari pimpinan desa Konoha. Tetapi sewaktu kami berdua mengikuti Naruto dan seorang gadis yang bersamanya, Naruto pun menyatakan cinta kepada gadis itu dan sekarang Nona Hinata mengurung diri di kamarnya."

"Siapa nama gadis itu ?"

"Namanya Sakura"

"Besok, kau bawa dia kemari bagaimanapun caranya. Aku akan menyuruh nya untuk memutus hubungan dengan Naruto."

"Baik Tuan !"

Seorang pemuda pun datang ke rumah Hinata. Dia pun menekan tombol bel rumah namun tak di buka-buka. Karena Hinata merasa terusik, akhirnya dia sendiri yg membukanya.

"Hinataa !" teriak kiba yang telah berhari-hari tidak berjumpa dengan Hinata

"Kiba ? kau tidak berangkat sekolah berhari-hari. Kemana saja ? "

"hhmm... aku berkunjung ke rumah kakekku. Hinata, kau tetap cantik seperti biasa, hanya saja terdapat gurat-gurat kesedihan di wajahmu. Kau mau berbagi cerita dengan sahabatmu ini, Hinata ?"

"Iya...aku mau...!" sambil menganggukan kepala

"Ayo kita ke taman belakang, paling asyik kalau mengobrol disana"

"Ayo !"

Mereka berdua menuju ke taman belakangdan duduk di bawah pohon rindang.

"Kiba, pasti sedihkan rasanya kalau orang yg kita sukai menyukai orang lain."

"Itu yg kau rasakan Hinata ?"

"ya...Kiba"

"Hinata...siapa yang kau sukai ?"

"aku menyukai Naruto"

"Hinata, apa bagimu aku berarti untukmu ?"

" Kiba..."

"Ternyata bagi Hinata, aku bukan apa-apa di banding Naruto. Dan aku pun benar-benar merasakan hal yang sama denganmu. Gadis yang ku cintai telah menyukai orang lain. Ini benar-benar melukai perasaanku."

"Kiba..."

"Hinata...Kita sama-sama patah hati...hehehehe"

"Gadis itu aku kan Kiba ? Kau suka aku kan ?"

"Akhirnya kau tahu juga Hinata. Aku menyukai mu sejak kita kecil."

" Kiba...bagiku kau sangat berarti. Kau adalah obat kesepian bagiku selama ini. Aku pun tak tahu kenapa aku menyukai naruto. Padahal dia tidak pernah memperdulikanku."

" jangan paksakan dirimu. Bila kau lebih menyukai Naruto, Aku tidak keberatan kok."

" BODOH ! Aku tidak akan melukai perasaan mu. Aku tidak akan membiarkan kau berkorban untukku. Ku pikir tidak sulit bagiku untuk berhenti menyukai Naruto."

"Hinata...terimakasih...Aku menyukaimu" sambil mengecup dahi Hinata

"Terimakasih Kiba...Kau selalu jadi obat di kesepianku."

Mereka pun tersenyum bersama.