Hmm... saya harus bilang apa ya...? Langsung aja dah. Ini fic dengan setting dimana Indonesia masih menjadi RIS, masih harus mengasuh 15 negara bagian yang masih muda. Enjoy!

Characters: Indonesia x Pasundan

Disclaimer: berharap saya bertukar tubuh dengan Hidekaz Himaruya...


Indonesia terdiam di bawah pohon di pinggir kebunnya. Hari ini, tumben-tumbennya damai. Indonesia juga tidak mengerti kenapa. Biasanya hari-harinya akan diwarnai dengan teriakan-teriakan, benda-benda tajam yang melayang kemana-mana dan kadang-kadang, suara granat.

Bukannya dia tidak bersyukur sih, suasana damai seperti ini. Dia mungkin bisa saja langsung sujud syukur kalau keadaan seperti ini berlangsung sampai malam.

Dan ternyata niat mulianya itu tidak jadi.

Tiba-tiba, sebuah kerikil dilemparkan ke arah kepalanya.

"Aw!" seru Indonesia, mengusap kepalanya. Dia langsung melihat ke atas dan melihat Pasundan sudah ada di atas pohon, nyengir licik ke arahnya. "Ngapain kamu disitu?"

Pasundan hanya memeletkan lidahnya, dan melemparkan kerikil lain ke arah Indonesia sambil tertawa.

"Ngapain sih ni anak satu?" gerutu Indonesia, menghalangi serangan kerikil Pasundan dengan lengannya.

"Daripada ga ada kerjaan," sahut Pasundan jahil. "Sekarang berikan aku kemerdekaan!"

Indonesia memutar bola matanya. "Udah ah, aku ga ada waktu ngurusin mainan anak kecil," kata Indonesia, beranjak dari tempat itu.

Dia masih bisa mendengar tawa Pasundan (buset tuh anak apa dah gila ya?) sampai dia mendengar suara bantingan.

Indonesia segera berbalik dan berlari secepatnya ke arah tempat itu.

Benar saja, dia melihat Pasundan terkulai di bawah pohon. Pasundan mengerang, dan berusaha bangkit.

Indonesia segera menghampirinya dan mengangkat Pasundan.

"Gini nih, akibatnya kalo sering jail," kata Indonesia, melihat wajah Pasundan yang terkena baret karena ranting. "Kena bantingnya."

"Paan sih?" gerutu Pasundan. "Aku ga apa-apa!"

"Ga apa-apa bapak lo," kata Indonesia. "Udah deh, ga usah banyak omong. Sumpel tuh mulut pake bambu runcing. Lagian ngapain pake acara manjat-manjat pohon segala sambil ngelemparin kerikil?"

"Segini sih bukan apa-apa!" kata Pasundan kesal. "Lagipula emang salah apa aku manjat pohon? Udah ah, sana pergi! Aku mau naik lagi!"

Tapi Indonesia sudah keburu menggendongnya dan langsung membawanya kembali ke rumah.

"Ini—apa-apaan sih?!" kata Pasundan.

Indonesia tidak bisa melihat ekspresi Pasundan tapi dari nadanya dia tahu wajah Pasundan memerah.

"Diem ah, tuh, kaki ama tangan kamu memar-memar gitu," kata Indonesia cuek.

"T-Tapi... aku masih ada kerjaan!"

"Dah lah, aku aja yang kerjain nanti. Diem dulu napa? Kebanyakan gerak malah bikin sakit, tau."

Pasundan terdiam, tidak ada reaksi apapun.

"Makasih..." gumam Pasundan pelan, wajahnya memerah.

"Hmm? Ngomong apa tadi? Makasih?" ulang Indonesia, menengok ke arah Pasundan.

"Enggak!! Aku bilang kamu bego!! Udah sana balik!!" kata Pasundan panik, langsung membalikkan kepala Indonesia kembali ke depan.

Indonesia hanya tertawa, sementara Pasundan memendam wajahnya yang memerah di punggung Indonesia.


Kalo bikin fic pasti saya geje... =_= entah kenapa dapet ide ini pas lagi iseng ngegambar para negara bagian Indonesia jaman dulu.

Data OC:

Name: Pasundan

Age: 14-15

Height: 154 cm

Appearance: rambutnya panjang sepunggung, berwarna hitam, kadang diiket. Matanya berwarna hitam kecoklatan, selalu terlihat dengan bambu runcing. Bajunya agak-agak mirip Belgium.

Personality and interest: lebih cocok jadi cowok daripada cewek. Sangat senang menganggu Indonesia dan saudara-saudaranya yang lain. Keras kepala. Rebellious. Tsundere.

Reviews...? :3