Minhyun duduk menatap kearah sang kekasih yang memiliki kulit berwarna tan tersebut. Seperti ada yang ingin disampaikan oleh sang kekasih. Ia pun mengadu cokelat panas dihadapannya sembari menunggu sang dominant membuka suara.
"Ingat dengan Minki?"
Minhyun menatap lagi sang kekasih. Kenapa tiba-tiba membahas ini? Sebenarnya dirinya ingin melupakan masalahnya dengan Minki, tapi diingatkan kembali?
"Yang terang-terangan menyukaimu?" ada nada sedikit menyindir sebenarnya. Ingatkan setelah ini Minhyun harus bersikap baik kepada semua orang kembali.
Sang dominant menganggukkan kepalanya, dan mengalihkan pandangan dari pandangan mata kucing milik sang kekasih. Terlihat sedikit aneh dengan kelakuan dari dirinya.
"Ada apa, Jonghyun?"
Jonghyun menghela nafas panjang, meraih tangan milik Minhyun yang ada diatas meja lalu mengenggam erat tangannya.
"Bagaimana kalau aku bersamanya?"
Minhyun terdiam. Tubuhnya membeku seolah tak bisa mendengar apapun lagi. Melupakan bahwa dia berada di cafe yang sebenarnya ramai dengan pengunjung.
Prideshyun present
.
.
.
.
.
.
.
Cast : Hwang Minhyun, Kwon Hyunbin, Kim Jonghyun, Choi Minki, Wanna One members, P101 Season 2 contestants, etc
Disclaimer : Love Without Love © prideshyun
Genre : Drama, Romance
Length : Chaptered
Rated : T - M
Minhyun masih menatap wajah tampan milik sang kekasih. Meminta penjelasan lebih dari perkataan sebelumnya.
"Maksudmu apa, Jonghyun?" tolong, siapa pun mengerti perkataan Jonghyun barusan bukan? Tapi Minhyun berharap ia salah dengar atau ini cuma khayalan dirinya saja.
"Aku juga menyukainya, Minhyun-ah" mendengar hal itu Minhyun mengeraskan wajahnya, wajahnya mulai memerah.
"Katakan ini bohong. Bukankah sebelumnya kamu bilang dia sudah menyerah untuk mendekatimu? Kenapa tiba-tiba begini?" sekuat tenaga Minhyun menahan tangisan saat ini. Sementara Jonghyun masih setia mengenggam tangan Minhyun.
"Aku minta maaf, tapi selama ini dia selalu menghiburku saat kamu sibuk dengan kegiatanmu" Minhyun menghempaskan tangan Jonghyun kasar. Oh, alasannya sangat bagus sekali.
"Dengar, aku tidak akan bersama Minki ataupun dengan dirimu... " ada jeda dari perkataan Jonghyun disini. Ia menghela nafas panjang. "Mari kita akhiri semua ini?"
Minhyun menatap kosong kearah Jonghyun kemudian tersenyum tipis. Ia pun bangkit dari duduknya. "Kurasa memang Minki yang pantas untukmu" dan melangkahkan kaki meninggalkan Jonghyun yang tengah menghela nafas frustasi.
Love Without Love
Minhyun merebahkan tubuhnya dikasur apartemen miliknya. Memejamkan mata dan berharap yang terjadi tadi dapat hilang.
Menghela nafas panjang, tak terasa pipinya basah. Ya dia menangis. Sebenarnya ia ingin menangis sedari tadi dihadapan Jonghyun, tetapi tidak mungkin.
Ia memposisikan tubuhnya duduk diujung kasur miliknya, meraih ponsel yang terletak diatas nakas. Tersenyum kecut menatap layar ponselnya. Nama Jonghyun tertera di layarnya. Akhirnya ia membuka galeri dalam ponsel dan menghapus semua file yang menyakitkan tentang Jonghyun, juga pesan jonghyun barusan. Tanpa membacanya. Kemudian melempar ponselnya ke kasur.
"Aku yang jahat, atau dia yang tidak pernah menyadari perasaanku?"
Lagi. Ia menangis, kali ini sambil menyentuh dadanya sebelah kirinya. Seolah dadanya terasa nyeri. Ya anggap saja begitu.
"Apa aku yang tak bisa jadi seperti yang dia mau- hiks"
Minhyun merebahkan tubuhnya kembali sembari menutup wajahnya seolah menyembunyikan tangisan kesedihan itu.
Love Without Love
Minhyun menatap pantulan wajahnya di cermin, kemudian menghela nafas panjang. Bersyukur karena matanya tak terlalu bengkak. Masih bisa beralasan kurang tidur jika ditanya oleh sahabatnya nanti.
Minhyun melangkah kakinya keluar dari apartemen miliknya. Sebenarnya ia berencana tidak masuk kelas hari ini, tapi masa karena masalahnya dengan Jonghyun ia sampai meninggalkan pelajaran. Mau taruh dimana mukanya sebagai mantan ketua osis ini.
Minhyun menghela nafas Kemudian tersenyum tipis dan memotivasi dirinya sendiri.
Love Without Love
Katakan yang dilihat Minhyun saat ini bohong. Pandangan yang seharusnya tidak ia lihat pagi ini. Pandangan yang seharusnya tidak ada didepan matanya. Pandangan dimana Jonghyun menggandeng erat tangan Minki saat memasuki sekolahnya.
Minhyun menyentuh dada kirinya lagi. Nyeri yang dia rasakan. Kemudian tertawa pelan mengingat perkataan Jonghyun sebelumnya.
"Dengar, aku tidak akan bersama Minki ataupun dengan dirimu..."
Cih, Minhyun menatap kedua sosok itu tertawa tanpa menatap dirinya. Hebat sekali. Disini dirinya mati matian agar tak menangis mengingat kejadian kemarin, tetapi Jonghyun dengan mudahnya bergandengan dengan Minki? Sungguh hebat sekali
"Hei.. Sedang apa?"
Minhyun menatap seseorang yang menyentuh bahunya kemudian tersenyum menatap wajah sahabatnya.
"Ayo masuk"
Tanpa persetujuan sahabatnya ia menarik tangan milik sahabatnya
"Tunggu Youngmin dulu, Hwang" Minhyun tersenyum tipis setidaknya ada sahabatnya cukup saat ini
"Baiklah mari kita tunggu pria Im itu, Ong" sahabatnya -Ong Seungwoo- menatap wajah Minhyun lama. Hingga Minhyun mengalihkan pandangannya.
"Setelah ini ceritakanlah-" Minhyun menganggukkan kepalanya pelan. Sebenarnya ia sudah sedikit menceritakan masalahnya ke Seungwoo sebelumnya. Karena pria disebelahnya ini terlalu perhatian atau bagaimana sampai tiba-tiba mengirim pesan menanyakan keadaannya.
Love Without Love
Lelaki berambut warna kemerahan itu telihat memukul mejanya. "Jangan bercanda kau, Hwang!" bentaknya. Sementara Minhyun hanya membungkukkan badannya kepada pengunjung kantin disini. Beruntunglah kekasih Youngmin -Kim Donghyun- tidak disini dan keadaan kantin sedang sepi.
"Im, kecilkan suaramu" Youngmin menatap and kearah Seungwoo disebelahnya. Seungwoo juga sedang marah sebenarnya.
"Kau gila? Jonghyun meminta putus kemudian langsung mendekati Minki? Apa itu wajar? Kau yakin dia mengatakan putus kemudian mengatakan tidak akan memilih antara Minhyun atau Minki? Tapi tadi pagi apa?" Youngmin memarahi Seungwoo disebelahnya. Seungwoo terlihat menghela nafas kemudian menatap Youngmin dengan wajah datarnya.
"Dengar, kamu mau marah kepada Minhyun saat ini? Percuma Im, yang yang salah itu si Kim Jonghyun bukan Hwang Minhyun sahabat kita"
Minhyun menghela nafas menatap kedua sahabatnya dihadapannya. "Teman-teman, ini salahku sebenarnya.." Youngmin dan Seungwoo menatap Minhyun yang tengah tersenyum tipis saat ini
"Bodoh" ucap Seungwoo kemudian meminum jus jeruk dihadapannya. Sementara Youngmin masih menatap Minhyun kemudian dahinya mengkerut seakan meminta penjelasan Minhyun.
"Hei, aku terlalu sibuk kan? Sampai tak bisa menghibur atau selalu ada untuk dia?" Youngmin mendengus kesal
"Alasan macam apa itu Hwang? Seharusnya dia juga tahu kalau dirimu itu sibuk untuk sekolah. Dia juga kan mantan ketua osis. Astaga aku marah sekali"
Minhyun tersenyum menatap kedua sahabatnya. "Jangan marah padanya, kumohon"
Seungwoo dan Youngmin menatap Minhyun yang tengah memohon kepada mereka. Kemudian keduanya menghela nafas. Kenapa sahabatnya ini bisa sebaik ini?
"Dengar Hwang, kurasa Jonghyun akan menyesal meninggalkan dirimu" ucap Seungwoo membuat Youngmin menganggukkan kepalanya menyetujui perkataan Seungwoo. Tumben, mereka akur saat ini.
Minhyun tersenyum lega, itu artinya temannya ini memaafkan Jonghyun. "Terima kasih, teman teman"
Love Without Love
Minhyun melangkahkan kakinya menuju ruang osis. Ia akan menghadiri rapat. Bukan, bukan rapat osis lagi. Karena dia sudah kelas 12 otomatis jabatan osis dia sudah beralih ke kelas 11 saat ini. Katanya ini hanya rapat untuk menyambut perpisahan kelas 12. Padahal kalau dihitung masih belum terlalu dekat.
Minhyun menghentikan langkahnya menatap pandangan didepannya. Jonghyun dan Minki lagi. Kali ini tengah bermesraan. Minhyun memejamkan matanya dan menghela nafas kasar.
"Anggap saja seperti kelas 10 dulu" ia berbisiki menyemangti dirinya sendiri.
Kemudian masuk kedalam ruangan yang terisi 6 orang termasuk dirinya dan Jonghyun serta Minki tentunya. Ia memposisikan dirinya duduk di kursi yang jauh dari Jonghyun dan Minki kemudian mengalirkan pandangan. Kemana saja asal bukan memandang Jonghyun dan Minki yang tengah bermesraan sambil mengenggam tangan masing masing.
"Minhyun hyung?" Minhyun menatap kearah orang yang memanggil namanya itu kemudian tersenyum. Syukurlah ada satu orang yang dikenal.
"Donghyun-ah? Ikut rapat juga? Bukannya kamu kelas 10?" Donghyun tersenyum menatap teman kekasihnya ini dan mengangguk.
"Aku juga anggota osis, Hyung" kemudian tertawa pelan. "Boleh aku duduk disebelahmu, Hyung?" Minhyun mengangguk sembari tersenyum.
"Youngmin tidak ikut?" Donghyun mengangguk kepala "Dia sedang bersama Seungwoo hyung, maklum saja tadi bertemu dengan Daniel hyung" Minhyub tertawa mengerti maksud Donghyun. Donghyun tersenyum menatap Minhyun yang tertawa.
"Syukurlah kamu bisa tertawa hyung, aku sudah dengar dari Youngmin hyung" Minhyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal mendengar perkataan.
"Sudahlah hyung tidak usah dipikirkan" Minhyun menatap Donghyun yang tengah mengelus rambutnya. Pantas saja Youngmin mau dengan Donghyun, Donghyun memiliki sifat yang lembut.
"Terima kasih, Donghyun-ah"
Dari jauh sana Jonghyun menatap Minhyun tengah tersenyum kearah Donghyun. Ia menghela nafasnya kasar. Harusnya ia tidak memandang kearah sana.
Love Without Love
Minhyun menatap wajah Youngmin yang tengah menatapnya gusar "Kau yakin Hwang?" Minhyun terkekeh pelan kemudian mengangguk. "Im, jarak apartemenku tidak jauh. Aku bisa jalan kaki atau naik bus kalau malas berjalan"
Sementara Donghyun hanya menatap wajah kekasihnya ini. "Hyung, kenapa kamu seperti ibunya saja?" dan dibalas pandangan mematikan dari Youngmin. "Tutup mulutmu Donghyun" dan Donghyun langsung membungkam mulutnya
"Sudahlah sana kalian pulang. Seungwoo dan Daniel saja sudah dari tadi pulang" Youngmin menatap Minhyun lagi dan menghela nafas. "Baiklah, kalau ada apa apa hubungi aku atau Ong, mengerti?" Minhyun hanya membalas dengan anggukan dan pasangan Donghyun Youngmin menghilang dari pandangannya.
"Dasar"
Minhyun menghentikan langkahnya melihat pandangan dimana Jonghyun mengenggam tangan Minki. Kenapa harus pandangan ini lagi, ia harus memutar arahnya sekarang
"Minki-ya, maukah kamu menjadi kekasihku?"
Minhyun mengepalkan tangannya kuat. Rahangnya mengeras menahan marah saat ini. Apanya yang tidak akan memilih Minki atau dirinya?
Minhyun berlari berbalik arah meninggalkan pandangan yang tak seharusnya dia lihat. Dia berlari tanpa menghiraukan sekitarnya.
"Ah, Minhyun aku lupa... " Seungwoo menatap Minhyun yang berlari meninggalkan dirinya. "Ada apa dengannya?" Seungwoo menatap kearah Daniel tapi Daniel hanya mengangkat bahu tak mengerti.
Seungwoo melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Minhyun terakhir kali berdiri. Dari pandangannya dilihat ialah Jonghyun tengah memeluk erat tubuh Minki dan mencium kepalanya.
Daniel yang melihat kekasihnya ini tengah menatap pandangan yang membuat kekasihnya marah ini kemudian menarik tubuh kekasihnya. Tapi Seungwoo menghempaskan tangan Daniel yang berasa dibahunya.
"Lepaskan aku. Akan ku beri pelajaran kepada mantan ketua osis terhormat itu" Daniel menahan tangan Seungwoo dan menatapnya lembut
"Hyung, Minhyun hyung berkata agar tidak marah kepada Jonghyun bukan?" Seungwoo menatap Daniel marah. "Lihat sendiri kan? Itu apa maksudnya?"
Daniel menarik tubuh Seungwoo menjauh dari Jonghyun dan Minki. "Lepaskan aku" Daniel menghela nafasnya. "Hyung, aku tahu pasti hyung kecewa bukan? Minhyun hyung juga pasti kecewa. Tapi kita tidak berhak melakukan apapun ke Jonghyun hyung. Minhyun hyung sendiri kan yang meminta kita jangan marah kepada Jonghyun hyung?"
Seungwoo menghela nafasnya dan menatap wajah Daniel. "Lalu aku harus apa Daniel-ah?" Daniel memeluk tubuh Seungwoo yang akan menangis itu. "Kita hanya harus menyemangati Minhyun hyung. Dan selalu bersama dengan Minhyun hyung" Seungwoo menganggukkan kepalanya mengerti maksud Daniel. Daniel tersenyum dan mengelus rambut Seungwoo.
Love Without Love
Minhyun berlari dengan keadaan pandangan yang buram. Hebat kan dirinya, mencoba menahan tangisan sembari menangis. Tak bisa melihat pandangan dengan jelas membuat dirinya kadang nyaris terjatuh.
Digigitnya bibir bawah miliknya agar tak ada yang mendengar isakan tangis yang akan meluncur dari mulutnya.
'DUG'
Minhyun menabrak seseorang yang sepertinya lebih tinggi dari dirinya. Beruntung lelaku itu bisa menahan keseimbangannya sehingga tidak ada yang terjatuh.
"Minhyun sunbae?" Minhyun menunduk kepalanya menyembunyikan wajahnya yang akan menangis. Tangannya melingkar dipinggang lelaki ini.
"Sunbae kenapa?" ada nada kaget dari suara berat lelaki ini. Tapi ia mengerti setelah mendengar tangisan Minhyun yang lolos dari mulut Minhyun. Ia menghela nafasnya. Kemudian mengelus surai lembut milik Minhyun.
"Kenapa menangis, Sunbae?" badan Minhyun mendadak menegang. Apakah tangisan terdengar?
"Menangislah dulu. Nanti baru dijelaskan kepadaku" Minhyun menganggukkan kepalanya. "Terima kasih.." Minhyun mengeratkan pelukan dipinggang lelaki ini. "Hyunbin-ah"
Hyunbin tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Menatap seniornya ini tengah menangis. Sebenarnya ia tak pernah melihat Minhyun menangis sebelumnya. Jadi Hyunbin menerka masalahnya pasti berat.
To Be Continued
11 Agustus 2017
Aku baru nyoba bikin ff setelah berkali kali patah hati dengan moment 2Hyun. Kenapa 1,5 tahun lama ya :"
Jangan marahi aku, ini cerita tentang cerita rp aku(?) jahatkan karakter Jonghyunnya :" aku juga kemarin sempat ga suka jonghyun karena masalah rp aku. Tapi sekarang gemas kok
Aku ambil Youngmin karena kayaknya Youngmin sama Minhyun itu dekat, tapi ga kedapatan scene pas p101 ingat pas pemilihan member untuk never? Minhyun ngucap nama Youngmin kok :( . Dasar mnet.
P.s : Jren di Wanna One go cocok ya, kan bisa sekalian manfaatin nih(?) tapi Jonghyun juga perhatian ke Minhyun aku baper kan
P.s.s : aku sedih lihat Aron kemarin ga langsung turun panggung, apa dia nunggu Minhyun dulu ya? My feels :"
P.s.s.s : aku belum mutusin akhir cerita ini sih._. Tapi inti masalahnya udah tau kalau Jonghyun ninggalin Minhyun untuk Minki. Jadi kalau mau vote silahkan. 2Hyun/Minhyunbin?
P.s.s.s.s : Minhwan juga lucu ya mau banget dipasangin untung kemarin ada sewoon di wanna one go. Suara ketawa jaehwan mengelegar(?) pas naik viking.
P.s.s.s.s.s : ini terakhir kok._. Terima kasih yang sudah mau baca! Xoxo 3
