AI NO GAIDEN

Disclaimer : Naruto bukan bukan dan bukan punya saya , ini punya Masashi Kishimoto-sama :)

Chara : Banyak... Baca aja dulu.. yang jelas ini tentang ShikaTema *jiahahahaaa

Ch 1 – My Feelings

Pagi yang cukup cerah dengan sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam kediaman keluarga Nara yang beranggotakan 3 orang dengan dua pemalas itu. Pemalas yang pertama sudah dewasa, ya bisa di bilang bapak-bapak. Ia menikahi seorang wanita yang juga dari klan Nara. Dari perkawinannya itu, mereka di karuniai seorang pemalas ber-IQ menakjubkan berambut nanas yang diberinama Shikamaru Nara. Pagi hari di kediaman Nara selalu terasa khas. Tentu saja karena teriakkan khas Yoshino, perempuan satu-satunya dan orang yang paling berkuasa di keluarga ini. Teriakkan nya bukan semata teriakkan hampa makna, melainkan untuk membangunkan dua makhluk pemalas berambut nanas yang tinggal bersamanya. Suami Yoshino, Shikaku juga merupakan seorang pemalas, sama seperti anak semata wayang mereka itu. Shikamaru merupakan seorang Chuunin berbakat dari Konoha. Bakatnya tentu saja ada pada kecerdasannya yang luar biasa. Ia bisa menyusun strategi dengan cepat dan tepat. Yah, dimana ada kelebihan, Shikamaru juga punya kekurangan (malah mungkin kekurangannya bener-bener kelewatan) yaitu : DIA SEORANG PEMALAS, DAN SELALU NGGA NIAT KALAU MELAKUKAN SEGALA HAL.

Oke, ayo kita tinggalkan prolog tentang kehidupan Keluarga Nara, lagian sebenernya kan ceritanya belum di mulai sama sekali. Hah~ okelah. Mulai aja yook.. Rabu pagi di kediaman Nara terasa biasa saja. Mungkin yang berbeda hanya teriakkan Yoshino yang berubah menjadi sedikit lembut. Rabu itu Yoshino sengaja menjadi seorang ibu yang penyayang dan lembut. Yah, walaupun itu Cuma sekedar uji coba. Bisa bayangin, wanita yang galaknya naudzubillah berubah jadi lemah lembut dan penyanyang? Ya, gitu lah pokoknya.

"Shikamaru, ayo bangun nak. Sekarang sudah jam berapa? Bukankah sekarang kau ada misi? Iya kan sayang?", bisik Yoshino di telinga anak sematawayangnya itu.

"Hey, kau. Siapa kau? Berani-beraninya memasuki kamarku. Pake bilang sayang lagi. Merepotkan sekali kau ini.", cetus Shikamaru. Bisa di tebak, Si rambut nanas pemalas ini tidak menduga bahwa yang membangunkannya adalah ibu Yoshino hahaha~

"Shikamaru, apa kau ingin ibu cincang, atau ibu rebus agar jadi santapan makan siang?", ucap Yoshino dengan nada yang sama. Ancamannya yang pahit terasa sedikit sweat karena di bumbui nada dan rythme yang sesuai dengan ucapan kasih sayang (haha, gila!)

"Eeh, kau ibu ku ya? Ibu kerasukan malaikat ya bu. Eh bukan. ibu kenapa jadi seperti itu bu? Tumben baik?", ledek Shikamaru. Sambil tersenyum, Yoshino menjawab perkataan anaknya dengan singkat.

"Kau mau bangun, atau ibu lempar ke sungai?"

"Eeh, ampun bu. Iya, aku bangun.", kata Shikamaru ketakutan. 'Merepotkan sekali punya ibu seperti dia', batin Shikamaru.

"Shika, cepat mandi lalu sarapan!", teriak Ibunya. Sontak, ibunya berubah lagi jadi makhluk ganas yang di takuti Shikamaru.

"Eh, Yoshino, kau bicara pada Shika aku atau dia?", Tanya Shikaku yang sedari tadi tenang menikmati kata-demi-kata yang tertulis di dalam Koran.

"Kau lanjutkan saja baca koranmu."

Beberapa saat kemudian, koran yang Shikaku baca tiba-tiba saja di rebut oleh Shikamaru. Tidak, anak pemalas itu bukan ingin membacanya, hanya saja, Shikamaru ingin bicara dengan ayahnya. Mumpung Shikamaru udah mandi (ga ada hubungannya #plak. Kembali ke cerita).

"Ayah, aku mau Tanya."

"Eh, Tanya apa si? Kok mukamu serius gitu?"

"Ayah, bagaimana dulu ayah jatuh cinta pada ibu?"

"NANI ? Kau bertanya pertanyaan yang konyol, Shika! Kau..kau"

"Hehe, pertanyaan yang bagus, nak. Dulu itu ayahmu naksir sama ibu soalnya ibu itu cantik, baik, pintar.. blab la bla", cetus Yoshino dari dapur ke pede-an

"Heh, ibu diam ya. Aku bicara pada ayah"

"Hem, baiklah. Ayahmu juga pasti akan mengatakan hal yang sama kok.", ucap Yoshino.

"Ayo kita bicara di teras saja", ajak Shikaku. Mereka berdua akhirnya ke teras rumah yang ada di dekat taman. Sambil bermain shogi, Shikamaru memulai pembicaraan.

"Nah, jadi bagaimana?"

"Apanya?"

"Jangan mencari alasan"

"Oh, baiklah. Ayah akan cerita."

"cepat ayah."

"begini, Sewaktu kami masih 20 tahun, ayah di jodohkan dengannya oleh kakekmu."

"Hm, perjodohan ya?"

"Kau kaget? Haha, sebenarnya perjodohan itu sudah di dasari atas rasa cinta ayah dan ibumu."

"Kenapa ayah bisa jatuh cinta kepada wanita galak itu?"

"Dulu, ibumu adalah orang yang unik. Dia cantik, pintar, dan sebenarnya dia itu wanita baik dan lemah lembut."

"Jadi benar yang ibu bilang tadi? Lalu kenapa ibu berubah jadi ganas?"

"Itu karena kau, baka!"

"kok ayah menyalahkanku si?", shikamaru mengerutkan dahi

"Kau ingat? Waktu kau kecil, kira-kira umurmu empat tahun, kau itu menjadi sangat pemalas. Tau kenapa? Semenjak kau kesepian."

"aku tidak merasa kesepian kok, yah. Lagi pula, waktu empat tahun aku juga sudah sering bermain bersama si gendut chouji. Ayah ini jangan mencari alasan"

"Kau itu. Jangan membela diri. Itulah yang terjadi waktu itu."

"Eh, apa sekarang ayah masih mencintai Ibu?", plak. Pukulan keras mendarat di dahi Shikamaru.

"Dasar bodoh. Tentu saaja aku masih mencintai Yoshino. Yah, walaupun terkadang aku merasa terganggu dengan sikapnya itu."

"Aduh, ayah. Jangan sembarangan menamparku dong.", gerutu Shikamaru. 'Dasar orang-orang merepotkan'

"Eh, oh iya Shikamaru. Apa kau sudah punya pacar?"

"Pertanyaan macam apa si yah? Wanita itu merepotkan. Aku tidak mau di repotkan dengan masalah seperti itu."

"Bocah Naruto bilang kau sedang dekat dengan gadis suna semenjak kau dan dia bekerja sama dalam ujian chuunin tahun ini."

"NANIIII ? APA BOCAH SIALAN ITU BILANG BEGITU PADA AYAH?"

Flashback

Naruto : "Shikaku Ojichan, kau tahu tidak? Shikamaru itu sedang dekat dengan gadis Suna yang rambutnya bercabang empat. Kau tahu tidak? Yang itu loh, hmm aku kira sejak mereka bekerja sama saat ujian chuunin. ne..ne..ne ojichan, bagaimana? kau merestui?"

Shikaku : "Hmm.. apa kau yakin naruto?"

Naruto : "Yatta, aku sangat yakin ojichan. bahkan aku berani bertaruh kalau mereka pacaran~dattebayo!"

Flashback END

Sepertinya Shikamaru sangat menyimpan dendam pada naruto. memang, jauh di dalam lubuk hati Shikamaru ada yang berbeda saat dia sedang berjalan bareng sama Temari. Hah, Shikamaru yang bener-bener menganggap semua, teruatama cinta dan wanita adalah hal yang sangat merepotkan, sepertinya tidak akan mau mengurusi urusan yang dianggap TABU olehnya itu.

'Benar2 merepotkan sekali kan, si Bocah itu? Sial, kenapa di bisa tahu? Ah, ngomong apa si aku. apa aku beneran suka sama gadis itu ya? Merepotkan sekali sih. tapi rasanya memang benar. tidak tidak merepotkan.', batin Shikamaru.

"Kau kenapa bengong? benar ya yang di katakan naruto?"

"Entahlah ayah. aku juga bingung. sudahlah, aku mau pergi."

Shikamaru pergi ke sebuah penginapan di Konoha. dia bersandar di dinding sebelah penginapan itu. dia sedang menunggu seseorang yang sepertinya sangat penting bagi nya itu.

"Eh, bocah, kenapa kau di sini?", kata seorang gadis dengan suara khasnya yang berat itu.

"Baka, aku menunggumu, tau! Merepotkan sekali kau ini", balas Shika santai. sepertinya gadis itu tersenyum kegirangan.

"Eh, kenapa kau senyum-senyum?"

"Ah tidak, ayo kita harus cepat ke gedung Hokage. ada yang ingin aku sampaikan pada Godaime-sama", pinta Temari. dia berjalan sangat cepat di depan Shikamaru.

'Apa aku harus mengungkapkan perasaan ini sekarang? ah rasanya tidak perlu, lagipula itu merepotkan saja. tapi jika tidak, itu akan lebih merepotkan.', bisik Shikamaru dalam hati.

'Dia punya rencana apa si? Kelihatannya gugup sekali', Temari bertanya-tanya sendiri

"Bocah malas, kita makan pagi dulu saja ya. temani aku!", pinta temari

"Eh. kau serius?"

"Aku ini tidak suka bercanda, baka. ayo, mana kedai makan yang menurutmu enak?"

"Kita ke ramen ichiraku saja."

"Ayok?". akhirnya, Temari dan Shikamaru berdua saja ke Ramen Ichiraku punya pak Teuchi. Shikamaru sangat Gugup dan tidak berani menatap mata Temari. sesampainya mereka di Ichiraku, mereka langsung memesan 2 porsi Ichiraku dan menyantapnya bersama

"Idatakimasu-", kata Temari.

'Kalau sedang makan begini dia terlihat lebih manis. apa aku berani mengungkapkan hal yang merepotkan itu?', lagi lagi Shikamaru nanya nanya sendiri.

"Eh, kenapa kau tidak makan? Apa kau kekenyangan?"

.

.

.

Sunyi. Gugup, ya laki-laki itu gugup.

.

.

"Aku, tidak. akan aku habiskan"

"Oh"

"Temari, boleh tidak setelah kita dari gedung hokage, kita bicara sebentar di taman?"

"Um, sepertinya aku sudah selesai dengan tugasku. baik"

'Ah, aku benar mengatakan itu? ih merepotkan'

~*~*~*~*~*~*~*Mereka Bertemu Godaime Hokage, dan bla bla bla blaa blaaaa ~*~*~*~*~*~*

Setelah mereka menghadap Tsunade, mereka pun segera jalan menuju ke taman. Ada bangku kosong di situ. mereka duduk berdua di situ. Diam Hening

1 detik

2 detik

3 detik

.

.

1 1/2 menit

Belum ada yang memulai pembicaraan. Sampai akhirnya bocah nanas itu membuka mulut nya, lebih semangat dari biasanya, memang.

"A, Temari"

"Hm, apa bocah?"

"K..kau.. ah tidak jadi,"

"Apa si?

"Hanya hal merepotkan"

"Oh. Um, Shikamaru. apa kau pernah suka pada seseorang?"

"Ya, aku kira si begitu."

"AH, SIAPA?"

"Eh, kenapa kau begitu antusias? dasar merepotkan"

"Um.. tidak apa. aku kan cuma mau tau saja."

"Kalau kau bagaimana? kau itu kan cantik, pintar, dan berbakat."

"Apa?"

"Ahh, t..t..tidak..Hei, kau jangan GR duluan yah!", cetus lelaki itu. Tiba-tiba, innernya memarahinya dengan ketus 'Baka no Shikamaru. Kenapa kau mengatakan hal mendokusai itu hah?', omel inner nya dengan sangat berapi-api.

"Huh, bilang saja mau memuji.", ketus Temari tak mau kalah.

"Um..", dengung Shikamaru dengan malasnya.

"Kau tadi tanya ya? Aku sedang suka sama seseorang."

"Be..benarkah ? Temari.. Kau bisa sebut siapa dia?"

"Tidak"

"Pelit, dasar merepotkan."

"Kau marah, bocah?", pekik Temari

"Hm, kau beneran ingin tahu ya? Apa kau berharap itu kau?", goda Temari dengan senyum sinis-ala-dia.

Glek.

Deegh.

Shikamaru Harap-harap-cemas.

'Kalau dia benar-benar tahu bagaimana?', batin Shika khawatir.

"Kau mau tahu? Aku sudah mengenalnya sejak lama. Dia tampan, pintar, hebat, dan ber-kepribadian unik", jelas Temari yang semakin membuat otak jenius Shikamaru mendidih

'Tampan? Pintar? Hebat? Unik? Apa aku seperti itu', lagi-lagi kilat menyambar jantung Shikamaru. Dia sangat deg-degan.

"Oh iya, ada satu lagi cirri-cirinya", lagi. Dan lagi, jantungnya sudah hampir putus. Saraf-saraf cemasnya semakin lama semakin memberontak. Ini pertama kalinya Seorang Shikamaru di hadapkan dengan seorang wanita yang membuatnya menjadi-seperti-INI!

"Rambutnya mirip nanas", cetus gadis pirang itu dan sontak membuat Shikamaru blushing.

"Aa..aa..aa", shikamaru, entah kapan dia jadi gagap.

"Chuunin konoha yang berbakat", bibir mungil Temari memberikan bonus yang tentu membuat Shikamaru makin blushing. Oh tidak, sekarang dia kaget bukan kepalang.

"NANI?"

"Bocah malas si rambut nanas.", terang Temari.

"Temari.. aku .. tidak.. dengar"

"KAU!", ucap gadis itu dengan lantang

"Apa?"

"AKU SUKA PADAMU", eh, 'Kenapa? Kenapa jadi kau yang mengungkapkannya Temari. Harusnya itu tugasku!', inner Shikamaru marah-marah gaje *bug dzigh

"Merepotkan ya.", balasnya singkat.

"Kenapa si?", Temari mendadak kebingungan.

"Aku juga suka padamu.", ucap Shikamaru sangat lancar dan lantang sambil memandang awan, seperti kebiasaannya ketika mengucapkan kata itu.

"Apa?", seakan tuli, Temari mendekatkan telinganya pada mulut Shikamaru.

"SI RAMBUT NANAS SUKA PADA TEMARI", goda Shikamaru dengan nada kencang.

"NYAHAHAHAHAHAHA", kini gadis pirang-Suna itu malah tertawa dengan lepasnya, membuat tensi pemuda jenius klan rusa itu naik.

"Kau ini gadis yang merepotkan ya.", ketus nya pelan.

"Kita kan bisa jadi pasangan."

Glek.

Degh.

Hening..

.

.

'Lagi-lagi aku keduluan'

"Bagaimana?", gadis manis itu melemparkan pertanyaan dengan nada sedikit menggoda.

"Itu tambah merepotkan , baka!"

"NYAHAHAHAHA", berjuta aliran tawa nya terbang tinggi (?)

"Tertawamu mengerikan."

"Kau mau bicara apa si?", Tanya gadis itu seakan mengincar sesuatu. Shikamaru ingat. Tujuannya kesini bukannya untung mengungkapkan perasaannya?

'ya ampun, aku tidak sadar. aku sudah mengatakannya', shikamaru lagi2 bisik bisik sama innernya

"Ngg..Anu.. aku kan sudah bilang"

"Bilang apa?"

"Oh iya, ada tambahan.", katanya singkat. Pelan-pelan, pemuda itu mendekatkan bibirnya ke telinga Temari dan membisikkan sesuatu yang membuat Temari berteriak lagi.

"NNANI?"

"Eh. Aku sayang padamu", kini dengan nada dan volume yang lebih keras.

'ahh.. sial, hal yang sangat merepotkan. kenapa aku mengatakannya?'

"Aku juga", balas gadis itu singkat.

"Kau serius?"

"Tentu, bocah"

"Kita kan bisa jalan bareng. hehehe", sambil menggaruk bagian belakang kepalanya (yang ga gatel) dan tanpa sadar, pemuda nanas itu menawarkan gadis manis di sebelahnya untuk kencan.

'aku benar-benar tidak mengerti bagaimana si Naruto dan Hinata bisa sangat lancar pacarannya. neji dan tenten juga. ngg, Aku bingung. aah MENDOKUSAI~'

"Maksudmu seperti Neji dan Tenten?"

"Siapa yang bilang begitu.?"

"Seperti Naruto dan Hinata?"

"Umm.. I..Iya. Kau mau Tidak?"

"Um.. Ya. Kita lakukan saja"

'YES.'

Akhirnya Shikamaru dan Temari berjalan-jalan layaknya Naruto sama Hinata atau Neji sama Tenten . Waktu mereka lagi di kedai dango, tiba-tiba si anak merepotkan, Naruto lewat. biasa, lagi jalan-jalan sama Hinata.

"Eh, Shikamaru dan rambut pirang bercabang empat. Wah kalian semakin hari semakin mesra saja"

"Hehehe. sekarang kami seperti kalian", jawab Temari yang sedikit membuat Shikamaru Kesal.

"NANI? KALIAN SEDANG KENCAN?", Hinata yang sedang dalam rangkulan Naruto kaget dan terlepas.

"Te..Temari-san, Shi..kamaru-kun. O..mee..dd..eettou nee", ucap Hinata lembut.

"Arigatou, Hinata-chan", balas Temari dengan senyum manis nya yang khas.

'Cewek ini merepotkan sekali. benar-benar sangat merepotkan. Mendokusai~' Shikamaru ngomel-ngomel sendiri dalam hati.

"Eh, Shikamaru. kami pergi dulu yah. silahkan bersenang-senang"

"PERGI SANA YANG JAUH BOCAH MEREPOTKAN!", omel Shikamaru

"Eh, Bocah nanas, kau harus sedikit baik kepada orang yang memberi kita selamat", kata Temari sambil tersenyum.

"Jangan jadi cewek yang merepotkan ya"

"Huhh..", temari tiba-tiba kelihatan sedih. Shikamaru khawatir. Apa yang sedang di rasakan oleh "kekasih" barunnya itu?

"Eh, kau kenapa? Jangan sedih dong. Temari!", ucap Shikamaru khawatir.

"Tidak, hanya saja aku.. ah, kau tidak mengerti, besok aku harus pulang ke Suna."

"AHH. kau benar. kalau begitu aku akan mengantarmu."

"Kau gila? kau mau ikut denganku ke Suna?"

"Itu merepotkan. ku hanya mengantarmu ke gerbang saja."

"Arigatou, rambut nanas tampan"

"Eh?"

"Kau tidak balas memujiku?"

"Baiklah, manis, cantik, dan ganas"

"Hei, jangan pakai ganas dong! Bikin suasana jadi jelek aja!", pekik Temari

"Walaupun ganas, aku kan tetap sayang padamu", rayu Shikamaru. Entah sejak kapan dia punya ilmu macem ituuh *dzigh

"Hehehehe", pekik Temari dengan tawa khasnya.

Setelah mereka makan, Shikamaru mengantarkan Temari ke Penginapannya.

"Tidurlah yang nyenyak. aku akan menjemputmu pukul 07.00"

"Oke, tampan"

"Aku punya hadiah untukmu."

"Apa?"

"Mendekatlah"

Tanpa di duga, Shikamaru mencium dahi Temari.

"Selamat sore, sayang"

"APa? dia bilang sayang? si rambut nanas ternyata romantis juga", Temari memegangi dahinya sembari berjalan menuju kamar di penginapannya itu. "Ah. Aku benar-benar kencan dengan pangeran tadi", temari membantingkan tubuhnya di spring-bed dan terelap.

TO BE CONTINUED

Huwaaaah maap kalau jelek *readers : emang jelek huuuuuu* plak ... tunggu kelanjutan ceritanya yaaa..

Mind to review *mohon2*

REVIEW :D