Kalo saya adalah orang yang punya Gundam Seed-Destiny, bahkan Bandai sekalipun, saya gakkan bikin Flay dan Stellar mati sia-sia.
Ditunggu kritik dan sarannya yoooo. Enjoy!
Mata amber vs Mata biru masih berlangsung. Jarum pendek pada jam dinding di ruangan raksasa itu menunjuk angka dua, sedangkan bonsai pohon mangga di dekat jam dinding sedang menyesap oksigen yang keduanya ikut hirup.
"Yzak-kun?" Miriallia menahan nafas, selain berusaha menahan ngantuk yang udah menggelantung minta diperhatikan. "Cagalli-san?"
"Shhhsh!" teriak yang lain. Ya, berteriak, gak peduli selarut apa kala itu. Cewek bermata biru itu menyerah meminta interupsi permainan. Kenapa harus aku yang jadi wasit, sih! Ia kini membiarkan kantuknya menguasainya, hingga tidur dengan posisi duduk dan sesekali mengangguk-angguk gak jelas.
"Nee-san?"
Cagalli menoleh, dan mendapati Yzak dengan rambut basahnya, mendekatinya. Cowok silver itu gak peduli sengantuk apa dirinya, ia harus tetap bangun pagi agar Cagalli-nee kesayangannya memaafkannya atas segala apapun yang terjadi semalam. "Apa?"
Muka Yzak berseri secara tiba-tiba. (Lupa, ini saaaaaangggggaaaat OOC) "Kita baikan?"
"Huh?"
"Baikan!"
Cagalli berdiri dan mengambil sisa roti di meja. "Kenapa?"
Ingin rasanya Yzak membanting kembarannya ini ke PLANTS. Sabar, Yzak. Sabar... "Semalam, kamu benar-benar gak ingat apa yang..."
"Ooh, yang Miri tidur di meja kerjaku? Itu masih bisa ditoleransi, kok, Yzak. Salah kita sendiri kenapa nyuruh dia jadi wasit pertandingan 'menatap-menatap' kita. OK, kamu siap? Bentar lagi Kisaka manggil kita," kata Cagalli, dan barus sadar kalo Yzak masih pake jas mandi. "Kamu belum pake apa-apa?"
mari kita luruskan sebentar.
Di fanfic ini, Cagalli dan Yzak adalah kembar. Yzak Joule masih Coordinator, dan Cagalli Yula Athha masih seorang Natural. Ceritanya, Yzak diambil saat masih berupa zigot dan ditransfer ke Moon Base (apalah namanya). Cagalli dibiarkan tumbuh dan berkembang di perut ibunya, sedangkan Yzak dikandung di rahim buatan dengan ayahnya sebagai 'ibu'. Setelah Yzak lahir, ia diadopsi keluarga Joule, sedangkan Cagalli diambil anak oleh Uzumi Nala Athha. Perlu diketahui kalo posisi Joule family adalah setara dengan Menteri di PLANTS, dan Uzumi merupakan Presiden Orb Alliance kala itu.
Kenapa mereka diadopsi? Karena kedua orang tua mereka meninggal pas perjalanan ke PLANTs dari Orb, rencananya mau mempertemukan Cagalli yang baru lahir dua hari dengan saudara kembarnya. Sayang, pesawat yang mereka naiki mengalami crash landing di Jachin Due dan menghantam pilar penahan Quintilis City. Ajaibnya, dan anehnya, Cagalli selamat.
Yzak dan Cagalli tahu kalo mereka bersaudara saat pesta Ulang Tahun kedelapan Lacus Clyne, anak Presiden PLANTs, Siegel Clyne. Uzumi sebagai Presiden negara sahabat pastinya diundang, dan pastinya membawa serta anak angkat manisnya. Keluarga Joule juga, mengingat mereka udah dianggap sebagai keluarga sama Clyne Faction. Di sanalah Uzumi serta Ezalia, ibu angkat Yzak, mengungkapkan fakta yang selama ini mereka tutup-tutupi.
Setelah tahu yang sebenarnya, mereka tetap tinggal di tempat masing-masing; Yzak di keluarga Joule-nya, serta Cagalli di Orb. Namun, di ulang tahun ke tiba belas mereka meminta untuk sekolah di tempat yang sama. Akhirnya sejak Junior High mereka bersekolah di sebuah sekolah nasional yang sangat bergengsi di December City, hingga sekarang.
kembali ke cerita.
Singkatnya, mereka sampai di sekolah. Cagalli dan Yzak berpisah di persimpangan Grade masing-masing. Meskipun mereka kembar, mengingat Yzak adalah Coordinator, dia lompat Grade, setingkat lebih 'tua' dari kakaknya. Well, nothing impossible for them.
Cagalli duduk di Grade C, setingkat 12 SMA semester awal, sedangkan Yzak di Grade D, setara dengan semester duanya. Sebelum berpisah, Yzak tersenyum dan mengacak rambut pirang Cagalli sampe Cagalli berlari menjauh.
"Yyyyyzaaaaaaakhhhh!"
Tiba-tiba bulu kuduk Yzak berdiri. Suara itu, suara berat itu, suara yang bikin dia ketakutan setengah mati di pagi yang mendung ini...
"Oe! Yzaaaakkkh!"
Yzak mempercepat laju kakinya. Semoga dia gak bisa ngejar... Ya Tuhan, tolong aku...Tuhan... Please... hanya Kamu penolongku...
Apa, gak mau?
OK, aku emang gak punya agama, tapi, Tuhan, aku percaya kok, kalo Kamu tuh ada
Jadi, please, tolong jangan biarkan cowok kulit tan itu mendahuluiku...
Semoga gak kekejar... semoga gak kekejar...
"Oe! Kalo dipanggil tuh, ngeh ngapa?" orang yang manggil tiba-tiba mukul bahunya dari belakang dengan sangat keras, Yzak ampir mau jatuh. "Kok kayaknya buru-buru, ada apa?"
"Dearka! Long time no see! Tumben pagi!" kata Yzak, berusaha basa-basi padahal hatinya ingin tubuhnya bisa menghilang. "Kecengan baru?"
Dearka Elsman, cowok pirang ikal, kulit gelap seksi, dan atletis itu mengangkat bahunya. "Aku belom PR Kimia. Mau nyontek ke Tolle, tapi kayaknya dia gak bakalan masuk. Sial banget!"
Yzak pura-pura tertawa. "Ngapain ke Koenig, sih? Pacar kamu kan olim..." Snap! Yzak hampir lupa pada hal yang membuat ia takut setengah modar pada sahabatnya ini. Semalam, tahu dong, kalo Miriallia dipaksa jadi wasit pertandingan konyol antara dirinya serta Cagalli. Yang Yzak takutkan adalah kemurkaan Dearka Elsman mendengar 'pacar' kesayangannya diperlakukan semena-mena di rumahnya.
"Siapa? Pacar? Miri?" tanya Dearka balik. Muka Yzak memutih. Emang sih, diceritakan kalo wajahnya emang udah pucat, tapi sekarang bahkan lebih pucat lagi. Snapsnapsnap!
"Oe? Yzak?" Dearka agak terkejut dengan reaksi perubahan Yzak dari riang jadi pendiam... jadi es. Es? Ini kan musim panas... "Yzak? Yzak!" Dearka mencoba membangunkan Yzak Joule dari tidur kilatnya. Ini bukan cerita Sleeping Beauty dimana seorang Putri dicium Pangeran baru bangun! Dearka mengguncang-guncangkan tubuh Yzak sekuat ledakan nuklir oleh Earts Alliance pada Junius Seven di anime Gundam Seed. Dia kebanyakan nonton anime itu semalem, dan gak sadar kalo dirinya lagi diceritakan di sebuah fanfic anime itu.
Masih gada reaksi. Dearka mulai frustasi. Gimana kalo Yzak gak bisa bangun lagi sampe nanti bel masuk? PR aku gimana? Masa ditinggalin gitu aja? Emang aku manusia apaan... hiks... Yzak...
Lalu, sebuah bohlam terang menyala di atas kepalanya.
"Lacus-chan!"
"Lacus?" mendengar nama 'Lacus', aliran darah Yzak kembali normal. "Lacus?" Setelah celingak-celinguk selama lima belas detik ia hanya mendapati dirinya dan Dearka berdiri kayak anak ilang di lorong ini. Mukanya pucat seperti biasa.
"Gak lucu!" teriak Yzak, mendengar tawa puas dari orang di sebelahnya. Dearka ketawa sampe gulang-guling di lantai, menyadari betapa sukanya si Joule satu ini sama Pinknette di kelasnya.
"Aduh, kamu beneran suka sama dia? Mau kukirimi pesan lewat Miri? Mereka berteman baik, kok. Mau?" tawar Dearka, seteah berhasil mengendalikan tawanya. Yzak membuang muka.
"Hmph! Udah, aku mau masuk!" teriak Yzak sebelum meninggalkan Dearka kembali pada dunia tawanya sendiri. Namun sebelum itu, ia mendaratkan pukulan sakti sakit atas balasan pukulan Dearka yang pertama.
"Zala!"
Seorang cewek berambut coklat panjang melompat menangkap penghapus yang terbang melewati kepalanya. "Gotcha!"
Shiho Hahnenfuss, cewek coklat itu, tersenyum pada sang pelempar, teman beda timnya yang sama-sama berambut coklat. Ia meregangkan tubuhnya, memutar kepalanya, bersiap melempar kembali. "Neider!"
Seorang cowok berambut biru muda melambai, dia berada di belakang pelempar sebelumnya. "OK!"
Setelah mengaba-aba sambil memperkirakan kira-kira kemana lawan akan bergerak, Shiho melempar penghapus greenboard ke atas, sedikit miring ke kanan. Sang 'yang seharusnya' penangkap selanjutnya, gak tahu kalo dia gakkan pernah meraih benda balok itu karena...
Bluk!
"Nee-chan!" Yzak langsung menjatuhkan buku PR yang sedang ia kerjakan saat sadar siapa korban pelemparan penghapus greenboard kali ini. "Hahnenfuss! Kau melukai kakakku!"
Cagalli mengerap-rejapkan matanya, mencoba beradaptasi dengan 'lingkungan barunya'. Bukan rahasia umum kalo kelas Yzak, kelas unggulan, D-3, merupakan sarang manusia-manusia iseng dan jahil.
OK. Ada lima manusia mendekatinya. Kelimanya ia kenal; Yzak Joule, Shiho Hahnenfuss, Athrun Zala, Kira Yamato, dan Auel Neider.
"Ano... Cagalli-san... maaf..." Shiho menggigit bibirnya saat mencoba menyentuh tempat mendaratnya penghapus yang ia lempar; hidung Cagalli. Namun Cagalli menepis tangan halusnya.
"Ahh, Cagalli, mungkin seharusnya kita ke Ruang Kesehatan..." Kira menyentuh wajah Cagalli dengan kedua tangannya. Cagalli tersenyum kecil, terpaksa, gak mau mengecewakan orang yang menyukainya. "...kuharap hidungmu tidak patah..."
"Jangan grepe-grepe kakakku!" overprotectivebrother's mode Yzak langsung teraktivasi dan segera menjaraki Kira dan Cagalli serta melepas tangan Kira dari muka kakakknya. "Sekali sentuh, kakimu yang patah!
Cagalli menghela nafas. Niatnya semula adalah menukar tempat pensil mereka yang tertukar, serta bertemu Prince Charming-nya. Tapi kenapa jadi begini? Ia membenarkan kerah bajunya, dengan expressionless yang masih ia pertahankan. Sebenarnya pertahankan bukan kata yang cocok, karena Cagalli memang bermuka datar, tanpa ekspresi.
"Cagalli-san, Kira benar. Aku takut..."
"Ak...aku... kepalaku pusing... Sepertinya benar..."
Giliran Yzak menghela nafas. Perubahan-drastis-Cagalli-di-depan-Athrun aktif. Gelar Miss Mukarata yang ia pegang selama dua tahun berturut-turut selalu terpatahkan jika ia dihadapi dengan Athrun Zala, manusia terpintar dan ter-hot di sekolah ini.
Perubahan drastis. Sebelumnya, roman muka Cagalli adalah tanpa emosi, datar. Saat ini, dengan pose tangan di kepala dan tubuh dilemas-lemaskan, siapa yang akan menyangka kal0okakaknya adalah pemenang ajang bakat muka tanpa emosi di sekolah mereka?
Athrun tersenyum kecil, memegang kedua lengan Cagalli saat mereka berdua berjalan menuju Ruang Kesehatan.
Kira dipaksa untuk mengikuti mereka, atas permintaan Yzak. Bukan karena ia takut Athrun ngapa-ngapain Cagalli, tapi takut Cagalli ngapa-ngapain Athrun.
"Selesai."
"Unn. Makasih."
"Never mind," kata Athrun tersenyum, sebelum bangkit dari duduknya dan mengembalikan balsam ke raknya semula. Kira ikut duduk di ranjang, di samping Cagalli yang berbaring sambil mengipas-ngipas hidungnya.
"Kamu yakin gak ada tulang yang patah?" tanya Kira.
Cagalli mengangguk. "Gak usah khawatir. Besok juga sembuh, kok. Ngomong-ngomong, kalian emang gak ada guru?"
"Mr. La Flaga. Paling materi terus tugas. Aku udah menguasai seluruh bahasan di bab Vektor."
"Aku terkejut," sindir Cagalli, kembali dengan muka datarnya, membuat Athrun dan Kira terlepas pada tawa tiada akhir. "Hei, aku serius."
Perubahan-drastis-Cagalli-di-depan-Athrun nonaktif, segera setelah mereka bertiga sampai di Ruang Kesehatan. Perlu diketahui kalo Perubahan-drastis-Cagalli-di-depan-Athrun hanya akan aktif kalo Cagalli ngobrol -atau diajak ngomong- sama Athrun di depan orang selain Kira. Kenapa Kira? Cagalli gak tahu dan gak mau tahu.
"Kamu sendiri?" Athrun kembali duduk setelah tawanya berhenti. Ternyata Tawa Tiada Akhir itu cuman kiasan betapa lamanya mereka ketawa.
"Hah?"
"Guru. Emang kelas C-1 gak kebagian guru?"
Cagalli langsung bangkit dari ranjang pasien dan berlari keluar meninggalkan Ruang Kesehatan, meninggalkan Athrun dan Kira dalam kebingungan. Kekagetan mereka bertambah saat Cagalli kembali.
"Makasih."
Tapi Cagalli gak lolos dari gerakan mengacak rambut Kira yang berhasil membuat Kira ketawa buat yang kedua kalinya,
akibat cewek yang ia sukai sejak kecil.
Kira, Athrun, Lacus, Dearka, Miri, Yzak, dan Cagalli harusnya tinggal di satu Grade, tapi karena Yzak, Kira, dan Athrun adalah Coordinator, dan seperti yang saya tulis di atas kalo nothing impossible buat Coordinator, mereka lompat Grade. Auel Neider adalah satu-satunya non-Coordinator yang berhasil lompat Grade. Dan di antara ketujuh orang itu, urutan umur dari yang paling muda ke yang paling tua adalah urutan nama-nama tersebut; Kira paling muda dan Cagalli paling tua.
