Padang Rumput
Kemarin sebelum tidur, ide cerita muncul begitu saja. Saya terpaksa menulisnya atau saya akan kelupaan lagi. Meningat masih ada waktu sebelum pemagangan mulai saya merasa masih bisa update beberapa chapter fanfic yang lain. Semoga kalian suka. Dipersembahkan untuk semua fans ItaSaku.
Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto. Tapi siluman burung phonix adalah hasil rekayasa saya. Setidaknya yang ada di cerita ini.
Warning: dark, angst, spoiler dari bagian perang ninja ke-4.
Summary: Sakura telah melewati banyak hal, terlalu banyak hal buruk yang terjadi. Meninggalnya Itachi sebelum ia mengutarakan perasaannya, melihat desanya dihancurkan oleh Pein, terjadinya perang ninja-4 dan matinya kedua sahabat yang paling ia sayangi: Sasuke dan Naruto. Sakura meutuskan untuk mencegah semua itu ia harus kembali ke masa lalu sebelum semuanya mulai: sebagai gantinya Itachi, ia yang akan membantai seluruh klan Uchiha!
"Darkness cannot drive out darkness: only light can do that. Hate cannot drive out hate: only love can do that."
― Martin Luther King Jr.
Waktu. Ingatan. Apa itu?
Sakura membuka kedua matanya. Ia berada di sebuah padang rumput yang luas. Angin memainkan rambut pinknya dengan nakal. Sakura mengangkat kepalanya. Langit ditaburi banyak bintang, ia bisa melihat perkumpulan bintang-bintang yang menyerupai sebuah jalan. Sakura tersenyum. Hatinya damai.
Ia mendengar tawa canda dua anak laki-laki. Ia berbalik, angin berhembus lebih kencang, membawa beberapa helai rumput ikut terbang. Sakura berbisik "seandainya..."
Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang perih di dekat perutnya. Ia merintih kesakitan, memegangi bagian itu. Saat ia menarik tangannya kembali ia melihat sedikit darah menodai tangannya. Ia terkejut, tetapi detik kemudian ia teringat sesuatu yang penting.
Ia sebenarnya ada di tempat yang lain. Dan kedua anak laki-laki yang bermain riang di depannya, sudah mati dalam wujud laki-laki dewasa.
"TIIIDAAAK!" teriak Sakura, mencengkram kepalanya.
Sakura membuka kedua matanya. Ia kembali di tempat semula. Di tengah medan perang. Dimana siluman bereekor sepuluh mengamuk, siap memulai Mugen Amaterasu. Dan disanalah Tobi berdiri, tidak jauh dari jasad Naruto dan Sasuke.
"TIIDAAK!" Sakura menutupi wajahnya, meraung-raung dalam penderitaan. Tak mampu berdiri, tubuhnya ambruk ke tanah.
Sakura tidak tahu apa yang dikatakan oleh Tobi, tetapi kata-katanya membuat beberapa shinobi berteriak ketakutan. Ia mendengar banyak derap langkah yang menjauh, Gaara berusaha menyemangati para shinobi untuk tidak menyerah.
Tobi tertawa, ia tertawa lepas menyaksikan semua itu. Sakura mengepalkan kedua tangannya.
"Aku tidak mau semuanya berakhir seperti ini..." air matanya jatuh, membasahi tanah kering yang ia tatap sekarang. Ia melihat darah di depan matanya. Darahnya sendiri. Beberapa shinobi berteriak lagi. Langit menjadi gelap, siluman bereekor sepuluh meraung-raung keras sampai Sakura merasa gendang telinganya mau pecah. Seiringnya kegelapan datang, semakin banyak ia mengingat kembali masa lalunya.
Ia bermain dengan Sasuke dan Itachi saat masa kanak-kanaknya. Itachi melarikan diri setelah membantai seluruh klan-nya... Masa-masanya ia menjadi shinobi dan menajalankan misi bersama tim tujuh... Ujian Chuunin... Itachi sebagai anggota Akatsuki muncul lagi... Sasuke melarikan diri untuk pergi ke tempat Orochimaru...
Semua ingatan itu sekarang memenuhi pikiran Sakura, ia melihat semuanya dengan jelas lagi. Ia dan Naruto mencari Sasuke... mereka gagal... Itachi datang menyelamatkan Sakura dari Tobi... mereka berdua jatuh di jurang... ia menyembuhkan semua luka Itachi... mereka menghindari kejaran anbu dari desa Kirigakure... dan akhirnya Sakura telah melakukan hal terlarang: ia jatuh cinta pada Itachi.
Lalu Itachi meninggalkannya begitu saja, tanpa bilang selamat tinggal. Sakura mengejar jejaknya dan memenukan Itachi dan Sasuke dalam pertarungan antara hidup dan mati. Ia hanya mampu menonton dari jauh bagaimana Itachi jatuh ke dalam kematiannya dengan wajah tersenyum. Saat itu Sakura menyadari bahwa Itachi telah merencanakan semua ini. Gagal menyembuhkan Sasuke dan menyelamatkan nyawa Itachi... Tobi membawa Sasuke pergi. Hari itu Sakura tidak pernah lupa warna darah Itachi yang menempel di kedua tangannya, dan ia tidak pernah tidur tenang lagi.
Ia teringat semua usahanya untuk menemukan Sasuke, kematian Jiraiya dan serangan Pein pada Konoha menjadi dua pukulan berat lagi bagi kunoichi itu. Belum habis sembuh dari shok atas apa yang terjadi, datanglah berita bahwa Sasuke akan dieksekusi oleh teman-temannya yang lain. Sakura bergegas untuk menemukan Sasuke sekali lagi, dan berkat bantuan Kiba ia menemukannya. Namun hatinya telah mengkhianatinya. Ia tidak mampu membunuh Sasuke dengan kedua tangannya sendiri.
Datanglah perang ninja yang keempat...
Pertarungan terakhir antara Sasuke dan Naruto membuat kedua lelaki itu terbunuh. Tobi menggunakan kesempatan itu untuk mengaktifkan Mugen Amaterasu. Semuanya sudah berakhir...
Sakura mengangkat wajahnya, melihat matahari menghilang di balik bulan. Lambat laun dunia ini ditutupi kegelapan.
"Tidak mau... aku tidak mau semuanya berakhir begini..." Sakura memandang jasad kedua temannya yang paling berharga.
"Kami-sama... akan kulakukan apapun... apapun untuk mencegah ini..." bisik Sakura sambil berlinang air mata. "Seandainya aku bisa kembali ke masa lalu..."
Tiba-tiba sebelum matahari tertutup seluruhnya, sebuah cahaya muncul di pinggirannya. Sakura melindungi matanya dari kilauan itu. Rasanya ada yang aneh... cahaya itu terbang ke arahnya. Tiba-tiba cahaya itu menyelimuti dirinya. Sakura tidak punya pilihan lain selain menutup rapat kedua matanya.
Kemudian ia merasakan angin sejuk memainkan rambutnya lagi. Dengan pelan ia membuka mata. Ia mendapati dirinya kembali di padang rumput itu. Sasuke dan Naruto kecil masih bermain kejar-kejaran. Semuanya terasa begitu nyata.
Sakura melihat Itachi berdiri tidak jauh darinya. Ia sudah membuka kedua tangannya, mengundang Sakura untuk berlari ke dalam pelukannya. Air mata Sakura berlinang. Ia mengambil satu langkah.
"Sakura."
Sakura berbalik saat mendengar suara asing dan jernih itu. Suara itu terdengar seperti lonceng-lonceng kecil. Dan begitu nyaman. Amat sangat menenangkan.
Di belakang berdirilah burung putih raksasa yang belum pernah Sakura lihat sebelumnya. Ia terkejut sampai ia jatuh ke atas tanah.
"Siapa kamu? Kenapa kamu ada disini?" tanya Sakura sedikit takut.
"Aku adalah siluman burung phoenix, biasa dipanggil Fenikkusu atau Fushichou. Aku disini karena telah dipanggil olehmu."
"Olehku?" Sakura tidak mengerti.
"Kau ingin mengubah nasib dunia ini. Kau ingin kembali ke masa lalu," jawab burung itu.
"Ya..." jawab Sakura pelan, akan tetapi ia kembali memandang Itachi yang masih menunggunya dengan tangan terbuka. "Apakah ini ilusi?"
"Ya," sang burung phoenix menatap Sakura dengan sedih. "Jika Mugen Amaterasu tidak terjadi, aku tidak akan berada disini. Apakah kau masih ingin kembali ke masa lalu?"
Sakura sekarang tidak begitu yakin, ia bisa saja berada disini, bersama Itachi, bersama yang lainnya... Sakura bisa melihat desa Konoha yang masih utuh tidak jauh darinya. Apa yang ia rencanakan untuk masa lalu, sungguh tidak bisa dibayangkan.
Tapi apakah ia ingin berada di dalam ilusi ini selamanya? Ataukah ia akan siap menghadapi penderitaan terbesar yang bisa terjadi padanya? Melebihi apa yang ia pernah lewati selama ini?
Sakura memandang Itachi. Itachi yang tidak nyata, yang berada begitu dekat dengannya. Yang tidak bisa dibandingkan dengan Itachi yang asli, yang sudah mati.
Sakura bangkit. "Demi Itachi... demi Naruto, demi Sasuke, demi desa Konoha dan seluruh dunia ninja, akan kupikul beban itu."
Burung itu mengepakkan sayapnya.
"Sakura, ingatlah. Ada tiga hal yang bisa kulakukan, salah satunya adalah membawamu ke masa lalu. Akan tetapi kau harus ingat: aku tidak bisa membawamu kembali ke masa depan sampai kamu tuntaskan apa yang ingin kamu ubah. Kau harus siap mental jika kamu sudah siap."
Sakura menggenggam kalung lambang Uchiha yang ia dapat dari Itachi, yang selalu ia jaga baik-baik seperti harta karun. Ia ingin ketemu Itachi yang asli... ingin sekali.
"Aku siap," ujar Sakura dengan hati berdebar-debar. Bahkan sebelum melakukan apa yang ingin ia ubah, tangannya sudah gemetar. Ia akan berdosa dan perbuatannya akan menghantuinya seumur hidupnya, namun ia siap.
Sang burung phoenix bercahaya terang sebelum menutupi Sakura dengan kedua sayapnya. Detik-detik kemudian, Sakura membuka mata. Dengan tidak percaya ia melihat sekelilingnya. Ia berada di Konoha tujuh tahun sebelumnya. Hari saat terjadinya pembantaian klan Uchiha.
Bersambung...
Pendek, tapi saya harap kalian mengerti inti ceritanya. Akan ada sequel-nya untuk "Jar of Memories" menjelaskan semua yang Sakura lewati sebelum ia kembali ke masa lalu. Banyak yang mungkin masih punya pertanyaan, saya pastikan akan ada lebih banyak jawaban di chap-chap selanjutnya. Tolong diampuni kalau ada typo. Habis ini saya berlembur. T.T
