Well, hello minnasan. Ini gue Purinsha, btw ini fanfic indo pertama gue. Bukannya mau pamer tapi gue lebih seneng nulis fanfic . Tapi, ngeliat fanfic-fanfic indo yang jayus & kocak, gue jadi pengen ikutan nimbrung nih.
Kayaknya gue masih kelewat waras ya? Tenang aja, bentar lagi juga gila.
disclaimer : Naruto punyanya Kishimoto-sensei
TROUBLESOME LOVE
Chapter 1 : Something Missing
Dahulu kala, di sebuah negeri tinggalah seorang gadis cantik yang memiliki rambut pirang nan cantik, kulit mulus bak porcelain, mata bulat seperti boneka. Sayang perawakannya yang cantik hanya dibalut oleh pakaian lusuh yang tak pantas dengan dirinya. Nama gadis itu adalah Cinderella.
Eit! Ini kan cerita Cinderella malah nyasar ke sini. Cut! Cut! Ulang.
Suatu hari, di salah satu atap di desa Konoha. Ada seorang pemuda yang sedang bermalas-malasan. Hanya berbaring menatap awan. Nama pemuda itu adalah Nara Shikamaru, seorang pemuda berambut nanas ini (eh, salah lagi) maksudnya bukan berambut nanas (lo kira rambutnya Shikamaru perkebunan apa?) tapi dengan rambut bergaya ala nanas. Kerjaannya hari ini hanya bengong menatap awan (anak-anak yang baik, jangan ditiru di rumah ya, coz nanti bisa kesurupan).
Lalu tiba-tiba langit menjadi gelap, hujan mulai turun dan guntur pun runtuh. Lalu, Shikamaru ke samber gledek dan berubah menjadi nanas goreng.
THE END
Weits! Ngaco lagi! Salah! Salah! Mana bisa jadi cerita kalau begitu caranya!? Ok, ok, repeat again!
Memandangi awan memang hobinya Shikamaru, melihat gula-gula kapas putih bergerak perlahan mengarungi lautan hijau (pembaca: mana ada awan di laut! Adanya di langit! Lagian langit sama laut kan warnanya biru! Aduh, lo buta warna ya!? *author dilemparin tomat busuk) salah, insyaf deh, maksudnya mengarungi langit biru nan luas. Ah, hati kakanda jadi sejuk tapi kok laper ya?
Eh, ngaco lagi.
(Shikamaru: *ngomong ke pengarang* Niat bikin cerita gak sih)
(Purinsha: He...he..he...sori aja deh, iya deh, tobat gue sekarang.)
Ya (ulang lagi), hobinya ini hanya bisa dimengerti oleh Chouji coz, sang pengarang juga nggak ngerti apa bagusnya melihat uap-uap putih yang melayang yang berasalkan dari evaporasi laut yang bergerak semilir ke pegunungan terus...
(Shikamaru: *ngambek* Capek ah! Gue keluar aja)
(Purinsha: Eh! Sori! Sori! Gue lagi stress + laper nih. Ampun! Jangan keluar ya! *nyembah-nyembah*)
Ya (ulang lagi untuk kesekian kalinya), melihat awan tidak butuh tenaga ekstra dan tidak merepotkan. Itulah mengapa Shikamaru senang melihat awan. Heningnya tempat ini tak jarang membuat ia tertidur, kadang-kadang juga sampe ngiler bikin peta pulau jawa dengan sekala 1:100.000....
(Shikamaru: *ngambek lagi* Merepotkan! Gue keluar)
(Purinsha: Jangan! Plis! Ok, gue belum minum obat nich, coz duitnya abis jadi kumat terus. He..he..he.., iya ampun deh. Balik lagi ke cerita!)
Tapi, hari ini ada yang nggak seperti biasanya. Ada yang mengganjal. Hatinya terasa gelisah. Ada yang tidak beres di benaknya. Eh? Eh? Ada apa ini?
Shikamaru mengubah posisinya menjadi duduk dan mencoba mencari apa yang salah pada dirinya. Ini merepotkan, pikirnya namun ia tak bisa mengacuhkannya begitu saja.
Mungkin lupa sesuatu.
Janji? Nanti ke kantor Hokage jam 2, sekarang masih jam 10.
Tidak ada misi.
Sudah makan, sudah mandi, sudah gosok gigi.
Duh? Apa lagi ya?
Shikamaru menggaruk kepalanya dan kemudian menutup matanya. Hari ini adalah hari yang biasa dan tak ada yang salah pada dirinya. Lalu, kenapa hatinya terasa resah? (cie...bahasanya cui)
Inginnya cuek, namun kegelisahannya itu mengganggunya. Ia jarang merasa gelisah, jujur suer ke samber gledek (yah, kumat lagi deh). Semua hal selalu ia perkirakan dan ia tidak mengurusi hal-hal yang tak ia perkirakan. Ia hanya merasa resah, bila ada misi yang hilang kontrol diluar perkiraannya.
Tapi ia tidak sedang ada misi, jadi what happen aya naon ieu teh? (Eh, balik lagi ke bahasan indo!)
Ia kembali berbaring, berusaha menenangkan diri. Kenapa ia bisa merasa gelisah untuk hal yang tidak jelas?
"DOORR! SHIKAMARU!!!"
Cowok berambut ala nanas itu melonjak kaget nyaris nyungsep jatoh ke lantai. Eh buset! Buju buneng! Nyaris budek nih! Kutuk Shikamaru dalam hati dan meniup-niup telinganya.
Dilirik matanya dan mendapati seorang cowok berambut kuning dengan senyum ala rubah berdiri di belakangnya.
Naruto, siapa lagi? Ada berapa Naruto sih di dunia ini?
Dengan tatapan kesal + males Shikamaru membetulkan posisi duduknya dan menatap Naruto dengan kesal tapi berupaya untuk sabar. Ini orang nambah-nambahin masalah aja!
"Ada apa?" tanyanya dengan nada malas tapi keki.
"Ano sa..ano sa... (untuk yang nggak tau artinya itu artinya: eh eh dengerin deh!) aku mau tanya, kira-kira sand siblings kapan yaaaaa main ke Konoha?" Naruto langsung to the point! Dahi Shikamaru mengernyit. Kok tiba-tiba topiknya jadi mencelat ke situ sich? pikirnya.
"Mana kutahu, tanya saja pada Godaime-sama."
"Sudah, tapi diusir. He...he...he... Kamu harusnya lihat gimana tampaknya Tsunade-baachan pas aku nggak sengaja numpahin botol tinta ke berkas-berkas di mejanya. Wuih! Harusnya tuh tampang diabadikan di ragunan aja!" cerita Naruto sambil nyengir nggak jelas.
Eh buset! Ni anak nggak punya rasa bersalah apa? Nggak tahu deh, ada apaan sich emangnya? tanya Shikamaru berusaha mengusir bayangan Tsunade bad mood mode on yang harus ia hadapi nanti.
"Nggak ada apa-apa sich, cuma kangen gitu sama Gaara. Habis, dia sibuk terus sich. Sekali-kali kan pengen main bareng sama dia," jawab Naruto cenge-ngesan nggak jelas lagi. Tahu nggak? Ingin sekali Shikamaru bilang : "Kazekage nggak level main sama Genin kayak lo," tapi membayangkan bagaimana reaksi Naruto kalau ia bilang begitu ia memutuskan untuk mengurungkan niatnya.
"Sand siblings ya?"
"Kabarnya Temari gimana ya?" gumamnya tanpa sadar. Kalimat itu meluncur keluar dengan lancar dari mulutnya. Nggak aneh sih, ia dan Temari kan sudah berteman lama, terlebih Temari menjadi partner Shikamaru dalam mengurusi ujian chuunin. Nggak aneh kan khawatir sama temen? Yang aneh tuh, Shikamaru malah jadi gelagapan sendiri. Mukanya memerah mendengar nama Temari terurai keluar dari mulutnya.
"Eh? Kenapa Shikamaru? Kok mukamu merah gitu? Masuk angin? Mau dikerokin nggak?" cerocos Naruto yang tidak mendengar gumaman Shikamaru barusan.
"Ih, makasih tapi nggak usah. Nggak rela ntar badanku jadi belang-belang kayak zebra. Maskot klanku kan rusa," tolak Shikamaru ngawur.
"Ha?" Naruto disconnect gara-gara author belum bayar tagihan telpon jadi sambungan internetnya diputus. Eit! Ngalor ngidul lagi!
"Eh, ah enggak!" kata Shikamaru cepat. Ia segera berdiri. Di benaknya tertera misi dadakan kabur dari Naruto secepatnya . "Eh Naruto, aku ada janji ketemu Godaime-sama nih. Sori ya, tapi aku pergi dulu," kata Shikamaru cepat dan segera pergi tanpa memperdulikan reaksi Naruto yang ditinggalnya di belakang.
Shikamaru melompat dari satu bangunan ke bangunan yang lain. Ketika sudah cukup jauh dari Naruto dan dirinya sudah tenang ia menghentikan langkahnya. Ada dengan dirinya hari ini? Kenapa ia mendadak panik dan malah kabur dari Naruto? Ia jadi kebingungan. Ia pun turun dari gedung dan mendarat di jalan. Mungkin sekarang masih jam 12an. Shikamaru hanya berjalan malas tak tentu arah, pikirannya sibuk sendiri.
"Shikamaru!" panggil seseorang yang suaranya ia kenal sekali. Ia menoleh ke belakang dan melihat kedua temannya Ino dan Chouji bersama. Ino melambai-lambaikan tangannya dan Chouji hanya tersenyum. Dengan malas Shikamaru menghampiri mereka berdua.
"Ada apa?" tanyanya. "Makan di kedai yakiniku yuk! Kita baru aja selesai latihan nih," kata Ino dan segera berjalan menuju kedai di sudut jalan. "Ayo, aku sudah laper banget nih," tambah Chouji dan mendorong Shikamaru ke kedai itu. Latihan bareng? Kok aku nggak diajak sich pikirnya dalam hati.
Mereka bertiga pun duduk dan dengan segera Chouji memesan makanan. Shikamaru melihat ke depan, sebagian dirinya masih rindu dengan keberadaan Asuma-sensei yang kini sudah tiada. Berusaha mengenyahkan hal itu dari pikirannya, ia pun memulai percakapan.
"Tadi latihan apa saja berdua?" tanya Shikamaru mengjilangkan bagian "kok aku nggak diajak?"
Chouji dan Ino nyengir. "Latihan untuk teknik baru, tapi kamu nggak boleh ikutan. Ntar kalau sudah rampung baru kita kasih tahu, ya kan Chouji?" jawab Ino. Chouji hanya mengangguk dengan mulut penuh daging.
Shikamaru hanya mendesah malas. Pikirannya berseliweran lagi. "Eh, minggu depan kan Konoha mau mengadakan festival ya?" kata Ino mendadak. Alis Shikamara terangkat, ha?
"Oh ya? Baru denger tuh," balasnya. Tadi aku denger dari Tsunade-sama. "Iya sich, mendadak banget tapi katanya ia ingin membangkitkan kembali tradisi berfestival Konoha yang sudah lama mati," jelas Ino. Shikamaru menguap, malas banget deh ngurusin kayak gituan. Jangan-jangan ia dipanggil ke kantor Hokage nanti juga mengenai hal itu.
"Nanti Kazekage-sama juga datang lho! Bareng Temari-san dan Kankurou-san, Tsunade-sama sudah mengundang mereka bertiga," lanjut Ino. Chouji hanya mengangguk-angguk lagi. Mulutnya masih sibuk makan.
Shikamaru yang tadinya hendak makan malah kaget mendengar nama Temari dari mulut orang lain. Mukanya langsung memerah dan kena amnesia dadakan. Sejenak ia lupa ia ada dimana, dengan siapa dan mau apa. Chouji dan Ino tampaknya menyadari perubahan temannya itu. Mereka saling pandang dengan wajah cemas.
"Kenapa Shikamaru? Masih marah soal kemarin ya?" tanya Chouji berhenti makan. Shikamaru memandangnya dengan tatapan bingung.
Ha? Kemarin? Kepalanya yang masih shock itu jadi kelimpungan.
"Eh, enggak kok. Sekarang jam berapa ya?" tanya Shikamaru mengalihkan perhatian. Ino mengerling pada jam yang tergantung di dinding di kedai itu.
"Jam setengah tiga," katanya. Shikamaru mengangguk.
Jam 3.
Tunggu, kok kayaknya ada yang kelupaan?
"MAMPUS!" teriak Shikamaru mendadak berdiri membuat Chouji keselek dan mukanya jadi biru sekarang. Ino yang ikutan kaget jadi keki. Apaan sih, jangan teriak-teriak pake toa gitu dong! omelnya namun Shikamaru mengacuhkannya.
"Sori ya, tapi aku pergi dulu!" katanya dan buru-buru pergi. Ino hanya memandang kepergian temannya itu dengan tampang heran. Apa dia masih marah soal kemarin ya? Pikirnya dalam hati.
"I..Ino..uhuk...air," kata Chouji masih dengan tampang biru dan kesulitan bernapas gara-gara sepotong daging nyangkut di kerongkongannya. Ino mengalihkan pandangannya ke Chouji dan kaget bukan kepalang melihat tampang Chouji yang tampak sudah dicabut nyawanya setengah.
"Kyaa! Aduh maaf Chouji!" Ino jadi ikutan kelabakan. Dengan panik ia memberikan segelas air ke Chouji.
"PANAS!" Chouji teriak sebal, ya iyalah, si Ino malah ngasih teh hijau panas ke dia. Wong lagi keselek kok malah dikasih teh panas. Aduh ozan!
Ya, kita potong saja kehebohan yang kini terjadi di kedai yakiniku. Berdoa saja agar di koran Konoha besok pagi tak muncul berita Seorang klan Akimichi berlevelkan chuunin mati keselek di kedai yakiniku . Coz, sang author malez ngurusin mereka.
Yap! Itulah chapter pertama dari fanfic ini. Aneh ya? Tahu deh, pokoknya di review ya! Kasih tahu gimana pendapat kalian! Ok? Gw berharap nggak ada yang kena bengek dadakan setelah baca fanfic ini. Amin.
Review!
