Sasusaku Month 2014

01 : The smell of fresh paint

Summary : Sakura hanya meminta Sai mengajarinya melukis, tapi Sasuke tiba-tiba datang dan menyeretnya pergi.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Don't Like Don't Read

.

.

.

Uchiha Sasuke mendengus jengkel, menatap bosan Naruto dan Kakashi yang tengah serius membicarakan tentang buku terakhir terbitan Jiraiya. Kedua lelaki yang berstatus sebagai murid dan guru itu terlihat terhanyut dengan obrolan mereka. Memang, jika mereka sudah membicarakan buku mesum yang kata mereka memiliki seni sangat tinggi itu, dunia mereka teralihkan.

Seperti sudah menjadi rutinitas bagi Naruto dan Kakashi, setelah selesai pelatihan mereka berdua akan istirahat dan mulai membicarakan isi dari buku tersebut. Pikiran Naruto yang awalnya polos itu kini tercemari oleh gurunya sendiri. Bahkan sekarang, model-model oiroke no jutsu andalan pemuda itu sudah berubah lebih hot.

Melihat hal ini, Sasuke hanya bisa mengutuk kedua lelaki yang kini tengah menghayal membayangkan secara visual apa yang tertulis di dalam novel karangan Jiraya itu.

"Ah, aku bisa membayangkan Sakura-chan dalam pakaian ini," kikik Naruto dengan wajah memerah.

Kakashi menyetujui, "Dia akan terlihat sangat sexy," imbuhnya.

Sasuke yang awalnya mengabaiakn mereka kini panas. Telinganya berkedut dan rahangnya menegras mendengar ucapan rekan setimnya dan tentu saja guru mesum itu.

"Terkutuk kalian!" desisnya tidak terima. Sasuke tidak mengerti, ia sangat tidak sudi membiarkan Sakura menjadi objek khayalan mereka, apalagi dengan pikiran kotor seperti itu. Rasanya, ia ingin menjebak mereka kedalam tsukoyumi dan merasakan sakitnya genjutsu itu.

Kakashi dan Naruto hanya tertawa melihat Sasuke yang tengah marah. Malah, pria yang sebentar lagi akan melepaskan status lajangnya itu menyeringai di balik topengnya.

"Kau kenapa, Sasuke. Apa kau tidak melihat Sakura kecil kami sudah berubah menjadi wanita idaman para lelaki." Kakashi menatap Sasuke dengan mata berkilat, "Dan kau pasti tidak tahu, Sakura memiliki banyak pengagum laki-laki. Dan sebagai lelaki, kau pasti tahu apa yang ada di kepala mereka, hm…?"

Mata Kakashi terlihat senang melihat Sasuke yang melihatnya dengan tatapan mematikan. Ia tahu, muridnya yang satu itu memang perlu diberi sedikit dorongan.

Dan seolah mengerti maksud kerlingan Kakashi, Naruto langsung mengungkapkan fakta yang membuat pemuda Uchiha itu naik darah.

"Bahkan Sai pernah membayangkan melukis Sakura hanya mengenakan lingerie," tutur Naruto dengan tampang polosnya. "Yah, mungkin Sai bisa melakukan itu sekarang. Dia sedang mengajari Sakura-chan melukis di apartemennya."

Ucapan Naruto menjawab pertanyaan di kepala Sasuke, kemana Sakura pagi ini? Kenapa gadis itu tidak ikut berlatih bersama mereka, padahal hari ini Sakura tidak ada shift di rumah sakit.

"Kuso!" geram Sasuke. Ia langsung berdiri dan bergegas pergi dari tempat latihan.

"Oi, mau kemana, Teme?!"

"Apa Sai akan baik-baik saja?" gumam Kakashi melihat kepergian muridnya.

Naruto dan Kakashi saling memandang, kemudian tertawa keras membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

.

.

.

.

Sasuke membuka paksa pintu apartemen Sai, dan hampir saja ia mengaktifkan sharingan-nya melihat Sakura dan Sai yang tengah saling menindih. Posisi mereka memang terlihat intim dengan Sai yang berada di atas tubuh Sakura dan kepalanya nyungsep dileher Sakura.

"Sakura!"

Sakura langsung terlonjak, dan mendorong kasar Sai dari atas tubuhnya. Tubuh pemuda itu terlempar beberapa meter dan membentur tembok.

Mengabaikan Sai yang tengah mengerang kesakitan, Sakura memperbaiki penampilannya yang sedikit berantakan. "A-apa yang kau lakukan disini, Sasuke-kun?" tanya Sakura gugup, takut Sasuke salah paham dengan apa yang terjadi barusan.

Mata Sasuke menyipit mendengar pertanyaan Sakura. Ia merasa Sakura seolah-olah tidak mengharapkan kedatangannya. "Kau sendiri apa yang kau lakukan?" Sasuke balik bertanya.

Sakura menatap Sasuke agak takut. "A-aku hanya belajar melukis, dan yang kau lihat tadi hanya kecelakaan saja," jelas Sakura gugup, takut Sasuke salah paham dengan apa yang dilihatnya.

Sasuke mendengus, kemudian menatap tajam Sai yang kini berlumuran cat warna warni.

"Ayo pergi!" titah Sasuke sembari menyeret Sakura bersamanya.

"T-tapi, Sasuke-kun?!"

Mengabaikan protes Sakura, Sasuke terus saja menyeret gadis itu keluar dari apartemen Sai.

Sedangkan sang pemilik apartemen, hanya menatap kepergian rekan-rekan setimnya dengan tatapan bingung. "Apa Sasuke-kun cemburu?" pikirnya. Ia langsung mengeluarkan buku kecil dari saku celananya. "Aku mulai mengerti sekarang," gumamnya lalu memasukkan kembali buku tersebut dengan senyum kecl di wajahnya.

.

.

.

.

"Memangnya kau bisa melukis, Sasuke-kun?" Sakura menautkan kedua alisnya, menatap Sasuke dengan mata hijaunya.

Sasuke mendengus, "Uchiha selalu bisa melakukan semuanya," sombongnya.

Sakura memutar matanya, sudah sangat terbiasa dengan sifat Sasuke yang satu ini. "Dasar sombong," gerutu Sakura.

Sasuke menyeringai, lalu menghampiri Sakura yang sibuk mencampur dua buah cat yang warnanya berbeda. "Aku yang akan mengajarimu melukis, mengerti?"

Sakura bergidik, merasakan nafas hangat Sasuke di dekat telinganya.

Sasuke lalu mengambil kanvas, dan menyuruh Sakura mulai melukis.

Sakura menggerutu rendah, lalu mulai menorehkan kuasnya sesuka hati. Katanya Sasuke akan mengajarinya, tapi nyatanya pemuda itu hanya duduk menikmati jus tomatnya sambil memperhatikannya.

Sasuke yang sudah menghabiskan jus tomatnya, mendekati Sakura yang sepertinya sudah menyelesaikan lukisannya.

"Apa itu?" tanya Sasuke dengan sebelah alis terangkat.

"Ini membutuhkan teknik tingkat tinggi, dan hanya orang-orang tertentu yang bisa memahami artinya," jawab Sakura asal.

Sasuke menatap Sakura yang kini sudah berlumuran cat warna warni. "Jangan membodohiku!" dengusnya.

Sakura membalas tatapan Sasuke, lalu menyeringai. "Apa sebenarnya kau sama sekali tidak bisa melukis, eh?" ejeknya.

Sasuke mendelik, kemudian mengambil paksa kuas di tangan Sakura. "Aku bukan orang yang bermulut besar," tukas Sasuke.

.

.

"Kau masih meragukanku?" kekeh Sasuke.

Sakura menghela nafas panjang, tanda kekalahan. Gadis itu menatap lekat lukisan yang dihasilkan oleh Sasuke. Meski menolak mengakuinya, lukisan Sasuke memang benar-benar bagus.

"Mulai sekarang, berhenti meminta Sai mengajarimu," putus Sasuke seenaknya. Dengan santainya ia melingkarkan lengannya di pinggang mungil Sakura.

"Sa-Sasuke-kun?" kaget Sakura. Gadis itu bisa memastikan rona merah menghiasi sleuruh wajahnya.

Sasuke menyeringai, kemudian menyusupkan kepalanya di leher Sakura. Pemuda itu sungguh menikmati bau cat yang tercium oleh indra penciuamnnya, bercampur aroma khas Sakura. Perpaduan yang benar-benar baik, pikirnya.

"Mulai sekarang, kau milikku Sakura!"

.

Fin

.

.

Sebenernya gak ada niatan untuk bikin fict ini, tapi ngeliat prompt2 dan fanart2 untuk SasuSaku Month 2014 saya tergoda untuk ikutan, walopun udah hari 14 :D