Semua dimulai malam itu. Semua dimulai oleh minuman yang bernama firewhiskey.
Para staf Hogwarts sedang menikmati New Year Feast yang diadakan oleh Albus. Beberapa Profesor bahkan sudah mabuk oleh firewhiskey. Sybill berkali-kali mencoba 'menyerang' Severus dan mencoba menciumnya. Sementara Severus yang masih 'sadar' kerap menghindar. Minerva terus mengajak siapa saja yang ditemuinya – termasuk Hagrid – untuk beradu panco. Dan kini Albus sedang berdansa dengan Poppy.
Hermione berada di sudut ruangan itu, tertawa oleh ulah koleganya. Setelah tawanya terputus, kesepian menyergapnya dengan segera. Ditatapnya gelas yang berisi firewhiskey di genggamannya, dan menggoyangnya pelan. Desah nafas halus terlepas dari antara bibirnya. Lalu segera dirasakannya kehadiran orang lain di sampingnya.
"Sedang bersenang-senang dengan minumanmu, eh Miss Granger?"
"Seperti yang terlihat, Profesor Snape."
"Malam yang… aneh, benar?"
"Dengan semua kehebohan ini, kurasa aku setuju. Ngomong-ngomong, Profesor Snape, mengapa kau terus memanggilku 'Miss Granger' dibanding 'Hermione'? Kurasa aku tidak keberatan bila kau memanggilku 'Hermione'."
"Hmm.. Formalitas, kebiasaan,… respek. Dan kalau begitu, panggil aku Severus."
Hermione hanya tersenyum dan meneguk firewhiskey di genggamannya, begitu pula dengan Severus. Dan ternyata Severus mulai kehilangan akalnya.
Dia semakin mendekatkan badannya dengan badan Hermione dari samping, dan melingkarkan tangannya di pinggan wanita muda itu. Kepalanya ia sandarkan di kepala Hermione, karena ia terlalu tinggi untuk bisa bersandar di bahunya.
Hermione kini merasakan wajahnya memanas, jantungnya berkepak tak jelas, seakan hendak melompat keluar dari tempatnya. Fakta – dan rahasia – bahwa wanita muda itu memiliki rasa pada si Potions Master tak terelakkan lagi. Sementara jantungnya ingin melompat keluar, perasaannya berbunga-bunga atas keadaan mereka berdua.
Namun kini bloody firewhiskey itu mulai bekerja padanya. Wanita muda itu mendekatkan tubuhnya pada Severus, menyandarkan kepalanya di dada bidang lelaki itu. Dihirupnya dalam-dalam aroma sang Potions Master.
Hermione mendongakkan kepalanya, matanya menemui mata Severus yang kini menatapnya dalam dan serius. Oh, kalau saja Severus tidak memegang pinggangnya sekarang, mungkin ia sudah jatuh lemas dan meleleh di lantai tempatnya berpijak kini.
"Kau tahu sweet, kau sungguh indah. Matamu yang besar dan manis, rambutmu yang indah, kulitmu, lehermu, dan bibirmu yang–"
Kalimat itu terputus oleh bibir Hermione yang kini mendarat di bibirnya membungkamnya dengan lembut, manis, dan oh sangat sensual. Brrr….
Keduanya menutup mata, saling membalas pangutan, menikmati apa yang terjadi. Setelah beberapa detik yang menghanyutkan, keduanya memisahkan diri. Dan Severus menyelesaikan kalimatnya.
"– lembut dan manis."
"Terima kasih dearest. Nah, apakah kau berniat melanjutkan ini?"
"Tentu saja love. Hmm, kurasa aku sudah lupa rasanya bibirmu. Maukah kau mengingatkanku? Mungkin sambil minum teh di ruanganku?"
Severus mengulurkan tangannya yang tidak memegang pinggang Hermione. Dengan lembut, wanita itu meletakkan tangannya di atas tangan Severus.
"Tentu saja, sweet."
Dan setelah satu kecupan ringan, mereka meninggalkan ruangan itu.
Bersama dengan sebotol firewhiskey.
