DISORDER FAIRY TALE
Maincast : Luhan, Sehun, Chanyeol, Kai, Kris, Tao
Pairing : HanHun, ChanHun, KrisTao, and many more(?)
Disclaimer : Cerita ini berisi cerita terkenal karya Hans Christian Andersen dan Giambattista Basile, dan saya menggabungkannya dengan cerita fiksi tentang anak EXO, tanpa bermaksud mengcopy dan mengubah kisah originalnya. After all, is just a fiction.
PROLOG
Do you have a fantasy ? Do you ever fall for a Fairy Tale ?
I'll ask this question to everyone.
Setiap orang memiliki fantasi dan imajinasi mereka sendiri. Baik ataupun buruk, mereka bebas berfantasi. Kalaupun kalian tidak menyukainya, kalian tak bisa menolaknya. Karena belum tentu fantasi kalian lebih baik dari fantasi orang lain. Aku mempercayai bahwa, setiap kali kita menonton film, membaca novel, atau manga, kita akan menyukainya karena mereka memiliki jalan cerita yang bagus. Tapi, disamping itu, otak kita bisa memiliki lebih dari satu juta cerita fantasi yang muncul dengan sendirinya disaat kita sedang berimajinasi. Dan cerita fantasi milik kita itu, bisa jadi lebih menarik dari kebanyakan kisah yang sudah ada di dalam film, novel dan yang lainnya.
And now, let me tell you about some fantasy. Let's start my own Once upon a time….
PART 1
Ada dua orang sahabat yang besar dan tumbuh bersama. Sejak kecil mereka sudah banyak mendengar banyak cerita dongeng yang disampaikan oleh guru mereka di sekolah. Cinderella, Snow White, Sleeping Beauty, dan dongeng lainnya. Tak seperti kebanyakan anak yang akan menyukai kisah tentang seorang puteri, pangeran, prajurit, peri. Kedua sahabat ini tak begitu tertarik dengan kebanyakan kisah tersebut. Mereka menganggap kisah itu hanyalah dongeng murahan yang dikarang oleh orang tua untuk membuat anak mereka senang dengan akhir yang bahagia dari dongeng tersebut. Dan hal itu membuat banyak orang melupakan kenyataan bahwa ada banyak kejadian tragis dalam setiap kisah.
" Bahkan di dalam dongeng sekalipun, ada banyak pertumpahan darah. Dan tak selalu berakhir bahagia. " Ujar Luhan, yang saat itu telah berusia 17 tahun.
Sejak usia 13 tahun, Luhan dan sahabatnya, Sehun, sudah banyak membaca dongeng-dongeng original dari para penulis hebat di masa lalu. Dan semenjak itu, mereka menjadi pecinta dongeng original. Karena menurut mereka kisah yang tak diubah itu akan lebih menarik, dan akan membuat karya si penulis asli itu tak ternodai dengan kisah bahagia yang dilebih-lebihkan.
" Semalam aku bermimpi, suatu saat nanti persahabatan kita akan diuji. " Ucap Sehun pada sahabatnya yang sedang berbaring dihadapannya sambil membaca buku.
" Oleh seseorang, kan ? Kita tak perlu takut karena persahabatan kita tak mungkin berakhir begitu saja. " Kata Luhan.
" Bagaimana kalau dia bukan seseorang ? Karena aku pikir, dia bukan seorang manusia. " Lanjut Sehun. Luhan menutup buku yang sedang dia baca dan mengangkat tubuhnya, kini dirinya duduk berhadapan dengan Sehun.
" Apa maksudmu ? " Tanya Luhan.
" Aku tak tahu pasti, yang kulihat hanyalah sebuah tempat yang menyeramkan. Seperti neraka. Jadi aku pikir, orang itu adalah iblis. Bukan manusia. " Jawab Sehun, Luhan pun tertawa lebar saat mendengar perkataan sahabatnya itu. Sehun hanya dapat menatap Luhan dengan ekspresi anehnya, karena menurutnya tak ada yang harus ditertawakan.
" Dengar, di mimpiku aku tak melihat neraka ataupun iblis. Jadi kau tak perlu khawatir. Lagipula, 'Neraka itu kosong, semua iblisnya ada disini'. " Ucap Luhan sambil melipat kedua tangannya di dada, bertingkah seolah perkataannya barusan sangatlah terdengar mengesankan.
" Shakespeare, huh ? " Tanya Sehun sambil menunjukkan wajah ekspresi konyolnya di hadapan sahabatnya yang suka sekali mengutip kata mutiara dari William Shakespeare.
" Hem-hem. " Luhan menganggukkan kepalanya.
" Hah… kalau mengatakan hal itu, bisa jadi kau adalah salah satu dari iblis yang meninggalkan neraka dan pergi ke bumi. " Kata Sehun sambil berdiri dan mendekati rak buku besar berisi buku-buku miliknya dan Luhan yang mereka koleksi dari beberapa tahun yang lalu. Buku-buku itu kini telah memenuhi seisi ruang perpustakan yang dibuat khusus oleh orang tua mereka untuk dua anak laki-laki pecinta buku ini.
" Apakah ada iblis setampan diriku ? " Tanya Luhan.
" Tampan ? Wajahmu lebih mirip seorang gadis kecil yang siap dimakan oleh seekor serigala kapan saja. " Jawab Sehun sambil mengambil salah satu buku yang ada di rak. Mendengar perkataan menyebalkan dari sahabatnya itu, Luhan pun melemparkan buku yang ada ditangannya kearah Sehun.
" Hei hati-hati ! Buku ini sulit didapatkan. Kau tidak ingin kita kehilangan salah satu dari koleksi kita, kan ? " Ucap Sehun sambil menyimpan buku yang dilemparkan Luhan tadi ke tempat dimana seharusnya dia berada.
Luhan kembali berbaring, dirinya menatap ke setiap sudut ruang perpustakan yang berukuran tidak besar dan tidak kecil itu. Sudah hampir 3 tahun ruangan sederhana itu berada di halaman belakang diantara rumahnya dan rumah Sehun, perpustakan itu satu-satunya tempat dimana Luhan dan Sehun menambah pengetahuan mereka dan sesekali tenggelam dalam setiap cerita yang mereka baca. Di tempat itu juga mereka selalu berbagi mimpi. Baik ataupun buruk, mimpi keduanya selalu berhubungan. Salah satu dari mereka akan bermimpi tentang suatu bayangan akan sebuah kejadian, dan yang lainnya akan memimpikan kejadian yang akan melengkapi mimpi tersebut. Dan terkadang, apa yang mereka mimpikan itu adalah kejadian nyata yang akan mereka alami. Tapi mimpi memang tak pernah sempurna, jadi yang mereka lihat hanyalah sebuah potongan kejadian yang belum selesai.
" Jika suatu saat persahabatan kita benar-benar diuji, menurutmu apa yang akan terjadi dengan perpustakaan ini ? Aku ataupun kau, mungkin tak akan datang kesini karena pada saat itu kita tak akan berani bertemu satu sama lain. " Gumam Luhan. Sehun kembali menunjukkan ekspresi anehnya dan duduk di samping Luhan.
" Kau sendiri tadi yang bilang kita tak perlu mengkhawatirkannya, sekarang malah kau yang serius membahasnya. " Kata Sehun.
" Aku kan hanya bertanya. "
" Sudahlah, lebih baik kita bicarakan ini. " Sehun menunjukkan sebuah kotak berukuran sedang berwarna keemasan di depan wajah Luhan.
" Tabungan kita ? " Tanya Luhan, dan Sehun pun menganggukkan kepalanya.
" Tahun depan kita sudah berada di kelas 3 SMA, bukan ? Sudah waktunya membicarakan rencana kita ini. " Jawab Sehun.
" Memangnya tempat apa yang ingin kau kunjungi ? Hong Kong ? Bangkok ? Bali ? Sydney ? " Luhan memberikan beberapa pilihan yang menurutnya tepat. Tapi Sehun sibuk menimbang perkataan Luhan tersebut dan sibuk menggarukki dagunya dengan jari-jarinya.
" Hmm…. " Sehun bergumam sendiri sambil memasang derp-face andalannya, " apa ada tempat yang lebih indah dari itu ? Yang pantainya lebih menakjubkan dari Caribbean, yang keajaiban hutannya melebihi Borneo, dan yang keindahan kotanya melebihi Paris. Sebuah tempat seperti itu, mungkin…. "
" Hahahaha….. " Luhan menertawai sahabatnya itu, " tempat seperti itu hanya ada di dalam kepalamu saja ! That's your fantasyland ! " Ucapnya.
" Yah, aku hanya berharap saja. " Kata Sehun.
" Yang terpenting adalah kita harus membuat kotak ini penuh. Dan setelah lulus SMA nanti, kita pasti akan berangkat ke suatu tempat yang indah. Ini sudah kita rencanakan sejak kelas 1, jadi jangan lupakan janji ini, oke ? " Luhan menjulurkan tangannya pada Sehun, dan Sehun pun menjabatnya.
" Oke… tak mungkin aku lupakan." Ucapnya.
Walau persahabatan kita akan diuji, aku harap kita tak melupakannya. Batin Sehun.
TO BE CONTINUED
Jeng..jeng ! This is the end of part 1... disini, emang belum keliatan cerita ini bakal nyeritain tentang apa aahaha sengaja (pengen bikin penasaran ceritanya),maafkan fantasi dari author yang tak jelas ini.. it's okay, huh ? yang terpenting, this story is mine... it's come from my brain...
LANJUT or NOT ? Tolong Review nya ya ^^ Review kalian akan sangat amat membantu kemampuan menulisku yang minim ini. Thanks for Reading !
" If a story is in you, it has got to come out. " - William Faulkner
