Halo semua,

Perkenalkan saya Maitra.. Ini adalah fanfic pertama saya, saya harap semua bisa menyukainya..

Terimakasih

Please enjoy the story..

Discalimer : I don't own Harry Potter

Chapter 1

"Yang memiliki kekuatan untuk menaklukkan Pangeran kegelapan sudah dekat…dilahirkan kepada mereka yang telah tiga kali menantangnya, dilahirkan bersamaan dengan matinya bulan ketujuh…

dan Pangeran Kegelapan akan menandainya sebagai tandingannya, tetapi dia akan memiliki kekuatan yang tidak diketahui Pangeran Kegelapan…

dan salah satu harus mati di tangan yang lain, karena yang satu tak bisa hidup sementara yang lain bertahan…

Yang memiliki kekuatan untuk menaklukkan Pangeran kegelapan dilahirkan bersamaan dengan matinya bulan ketujuh…"

Dumbledore terkejut melihat dan mendengar wanita di depannya Sybill Trelawney yang datang kepadanya untuk melamar pekerjaan. Awalnya Dumbledore tidak berminat mempekerjakan Trelawney, siapa yang bisa mempercayai seorang wanita yang berpenampilan nyentrik, dengan banyak gelang yang mencolok, syal yang dihiasi manik-manik yang berkilau, dan berkacamata tebal untuk mengajar anak muridnya. Well… Dirinya sendiri pun selalu berpenampilan nyentrik dengan mengenakan jubah panjang bermotif dan berwarna warni, tidak lupa disertai dengan kacamata bulan separonya. Namun pikirnya, penyihir mana yang tidak berpenampilan nyentrik jaman sekarang ini.. Alasan sebenarnya dia tidak berminat mempekerjakan Trelawney adalah karena dia tidak terlalu percaya terhadap ramalan. Dumbledore yakin bahwa takdir seseorang ditentukan oleh diri seseorang tersebut, bukan oleh ramalan,

Yang menarik adalah Trelawney membuat ramalan ini secara tidak sadar, ia hanya ingat bahwa dirinya sempat merasa aneh, dan mengira mungkin karena ia belum makan.

Dumbledore berpikir, seseorang yang membuat ramalan tentang Pangeran Kegelapan tidak bisa dia biarkan jauh darinya, siapa yang tahu kapan Trelawney akan membuat ramalan lainya yang berarti. Akhirnya Dumbledore memutuskan untuk mempekerjakan Trelawney. Lagipula, belum ada lagi yang melamar posisi guru ramalan, tampaknya hanya Trelawney yang berminat.

Setelah meminta Minerva untuk menunjukan kepada Trelawney dimana ia akan tinggal selama bekerja di Hogwarts, Dumbledore kembali ke kantornya, sambil memikirkan arti dari ramalan yang baru saja didengarnya. Seseorang yang berani menantang Pangeran Kegelapan berarti adalah orang-orang yang berasal dari pihaknya, kemungkinan besar adalah anggota Orde. Setelah beberapa saat, Dumbledore menyadari bahwa mantan murid-murid favoritnya dalam bahaya. Dumbledore bergegas menuju perapian..

James Potter Pov

"Seperti yang dikatakan Dumbledore, kita harus bersembunyi Lily dear.. Aku tidak mau ada sesuatu apapun yang terjadi kepadamu, dan kepada si kembar.."

"Iya James, aku hanya memikirkan ramalan ini mengarah kepada Harry, tapi tidak Jillian, mereka kembar, tapi tanggal lahirnya berbeda, Jilian tidak lahir pada akhir bulan ke tujuh, tapi justru di awal bulan ke delapan, tapi apakah yang kita rencanakan ini sudah benar?." Lily berkata kepadaku dengan mata yang berkaca-kaca

"Yakinlah sayang, yang kita lakukan ini adalah yang terbaik untuk Harry dan Jilian, untuk melindungi mereka berdua." balas James sambil mengecup kening Lily. Lily pun mengangguk pelan, dan menuju tempat tidur bayi dimana kedua malaikat kesayanganku, anak-anakku Harry dan Jilian, mereka tidur berdampingan, dan terlihat damai. Siapa yang menyangka salah satu anakku akan dihadapkan pada sebuah ramalan yang berhubungan dengan Pangeran Kegelapan.

Tidak lama kemudian, Sirius sahabatku yang paling dekat datang dan berkata, "Hai Prongs, Lils, bagaimana kabar kalian? Dan bagaimana kabarnya kedua keponakanku tersayang?" dia berkata dengan nada ceria seolah-olah kita sedang tidak dalam masa kegelapan. Lily pun langsung melotot kepadanya, karena nada nya yang ceria itu bisa saja membangunkan Harry dan Jilian, dan ketika si kembar sudah melihat uncle Padfoot kesayangan mereka, mereka akan susah untuk ditidurkan kembali, karena Sirius akan mengajak mereka bermain.

"Padfoot, syukurlah kau sudah datang, bagaimana?" tanyaku, tanpa menghiraukan pertanyaan-pertanyaan Sirius.

Sirius menghela nafas, kemudian menjawab, "Mereka setuju.." jawabnya singkat.