A/N : Whee… another day another fanfict. Penpik baru saia, yaah… entah kesambet apa bisa dapet ide buat fanfict kaya gini. N' inget aja dah, di sini ceritanya Sasuke masih ada walau sudah ada Sai dan para Akatsuki. Rada mlenceng dikit dari cerita asli, -memang- tapi… tapi… karena saya juga ingin menampilkan beberapa anggota Akatsuki dan juga Sai, jadi gini deh. Hehehe… well… happy reading!

Desc. : Semua Chara n' story yang akan datang milik para pemiliknya! ;) Tapi fict ini akan selalu menjadi milik saya untuk anda baca…

Fun in RolePlay World

Prolog

Di hari yang cerah bulan Juni, di Ruang Hokage sedang terjadi keributan kecil. Tim 7,8,9 dan Tim Guy berkumpul semua di sana, didampingi para pendamping kelompok mereka masing-masing.

"Serius Baa-chan?! Kau memberi kami liburan selama 3 bulan?!" seru Naruto kaget.

"Yaah… begitulah. Kurasa kalian akan membutuhkannya," ujar Godaime yang sudah dikenal dengan nama Tsunade itu.

"Tapi! Kenapa sampai kami semua?" tanya Sakura kecewa.

"Kan kalau yang berlibur hanya tim 7 aku bisa kencan sama Sasuke-kun!" batin nurani Sakura.

"Kenapa kau mengeluh jidat lebar? Kan udah untung nih dikasih liburan!" seru Ino.

"Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk menggaet Sasuke! Fufufu…" batin Ino.

"Tapi pasti ada apa-apanya nih dikasih liburan sepanjang ini…" batin Shikamaru curiga.

Ternyata yang berpikiran seperti itu tidak sedikit. Sasuke, Shino, Sai dan Neji pun berpikiran sama. Bahkan para sensei-sensei mereka, kecuali Guy tentunya.

"Woohoo! Kita akan jalan-jalan Akamaru!" ujar Kiba semangat.

"Apa aku boleh menggunakan liburan ini untuk berlatih Guy-sensei?" tanya Lee dengan mata yang berbinar-binar.

"Oho! Tentu saja Lee!" Balas gurunya tak kalah berbinarnya. (?)

"Eits, tapi tunggu dulu!" ujar sang Godaime dengan lantang.

Semua mata langsung tertuju padanya. Perasaan cemas melanda beberapa orang di ruangan itu.

"Whoa… tenang semua! Aku tidak akan sekejam itu memberi kalian tugas dalam liburan ini," ujar Godaime sembil tersenyum jahil, seperti sudah tahu apa yang ada di pikiran teman-teman kita ini.

"Jadi ada apa, Baa-chan?" tanya Naruto.

"Ehem… di Suna, sepertinya sedang ada tempat yang menarik," ujar Tsunade.

"Suna?" gumam Sasuke pelan.

"Eh? Tempatnya Gaara, ya?" ujar Naruto semangat.

"Nah, gitu tahu. Nah, di Suna, mereka menemukan sebuah alat yang dapat mengirim kalian ke berbagai dunia! Dan kazekage mengundang kalian untuk datang!" ujar Tsunade.

Semua bertukar pandangan heran dan bingung.

"Maksud Baa-chan?" tanya Naruto lagi.

"Lah! Udah! Ga usah banyak tanya lagi! Kalian akan berangkat ke Suna besok! Siap-siaplah dan hadapilah tembokmu! Eh… salah… hadapi liburanmu! Hehehe…"ujar Tsunade.

Semua hanya swt dan pamit pergi. Naruto yang sudah punya janji makan ramen bersama Iruka segera menuju ke warung ramen favoritnya itu.

"Iruka-sensei! Maaf terlambat!" seru Naruto sambil mendudukkan dirinya di kursi warung itu.

"Oh, Naruto! Tidak apa, ayo makan. Aku traktir untuk hari ini!" ujar Iruka yang sepertinya sedang kaya, karena bisa membiayai Naruto makan ramen, hehe… tahukan dia makan berapa banyak?

"Tadi kamu ke kantor Hokage ngapain Naruto?" tanya Iruka.

Naruto segera menelan ramen yang ada di mulutnya, "Oh! Aku dikasih liburan! 3 bulan!" seru Naruto.

Iruka tampak kaget -reaksi yang diharapkan-, "3 bulan?!"

"Yap!" Naruto menyeruput sup yang ada di mangkoknya, "Paman 1 mangkuk lagi!" ujar Naruto, "Dan kami akan dikirim ke Suna untuk liburan."

"Suna? 3 bulan? Wah… aku akan merindukanmu," ujar Iruka lembut.

Naruto nyengir, "Ehm… aku juga kok! Hehehe… karena itu! Aku akan makan ramen sebanyak yang aku bisa hari ini! Paman! 1 mangkuk lagi!"

Naruto makannya kilat, bused dah.

"Hati-hati jangan sampai kamu sakit perut besok," ujar Iruka memperingatkan.

Keesokan harinya, semua sudah siap dengan perbekalannya masing-masing.

"Halo mina!" sapa Kiba yang baru saja datang.

"Ki… Kiba-kun. Kau hampir saja terlambat…" ujar Hinata.

"Sori, Akamaru agak rewel tadi pagi," ujar Kiba nyengir.

"Rrr… Auk!"

"… jangan ganggu seranggaku…" gumam Shino sambil menatap Akamaru dengan tajam karena bermain-main dengan box serangga yang dibawanya.

"Lee! Jangan push-up di sini!" tegur Ten Ten, "Neji! Bantuin negurin dia dong!"

Neji hanya diam saja melihat Lee yang push up di depannya, mengabaikan Ten Ten karena ia rasa itu tidak ada gunanya. Dan benar saja, ternyata Lee telah menyelesaikan pemanasannya saat Ten Ten selesai berbicara.

"Krauk… krauk…"

"Chouji! Kamu itu belum sarapan apa?" tanya Ino.

"Ngemil kan tidak ada salahnya, Ino. Hehehe…" ujar Chouji sambil menikmati keripik kentangnya.

"Zzz… zzz…" Shikamaru. Biasa… snoozing everywhere, everytime. –Sok Pake Inggris-

Saat semua sudah datang, salah satu anggota tim 7 ada yang terlambat, "Di mana Naruto?! Dia terlambat!" ujar Sakura kesal.

"Bahkan Kakashi-sensei sudah datang!" batin Sakura.

"Aku tidak akan bingung kalau dobe itu yang terlambat…" batin Sasuke tidak begitu peduli.

Sai dengan santainya masih nggambar-nggambar di deket pohon.

"Ehem… baiklah, kita akan berangkat sebentar lagi. Ceklah perlengkapan kalian masing-masing. Ini akan menjadi perjalanan 2 hari 1 malam," ujar Kakashi menjelaskan.

Tiba-tiba dari kejauhan terdengar derap larian seseorang.

"AAAA!! Aku telaaaat!!" seru Naruto.

"…"

"Eh? Udah mau berangkat ya?" ujar Naruto tanpa rasa bersalah.

"Naruto! Kenapa kamu bisa sampai telat begini?!" ujar Sakura marah.

"Ehehehe…sori Sakura-chan!" ujar Naruto nyengir.

"Aku ga bisa bilang karena aku harus ke kamar mandi dulu… ugh… harusnya aku nurut sama Iruka-sensei…" batin Naruto nyesel.

"Baiklah, karena sudah hadir semua, kita berangkat sekarang saja," ujar Kurenai.

"Mari kita berdoa dulu sebelum berangkaaattt…" ujar Guy. –Mank ini study tour?-

Setelah keheningan yang penuh kecanggungan, akhirnya mereka pun siap untuk berangkat.

"Ayo kita songsong Suna dengan kecepatan dalam 1 hari!!" seru Guy.

"Ooough!!" Lee dan Naruto semangat '45.

"Oi… oi… mikir pake otak dikit deh…" ujar Kakashi geleng-geleng kepala.

-x-x-x-x-x-

)-Time skip-(

2 hari 1 malam kemudian…

"Akhirnya sampai juga!!" seru Naruto girang.

"Bused… bener-bener… di sini dingin sekali!" ujar Ten Ten.

"Ternyata kalau malam, padang pasir itu memang dingin," ujar Sakura.

"Padahal kita sudah pakai jubah," ujar Kiba menambahkan.

"Baiklah, kita akan segera menuju ke rumah Gaara, jagalah kesopanan kalian saat kalian tiba di sana," ujar Kurenai.

Lalu mereka pun akhirnya tiba di rumah Gaara.

"Selamat datang," sapa Temari, "Hmm… aku tidak yakin rumah kita ini akan bisa menampung kalian… tapi… ayo masuk dulu," ujar Temari.

"Ah, kalian sudah datang, tunggu sebentar, ya. Gaara belum kembali dari kantor Kazekagenya," ujar Kankurou yang tampak sibuk mengurusi kugutsu-nya.

Semua hanya mengangguk-angguk saja dalam diam.

"Hmm….. begini saja, karena kita akan melakukan kegiatan kita besok, jadi…" Temari memandangi satu per satu wajah para pejuang (?) kita.

"Oke, cewek-cewek akan tidur bersama di ruanganku dan ruangan Kankurou. Nanti gambreng aja nentuinnya ya, hehehe," ujar Temari nyengir, "Dan untuk cowok-cowoknya, tidur di kamar Gaara dan di ruang tamu ini. Untung saja ruang tamu cukup besar dan dapat menampung kalian semua. Yaah… walau agak pas-pasan," ujar Temari sambil mengarahkan pandangannya ke Chouji.

"Naah, sekarang aku akan menjelaskan apa yang akan kalian hadapi besok," ujar Kankurou yang tampaknya sudah meninggalkan kugutsunya yang berantakan.

Sekarang semua sudah berada di berbagai tempat di ruang tamu rumah sang Kazekage. - Yaah… you can't expect them to sit in sofa together, right? -

"Para peneliti Suna menemukan teknologi kuno di sebuah gua di daerah padang pasir. Nah, setelah kami teliti, ternyata alat itu dapat digunakan untuk… hmm… semacam berubah peran begitu," jelas Kankurou.

"Hee?? Maksudnya?" tanya Naruto.

"Hmm… gimana ya? Misalnya aja kamu ke dunia lain dan tiba-tiba kamu menjadi… Sasuke," ujar Kankurou.

"Ekh?! Aku ga mau jadi TEME!" seru Naruto.

"…" Sasuke pasang tampang acuh tak acuh.

"Cuma misalnya! Semangat banget sih," ujar Kankurou sambil nyengir, "Yaah, pokoknya begitu. Anggap saja ini seperti permainan RPG," ujar Kankurou.

Semua pasang tampang bingung.

"RPG?"

"Addooohh… masa sih kalian ini sampe gaptek begini!" ujar Kankurou tidak percaya.

"RPG itu singkatan dari Role Play Game. Semacam permainan dengan mesin begitu, kalau percobaan ini berhasil, kami berniat untuk meluncurkan permainan ini ke seluruh dunia," ujar Temari.

Semua hanya ngangguk-ngangguk ga jelas.

"Ga gaptek dong, bukannya baru mau diluncurkan," gerutu Sakura.

"Yaah… salah ngomong. Anggap saja begitu, hehehe…" ujar Kankurou sambil nyengir.

"Tapi ada masalah…"

"Kita tidak tahu ke mana kalian akan dikirim," sambung suara seseorang yang sudah dikenal oleh orang-orang yang ada di rumah itu.

"Gaara!" seru Naruto girang.

"Apa maksudmu tidak tahu ke mana kita akan dikirim?!" seru Shikamaru yang menanggapi hal itu dengan cepat.

"Iya! Kalau tidak tahu kami akan dikirim ke mana, kenapa kamu mengundang kami?!" seru Kiba.

"Ehmm… yaah… mengundang… yayaya…" Temari bergumam sendiri.

"Apa sih yang dikatakan Tsunade-sama pada mereka," batin Temari.

"Sudah kukatakan kan? Ini adalah alat baru," ujar Temari.

Semua terdiam.

"Kupikir kalian suka tantangan. Tapi… kalau kalian tidak mau juga tidak apa-apa," ujar Gaara, "atau… mungkin kalian memang tidak punya cukup nyali?" gumam Gaara lemah, tapi cukup untuk didengar beberapa orang di dekatnya.

"Uuuh!! Baiklah! Aku terima! Aku tidak takut! Dunia apa pun! Dunia ramen! Dunia Ninja! Apa pun!" seru Naruto dengan lantang tapi ga jelas.

"Kurasa aku butuh sedikit petualangan," ujar Sai sambil tersenyum.

"Huh… kalau aku tidak berani dengan hal macam itu, nama klanku akan dipermalukan," gumam Sasuke.

"Jangan remehkan kemampuanku!" ujar Kiba tidak mau kalah.

"A… aku akan berjuang!" ujar Hinata yakin.

"Yaah… mana boleh ninja Konoha membiarkan seseorang berbicara seperti itu pada kami," ujar Kakashi sambil tersenyum. Tapi dalam hati aura membunuhnya hampir keluar.

"Haa… mendoksei…"

"Jangan bilang kau juga takut," ujar Temari pada Shikamaru, nyindir ceritanya.

"Sori, ya. Kalau aku tidak ikut pergi… mungkin orangtuaku bakal menceramahiku lagi…" ujar Shikamaru malas.

"Terutama Ibuku…" batin Shikamaru.

Temari tersenyum kecil.

"Bagaimana dengan kalian yang lain?" tanya Gaara.

"Tidak mungkin aku akan meninggalkan Suna dengan tangan hampa…" ujar Neji.

"Ini adalah petualangan di masa muda!!" seru Lee semangat.

"Siapa tahu aku akan menemukan senjata yang menarik!" ujar Ten Ten senang.

"Nyem… nyem… kalau Shikamaru ikut, aku juga," ujar Chouji.

"Aku pasti akan ikut! Pasti seru!" ujar Ino.

"… baiklah. Aku juga ikut," ujar Shino.

Gaara tersenyum kecil, "So… it's decided."

"Baiklah! Sekarang kalian akan butuh istirahat! Selamat malam!!" ujar Kankurou.

-x-x-x-x-x-x-

"Ehm… Tsunade-sama?"

"Ya, Shizune?"

"Apa mereka tidak akan apa-apa?" tanya Shizune khawatir.

"Tenang, paling-paling mereka bakal mengeluh sebentar terus serius ngerjain tugas itu," ujar Tsunade santai, "Lagipula, mereka memang akan berlibur kan?"

Shizune bingung, "Ke mana? Bukankah itu adalah misi?" tanya Shizune bingung.

"Yaah, itu memang misi, misi yang disamarkan sebagai liburan tepatnya, tapi mereka akan mengunjungi berbagai… dunia bukan?" ujar Tsunade sambil menyeringai kecil.

"Terkadang aku memang tidak bisa mengerti cara pikir Tsunade-sama… kuharap mereka baik-baik saja," batin Shizune.

-x-x-x-x-x-x-

"Uwaah!! Ini laboratorium Suna?!" seru Naruto kagum.

"Baru saja dibangun, yang lama sudah mengalami kerusakan di sana sini," ujar Temari.

"Keren banget! Di bawah tanah kan?" ujar Sakura.

"Kami tidak menemukan tempat yang lebih baik lagi," ujar Temari tersenyum.

"Oh ya… kenapa sensei-sensei kita tidak ikut?" tanya Shikamaru.

"Mereka ada tugas lain," ujar Kankurou.

"Lalu di mana alat itu?" tanya Kiba.

"Ah, ya. Ikuti kami," ujar Temari, diikuti Gaara dan Kankurou.

Lalu mereka berjalan menyusuri sebuah lorong yang agak panjang, turun tangga 2 lantai, dan mereka memasuki ruangan ke 3 lantai itu. Ruangan itu terlihat lebih kotor daripada tempat-tempat yang mereka lalui tadi. Di ruangan itu terdapat 15 kursi yang berjejer melingkari ruangan itu. Di dekat kursi pertama, di ujung ruangan terdapat mesin-mesin aneh yang tidak pernah dilihat oleh warga Konoha sebelumnya.

"Uwah… di sini kotor sekali!" ujar Ten Ten.

"Bukan hanya itu, lorong tadi juga. Banyak benda-benda aneh yang berserakan. Ada akar pohon lah, hewan kecil mati, hii…" komentar Sakura.

"Idih Gar, masa kamu ga pernah minta orang membersihkan tempat ini?" tanya Naruto polos.

Gaara menatap tajam ke arah Naruto, "Tempat ini baru dibangun Naruto. Dan jangan singkat namaku!" ujarnya kesal.

"Ehehe… gomen gomen…" ujar Naruto sambil nyengir.

"Hmph…"

"Alat-alat apa itu?" tanya Neji.

"Kursinya juga banyak sekali," tambah Sai.

"Mana ada alat seperti yang di salon itu loh. Yang buat steaming itu kan?" ujar Ino, tampaknya ia rajin ke salon.

"Itu adalah alat yang akan digunakan untuk RPG ini. Dan itu bukan alat untuk steaming rambut, nona!" ujar Kankurou membuat Ino tersindir sedikit.

"Silahkan kalian duduk di kursi-kursi tersebut," ujar Gaara.

Maka mereka secara acak menduduki kursi-kursi tersebut. Bingung apa yang akan terjadi, tapi mereka nurut saja.

Temari berdeham, "Aku akan jelaskan sekali lagi. Di RPG ini, ntar pasti akan ada peran utamanya, nah… kalian semua nanti akan mengunjungi berbagai dunia aneh yang mungkin kalian tidak akan pernah bayangkan."

Beberapa bersemangat mendengarnya. Tapi ada juga yang merinding dan tegang mendengar hal itu.

"Di berbagai dunia ini, kalian akan mendapat tugas yang disebut quest dalam permainan ini, selesaikan dan kalian akan mendapat hadiah. Setelah semua tugas selesai, barulah kalian bisa sadar dari RPG itu," ujar Kankurou.

"APA?! Jadi kalau kita tidak bisa menyelesaikan tugasnya kita akan terjebak di RPG itu selamanya?!" seru Naruto kaget.

"Hei.. hei… tenang. Tentu saja kami memang tidak tahu cara untuk mengeluarkan kalian dari RPG itu secara paksa, karena itu akan membahayakan jiwa kalian," ujar Temari.

"Jadi bagaiman nasib kita kalau begitu?!" tanya Sakura.

"Tenang. Tingkat kesulitannya kami buat very easy untuk percobaan pertama ini," ujar Temari

"Apa kau yakin?" tanya Sakura lagi.

"Kau takut?"

"Ti… tidak kok. Cuma saja aku tidak mau mati muda," ujar Sakura sambil menjulurkan lidahnya.

"Hm…" Temari tersenyum penuh kemenangan.

"Jangan khawatir. Tugasnya sangat mudah kok. Oh, ya. Tentang kesadaran kalian, kalian akan bisa mengendalikan diri kalian sepenuhnya jika kalian menjadi peran utama. Yang lain—"

Omongan Temari keburu diputus dengan teriakan dari beberapa anak di sana, "EEEH!!"

"Diem dulu!" seru Temari marah.

Siiing…

"Begini lebih baik…" gerutunya, "Ehem… yang lain tetap akan memiliki kesadaran kalian masing-masing, tapi, lebih ke penonton. Jadi peran kalian akan dijalani oleh komputer sendiri, tapi kalian tetap bisa mengawasi peran kalian masing-masing," ujar Temari.

"Oh, ya! Dan karena ini RPG, maka sang peran utama nanti jangan bingung, ya. Kalau sifat pemain lain berbeda. Walau sifat mereka masing-masing pasti ada yang kebawa," ujar Kankurou menambahkan.

Mengerti sekaligus bingung, itulah yang mereka rasakan saat ini.

"Yaah… praktek lebih baik dari pada teori," ujar Kankurou lagi.

"Oke, tentang sistem kerjanya, nanti kalian akan memasang benda yang seperti helm itu di kepala kalian. Nanti kesadaran kalian akan memasuki RPG yang sudah kami perbaiki ini," ujar Temari lagi.

"Tenang, kami akan tetap di sini untuk mengawasi jalannya RPG ini," ujar Kankurou.

"Kalian akan berpetualang selama 1 hari ini," ujar Temari, "Kalian pasti akan butuh istirahat juga," ujar Temari lagi.

"Kalian siap?" tanya Gaara.

"Osh!"

"Then… Let the adventure begin!!"

TBC to Part 1

-x-x-x-x-x-x-

A/N : Oke… prolog yang panjang. Gara2 ada penjelasan2 dikit tentang RPG :)) Apa anda-anda dong? Well… sperti kata Kankurou, praktek lebih baik daripada teori ;) Dan tampaknya teman-teman Konoha kita yang malang ini (?) ga tau kalau ini bukan liburan melainkan misi ;)) Ikuti ceritanya yaaa!! XD Doumooo…

Jangan ragu2 untuk memencet tombol di ujung kiri bawah ini untuk memberi saya review! XD Thanks!