Because Of Sora

Cast : Sasori, Sora, Deidara

Disclaimer : All characters not mine, but this story is mine

Summary : Sasori merawat putra semata wayangnya seorang diri. Bukan, dia buka seorang duda, bahkan dia belum sempat menikah. Dia meyakini Sora-putranya- benar2 anaknya dalam artian dirinya adalah ayah biologis sora walaupun fisiknya tak menunjukkan kemiripan sama sekali. Sasori tau siapa orang yang telah menghadirkan Sora untuknya. Tapi apakah orang itu mau mengakuinya dan kembali pada Sasori setelah apa yang ia putuskan tiga tahun lalu? Apakah Sora benar putra kandung Sasori? Bagaimana Sasori berusaha untuk membahagiakan Putranya denngan mengesampingkan perasaanya sendiri?

BlackRoseID

Akasuna No Sasori . Seorang ayah muda yang merawat putra semata wayangnya seorang diri. Sora, Akasuna No Sora, putra semata wayangnya yang tak pernah ia bayangkan akan hadir di dunia ini. Jagoan kecil yang memiliki mata bulat berlensa biru dan rambut pirang yang sangat cepat tumbuh sehingga dia terlihat seperti seorang gadis mungil berambut sebahu yang saat ini berusia 3 tahun. Sangat berbeda dengan penampilan ayahnya yang berambut merah khas keluarganya. Tapi siapa sangka jagoan kecil itu memiliki kepribadian seperti ayahnya ketika seumuran dengan dirinya. Ceria dan selalu tertawa dengan dikelilingi oleh keluarga kesayangannya.

Sasori mulai betingkah pendiam sepeninggalan kedua orang tuanya yang harus pergi terlebih dahulu menemui Kami-Sama dalam sebuah kecelakaan mobil saat dia berumur 5 tahun. Dan sikapnya mulai parah saat "kejadian" itu menimpa dirinya. Seakan hidupnya sudah berakhir, yang membuatnya frustasi selama beberapa waktu dan ditambah lagi kepergian Chiyo-baasan nya yang memang sudah tua.

Tapi semenjak ia bersama dengan Sora, sedikit demi sedikit es yang ada di dalam dirinya mulai mencair. Suasana dirinya kini mulai menghangat, mengingat ia harus berjuang untuk membesarkan putranya seorang diri. Ya … walau pun kadanng kala Ia harus sedikit merepotkaan sepupu Sabaku-nya untuk menjaga Sora ketika Ia harus bekerja.

"Tou-chaaaannnn "

Terdengar suara manja yang selalu merengek untuk menarik perhatiannya. Ya .. itu suara Sora dari ruang TV.

"Matte yo, Sora"

Sasori mendatangi jagoan imutnya yang sedang merengek untuk ditemani menonton acara kesukaannya pagi itu. Seperti biasa, Sora selalu berusaha mendapatkan perhatian Tou-channya setiap pagi hanya karena Tou-channya akan berangkat bekerja yang artinya dia akan ditinggal sendiri. Sora selalu ingin menghabiskan waktunya bersama Touchannya sepanjang hari. Dan ini sukses membuat Akasuna muda itu selalu tidak jadi berangkat bekerja karena Sora selalu berakhir menangis histeris jika ia tidak berhasil menemuka alasan yang tepat untuk meninggalkannya.

"Tou-chan, mau pergi kemana? Sora mau Tou-chan membacakan buku cerita Shukaku" Pinta Sora dengan muka yang sangat imut. Oh ayolah Sora wajahmu begitu menggemaskan sekali, mirip dengan seseorang yang sangat Tou-chanmu rindukan.

"Sora, Tou-chan harus pergi. Sora dengan Temari no bachan saja ya, nanti juga Shikadai no Niichan akan menemani Sora ?" Pinta Sasori dengan lembut.

Ya … Sasori selalu menitipkan Sora dengan sepupu tertuanya yang kebetulan tidak bekerja dan menjadi Ibu rumah tangga saja. Sepupu Sabakunya itu akan selalu dengan senang hati mengasuh putra mungilnya yang ceria itu. Temari, Sabaku No Temari atau sekarang berubah menjadi Nara Temari. Sepupunya yang membantunya merawat Sora sejak pertma kali balita mungil itu hidup bersamanya. Sabaku bersaudara, Sabaku No Temari, Sabaku No Kankurou, dan Sabaku No Gaara. Sabaku bersaudara itu dengan senang hati selalu ada untuknya disaat suasana hidupnya 'seperti ini'.

"Ja, Sora harus memakai sepatu dulu, setelah itu kita beranngkat ke rumah Bachan"

Kalimat singkat dari Tou-channya itu sukses membuat bibir mungil - yang entah bagaimana bisa mirip sekali dengan seseorang yang Sasori yakini sebagai Kaa-chan Sora- itu mengerucut imut.

Tak bisa tahan dengan ekspresi milik anaknya itu, membuat Sasori harus mensejajarkan diri dengan anaknya yang kini tengah merajuk di Sofa dekat dengaan posisinya tadi. Dengan sayang Sasori mencubit gemas pipi Sora yang diiringi dengan gerutuan putra mungilnya itu.

" itaidesu-yo Tou-chan" ucap Sora sebal

"Sora, Kau harus jadi anak baik, dan bisa membuat Tou-cha bangga. Dengan itu Tou-chan bisa membuktikan pada 'Seseorang' bahwa Tou-chan bisa merawat dan membesarkanmu degan baik, ini juga untuk membuktikan betapa besar rasa sayangku terhadap dirinya melalui dirimu. Wakarudeshou?"

Sasori, seharunya kau mengerti ucapanmu yang begitu dalam itu tak bisa dimengerti simungil yang saat ini hanya bisa memirigkan kepalanya sedang tangannya mengusap sayang pipi Tou-channya.

"Arigato ne, Sora"

Seolah mengerti dengan keadaan Sasori, Sora langsung menghambur memeluk Tou-channya dengan sayang. Sasori menepuk pelan punggung Sora beberapa kali sebelum melepaskan pelukan hangat anaknya.

"Kalau Sora jadi anak yang baik, nanti Tou-chan akan membawakan permen kesukaan Sora"

"Eung .. Eung" jawab Sora singkat dengan anggukan kepala yang sangat imut.

"Ayo,Sora. Temari No bachan sudah menunggumu pasti" ajak Sasori seraya menggandeng tangan mungil milik Sora.

BlackRoseID

Di sebuah kediaman yang sangat tenang pagi itu. Rumah sederhana yang begitu enak dilihat dipaagi hari. Terlihat seorang pria dewasa yang memiliki wajah baby face memasuki kediaman tersebut dengan menggandeng sosok mungil yang terlihat ceria dengan bersenandung kecil diiringi dengan tawa imut nya.

"SHIKADAI ,, cepat berangkat! Kau ini selalu saja seperti ini setiap pagi." Omel seorang wanita dewasa yang terdengar dari dalam rumah tersebut. Haaah … rutinitas pagi sebagai seorang ibu yang melihat anaknya dengan sikap malsa yang supernya itu setiap pagi.

"Hoooaaaam … mendoukusei na" gerutunya sebal milik seorang bocah berusia 13 tahun dengan rambut nanas persis milik Ayahnya berhasil menyambut kedatangan Sasori dan Sora pagi itu. Dengan malas diambilnya tas punggung milik bocah benama Shikadai itu dan disampirkan di pundaknya lalu tangan sebelah kanannya memegang jas almamater sekolahnya dengan asal.

"Aku berangkat, Tou-chan, Kaachan" dengan asal Nara muda itu melewati Sasori dan Sora yang sebal karena ketika lewat Shikadai dengan sengaja mengacak rambut simungil dengan gemas.

"NA, Shikadai, pakai dasi sekolahmu dengan benar! SHIKADAI?" teriak seorang wanita dengan rambut pirang yang diikat 4 dibelakang tatkalah melihat putranya itu hanya menyampirkan asal dasi sekolah di pundaknya.

Wanita beranak satu itu terlihat kesal dengan tingkah anak semata wayangnya yang kelewat malas. Persis seperti suami tercintanya.

"Aish … aku tidak tau kalo kelakuanmu yang seperti itu bisa menurun pada anakku dengan sempurna. Menyebalkan!" gerutunya sambil menghampiri suaminya yang ada beberapa langkah didepannya tanpa menyadari kehadiran tamu mungil yang saat ini hanya bisa melihat kearah dirinya seraya memiringkan kepala seolah dia hendak bertanya sesuatu.

"Berarti dia benar benar putraku kan?" Tanya pria dengan rambut nanas yang duduk santai dengan membaca Koran ditemani secangkir kopi. Nara Shikamaru, suami dari sepupu Sasori yang juga teman satu kantor di tempat Sasori bekerja.

"Terserah kau bicara apa, cepat berangkat ke kantor, kau pikir kau bekerja pada nenekmu bisa seenaknya datang dan pergi." Gerutu Temari. Lagi. Kali ini disertai dengan kedua tangan yang ia letakkan di pinggang rampingnya.

"Mendoukusei na. urusaiyo Temari." Sebal Shikamaru.

"Huh?"

"Ohayou" Sapa Sasori setelah beberapa menit dirinya sampai dan memasuki kediaman Nara yang sederhana tapi sangat nyaman suasananya

"Aaaah, kau sudah datang? Ohayou Sora-kun" Jawab Temari setelah menyadari adanya dua makhluk lain di ruangan tersebut. Sasori memang sudah terbiasa datang kerumah ini, terkadang tidak hanya untuk keperluan Sora saja, kadang Gaara juga mengajaknya mampir kerumah Temari, Nee-chan Gaara, hanya untuk meminum the bersama. Jadi wajar saja dia biasa keluar masuk ke kediaman Nara ini.

"Ohayou, bachan" sapa Sora imut

"Apa kalian selalu berisik di pagi hari?" Tanya Sasori sambil melepaskan tas milik Sora.

"Ah, gomenasai. Kau harus melihat hal yang seperti itu." Sesal Temari. Wanita ini merasa tidak seharusnya orang lain melihat bagaimana persoalan keluarganya yang sebenarnya, yaaaa walaupun Sasori dan Sora tidak bisa dianggap orang lain begitu saja.

"Iie, itu terlihat sempurna untuk sebuah keluarga." Sahut Sasori dengan pandangan lurus kea rah Sora yang sangat sulit untuk diartikan. Seperti merindukan suasana yang serupa, atau lebih tepatnya iri.

"ah, souka na?" Tanya Temari. Sungguh wanita cantik yang masih tetap ramping bahkan setelah putra pertamanya berumur 13 tahun itu terlihat agak bersalah.

"…"

"Ah, ja Shikamaru. Sasori sudah datang jadi kau juga cepat berangat bekerja bersamanya." Dengan asal Temari mendorong Shikamaru dengan pelan seolah menyuruhnya untuk cepat pergi, yaa untuk menutupi suasana canggung tadi.

"Hai, hai, aku berangkat" Jawab Shikamaru yang langsung berlalu melewati Sasori dan Sora.

"Sora, kau dengan Temari no bachan dulu ya, nanti Tou-chan akan menjemputmu sepulang bekerja" Kata Sasori seraya dengan memberikan tangan mungil Sora kea rah Temari untuk digenggamnya.

"Ittekimasu" Ucapnya sopan

"Iterashai" Jawab Temari dengan tersenyum.

"Ja Sora, kau mau bermain dengan ba-chan?

TBC/END

Hello … ini ff debut ya, jadi maklum kalau agak freak atau gaje banget. Ini murni karya ane yak. Cuma terinspirasi dari pict fanart ni couple.