Ada satu penyesalan dalam hidup Ino. Bukan, dia tidak menyesal terlahir dalam keluarga Yamanaka. Juga, ia sama sekali tidak menyesali bahwa ia terlahir dengan wajah rupawan dan kecerdasan yang tergolong di atas rata-rata. Ino tak terbiasa menyesali yang sudah terjadi kalaupun sekarang ia menyesal, hal itu karena ia merasa belum sempat memberikan yang terbaik bagi ayahnya.


REGRET? GREGET!

Disclaimer : I do not own Naruto. Naruto © Masashi Kishimoto

I don't gain any commercial advantage by publishing this fanfic. This exactly is just for fun.

Story © Sukie 'Suu' foxie.

Warning: Canon-setting. Ficlet.


Ayahnya kini sudah di surga. Perang dunia telah merenggutnya dari sisi Ino. Menyisakan kenangan serta satu pesan yang tak akan terlupakan.

Tentu saja, selama ini ayahnya sangat menyayangi Ino. Beliau begitu bangga pada putri semata wayangnya. Melihat pertumbuhan sang putri dari kecil hingga detik-detik perpisahan mereka, bagaimana bisa Inoichi tidak bangga? Ino menunjukkan kapabilitasnya sebagai seorang kunoichi yang bisa diandalkan! Ia telah tumbuh menjadi bunga yang cantik. Sayang, sekarang Inoichi tak bisa lagi menjaga putrinya dan memilah-milih serangga mana yang boleh mendekat.

Di mata biru kehijauan Ino mengambang kesedihan yang belum sempat tumpah. Di kepalanya kini terngiang kata-kata terakhir ayahnya. Perihal bunga bush clover simbol klan Yamanaka.

"Cinta yang positif," demikian kata Ino waktu itu.

Ayahnya tidak menyalahkan. Hanya saja, ayahnya lebih menekankan pada sifat Ino yang selalu menghargai persahabatan.

"Seandainya, waktu bisa berputar kembali," bisik Ino di tengah isak tangis di depan nisan sang ayah. "Ayah—aku akan…."

Seandainya waktu bisa berputar kembali, apa yang bisa Ino lakukan? Dari atas sana, Inoichi sudah tersenyum haru melihat sang putri—

"Aku akan lebih berjuang, berjuang mati-matian untuk mendapatkan Sasuke-kun dan memberikanmu menantu keluarga Uchiha, Ayah! Maafkan aku, Ayaaah! Aku terlalu mengedepankan persahabatan dan melupakan bahwa kau juga butuh penerus! Hiks. Aku belum bisa memberikan yangterbaik untukmu! Huweeeee!"

—sang … putri….

Oh, okay. Ino mah gitu. Harusnya Inoichi tahu.

Nah, saatnya kembali ke surga ya, Inoichi. Tidak usah cemas, meskipun salah menangkap pesanmu, putrimu pasti akan baik-baik saja.

Sudah ya. Bye.

.

.

.

***終わり***


Berakhir dengan gregetnya. Haha! Semoga terhibur! ;)

Reviews are always welcomed and much appreciated.

Regards,

Sukie 'Suu' Foxie

~Thanks for reading~