A/N : Kari is heeeeeereeeee!!!!
Akhirnya dimulai juga permainan kita. Aku bertugas bikin chapter 1 sebagai awal terbentuknya Saint-Holic ini. Mudah-mudahan ceritanya dimengerti, soalnya asal aja tanganku mengalir, jadi ga diliat-liat lagi. Hehe.
Disclaimer : Punyanya Masami Kurumada. Ceritanya punya kita bersama. Tapi khusus chapter 1 sih punya gw. Hohohohoho….
------------------------------------------xoxoxoxoxoxox------------------------------------------
Akhir-akhir ini, hari terasa semakin penat bagi seorang Scorpio Milo. Ia hanya mengurung dirinya dan gelisah dalam tidurnya. Tiap kali merenung dan melamun, pasti ia tidak bisa tenang, dan selalu merasa ada yang salah. Ia berusaha memikirkan apa yang salah yang terjadi dengannya, namun ia tidak dapat menemukan jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya, karena ia tidak mengerti apa yang terjadi.
"Kenapa ya, akhir-akhir ini aku jadi gelisah?" tanyanya pada diri sendiri.
Milo terbangun dari duduknya dan mulai mengitari kamar ruangannya dengan gelisah. Ia menggigit kuku ibu jarinya dan melihat sekeliling kamarnya yang gelap. Memang hari itu sudah beranjak gelap dan sinar rembulan pun redup menyinari malam. Gestur tubuhnya menandakan ada yang tidak beres, entah dari dirinya ataupun dari lingkungannya. Setahunya, walaupun bertarung dengan musuh sekuat apapun ia tidak merasa gentar, namun kali ini terasa lebih berbeda. Berhari-hari ia sulit tidur, padahal tidak ada aura cosmo yang mengancam dirinya maupun Dewi Athena yang dilindunginya. Ia merasa ancaman kali ini lebih besar dari itu.
Keringat dingin mulai mengucur deras dari pelipisnya. Kegelisahannya tidak kunjung usai. Dalam kekhawatirannya sekarang ia merasa harus membicarakan hal ini dengan seseorang, dan dalam pikirannya sekarang hanya ada satu nama.
Camus.
Milo tampak menyadari sesuatu.
"Camus??" Sekejab ia menghentikan semua gerakannya. Entah nama itu terbesit dalam pikirannya karena memang ia membutuhkan teman bicara untuk sekedar curhat, atau lebih buruknya terjadi sesuatu pada sahabat baiknya tersebut.
Ia beranjak dari kamarnya untuk segera menuju Istana sahabat kesayangannya. Malam itu benar-benar gelap, hanya secercah cahaya lilin yang berdiri teratur di sepanjang tangga menuntun perjalanan Milo melaju sampai atas. Angin pun terasa kering menyentuh kulitnya yang indah, serta mengibarkan rambutnya yang berkilau bergelombang. Tapi ia tidak berhenti berlari. Ia membiarkan angin deras menderu tubuhnya.
"Mau masuk angin kek, mau flu kek, yang penting sekarang ketemu dia dulu" katanya seraya menyibakkan rambutnya yang menghalangi pandangan matanya.
Milo mempercepat laju larinya, melewati istana kosong milik Aiolos dan Istana Capricorn Shura. Milo merasakan samar-samar aura cosmo kental dan tajam milik prajurit setia Athena itu, kelihatannya ia sedang terjaga di dalam sana.
"Baguslah, kelihatannya Shura tidak kenapa-kenapa. Berarti masalahnya bukan di dia." Pikir Milo.
Milo menapakkan langkah terakhirnya di halaman depan istana Aquarius. Malam itu Istana Aquarius terlihat gelap dan dingin. Memang biasanya juga dingin, tapi kali ini terasa ada yang lebih dingin dan pekat dari dalamnya.
"Oii... Camuuuus…" Milo mengetuk pintu istananya perlahan namun tidak ada jawaban.
Biasanya memang ia masuk sembarangan dengan muka ceria, tergopoh-gopoh menuju kamar sahabatnya, mendobrak pintu kamar dan menemukan Camus sedang terdiam sendirian sedang asyik menatap segudang buku yang ia pinjam dan dibacanya secara seksama. Setelah itu Milo akan memeluknya erat dari belakang serta merta langsung menceritakan pengalaman menariknya yang ia lalui hari ini dengan semangat, tapi pasti Camus sendiri akan terdiam sambil masih tetap menatap bukunya lekat dan hanya menjawab Milo dengan "Hmm", "Oh, gitu..", atau "Ya" dan tetap saja Milo tidak akan berhenti berbicara sampai semuanya ia keluarkan. Setelah semuanya selesai ia utarakan, cowok bertampang dingin itu hanya menoleh sejenak menatap wajah tampan sang Scorpio dan tersenyum simpul, lalu ia kembali membaca buku di hadapannya. Tapi bagi Milo, itu sudah lebih dari cukup.
Namun kali ini ia sedikit lebih berhati-hati. Ia mengetuk sekali lagi namun tetap tidak ada jawaban. Milo mengernyitkan dahinya dan menghela nafas. Ia mencoba menempelkan telingannya pada pintu, berharap ada suara tapak kaki yang terdengar.
Sang Scorpio sedikit sangsi, karena ia tidak merasakan cosmo sahabatnya.
Samar-samar ia mendengar suara tapak kaki dan semakin lama semakin jelas. Milo menempelkan kembali telinganya lebih lekat, berkonsentrasi untuk mendengar suara tersebut dari dalam.
"Milo, kamu ngapain?"
Milo terhenyak kaget. Ia langsung berbalik dan siaga menghadapi suara itu.
Di depannya berdiri lelaki tegap berambut kuning pendek mengenakan Gold Cloth yang menatapnya dengan senyum. Tidak lain dia adalah Aiolia, Saint Leo terpilih yang juga disayanginya.
Otot-otot tegang Milo seketika itu juga mengendur. Ia menghela napas panjang dan bersandar ke pintu Istana Aquarius yang besar dan terbuat dari emas.
"Lia, kamu ngagetin.." Milo terduduk dan melemaskan otot-ototnya. Ia tersenyum sekilas membalas senyum sesama Saint Athena tersebut. Kalau dipikir-pikir, beberapa hari ini Milo tidak dapat tersenyum secara natural. Pikirannya dipenuhi berbagai masalah yang menghantui dan sama sekali tidak jelas baginya.
"Menemui Camus, Milo? Kenapa tidak langsung masuk? Biasanya kamu langsung masuk tanpa permisi kan?" Tanyanya sambil mendongak melihat sekitar pintu bertatahkan emas tersebut.
Milo cuma bisa tertawa kecil, masih tetap terduduk di lantai marmer yang dingin. Sementara Aiolia mendekati Milo dan berdiri menyandar pada pintu tersebut
"Ada yang kupikirkan.." katanya sambil meregangkan kaki dan tangannya. "Aku takut berbuat salah jadi kali ini aku lebih baik mengetuk dulu. Tapi entahlah, aku tidak mendengar suara apapun dari dalam."
"Mungkin dia pulang kampung ke Siberia" tanyanya
Milo mendongak menatap temannya, mengernyitkan keningnya
"Mungkin.." katanya lagi hati-hati.
"Kalau pulang biasanya ia bakal memberitahukan padaku terlebih dahulu. Manusia satu itu tidak pernah pergi tanpa pamit" Milo menatap pemandangan alam kota dari halaman Istana Aquarius. Walaupun langit terlihat mendung namun mereka masih dapat melihat samar-samar sinar bintang.
"Hmpf…" Aiolia tertawa lagi. "Kalian dekat ya?"
Milo kembali hanya meringis dan mengangkat bahunya.
"Sudahlah.. Kau sudah tau dari dulu kalau kami memang dekat" Milo memukul ringan kaki Aiolia yang berdiri di sebelahnya. "Ngomong-ngomong, kamu sendiri dari mana? Tidak biasanya ke atas?" tanyanya.
Roman muka Saint Leo tersebut tiba-tiba berubah. Milo hanya mengamatinya, menunggu jawaban dari bibirnya. Sekilas ia merasa ada yang tidak beres.
"Aku baru dari istana Athena di atas." jawabnya.
"Kau dipanggil?" Milo kembali bertanya.
"Ya, begitulah." Aiolia mengangkat bahunya. Ia juga merasa tidak jelas mengapa dirinya dipanggil.
"Entah kenapa, Athena-sama memanggilku. Biasanya ia memanggil Mu duluan sebagai penasehatnya, tapi nampaknya Ia tidak ada di tempat." katanya tersenyum, kembali menatap bintang di kejauhan malam.
"Tidak ada di tempat? Aries Mu yang itu?" Milo memandang heran temannya.
"Aku tidak tahu apa dia sedang sibuk atau tidak, tapi daripada aku membiarkan Athena-sama menunggu, jadi aku menggantikan Mu untuk ke Istana untuk menjalankan titah." Aiolia melepaskan senderannya dari pintu Istana Aquarius, menghadap ke arah sang Scorpio yang masih terduduk.
"Lalu??"
"Aku sedikit merasa aneh. Karena Athena-sama yang baru saja memanggilku tiba-tiba hilang dari istananya." katanya heran.
"Serius??"
"Beneran. Aku sudah mencari ke sekeliling istana tapi aku tidak melihat tanda-tanda kehidupan. Merasakan cosmo orang yang paling lemah pun tidak, apalagi Athena"
Mereka berdua hanya berpandangan dalam diam, dan sama-sama mempunyai satu kesimpulan. Ada suatu hal yang tidak beres.
Rasa gelisah Milo kembali datang memenuhi pikirannya. Dengan sigap ia bangkit dari duduknya dan berusaha membuka pintu Istana Aquarius.
Cklek… Pintu tersebut dapat dibuka dengan mudah. Milo dengan tergopoh-gopoh segera memasuki ruang dalam menuju kamar sahabatnya. Aiolia yang tidak tahu-menahu apapun mengikuti Milo dengan bingung.
"Camuuuuuus!!!! Oooooooi!!!" teriakan Milo menggema di seluruh bagian dinding ruangan Istana yang besar itu.
"Milo, apa kamu tahu sesuatu? Kemana mereka pergi semuanya?" tanyanya kepada punggung Milo, karena cowo berambut gelombang panjang itu berjalan di depannya secepat yang ia bisa.
"Justru itu yang aku ingin tahu. Perasaanku sudah tidak enak sejak berhari-hari yang lalu" Milo mempercepat langkahnya. "Kupikir pasti ada apa-apanya. Maka kuputuskan untuk mengeceknya sekarang"
"Kau tidak mengecek sekelilingmu berhari-hari yang lalu? Bahkan Camus pun, orang yang tiap hari bertemu denganmu?"
"Athena-sama menyuruh kita para Saint untuk tetap berjaga di Istana masing-masing, kalau-kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tapi aku tidak menyangka kalau hal ini menyangkut para Saint, bukannya Athena."
"Kalau begitu, semua Saint hilang??" Tanya Aiolia lagi dengan bingung. Ia berusaha menyamai langkah Milo dan menatap muka lawan bicaranya tersebut.
"Kubilang aku belum mengecek. Yang kutahu hadir hanya Shura seorang. Kupikir cosmonya cukup mematikan bagi siapa saja yang berusaha main-main dengannya. Jadi dia masih aman-aman saja di Istananya"
"Oh..Oke.." Kata Aiolia setuju-setuju saja. Masih tetap berjalan cepat di sebelah Milo yang kini sudah mulai berlari.
"Terus tiba-tiba aku kepikiran Camus. Ga tau kenapa, tapi pokoknya aku pengen ketemu dia"
"Rindu kali??" katanya mengejek sambil tertawa kecil.
Milo dan Aiolia sampai di depan pintu kamar Camus, namun sebagaimana pun Milo berusaha, pintunya tetap tidak terbuka. Dalam perjuangannya, Ia melihat ada selembar amplop putih yang menyelip pada bawah daun pintu kamar.
Aiolia berlutut dan mengambil amplop tersebut. Milo mengamatinya dari balik bahu Aiolia. Amplop itu berwarna putih polos, tanpa nama pengirim
"Hari gini masih ada surat dari pengirim gelap??" Milo mencibir sambil mengambil amplop tersebut dari tangan Aiolia dan membolak-balik. Ia merobek paksa amplop dan mengambil isi suratnya.
"Oi, Milo. Mungkin itu buat Camus. Kenapa dibuka sembarangan? Ntar dia marah loh" Aiolia melihat sekeliling dengan ragu, takut kalau-kalau ada yang datang dan memergoki mereka.
"Ga akan. Aku tahu kebiasaan Camus" Milo dengan tenang membuka dan membaca isi surat itu. Aiolia mendekati Milo dan ikut melihat isi surat itu.
Kepada sahabatku tersayang,
Saat kamu membuka surat ini, maka dimulailah perjalananmu menuju kematian. Surat ini adalah kutukan-berantai. Tenang saja, sebab ini hanya permainan. Kamu tinggal memilih untuk meninggalkan permainan ini atau ikut sebagai peserta dengan cara mengajak teman lain untuk ikut bermain. Tentu saja masing-masing pilihan ada konsekwensinya. Kalau kamu mengikuti permainan ini kamu tinggal mengoper kutukan ini dengan cara mengirim surat dalam amplop putih tanpa nama dengan isi surat yang sama kepada 3 teman terbaikmu atau jika kamu melewati permainan ini maka kamu tinggal menunggu untuk melihat temanmu berada di dasar neraka untuk mengikuti hukuman karena kamu tidak mengajak teman terbaikmu untuk bergabung bersama kami. Di pilihan kedua ini kamu mempunyai dua pilihan lagi, yaitu dirimu sendiri mati, atau melihat teman terbaikmu mati.
Kamu akan diberi waktu satu minggu untuk mengirim surat ini. Pikirkanlah baik-baik. Sekali lagi. Surat ini adalah kutukan-berantai. Selamat mengikuti permainan. Kamu pasti akan menikmatinya.
Sahabatmu yang menyayangimu.
Tubuh Milo dan Aiolia terasa kaku membaca surat tersebut. Keduanya diam seribu bahasa. Lidah mereka terasa kelu, tidak sanggup berkata apapun. Mereka berdua saling berpandangan.
"Apa surat ini untuk Camus??" tanya Milo hati-hati, berharap Aiolia mengatakan jawaban 'tidak'. Namun Aiolia hanya diam dan tidak berkedip, tidak tahu harus menjawab apa.
Cahaya mata mereka terlihat redup dan was-was, tanda permainan ini sudah lama dimulai dan pasti ada seseorang yang menjadi dalang dari permainan ini.
------------------------------------------xoxoxoxoxoxox------------------------------------------
A/N : Tadinya aku pengen pemeran utamanya siapaaa gitu, yang penting ga Milo, Camus, Saga ataupun Kanon. Tapi ga bisaaa, emang aku cinta banget sama Aa Milo jadi dia tetep jadi pemeran utama di chapter kali ini. Hehehehe..
Tadinya juga mau buat humor, tapi malah jadi Angst. MWAHAHAHAHAHA!!!! Terserah deh, mau dilanjutinnya kaya gimana. Aku juga ga kepikiran. Asal tulis aja, jadi emang aku ga tau ni cerita mau dibawa kemana XD XD XD
Thanks banget buat semua yang mau ikut main di account Saint-Holic ini ya. Hohohohohoho….
I TAG : CeleronM (Dibikin ya, say…. MWAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!)
Tag to Go (choose random, dear):
urja shannan / yukitarina / pitaloka / ltifal / ovia / venus 07/st-chimaira kuo/ pichi dichi / seika hoshino
