Choose To Love You
.
.
.
.
.
a HAEHYUK Fanfiction
Request from Lee Haerieun
.
.
.
Donghae X Eunhyuk
Super Junior members
and other cast
.
.
.
Boys Love / Yaoi , Romance , Hurt/ Comport, Sinetron/?
Typo(s) bergentayangan, DLDR
.
.
.
DochiDochi present
.
.
Enjoy~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku dijodohkan"
Suaranya bergetar. Dan buliran bening itu lantas meluncur bebas dari mata beningnya saat dirasanya dekapan pada tubuhnya perlahan mengendur. Kemudian terlepas. Melangkah mundur dan terduduk lemas diatas ranjang. Namun sosok yang berdiri dihadapannya tak juga membuka suara.
"Katakanlah sesuatu Hae-ah hiks... Kumohon hiks jangan diam saja"
Sosok yang dipanggil Hae-Donghae-itu tetap diam. Keheningan menyelimuti dua manusia bergender sama itu. Hanya sesekali terdengar isakan lirih dari si manis. Hingga akhirnya Donghae membuka suara.
"Siapa ? Siapa dia ?"
Suaranya terdengar tenang namun tidak dengan hatinya.
"Choi Siwon"
Donghae tidak terkejut mendengar jika nama itulah yang akan keluar dari mulut kekasihnya. Eunhyuk pernah mengatakan jika orang tuanya mengenalkannya dengan seseorang bernama Choi Siwon. Dan entah mengapa perasaannya mendadak tak tengang kala itu. Namun Donghae tak mengira bahwa hal seperti inilah yang menjadi wujud firasatnya.
Choi Siwon, walaupun tak mengenal secara pribadi, tapi Donghae sangat mengetahui siapa Choi Siwon. Seorang garis keturunan keluarga Choi yang terhormat. Pengusaha muda, pemilik perusahaan terbesar seantero Korea Selatan. Orang sesempurna itulah yang akan menjadi suami Eunhyuk nanti. Donghae amat menyadari perbedaan mereka yang bagaikan langit dan bumi. Tidak akan mungkin jika dirinya yang hanya seorang barista mampu bersaing dengan seorang Choi Siwon, si manusia sempurna.
Donghae memejamkan matanya, berusaha menekan sesak didadanya.
"Terimalah perjodohan itu, Hyuk"
Kalimat singkat itu sukses membuat Eunhyuk mengangkat wajahnya dengan alis saling bertaut.
"Apa maksudmu, Lee Donghae ?" Ujarnya datar.
"Choi Siwon adalah orang yang pantas untukmu. Aku yakin dia bisa membuatmu bahagia"
"Bagaimana kau bisa berkata seperti itu, Hae-ah. Kau tahu aku sangat mencintaimu. Jadi mana mungkin aku bisa bahagia menerima perjodohan ini. Hanya kaulah kebahagiaanku, Hae-ah"
Eunhyuk berujar layaknya frustasi. Bagaimana tidak, jika kekasihmu sendiri menyuruhnmu menikah dengan orang lain.
"Aku juga sangat mencintaimu, Hyuk.
Tapi kau hanya akan menderita jika bersamaku. Aku tak memilki apapun selain cinta yang bisa kuberikan padamu"
Katakanlah Donghae pecundang. Tapi sungguh, Donghae hanya tak ingin Eunhyuk hidup menderita jika hidup dengannya kelak jika mengingat kehidupan Eunhyuk selama ini bisa dikatakan lebih dari sekedar berkecukupan.
"Omong kosong ! Jika maksudmu adalah harta, aku tidak butuh semua itu Donghae-ah. Aku bisa meninggalkan semuanya dan hidup bersamamu. Atau mungkin semua ucapan cintamu selama ini hanyalah kebohongan ?"
Eunhyuk menatap Donghae penuh intimidasi.
Donghae merasa hatinya mencelos mendengar ucapan Eunhyuk. Bagaimana bisa kekasihnya itu menganggap bahwa cintanya adalah kebohongan.
"Hyuk, dengar-
"Cukup ! Aku tidak mau mendengar apapun lagi"
"Hyuk-
"Kau pengecut Lee Donghae, aku membencimu !"
Eunhyuk menyentak tangan Donghae yang menjangkau tangannya.
"Baiklah jika itu maumu. Aku akan menerima perjodohan itu dan menikah dengan Choi Siwon"
Eunhyuk menjeda kalimatnya. Menatap tajam onyx sendu Donghae yang juga tengah menatapnya.
"Tapi jika saat itu aku masih hidup"
Tepat setelah menyelesaikan kalimatnya, Eunhyuk melangkah cepat menuju dapur di flat kecil Donghae. Dan pemuda tampan itu lantas menyusulnya Eunhyuk tak kalah cepat.
Mata sipit Eunhyuk bergerak- gerak cepat hingga akhirnya terpusat pada satu objek diatas meja. Dengan cepat diraihnya benda panjang berkilat itu dan diarahkan kerah lehernya.
"Hyukkie, apa yang kau lakukan ?!" Donghae berteriak panik melihat Eunhyuk menggenggam sebuah pisau dan berniat melukai dirinya sendiri.
"Diam ditempatmu, Lee Donghae !" Ancamnya sembari terus mendekatkan benda tajam itu pada lehernya.
"Kumohon Hyuk, jangan melakukan hal bodoh"
"KUBILANG DIAM DITEMPATMU ! ATAU AKU AKAN MENUSUKAN PISAU INI SEKARANG JUGA " Donghae menghentikan langkahnya, tak ingin mengambil resiko jika Eunhyuk benar-benar melakukan ancamannya.
"Hal bodoh kau bilang ?"
Eunhyuk berdecih. Menatap marah pada Donghae yang menatapnya penuh ketakutan.
"Lebih baik aku mati hiks jika kau sudah tidak menginginkanku lagi hiks" Eunhyuk kembali terisak.
"Tidak Hyuk, bukan seperti itu. Kumohon dengarkan aku dulu"
"Tidak ! Kau tidak mencintaiku Hae-ah, jadi untuk apa aku hidup" Eunhyuk sedikit menekan ujung pisau yang ia genggam sehingga mengakibatkan darah segar mengalir dari leher putihnya.
Donghae terbelalak atas apa yang Eunhyuk lakukan. Secara refleks namja itu melanghkah cepat kearah Eunhyuk dan merebut paksa pisau dari tangan Eunhyuk.
TRANG
Kemudian melemparnya kesembarang arah.
"KAU MAU MEMBUNUHKU, HAH ?" Lelaki brunette itu mendekap erat tubuh bergetar Eunhyuk walaupun namja manis itu terus berontak.
"Lepaskan aku hiks, biarkan aku mati hiks"
Donghae semakin erat mendekap tubuh kurus itu ketika ia kembali mendengar kata mati keluar dari mulut kekasihnya itu.
Sia- sia usahanya untuk lolos dari kungkungan kuat lengan Donghae pada tubuhnya. Eunhyuk akhirnya menyerah dan membalas pelukan itu tak kalah erat. Menangis sejadinya.
"Jangan tinggalkan aku, Hae-ah. Jangan tinggalkan aku hiks " Eunhyuk meremas kuat lengan Donghae yang memeluknya. Tangisannya teredam didada bidang Donghae.
"Aku disini, bersamamu" Donghae memejamkan matanya. Demi Tuhan, pemuda itu pun tidak ingin kehilangan Eunhyuk.
"Kumohon jangan melakukan hal yang membuatku hampir mati ketakutan, Hyuk"
Biarlah Donghae egois untuk saat ini. Biarkanlah ia tetap berada disamping pemuda manis itu dan menggenggan tangannya. Walaupun akan ada tangan lain yang juga akan menggenggam tangan kekasihnya, berdiri bersama dialtar dan mengucap janji suci pernikahan.
Tak peduli takdir apa yang akan ia hadapi kelak. Tak peduli jika Eunhyuk memang bukan takdirnya. Donghae rela selama cinta Eunhyuk ada untuknya. Itu sudah cukup baginya.
Donghae mengangkat tubuh Eunhyuk dilengannya. Membaringkannya diranjang single miliknya. Disingkirkannya poni Eunhyuk yang memanjang menutupi kening dan memberikan sebuah kecupan disana.
"Istirahatlah, aku akan mengambilkan obat untukmu"
Kecupannya kemudian turun ke kedua belah mata yang berair itu. Lantas hidung dan bibir Eunhyuk yang nampak pucat. Namun Eunhyuk menahan leher Donghae saat namja itu hendak menjauhkan wajahnya. Dan berganti dirinyalah yang mencium Donghae dengan lebih dalam.
"Jangan pergi, tetaplah disini" Eunhyuk berkata disela ciumannya.
"Tapi lukamu-
Eunhyuk tak memberinya ruang untuk bicara, namja manis itu terus mencium bibirnya semakin dalam.
Terbawa suasana, Donghae pun membalas ciuman Eunhyuk dengan lebih dalam dan menuntut. Hingga tanpa sadar namja itu membawa tubunnya keatas tubuh Eunhyuk. Namun pemuda tampan itu seketika menghentikan cumbuannya kala merasakan tangan dingin Eunhyuk meraba dadanya yang entah bagaimana caranya semua kancing kemejanya telah terlucuti.
"Ada apa, Hae-ah ?" Tanya Eunhyuk heran karna tiba- tiba Donghae melepas ciumannya.
"Maaf Hyukkie, tidak seharusnya kita melakukan ini" Donghae menggenggam telapak tangan Eunhyuk dan menjauhkannya dari dadanya.
"Kenapa, Hae-ah ?"
"Aku tak mungkin mengambil apa yang bukan menjadi hakku, Hyuk" Namja itu menggeleng pelan.
"Kau tidak menginginkanku ?" Eunhyuk berujar skeptis. Dan perlahan bangkit dari posisinya.
Donghae tertegun mendengar ucapan Hyukjae.
Hey, apa kata kekasihnya tadi ? Tidak menginginkannya ? Tentu saja Donghae menginginkannya. Sangat. Ia ingin menjadikan Eunhyuk sebagai miliknya, seutuhnya. Tapi kenyataan seolah menamparnya. Eunhyuk akan menikah, dan ia tidak ingin 'merusak' pemuda manis itu.
"Hyuk-
"Pergilah, aku memang tidak bisa mempertahankanmu disisiku. Setelah aku menjadi istri Choi Siwon nanti pasti semakin lama cintamu padaku pun akan menghilang. Dan kau bisa mencari orang lain untuk kau cintai. Jadi pemmph-
Ucapannya terputus saat Donghae membungkamnya dengan sebuah ciuman. Setelah sebelumnya ia merasakan tubuhnya terdorong kuat menghantam kasur tempatnya terbaring tadi.
Ciuman Donghae begitu lembut membuat Eunhyuk kembali terbuai dan merasakan sensasi aneh pada tubuhnya. Hingga namja tampan itu melepas ciumannya dan menatapnya begitu dalam.
"Maafkan aku"
Dan namja itu kembali menciumnya namun kali ini begitu dalam dan amat menuntut, Donghae tak tahu darimana ia harus memulainya, perlahan-lahan Donghae mulai memberanikan dirinya menyusuri tubuh Eunhyuk. Menyentuh lekuk tubuh sempurna pria cantik itu tanpa rasa sungkan sedikitpun. Eunhyuk yang begitu menikmati sentuhan Donghae pun mulai menggerakkan jemari lentiknya untuk melepas kemeja Donghae yang seluruh kancingnya telah terlepas semenjak tadi. Meraba dada bidang pria tampan itu dan merasakan kehangatan yang perlahan menjalari tubuh. Eunhyuk terengah setelah Donghae melepaskan tautan bibir mereka. Pria cantik itu tak peduli lagi bagaimana keadaannya saat ini. Kala merasakan bahwa Donghae benar-benar siap menyatukan diri, Hyukjae memeluk tubuh kokoh kekasihnya itu dengan erat. Memejamkan matanya rapat saat merasakan sakit dan sesak yang memenuhi tubuh bagian selatannya.
Eunhyuk tertawa layaknya frustasi di sela napasnya yang putus-putus. Merasakan sisa sensasi nikmat yang masih mendominasi tubuh lemasnya. Sementara Donghae segera menarik dirinya dari dalam tubuh Eunhyuk. Menarik selimut untuk menutupi tubuh nakednya dan juga Eunhyuk.
"Aku mencintaimu, Hae-ah" Dapat Donghae rasakan nafas hangat Eunhyuk yang menyentuh kulitnya saat namjanya itu menyusupkan wajah didadanya.
"Kau tahu aku mencintaimu lebih dari apapun, Hyukkie" Sebuah kecupan Donghae berikan pada pucuk kepala Eunhyuk yang semakin menyamankan posisinya dalam dekapan Donghae.
"Jadi, kumohon jangan pernah menyuruhku mencari orang lain untuk kucintai. Karena sampai mati pun aku tidak akan pernah bisa melakukannya"
.
.
.
Suara lonceng gereja terdengar nyaring bagai bersahut- sahutan. Lily putih itu berjajar indah di sepanjang dinding. Beberapa orang juga telah duduk dengan khidmat menyaksikan kejadian bersejarah di depannya. Gereja besar itu kini terlihat bersinar dengan ornament Lily putih yang indah. Seindah seseorang yang tengah berdiri dialtar dengan menggunakan tuxedo sewarna bunga Lily. Pemuda itu, Lee Donghae menyentuh helaian kelopak Lily putih yang terdapat di pintu masuk gereja. Bunga itu, Lily putih. Bunga kesukaan Eunhyuk, kekasihnya yang kini tengah berdiri dialtar dan sebentar lagi akan mengikat janji suci pernikahan dengan Choi Siwon.
Dengan langkah pelan Donghae mendudukan dirinya dideretan kursi paling belakang. Menguatkan hati dan perasaanya saat mendengar suara lembut Eunhyuk menjawab pertanyaan sang pendeta. Gada tak kasat mata seolah menghantam dadanya. Pemuda tampan itu memejamkan matanya tak ingin menyaksikan bagaimana Choi Siwon menyentuh bibir Eunhyuk yang kini telah sah menjadi istri pengusaha muda itu. Hingga saat pandangannya bertemu dengan tatapan Eunhyuk yang penuh dengan luka dan keputus asaan, Donghae berusaha tersenyum walau hatinya terasa begitu perih. Kemudian beranjak dari sana sebelum tembok pertahan yang ia bangun runtuh sia- sia. Saat menangkap gerak bibir Eunhyuk yang berucap 'Saranghae' tanpa suara.
'Nado saranghae,Hyukkie-ah'
Donghae mengusap setetes air mata yang jatuh menuruni pipinya tanpa diperintah. Pemuda itu tersenyum lirih, merasa bodoh karena menangis ditengah suasana bahagia. Tapi biarkanlah dirinya menangis saat ini. Hanya saat ini. Biarkanlah ia mencurahkan segala rasa sesak didadanya. Eunhyuk mencintainya, hanya mencintainya. Kepercayaan itulah yang Donghae genggam erat.
Donghae masih terdiam ditaman belakang gereja. Tak peduli dengan apa yang terjadi didalam gereja sana. Pria itu hanya ingin menenangkan hatinya. Duduk disebuah kursi kayu dimana terdapat sebuah kolam ikan didepannya. Hingga sebuah tepukan ringan dibahunya berhasil menarik jiwanya yang seolah terbang entah kemana.
"Donghae Hyung ?"
"Sajangnim ?"
"Berhenti memanggilku seperti, Hyung. Kau bahkan jauuuh lebih tua dariku. Tsk "
"Kau mengatakan kata 'jauh' itu dengan sangat berlebihan, Choi Minho. Kau pikir aku setua apa ?"
Minho hanya menampilkan cengiran lebar yang menunjukan gigi gingsulnya membuat Donghae berdecak jengah.
Orang yang kini mengambil tempat kosong disampingnya ini memang terkadang berlebihan.
"Jadi, apa yang kau lakukan disini ?"
"Kau sendiri sedang apa disini ?"
Merasa enggan untuk menjawab pertanyaan Minho, Donghae justru balik bertanya.
"Hari ini Hyungku menikah"
Jawaban Minho membuat Donghae membawa pandangannya pada penampilan Minho saat ini. Dan benar juga, Minho tengah mengenakan setelan jas resmi, sama sepertinya.
"Hyungmu ? Siapa ? Aku tidak tahu kau memiliki seorang kakak"
"Namanya Choi Siwon"
DEG
Katakan Donghae salah dengar barusan. Minho menyebut nama orang yang kini telah menjadi suami sah dari Hyukjae.
"Choi- Siwon... Choi..."
"Kau mengenal Hyungku, Donghae Hyung ?"
Nampaknya Donghae harus mempercayai sebuah pribahasa yang mengatakan jika dunia hanyalah selebar daun kelor. Bagaimana bisa ia tidak mengetahui jika Choi Minho, sahabat sekaligus pemilik kafe tempatnya bekerja part time adalah adik dari Choi Siwon. Sial ! Bahkan Donghae baru menyadari jika marga mereka sama.
"Bukan aku tak mau memberitahumu, hanya saja aku tak ingin orang berteman denganku hanya karna memandang statusku sebagai seorang Choi. Aku ingin-
"Choi Siwon... Lee Eunhyuk" Gumam Donghae memutus ucapan Minho.
"Ne ? Kau mengenal Eunhyuk Hyung juga ? Dia-
"Dia... kekasihku" Donghae menatap tajam Minho yang tengah dilanda keterkejutan.
"A-apa ?Eunhyuk Hyung-... maksudmu Hyukkie-.. itu- Astaga !"
Minho meresa kepalanya pusing tiba- tiba. Orang bernama Hyukkie yang sering Donghae sebut- sebut sebagai kekasihnya yang belum pernah ia lihat wujudnya ternyata adalah orang yang sama yang kini menjadi kakak iparnya.
"Astaga kepalaku"
.
.
.
Tbc
.
.
.
Apa iniiiiiiiiiiii ?
Untuk my lovely author Lee Haerieun, ini ff requestnya. Maaf kalo mengecewakan u,u
Seenggaknya hutangku udah tercicil/? ya 'Dee... dan untuk kelanjutannya gimana nanti aja yaaa... hahahaa... #Tring #Ngilang
.
.
.
.
~DochiDochi~
