Vocaloid © Yamaha. No commercial profit taken.


L'Amoureux

—the sixth trump of Major Arcana card; represent relationship and choices—


1! [ Instant ]

Megurine Luka pertama kali menemukan sosok Yukio Yuuma di sebuah pesta dansa yang disesaki para bangsawan. Pemuda itu tampan dengan satu set manik topaz dan rambut merah muda yang mewah. Dia berdiri di antara para pria ber-tuxedo licin, sesekali dilewati wanita-wanita cantik dengan tafetta dan kipas tangan warna-warni.

Mata mereka bertemu dan melebur di sebuah momen singkat.

Satu detik, dan Luka memutuskan jika ia menyukai Yuuma.


2! [ Complaint ]

Kau terlalu kaku, itu yang selalu Luka katakan pada Yuuma. Kau terlalu serius. Terlalu banyak berpikir. Terlalu sedikit bicara. Dan ada lebih dari sejuta lagi terlalu yang ada dalam daftar komplain Luka untuk Yuuma.

Namun, sebanyak apa pun komplainnya, Luka tidak pernah membiarkan Yuuma berubah untuk sebuah alasan sederhana: dia menyukai Yuuma yang seperti ini.

Kau orang paling aneh, Yuuma pernah berkata di suatu hari. Luka hanya tertawa menanggapi. Mau bagaimana lagi? Dia sendiri juga tak mengerti.


3! [ Drama ]

Untuk meramaikan Pesta Seni di acara ulang tahun sekolah, kelas mereka sepakat mementaskan drama Putri Salju dan Tujuh Kurcaci.

Atas dasar keadilan, peran ditentukan dengan undian. Kebetulan saja yang jadi pasangan putri dan pangeran adalah Luka dan Gakupo. Kebetulan saja Yuuma kedapatan peran jadi pemburu—figuran yang muncul beberapa sesi, kemudian ditikam ratu sampai mati.

.

.

Di hari pertunjukan, Luka dan Gakupo tampil begitu serasi. Seperti pasangan putri dan pangeran asli. Tangan mereka bertaut dan bibir mereka bertemu di sebuah adegan paling dinanti—ketika pangeran mencium sang putri.

Di belakang panggung, jauh dari teman-temannya yang bising menggumamkan beragam puji pada akting tak bercela pemain utama, Yuuma menendang properti. Emosi.


4! [ Future ]

"Apa yang akan kaulakukan jika sudah lulus nanti?" tanya Yuuma tiba-tiba di tengah acara melihat bintang mereka. Mereka duduk di bangku taman, berdua saja. Punggung saling bersandar, tatapan ke kubah malam. Scorpio berkedip pada mereka. Permadani hitam itu tampak begitu cantik.

"Apa, ya…." Luka menimbang-nimbang jawaban, namun tidak terlalu serius karena ia langsung menyerah. "Tidak tahu. Bagaimana denganmu?"

"Aku akan kuliah, cari pekerjaan dengan gaji layak, kemudian datang ke rumahmu."

"Buat apa?"

"Melamarmu, tentu."


5! [ Cycle ]

Luka selalu memberi sinyal pada Yuuma. Melalui tepukan-tepukan hangat di pundak. Melalui caranya memanggil nama Yuuma. Melalui suara tawanya yang berdering. Melalui sikapnya yang hangat. Melalui caranya menggerak-gerakkan tangan dengan resah saat Yuuma berada di luar, dan tak kunjung pulang meski semesta telah dibungkam gulita.

Hanya saja Yuuma, yang kerap mengasingkan diri, gagal menangkap itu semua sebagai tanda sebuah afeksi.

Bulan-bulan terus berganti, dan Luka memutuskan sudah menunggu terlalu lama. Jadi, dia pun berhenti mencoba, membuang semua sandi-sandi morse ke angin senja, berbalik pergi.

.

Yuuma hanya bisa mencoba mengartikan rasa kosong yang kerap mendatanginya akhir-akhir ini. Mencari jawaban paling rasional untuk menjelaskan perih yang perlahan namun pasti menggelayuti.

Dia hanya tahu semua kejanggalan ini bermula dari Luka yang pelan-pelan menyingkir dari kehidupannya.