Disclaimer:
Saint Seiya © Kurumada Masami
OCs © Author Sia Leysritt
Summary
"Para Half Bloods masih hidup. Mereka masih berkeliaran di sekitar kita seperti para Saint, prajurit Athena. Mereka bersembunyi, tidak memberikan identitas kepada siapapun karena tidak ada yang bisa dipercaya. Namun saat para Titan mulai bangun, mereka sadar bahwa mereka kini tidak bisa bertindak sendirian saja. Mereka butuh bantuan. Dan hanya Dewi Athena dan prajuritnya yang bisa memberi mereka bantuan itu."
Other Author OCs:
Shizen Areleous: Shimmer Caca
Ara Thea: Neo Tsukirin Matsushima29
Ringo: Neo Tsukirin Matsushima29
Sia Leysritt Present:
Halfbloods: Titan's War
PROLOG
Pluviose - Intro
Awal Mula
Di tengah hari berhujan di suatu kota di Jepang, dia berdiri di depan Tokyo Colisseum memegang sebuah payung berwarna biru di tangannya. Sang gadis bermata belang menatap hujan yang mulai turun dari langit yang telah lama menggelap. Butir-butir air mulai turun dari langit. Perlahan. Sangat perlahan, namun lalu berubah deras.
Udaranya dingin dan lembab, angin yang bertiup lumayan kencang namun sang gadis tak perduli. Ia menikmati setiap rintik hujan yang turun. Baginya, hujan adalah salah satu hal yang membuatnya tenang selain fotografi dan buku.
Oh ya, aku kenal gadis itu. Ia bersekolah di tempatku, untuk informasimu.
Hmm? Siapa aku? Aku hanyalah seorang pembaca cerita. Tak usah pedulikan aku, kawan.
Gadis itu berambut biru. Biru seperti laut. Matanya belang, mata yang unik sekali. Satu berwarna biru laut dan satu berwarna ungu lavender. Aquamarine dan Amethyst. Perpaduan yang jarang terlihat bukan? Tapi anehnya tidak terlihat kontras.
Gadis itu tengah mendengarkan sesuatu lewat headset-nya. Oh bukan, bukan lagu yang tengah ia dengarkan. Ia tengah menelpon. Ditelpon lebih tepatnya, oleh salah seorang temannya.
"Ya. Aku mengerti." Jawab gadis itu. Wajahnya serius. Ekspresi halus yang ia perlihatkan saat memandangi hujan turun tak lagi terlihat. Ia tampak serius mendengarkan lawan bicaranya. Ya, misi baru tengah menantinya dan ia harus mendengarkan tiap detail misi itu agar ia tak berbuat kesalahan.
Misi apa? Oh, itu masih rahasia.
Di sebelahnya seorang lelaki berambut hijau lumut baru saja keluar dari Collseum. Rambutnya berombak dan panjang. Matanya sewarna dengan rambutnya, warna hijau lumut yang tampak tenang dan lembut. Pria itu membopong sebuah kotak besi yang tampak berat tapi tampaknya sang Pria tak punya masalah saat membawanya.
Sang pria memandangi hujan yang tengah turun. Lumayan deras, dan ia tidak bawa payung. Ia tak menyadari gadis berambut biru di sebelahnya. Gadis bermata belang tadi yang mengenakan jaket, baju kaos dan celana hitam yang tengah memegang payung biru. Gadis itu mendekatinya, telah membuka payung dalam genggamannya.
"Hei."
Itu, hanyalah Prolog dalam kisah ini, sayang. Perkenalan kita pada Gadis bermata belang. Gadis Pulviophile yang cinta fotografi dan buku. Gadis Pulviophile yang juga punya rahasia besar. Rahasia itu, bermula dari cerita ini. Cerita yang terjadi, jauh sebelum pertemuannya dan lelaki berambut hijau lumut itu terjadi.
Kita akan kembali ke tujuh tahun yang lalu.
Saat di mana Gadis Pulviophile tersebut hanyalah seorang gadis kecil.
Gadis kecil yang telah terlibat dalam dunia mitologi para Dewa-Dewi.
Gadis kecil yang telah terjebak dalam Perang Titan.
Gadis kecil... Bernama Nasha.
Dan teman-temannya yang adalah... Half Bloods.
To be Continued
Pojok Penjelasan
Pulviophile = Pencinta Hujan
