[CHAP 1]

.

.

New FF !

Semoga dapat feel haha !

Dan saya benar Dik. Lullaby Dik yang gaya penulisannya telah berubah akibat hiatus. Better or not?

.

.

LullabyDik

Presents

.

.

"Tidak terasa kita akan menerima mahasiswa magang lagi. Hahh..." laki-laki bername tag Cho Kyuhyun yang tertera pada jas putihnya menghela panjang. Menyatukan jari-jarinya untuk menopang dahi. Rekan kerja Kyuhyun sekarang hanya tertawa kecil sebagai bentuk apresiasi keprihatinannya.

"Jangan terlalu dipikirkan Cho! Kau selalu membuat hal kecil menjadi besar." Ungkapnya sembari menepuk bahu Kyuhyun.

"Mereka selalu buat aku pusing. Apa sebenarnya yang mereka pelajari selama 4 tahun? Membaca resep saja tidak lancar. Bisa-bisa kasih obat yang salah dan akibatnya apa? Bukannya sehat malah jadi sakit. Siapa yang salah? Hah... mereka kira aku dosen. Tapi, kalau tidak diluluskan. Bersujud saja akan mereka lakukan."

Memang benar yang dikatakan Kyuhyun, tapi, menurut Donghae (rekan kerjanya), "Tidak semua Cho. Meski ya, kebanyakan seperti itu." tanggapnya.

Kyuhyun tidak berniat merespon apapun. Perang telah terjadi dibatinnya. Apa apoteknya tidak menerima mahasiswa magang saja? Atau dia memberi surat protes kepada Universitas yang bersangkutan?

Lagi-lagi Donghae tertawa kecil melihat rekannya berpikir terlalu keras. Sudah biasa.

"Hey, bisa kau lupakan sejenak? Kau tidak ada janjikan malam ini? Bagaimana kalau kau ikut aku? Aku punya tempat yang bisa memberimu ketenangan."

Lirikan mengintimidasi dilakukan Kyuhyun, entah mengapa, laki-laki berkulit putih pucat ini selalu curiga dunia luarnya Donghae. Mereka rekan. Bukan teman. Lagipula, ini kali pertama Donghae mengajaknya bertemu di luar tanpa embel-embel tentang Farmasi.

"Oh Come On! Kau kaku sekali. Kau benaran akan botak kalau tidak bersenang-senang!"

"Aku bersenang-senang. Jangan sok tau!"

Donghae melengos, "Baiklah baiklah. Kalau kau tidak mau juga tak apa."

"Aku tidak mengatakan tidak mau."

Alis Donghae terangkat satu, "Akh! Kau ini! Let's Go!"

=KYU=

Alunan musik dari lantai DJ telah membuai para penghuni klub malam di kawasan Jaegu. Mereka bergoyang secara abstrak, bukan menunjukkan keahlian kemudian mendapat juara; beberapa menggoda lawan atau sesama jenis; ada pula yang hanya duduk ditemani segelas vodka.

"Oh Cho. Kau keterlaluan! Bersenang-senanglah! Turun ke lantai dansa dan hilangkan segala pikiranmu itu." Donghae menghampiri Kyuhyun, sesaat melirik gelas vodka laki-laki itu, Donghae melengos sebab Kyuhyun sama sekali tidak menyentuhnya.

Sedangkan laki-laki berkaos merah garis hitam bertangan panjang itu bergeming untuk beberapa menit. Kyuhyun memijat pelipisnya, "Ini bukan caraku bersenang. Kepalaku rasanya ingin pecah saja. Musiknya terlalu kuat. Tidak bisakah ditukar lebih lembut?"

"HA? KAU BILANG APA?"

Sebenarnya Donghae dengar tapi, laki-laki itu tidak mau ambil pusing keberatan rekannya berada di sini. Karena Kyuhyun hanya melihatnya tajam, Donghae angkat bahu kemudian ngacir dari sana, "Aku berdansa dulu. Punya partner yang seksi di sana! Setidaknya, kau coba minum itu. Anggap saja obat haha!"

Tidak bertanggung jawab.

Kyuhyun mengutuki Donghae dan merutuki dirinya sendiri. Terlebih dia menumpang di mobil Donghae dan tidak tahu daerah ini. Bagaimana dia bisa pulang?

"Kenapa mereka bisa bersenang-senang seperti orang gila? Banyak hal yang lebih membahagiakan dari sini dan tentu bermanfaat. Bodoh sekali aku terbujuk oleh si muka ikan itu. Pantas saja, dia bergolongan darah O." saking kesalnya Kyuhyun, tidak sadar laki-laki penggemar bacaan sifat berdasarkan golongan darah tersebut telah meneguk sekaligus minuman yang tersaji di depannya.

Kyuhyun terbatuk, "Minuman apa ini? Alkohol? Bagus sekali si ikan itu."

"Hey hey hey... jangan cemberut terus manis."

Seorang laki-laki muda berperawakan tinggi tiba-tiba saja duduk di sebelah Kyuhyun. Dia mengerling menggoda.

"K-kau! Mau apa kau. Jangan dekat-dekat. Hush!" usir Kyuhyun sadis, sekaligus mewanti-wanti keselamatan dirinya sendiri. Demi apa, Kyuhyun paling anti dengan orang asing. Bagaimana jika dia dijahati? Bagaimana jika tidak ada hari esok lagi buatnya? Bagaimana? Bagaimana?

Kemudian, empat laki-laki yang lain datang dan bergabung. Dari tampang mereka tidak terlihat criminal tapi, karena itulah Kyuhyun semakin takut. Apalagi dia bagai dikepung sekarang.

"A-apa yang kalian lakukan? Apapun niat kalian terhadapku, lupakan saja! Ayahku seorang polisi dan saudaraku seorang politisi! Jadi..."

"Pft..."

Kyuhyun terdiam saat melihat laki-laki yang menegurnya pertama kali menutup mulut menahan tawa. Jika ini di anime, empat sudut siku-siku tercetak di dahi Kyuhyun.

"Kau tertawa? Yakk! Aku tau kalian masih bocah. Dosa mengerjai yang tua, mengerti!"

Tanpa aba-aba, kelimanya tertawa, ada yang tergelak sekali, ada pula yang hanya tertawa-tawa kecil.

"Kau lucu sekali. Kami bahkan tidak melakukan apa-apa. Hanya duduk di sini dan jarak kita tidak begitu dekat. Hahaha..." Kyuhyun memasang wajah se-face palm mungkin, oke, dia mempermalukan dirinya sendiri, "aku Chanyeol." Sambungnya.

"Aku Sehun." Sahut yang berkulit hampir sama seperti Kyuhyun.

"Kai." Ini malah kebalikan dari kulit Sehun dan Kyuhyun.

"Heechul." Kyuhyun sempat berkedip beberapa kali untuk memastikan gender orang ini.

"Kibum."

"Kyuhyun."

=KiHyun=

Fajar menyingsing dan burung-burung berkicauan...

Tidak tidak.

Jangan harapkan keadaan seperti itu yang bakalan terdeskripsikan di pagi menjelang siang ini. Dua insan yang masih membungkus dalam selimut, salah satunya mulai bergerak-gerak perlahan. Merasa kepalanya pusing dan ada desakan aneh dari lambung.

"Hoekkk..." Kyuhyun memuntahkan isi perutnya begitu saja di lantai, refleks dia terduduk dan selimutnya tersingkap sampai perut. Setelah mengusap area mulutnya, Kyuhyun kembali berbaring. Memijat pangkal hidungnya sampai ke dahi.

Begini ternyata rasanya hangover. Kyuhyun bersumpah tidak akan melakukannya lagi. Semalam dia banyak ditawari minuman oleh Chanyeol. Sehun juga. Kai, Heechul, Kibum, mereka semua sangat baik. Sambil berbincang-bincang, Kyuhyun lupa bahwa yang dia konsumsi racun.

"Hmmm... kepalaku pusing." Keluh Kyuhyun.

Di sebelah Kyuhyun, ada sesuatu yang bergerak-gerak. Masih dalam transisi sadarnya, Kyuhyun begitu malas untuk sekadar menoleh, membuka mata saja pun tidak.

"Akh... sudah siang ya."

BEKU.

Kyuhyun merasa jantungnya berhenti sepersekian detik sesaat mendengar suara berat khas bangun tidur di sampingnya. Dammit it! Kyuhyun baru sadar. Dia di mana sekarang? Mana Donghae? Apa yang terjadi semalam? Siapa yang membawanya ke sini?

Terlalu banyak menerka membuat Kyuhyun semakin pusing. Pelan-pelan, laki-laki itu membuka matanya. Tepat di atas Kyuhyun terdapat kaca sepanjang tempat tidur dan lebar kira-kira 60 sentimeter. Kyuhyun hanya melirik ke sebelahnya melalui pantulan kaca.

Kemudian, melirik dirinya sendiri. Kyuhyun topless dan bagian bawahnya terasa telanjang juga. Bercak-bercak merah tercipta di kulitnya. Rambutnya kusut. Aroma kamar khas cairan pria.

"Sial! Aku terlambat."

Kyuhyun berusaha menenangkan pikiran. Tidak memperdulikan seorang lagi di kamar itu yang turun dari ranjang dan sepertinya menuju kamar mandi.

"Kau tidak pergi? Aku diluan kalau begitu."

Ternyata, memejamkan mata malah membuat Kyuhyun ingin menangis saja. Potongan-potongan ingatan tentang kegiatan semalam membayang di pikirannya. Kulit bersentuh kulit. Lidah yang mengeksplorasi tubuhnya. Ciuman. Desahan.

"HUEEEE... KAU MEMPERKOSAKU KAN?! TERUS KAU MAU PERGI! EOMMMAAAAA!"

Kibum menghentikan kegiatannya memutar kenop pintu. Menatap bingung laki-laki manis yang berhasil memuaskan nafsunya semalam. Atau nafsu Kyuhyun juga.

Merasa tidak enak, Kibum mendekati Kyuhyun dan hanya berdiri tanpa melakukan apa pun.

"Memperkosa apa? Kita mau sama mau semalam."

Kyuhyun mengusap air matanya kasar, "APA! Hina sekali aku mau! KAU BOHONG!"

Kibum menggaruk kepalanya gusar. Dia terlambat mendatangi tempat magangnya dan sepertinya rekan one night standnya terkena amnesia mendadak.

"Dengar. Kau bersedia melakukan ini. Lagipula, sudahlah. Tidak akan terjadi apa-apa. Kau juga tidak bisa hamil. Aku terlambat, mengertilah. Ini nomor ponselku kalau kau perlu denganku." Kibum mengeluarkan dompetnya dan memberikan kartu nama buatannya sendiri ke Kyuhyun. Tapi, langsung ditepis laki-laki itu.

"Jam berapa ini?" tanya Kyuhyun setelah tertegun mendengar kata "terlambat".

"Sebelas."

"AKU TERLAMBAT! Tunggu dan antarkan aku! Bertanggung jawablah dan ingat, ini belum ku anggap selesai."

Kyuhyun ngacir ke kamar mandi. Lupa bahwa dia sedang telanjang. Kibum yang melihatnya meneguk ludah kasar. Sial! Little Kim mulai beraksi.

Persetan dengan keterlambatannya.

Kibum memilih menunggu Kyuhyun. Kibum berpikir, dari mengantarkan laki-laki manis itu, dia dapat informasi baru. Dia bisa memulai pendekatan baru dan menikmati tubuh Kyuhyun yang dia acungi jempol. Berbeda dengan partner one night stand lainnya. Kyuhyun seperti malaikat suci atau daging segar.

=AB=

"Kau yakin di sini?" Kibum bertanya setelah sampai ke tempat tujuan Kyuhyun.

"Iya. Kenapa?" tanya Kyuhyun ketus sambil melepas seat bell nya.

"Tapi, apoteknya hari ini tutup."

Kyuhyun berdecak sebelum akhirnya membuka pintu mobil Kibum, "Aku apoteker di sini. Karenamu, aku terlambat di hari pertama anak magang datang. Apa nanti yang mereka pikirkan tentang aku? Ck!"

BLAM

Pintu mobil Kibum dibanting laki-laki manis itu dari luar. Meninggalkan Kibum yang matanya membola karena terkejut, bahkan tak mampu merespon apa-apa.

Benar-benar sial!

Kelulusannya terancam sekarang.

Sambil terus mengumpat, Kibum mengambil tasnya dan keluar dari mobil setelah memarkirkannya dengan benar.

Kibum menghela pendek di depan pintu.

Dia akan memulai magang pertamanya di sini, di apotek yang dipegang Kyuhyun, partner one night standnya yang bertubuh nikmat dan... mengalami amnesia dadakan bahwa Kyuhyun juga ingin.

"Masa bodohlah!"

Kibum menyampirkan tasnya di bahu. Tersenyum tipis. Mendorong pintu. Dan melangkahkan kaki pasti ke dalam.

Apa yang terjadi, terjadilah. Pikirnya.

TO BE CONTINUED