Selalu saja memikirkan dia… dia… dan dia…

Kenapa harus selalu dia?

Sakura tak habis pikir. Memangnya, ada berapa banyak sih laki-laki yang ada di dunia ini?

Tapi kenapa harus orang itu? Kenapa harus Sasuke?

Sakura mendesah di atas tempat tidurnya. Memang, sejak pertama kali ia bertemu dengannya, ia langsung jatuh cinta.

Itukah yang disebut cinta pada pandangan pertama?

Lucu sekali plus aneh. Bagaimana mungkin seseorang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama? Pikirkan hal ini, kau baru saja bertemu dengannya dan tiba-tiba kau mengakui pada dirimu sendiri bahwa kau mencintainya?

Sasuke sungguh seorang bajingan, menurutnya. Yang tidak pantas mendapatkan cinta dari sebuah persahabatan.

Dulu, memang, ia sangat menyenangkan. Sangat. Dia adalah teman yang sempurna untuk Naruto maupun dirinya. Ia tak pernah meninggalkan teman.

Tapi sekarang. Sekarang? Ia meninggallkan teman.

Jangan sampai aku melihatnya lagi

Itu yang ada di pikiran Sakura malam itu.

Kenapa? Kenapa? Kenapa?

Gadis itu menggaruk-garuk kepalanya, tidak mengerti dengan apa yang ada dipikirannya.

Sudah jelas. Sasuke bukanlah orang yang panas menjadi Ninja, temannya ataupun kekasihnya.

Tapi anehnya, kenapa itu lah hal-hal yang selalu ia pikirkan.

Apakah memang benar apa kata mereka? Bahwa cinta itu buta?

Tidak.

Ia tidak boleh dipermainkan oleh cinta. Ia bukan gadis lemah seperti kebanyakan gadis pada umumnya, yang biasanya menangis ketika sedang mengalami patah hati.

Ia lebih dari seorang gadis biasa. Ia adalah seorang ninja. Ninja yang sangat hebat.

Dulu, ia memang boleh menangis. Tapi sekarang, itu tak akan terjadi lagi.

Sudah lima tahun sejak kepergian Sasuke meninggalkan Konoha.

Ia sekarang seorang genin yang hebat. Mampu menyembuhkan seseorang yang terluka.

Ia memiliki segalanya. Menjadi ninja, teman-teman yang hebat, guru…

Dan Naruto.

Mengingat anak laki-laki berambut kuning itu membuat Sakura merasa agak baikan.

Naruto tak pernah menghianatinya. Ia tak pernah menyakitinya. Ia tak pernah mengecewakannya.

Justru, ia sendirilah yang sering menyakitinya.

Sakura merasakan perasaan bersalah menghantui dirinya.

Naruto memang anak yang baik, meskipun terkadang sangat menyebalkan.

Tapi bagaimanapun, Naruto yang sekarang berbeda dengan Naruto yang dulu.

Ia sekarang menjadi ninja yang hebat, bahkan lebih hebat daripada dirinya.

Sakura sekarang sadar, bahwa selama ini, Naruto lah yang selalu ada disisinya.

Ia sudah kehilangan Sasuke.

Dan sekarang, ia tak mau kehilangan Naruto.

Ia yakin Naruto tak akan mengubah jalannya menjadi jalan kegelapan yang haus akan kekuatan dan hormat.

Jadi, mulai saat ini, ia harus bersikap baik padanya.