Disclaimer : Masashi Kishimoto –sensei
Warning : AU, OOC, Garing, Alur gaje, Typo(s), SANGAT perlu bimbingan.
Ide Cerita pasaran (tapi Suer aku nggak nyontek milik siapapun. Ini murni buatanku sendiri ^^V | jadi aku mohon untuk tidak mengCOPY atau menggandakan cerita ini)
:: o.O Rambu no Baka ::
:: Present ::
.
.
Bunga sakura mulai berguguran, membuat keindahan kota semakin nyata dengan kelopak merah muda bunga kebanggan Jepang tersebut. Akhir pekan selalu dimanfaatkan oleh setiap keluarga untuk berkumpul dan bercengkrama.
Begitu juga di salah satu taman yang berada di kawasan padat penduduk. Taman dengan berbagai permainan untuk anak-anak, ayunan, jungkat jungkit, kotak penuh dengan pasir, seluncuran dan berbagai permainan lain.
.
.
'BRAAK!'
Ketenangan yang sudah tercipta mulai terganggu oleh sebuah suara debuman yang sangat keras, burung-burung yang hinggap di pohon tersebut berhamburan.
Tak ada angin tak ada hujan bahkan badai, namun sebuah kecelakaan terjadi. Tepatnya berada di kawasan padat penduduk. Kawasan yang dipenuhi rumah-rumah tradisonal.
Sebuah Mobil mewah berwarna hitam menabrak pagar pembatas antara pohon sakura kramat dengan dunia luas. Batas yang hanya terbuat dari anyaman bambu, banyak mainan yang berada di dalam bagian pagar terlindas roda mobil. Hantaman keras dari mobil tersebut membuat pengemudi dikabarkan tidak sadarkan diri, sedangkan mobil mulai mengeluarkan asap. Sosok pemuda terlihat berada tepat di depan kemudi. Kepalanya terkatuk stir. Kaca mobil bagian depan retak bahkan pecah.
Tidak ada yang menolong
Tidak ada yang peduli
Bahkan hal ini dijadikan tontonan warga sekitar
Tapi semua hal itu salah, bukan tidak ingin menolong. Namun sebuah legenda membuat semua warga enggan mendekat. Takut. Karena warga sekitar mempercayai, Benda atau orang atau apapun yang menabrak, menyentuh dan merusak pohon Sakura kramat akan terkena kutukan. Dan orang-orang yang membantu juga akan terkena imbasnya.
Dongeng yang diceritakan setiap orang tua saat anak-anaknya akan beranjak tidur. Dan selalu ada peringatan pada setiap anak yang memandang kagum pohon tersebut.
/ Ibu… pohonnya indah sekali! Ini pohon terbesar dan terindah yang pernah aku lihat!/ Seru seorang anak yang sedang berada dalam gendongan ibunya.
/Kau ingat bagaimana ibu bercerita setiap malam kan sayang? Kau boleh mengagumi pohon indah ini, tapi jangan merusak atau sekedar menyentuhnya./ senyum yang begitu cerah pada sang anak memberikan getaran hangat.
/memang kenapa ibu?/ sang ibu menghela nafas dan mengeratkan dekapannya pada sang anak. 'seandainya kau tahu jika ayahmu pergi karena pohon ini'
/hal itu demi melestarikan pohon ini sayang, Ada seorang peri yang tinggal di Pohon ini. Peri yang membuat semua pohon sakura bermekaran. Dan jika pohon ini disentuh sang peri tidak akan mau lagi memekarkan bunga-bunga sakura./ ucap sang ibu berdusta. Bersyukur karena anaknya masih polos sehingga tidak banyak bertanya.
.
.
.
Semenjak rumor itu beredar, hampir seluruh warga pribumi tak berani mendekat atau mengabadikan pohon cantik tersebut.
Kerumunan dekat tempat kejadian semakin ramai. Saling berbisik dan berbagi cerita tentang siapa saja orang-orang yang pernah menabrak, menyentuh dan mengabadikan pohon tersebut dan hal apa saja yang terjadi pada orang-orang malang tersebut. Kutukan!
Namun, di antara kerumunan orang-orang yang terlihat tidak begitu perduli. seorang pemuda berambut pirang jabrik dengan kulit berwarna tan baru saja berlari keluar dari mobil berwarna orange miliknya. Mencoba mencari informasi atas keadaan yang sedang terjadi di tempat tersebut.
'Apa yang sedang terjadi?' pemuda tan itu bertanya pada seorang bapak yang sedang menggendong anaknya
'ada mobil yang menabrak pohon keramat, semoga pengemudi diberi keselamatan.'
Pemuda itu terlihat bingung, 'kenapa tidak ada yang mendekat untuk menolong?'
'Nak, semua orang di kawasan ini sangat faham hal buruk apa yang akan terjadi jika mereka membantu orang yang merusak pohon sakura tersebut.' Seorang nenek menjawab dengan nada yang serius.
'Apa kau tidak tahu, bahwa di kawasan ini terkenal dengan semboyan –Jika kau ingin selamat, maka—'
'…' belum sempat sang nenek meneruskan ucapannya, pemuda itu sudah berjalan mendekat kearah pohon.
…
Dengan bergegas, Pemuda berambut pirang menerobos kerumunan. Guna melihat lebih dekat dan memastikan hal-hal yang membuatnya cemas.
Sebuah mobil keluaran terbaru yang hanya ada lima buah di dunia. Mobil yang sangat dia kenali pemiliknya. Mobil yang bahkan hanya dengan mendengar deru mesinnya saja semua orang sudah mengetahui bahwa pemilik mobil tersebut merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi ekonomi Jepang.
Dan benar saja…
Mobil hitam yang menabrak pohon sakura itu adalah milik temannya –sahabat masa kecilnya. Pemuda berambut hitam kebiruan yang mencuat bagaikan bokong unggas. Teman yang baru saja menjadi korban percobaan pembunuhan. Teman yang seharusnya berjalan bersama para bodyguard.
Sang pemuda pirang panik.
Memaki warga yang hanya melihat tanpa mau membantu.
Meneriaki warga untuk memanggil ambulance.
Dengan mengandalkan keberanian seadanya, pemuda tersebut berlari kearah mobil, mencoba membuka pintu –namun gagal.
Dengan tenaga ekstra yang mampu merobohkan dinding, pemuda itu memukul kaca mobil dengan kepalan tangannya. Ugh bahkan hal itu sia-sia. Kaca mobil yang memang didesign anti peluru membuat tenaganya menjadi sia-sia.
Melihat usahanya sia-sia dan tidak ada yang mau membantu, pemuda itu berinisiatif mengambil batu yang terletak didekatnya dan memecahkan kaca tepat di samping kemudi. Tentu dengan tenaga yang tidak kalah kuat dari yang sebelumnya.
Membuka pintu, Terdiam sejenak. Shock! Temannya yang tadi masih segar bugar kini diam tak berdaya dengan bagian kening dan pundak kanan berdarah dan sepertinya ada juga bagian tulang yang patah.
Sadar dari rasa terkejut, sang pemuda pirang menarik paksa temannya yang sudah tidak sadarkan diri.
'Ngiung ngiung ngiuuung'
Memapahnya kearah ambulance yang sudah di panggil salah satu warga. Tanpa memperdulikan ucapan warga mengenai kutukan yang akan ditimbulkan karena pohon sakura tersebut ditabrak.
.
.
.
.
Di lain sisi…
Terlihat seorang gadis berusia sekitar 20 tahun sedang berjalan tergesa kearah mobil silver bersama beberapa gadis lainnya.
Sebuah Genk, atau perkumpulan mungkin.
Mobil yang gadis itu tumpangi mulai melaju… menembus padatnya jalan kota di hari jum'at ini.
Namun ketika mendekati pemukiman kemacetan tak tertahankan terjadi, Lebih macet dari biasanya. Sang pengemudi yang juga teman gadis tersebut mulai mengumpat. Pengemudi yang sama-sama wanita itu terlihat kesal, kepalanya yang dikuncir empat menegak mencoba mencuri lihat apa yang menyebabkan kemacetan.
"Ada apa sih!"
"Aku juga tidak tahu. Ramai sekali ya…"
"Iya, bahkan banyak orang yang berkeliaran."
'ngiungngiungngiung'
Seekor –setangkai –seonggok – Sebuah mobil ambulance berjalan kearah keramaian.
"Mungkin ada kecelakaan."
"ah sudahlah, jalanan sudah mulai lengang." Meski masih saja banyak pejalan kaki yang berkerumun.
Sang gadis masih saja terdiam memandang kearah keramaian. Gadis dengan rambut indigo sepinggang, dan mata perak dengan sedikit goresan Lavender. Pandangan matanya kini terarah ke pusat keramaian terjadi. Dia dapat melihat dengan jelas seorang lelaki yang memapah lelaki lain dari arah mobil hitam yang menabrak pohon Sakura.
'Kecelakaan tunggal ya? Ah itukan pohon Sakura yang kisahnya aku dengar dari obasan… seingatku siapapun yang menabrak atau menyentuh pohon tersebut akan terkena kutukan…benarkah…?'
"Kenapa bengong saja?"
"Ah tidak, aku hanya memperhatikan pohon itu." Tunjuk sang gadis Indigo kearah pohon sakura yang masih dikerumuni banyak orang dengan sebuah mobil berada tepat di dekat pohon tersebut (menabrak lebih jelasnya).
"Akh, itukan pohon keramat. Apa kalian ingat cerita tentang sebuah keluarga yang mengalami kecelakaan karena sempat berpiknik di bawah pohon Sakura itu." Ucap gadis dengan rambut pirang yang dikuncir kuda. Teman yang lainnya mengangguk. Kecuali sang gadis indigo.
Mata sewarna laut milik si gadis pirang memperhatikan dengan seksama jenis mobil yang menempel dengan pohon.
"Gila! Itukan mobil keluaran terbaru yang limitededition ! pasti korbannya orang kaya yang sedang mabuk." Celetuk gadis lain yang duduk di samping gadis berkuncir empat.
"…" hanya ada tatapan seolah mengiyakan namun sedikit menolak ucapan gadis
'semoga laki-laki tadi baik-baik saja… Apapun penyebab dirinya tabrakan' gumam sang Lavender dalam hati.
.
.
.
Tanpa ada seorang pun yang menyadari. Baik dari orang-orang yang berada di sekitar pohon, ataupun dari gadis-gadis yang berada di dalam mobil.
Sesosok wanita tak kasat mata dengan balutan gaun putih dan sayap yang begitu indah tersenyum sambil memejamkan mata dan menggumamkan sebuah kata ajaib.
.
.
"Dan tanpa kau sadari, kutukan ini menautkan benang merah di antara kalian."
"Gadis ajaib dan Pemuda egois –manja-"
.
.
.
TObeco
