Master x Slave

Oh Sehun x Xi Luhan

BDSM / Hard NC/ Sex Toys

Romance / etc

.

WARN : Fanfict ini bukan karya saya, fanfict ini saya remake dari Akita Fisayu. Versi dia adalah Luhan!Seme, dan Sehun!Uke. Dia good banget ngebuat HanHun. But, apalah daya ketidaknyamanan saya karena terbiasa dengan HunHan not HanHun. Saya sudah minta izin untuk ngeremake jadi HunHan version. Sehun!Seme, dan Luhan!Uke. Dan juga ada beberapa kalimat yang saya edit untuk menukar karakter dan penggambaran seme menjadi Sehun, bukan Luhan lagi.

.

.

.

.

.

"Nnghh, aaahh! Ahh! Ride me! Fuck me! Harder, Hun– Aaahh!" / "Do you love me…?" / "You're just my slave. But.. I really love you, Hannie.."

.

.

.

.

Tubuh telanjang penuh keringat itu menggeliat kesana-kemari. Meliuk-liuk dengan erotis, bergerak seolah mencumbu sebatang tiang besi kokoh. Terkadang menjilatnya, ataupun menggesekkan pantatnya di sana.

"Aaah~ Aaahh~!" suara itu mendesah, merintih.. Membangkitkan libido siapapun yang mendengarnya.

Sementara beberapa meter dari namja yang sedang menari striptease, ada sebuah sofa merah marun yang diduduki seorang namja tampan yang topless dan hanya mengenakan celana jins biru dongker. Wajah namja itu datar, seolah tak berminat dengan tontonan hot di depannya.

Namja manis yang asyik menari striptease –Luhan– tak kehilangan akal untuk menarik perhatian namja itu.

Perlahan ia menungging –dengan pantat menghadap ke arah namja tampan– memainkan jari di manhole-nya yang merah berkedut-kedut, dan sesekali menusukkan telunjuknya ke dalam. Membuatnya mendesah semakin keras.

"Arrh~ Pleaasee, Hunnh… Touch me.. Ngghhh~" desahnya.

Sehun, namja tampan, beranjak berdiri. Matanya menatap sekeliling. Ruangan di mana ia terjebak berdua dengan Luhan itu berdinding cermin. Jadi, semua kegiatan mereka akan terpantulkan di kaca.

Sehun menjilat bibirnya, membayangkan Luhan 'dinaikinya' dengan menghadap cermin. Ia bisa menikmati wajah erotis Luhan tanpa perlu susah payah membungkuk. And yeah, it's make him turn on already~

"Come, my slave." Perintah Sehun, setelah melepaskan celana jinsnya. Dan Luhan langsung menurut.

Sehun segera meraup bibir seksi Luhan, sedangkan tangannya meremas dan memijat penis Luhan yang tegak berdiri. Luhan mengerang.

"Lick!" dengan paksa, Luhan melepaskan ciuman Sehun dan membawa mulut namja itu ke penisnya. Tak sabar ingin menikmati blow job Sehun.

Sehun tak keberatan. Mulutnya segera menghisap penis Luhan, menusuk-nusuk lubang kecil di kepala penisnya. Tangannya ikut memanjakan twinsball Luhan, kadang meremas pantat sintal slave-nya itu.

"Oooh! Aaahh~!"

"Eerrmhh..~ Nnggghh.."

Tangan Luhan meremas rambut Sehun. Ia menjerit dan mendesah kuat saat Sehun menggigit atau menghisap kuat-kuat penisnya.

Selama beberapa menit, Sehun memberi service lalu memerintah (lagi). "Menungging, bitch."

Luhan berbalik tengkurap, segera menekuk lututnya, pantatnya diangkat dan digesek-gesekkan pada penis Sehun. "Fuck me, Hun..~ Aku ingin kau menaikiku, mencumbuku, menusuk-nusukkan penismu di lubangku ini.. Hhh~ " dirty talk yang benar-benar membuat Sehun terangsang.

"Not so fast.." seringai Sehun. Tangannya meremas dan membuka bongkahan pantat Luhan, menemukan manhole merah merona yang berkedut-kedut. Sehun menjulurkan lidah lalu menjilat-jilatnya, membasahi manhole Luhan.

"AAHH~! Sehuunnh…" teriak Luhan, ketika Sehun memasukkan lidahnya ke dalam manhole dan memainkannya. Membasahi manhole itu dengan saliva-nya, untuk persiapan nanti.

Tangan Sehun beralih ke dada Luhan, ia memelintir nipple pink itu. Menariknya dan memencetnya, menyebabkan Luhan menjerit.

"Nah Lu, berbaliklah."

Pasrah, Luhan berbalik, berbaring di lantai sambil menatap Sehun dengan mimik muka layaknya Kitty yang lucu dan menggoda.

Sehun menyodorkan penisnya di depan bibir Luhan. "Hisap!"

Luhan meraih penis Sehun dan mengemutnya. Memaju mundurkan kepalanya dengan cepat, terkadang menggigit kecil penis Sehun. Menghisapnya lihai.

Sementara Sehun yang duduk di atas dada Luhan menyeringai, diam-diam ia meraih sesuatu. Dan memasangkannya dengan hati-hati pada penis Luhan tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari Luhan yang sibuk mengemut penisnya.

"Akh!" Luhan tersentak, merasakan sesuatu menjepit penis kecilnya.

Sehun bergerak cepat. Ia keluarkan penisnya dari dalam mulut hangat Luhan dan dicumbunya bibir merah itu. Ia melumat bibir Luhan, menggigitnya hingga berdarah –membuat Luhan lagi-lagi memekik– lalu memainkan lidahnya di dalam gua hangat itu.

"Nggh! Ahh~ Mmnhhh.. Hunnh.. Ooh.."

"Hnghhh.. Mmhhh.."

Sehun turun ke leher Luhan dan menjilat leher putih itu. Memberi banyak kissmark. Luhan sendiri tidak lagi memikirkan benda apa yang terpasang di penisnya dan meremas rambut Sehun, begitu bergairah.

"Ooh.. Huunn~"

Sehun menyeringai untuk kesekian kalinya, 'ini baru permulaan, Lulu.' Pikirnya.

Tak lama kemudian Sehun bangkit berdiri. Berjalan ke salah satu cermin yang lebih gelap, mendorongnya sedikit dan terlihatlah lemari kecil dengan berbagai sex toys di dalamnya.

"Kau ingin yang mana, Hannie…?" tanya Sehun.

Luhan melebarkan kedua matanya, ia buru-buru bangkit, tapi Sehun dengan cepat memencet tombol di remote kecil. Menyebabkan Luhan terbaring kembali di lantai dengan tangan terentang, karena ada gelang besi yang muncul dari lantai dan menahan pergelangan tangannya. Begitu pula kakinya.

"Bagaimana kalau ini?" Sehun tersenyum, mengambil vibrator berukuran sedang berwarna merah. Lalu melenggang ke arah Luhan yang menatapnya pasrah.

"Aaah~ Hun~ Aku lebih suka penismu~ Aku ingin penismu yang menumbuk, memenuhi, dan dibungkus erat lubangku~" erang Luhan.

Sehun bersiul mendengar dirty talk Luhan. Ia semakin bernafsu melihat Luhan yang pasrah dan kakinya yang mengangkang lebar-lebar, memperlihatkan manhole pink yang berkedut-kedut menggoda. Diciumnya manhole Luhan sebelum dilesakkannya vibrator itu kedalamnya.

SLEPP!

"AAAKH!" teriak Luhan, ia segera merasakan lubang pantatnya membungkus vibrator itu ketat.

"Relax, just enjoy and scream out, slut." Kekeh Sehun, ia menjambak rambut Luhan dan segera menciumnya ganas, sementara tangannya menekan remote pengatur getaran vibrator.

"Enngghh~! Aaaahhh!" Luhan melepaskan ciuman Sehun begitu vibrator bergetar di dalam manhole-nya. Ia menggeliat liar, tetapi tangan dan kakinya yang terikat menyiksanya.

"Ooh, haaahh…~" tubuh naked Luhan benar-benar menggoda bagi Sehun, apalagi saat namja manis berwajah cantik itu meliukkan tubuhnya seperti itu. "Hh, Hunn.. Kau.. Memasang cock ring.." bahkan suara rintihan itu tetap saja terdengar seksi meski berbicara dengan tenggorokan tercekat.

Sehun tak mampu menghentikan seringainya, dinaikannya frekuensi getaran vibrator. Menyaksikan Luhan yang tampak tersiksa sekaligus menikmati orgasme keringnya.

Pertunjukan utama akan segera dimulai.

.

.

.

.

Sehun berdiri tegak, menatap puas pada 'master piece'nya.

Luhan yang pingsan terikat di dinding dengan posisi sama di ruangan cermin tadi. Tangan terentang dan kaki mengangkang lebar. Bibirnya terbuka lebar karena gag ball berwarna hitam memenuhi rongga mulutnya, matanya tertutup oleh kain tebal hitam, cock ring masih terpasang di juniornya, dan dildo besar berwarna tan bersarang di manhole-nya.

Sehun mendekat, tangannya meraih kepala Luhan dan melumat bibir atas Luhan. Menggigit-gigit bibir Luhan yang bengkak karena dicumbu sedari tadi.

"E, eenggh.."

Luhan menggeliat. Terbangun. Namun percuma, matanya tertutup dan mulutnya disumpal gag ball.

"Bangun juga, Lu." Bisik Sehun, mulutnya mengerjai daun telinga Luhan.

Kemudian namja top itu berbalik, menuju sofa single yang menghadap Luhan. Duduk nyaman seraya mengaktifkan mode getar dildo.

"Ngghh! Eeeemmhh..~ Nnnhhh.." desah Luhan. Dildo berukuran besar itu bergetar liar di manhole-nya, membuat Luhan meringis sakit.

Sex toys berbentuk junior itu bergerak-gerak ganas, seakan mengaduk-aduk manhole Luhan yang membungkusnya erat. Lama kelamaan Luhan menggerakkan pantatnya, menikmati sodokan dildo di dalam lubang surganya.

"Uurmmh.. Nnggh.. Ngghh~ Heengghh.."

"Oh! Aku lupa memasang ini~" Sehun beranjak dengan seutas tali tipis panjang di tangannya. Di kedua ujung sisi tali itu ada penjepit mini. Didekatinya Luhan yang terperangkap di dinding.

Sehun lalu mengulum nipple kiri Luhan, dia menggigitnya keras-keras hingga Luhan menjerit "URMHH!". Tapi Sehun tidak peduli, dia ikut menyedot nipple kanan Luhan layaknya bayi yang menyusu dan menggigitnya. Rasa asin darah sempat dicecap lidah Sehun.

"Eeemmhh! Nnghh.. Eeernnh.." Luhan bisa tidak menahan dirinya untuk tidak memberontak ketika Sehun memasang kedua penjepit tali di nipple-nya. Sehun pun merespon dengan meremas penis Luhan kuat-kuat.

"NNHH!"

"Aku suka mendengar jeritan dan desahanmu." Sehun menyeringai. "Sayangnya aku lebih suka ketidak berdayaanmu pada sex toys yang aku pakaikan kepadamu, bitch."

Tanpa sadar Luhan malah terangsang dengan dirty talk Sehun. Ia membusungkan badannya ke depan sehingga penisnya yang tertutup cock ring menyentuh perut Sehun yang berabs.

"Apa? Kau mau orgasme…" Sehun menunduk dan menjilat kepala penis Luhan. ".. Kering?"

"Mmhh! Uurrmmhh..~" Luhan mendongak, keringat bercucuran dari seluruh badannya. Ia tahu Sehun adalah masokis akut, begitu pula dirinya sendiri. Jadi siksaan seperti ini bahkan belum termasuk kategori medium.

Tiba-tiba Luhan mengejang, kepalanya menabrak dinding dan tanpa sadar digigitnya gag ball hingga terdengar bunyi gemeretak. Ia merasakan sengatan listrik pada nipple-nya. "HENNGGHHH!"

Sehun tersenyum iblis. Ia memberi sengatan listrik melalui penjepit di nipple Luhan, puas melihat tonjolan pink itu mulai berdarah. Dijilatnya saliva Luhan yang menetes dari mulut. "Oh~ How slutty you are~"

Luhan terengah-engah. Tapi tak bisa dimungkiri, ia juga sedikit menikmati sengatan tadi.

Sehun mengecup dan menandai leher Luhan dengan kissmark ungu sambil tangannya menyelinap ke bawah dan meremas pantat kenyal slave-nya. Membuat tubuh bagian bawah Luhan terdorong maju, penisnya menekan selangkangan Sehun.

"Mmnnhh~" keduanya lalu berjongkok, lidahnya bermain-main di pusar Luhan, sedangkan matanya melirik penis Luhan yang perlahan membiru gelap. Seringainya tak bisa ditahan, Luhan pasti sudah berulang kali menahan sakit karena orgasme-nya yang tertahan.

"Enngh! Hnnhh… Mmmhh~!"

Bosan, Sehun melepas gag ball dan kain penutup mata Luhan.

Mata rusa Luhan langsung mengerjap, membiasakan dengan cahaya yang tiba-tiba menyerbu penglihatannya. Sementara mulutnya masih terasa sakit bila digerakkan sedikit saja.

"Se-Sehuungghh..~ Haahh.."

Tapi Sehun menghilang.

"Se…hun?"

Dan Sehun kembali dengan sebuah vibrator di tangan. Luhan melotot. Jangan bilang Sehun akan–

"AAARRRGHH!"

Luhan menjerit ketika Sehun melesakkan vibrator yang bergetar maksimal itu ke dalam lubang pantatnya. Mendorong dildo yang masih bergerak-gerak di sana.

"Uuughh.." air mata mengintip di pelupuk mata Luhan. Ia bisa merasakan manhole-nya penuh dan cairan kental mengalir di kakinya. Itu darah.

"Kau berdarah, Luhannie." Ucapan iba yang diikuti smirk masokis Sehun membuat Luhan sangsi apakah master-nya itu benar-benar iba padanya.

"Tenang, slut. Sebentar lagi mereka akan menusuk prostat-mu" ujar Sehun nakal seraya melenggang ke sofa dan duduk. Menikmati pemandangan dimana Luhan menggeliat liar dengan penis yang mengacung tegak kebiruan, nipple berdarah, wajah erotis, dan darah yang masih mengalir di kaki.

Benar saja, Luhan membelalak saat kedua sex toys di dalam lubangnya menusuk prostat-nya dengan tepat dan keras. Mengantarkannya ke puncak surga kenikmatan seks.

"OOH~! Haaah, haaahh~" erang Luhan. Ia pusing bukan main dengan kesakitan dan kenikmatan yang melandanya sekaligus.

Sehun terkekeh. Memberikan sengatan-sengatan listrik kecil melalui remote, membuat Luhan semakin menggelinjang hebat.

"Aaah! Sehuun..! Haah~! Eeenghh!" Rona merah di wajah Luhan semakin pekat. Sambil terus mendesah, ia menatap Sehun dengan pandangan memelas. "Masteerr.. Pleaasee.. Hhh..."

"Apa?"

"Lepas.. Hh, kan, cock ring sialan.. Eermmh! Iniih.." pinta Luhan. Jujur saja, siapapun pasti tak akan senang bila kenikmatan mereka tertahan, kan?

"Apa yang akan kudapatkan? Hm?" goda Sehun.

Luhan menatap tajam Sehun. Ia sudah memberikan tubuhnya untuk Sehun, ia sudah rela lari dari orang tuanya demi Sehun! Apa yang kurang?!

"Nnhh.. Jangann.. Hhh, bercanda, Hun… AAAHH!" lagi-lagi Luhan menjerit, dildo dan vibrator itu sukses menghantam sweat spot-nya lagi. "SEHUUN ENGGHHH! Akh!"

Sehun menghela napas. Luhan sepertinya tidak akan kuat lagi jika harus mengalami orgasme kering berikutnya.

"Aku hanya ingin mendapatkan cintamu, Lu.." Gumamnya, lirih.

"Sehun! Pleasee… Ukhh!" Sehun menggigit bibirnya yang bengkak. Air matanya hampir jatuh.

"Ya ya.." Sehun menghampiri Luhan kemudian melepas cock ring,

CROOT!

dan Luhan menyemburkan spermanya saat itu juga. Sebagian tertampung dalam telapak tangan Sehun yang menekuk.

Sehun menjilat sperma Luhan yang mengalir dari celah-celah jarinya. "Wanna try?"

Belum sempat Luhanmenjawab, Sehun menarik rambut Luhan dan menciumnya. Menyalurkan sperma di mulutnya agar Luhan merasakan sendiri bagaimana rasa 'benih'nya. Luhan memiringkan kepalanya ke kanan, balas melumat bibir Sehun.

Mereka saling bergulat lidah. Sehun menggesek-gesekkan juniornya di paha Luhan, membuat Luhan mendesah keenakan, dan meminta Sehun untuk segera 'menaiki'nya.

"Fuck me, Hun…" bisik Luhan di sela ciuman mereka.

"Kau tidak lelah?"

"Tidak. Hanya, lepaskan seluruh sex toys ini. Aku mau penismu saja yang membuatku nikmat."

Sehun menyeringai. "Aku tidak akan bermain halus."

"Kau tidak pernah bermain halus." Balas Luhan, sambil menggembungkan pipinya.

"Hahaha.. Oke, oke, slut." Sehun tertawa pelan. Ia melepaskan tali dari nipple Luhan, serta mengeluarkan dildo dan vibrator dari manhole Luhan.

"Aaah~" Luhan lega ketika semua sex toys itu dilepas dari tubuhnya. Darah masih mengucur dari manhole-nya.

Sehun menekan tombol remote gelang besi dan langsung menangkap tubuh Luhan yang terjatuh begitu gelang besi yang menahan tubuhnya masuk kembali ke dinding.

"Aku mau kau yang di atas." Seringai Sehun. "Kau yang 'mengendarai'ku."

"Apa?" Luhan mengerjapkan matanya.

"Bergeraklah, Hannie. Buat aku terangsang." Sehun duduk di sofa, dan Luhan langsung memahami maksudnya.

"I'm your slave, master…" gumam Luhan menggoda saat ia mengangkang di depan Sehun yang menatapnya penuh nafsu.

"Fast, and hard." Desis Sehun dengan suara berat.

"As your wish." Luhan memposisikan lubang pantatnya di atas penis besar Sehun yang tegak dan panjang, kemudian langsung mendudukkan tubuhnya di pangkuan Sehun sehingga penis Sehun menembus dan menghantam prostat-nya dengan cepat dan keras. "AAAHHH!"

"Aaaarrghh!" Sehun ikut menggeram nikmat saat penisnya memasuki lubang hangat Luhan. Ia bahkan bisa merasakan manhole sempit Luhan yang berkedut-kedut membungkus juniornya ketat. "Damn! So tight! Move, bitch!"

Luhan menurut. Ia menaik-turunkan tubuhnya dengan cepat, membuat penis Sehun berulang kali menggesek manhole-nya dan menumbuk keras prostat-nya.

"Aaah, aaaah, aaahhh! Aaaaahh~"

Sehun memegang pinggul Luhan. Dinaikkannya pantatnya saat Luhan menerjunkan tubuhnya dan ditariknya ke bawah lagi saat Luhan menaikkan tubuhnya ke atas. Dan itu menyebabkan hantaman penis Sehun di prostat Luhan semakin keras dan cepat.

Luhan mengerang keenakan. Bahkan ia tak peduli pada darah yang terus menerus mengalir dari lubang pantatnya. Namja cantik itu juga menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan seksi, terkadang menekan dada Sehun dengan dadanya sendiri.

"Naughty boy…" Sehun meremas penis Luhan, yang disambut pekikan nikmat dari slave-nya.

"Hun, huuhhhuunnn.. Aku.. Akaan…" napas Luhan tersengal. Sehun menyeringai, gerakan Luhan semakin cepat dan beringas.

Sehun juga merasakan juniornya mulai berkedut, jadi tepat sebelum keduanya sama-sama menembakkan sperma, Luhan membenamkan pantatnya dalam-dalam dan Sehun menghantam prostat Luhan keras-keras.

"SEHUUNNNN..!"

"LUHAN!..!"

Pungung mereka sama-sama melengkung membentuk busur. Keduanya meneriakkan nama pasangan masing-masing saat orgasme. Sehun menyemburkan spermanya di dalam manhole Luhan, sedangkan penis Luhan menembakkan sperma di perut dan dada Sehun.

"Aah, haah, hahh.." Luhan melemas. Kepalanya terkulai di bahu Sehun, lelah.

Sehun hanya diam. Membiarkan Luhan beristirahat sejenak.

"Mau bermain lagi…?" bisik Luhan.

"Kali ini aku yang bergerak." Sehun mendorong tubuh Luhan dan berjalan ke balakang namja itu. "Doggy style, slut."

Luhan menungging dengan siku bertumpu di sofa. Pasrah.

Sehun menarik pinggang Luhan dan segera memasukkan penisnya ke dalam manhole di depannya. "Nngghh..!"

"Aaahh!" Luhan mengepalkan tangannya. Nikmat.

Sehun segera 'memperkosa' manhole Luhan. Ia memaju mundurkan penisnya dengan cepat, menggeram ketika lubang sempit itu memijat-mijat ketat kejantanannya yang buas. Sempit dan basah. Tapi ia menyukainya.

"Aah! Ahh! Aahh! Thereehh.. Fasterrh..! Fuck me! Oouhh..!" racau Luhan. Tanpa sadar ia menggoyang-goyangkan pantatnya, membuat sesi in-out itu terasa lebih panas.

"Aakkh.. So tight..!" erang Sehun.

Luhan menggenggam tangan Sehun yang memegang pinggangnya dan menuntun kedua tangan halus itu untuk memanjakan nipple-nya. "Huun~ Fuck me, do it fast and harder… Aaaahh~! Moreee!"

Sehun membungkukkan badannya, ia menjilati daun telinga dan pipi Luhan dari belakang. Sementara jari-jari tangannya memainkan nipple Luhan yang menegang. Memelintirnya, menariknya, mencubitnya, memencetnya.. Dan Sehun yakin dada Luhan sudah memerah. "Damn, so tight and warm…! Errrmhh…"

Luhan menolehkan kepalanya ke samping dan menyambar bibir Sehun. Mereka berciuman panas sambil terus menggoyangkan pantat mereka. Sehun menjilat saliv Luhan yang mengalir keluar dan kembali menghujamkan lidahnya ke dalam mulut Luhan.

"Mmmhh! Eeenggghh..~"

Suara kecipak saliva terdengar begitu erotis. Sehun mempercepat gerakan in-out-nya dengan tangan yang beralih mengocok penis Luhan.

"Aaaahhh~! Uuurrmhh…" desah Luhan, tangannya menyakar-nyakar nikmat.

"Nnghhh… I'm… COMING! LUHAANN!" teriak Sehun keras saat penisnya kembali memuntahkan sperma di dalam manhole Luhan.

"SEHUNN…~!" begitu pula Luhan, memuntahkan spermanya di lantai dan sofa.

Keduanya ambruk. Sehun menindih Luhan dan sama-sama bernapas berat. Tangannya melingkar di perut rata Luhan.

"Aku capeek, Hun~" rengek Luhan. Sehun terkekeh.

"Tidurlah."

"Peluk aku~" pinta Luhan. Ia menggenggam tangan Sehun yang bertengger di perutnya. Menyusupkan jari-jarinya di celah-celah jemari Sehun.

"Hmm.."

Sehun menciumi punggung Luhan yang mulus, sekaligus menina bobokan slave-nya itu agar tertidur.

Dengan mata perlahan memberat, Luhan berpikir. 'Apa kau hanya menyukai tubuhku, Hun..?'

Tak lama kemudian ia jatuh terlelap, masih dengan Sehun yang mencium punggungnya dengan lembut.

.

.

.

.

2 hari kemudian….

Seoul University

"Lu! Luhan! Tunggu!"

Luhan yang mengenakan sweter turtle neck berwarna beige dan celana jins krem, menoleh. Kai, sahabatnya, terengah-engah menyusulnya.

"Waeyo?" tanya Luhan, datar.

Kai langsung merangkul Luhan yang segera memandang risih. Kai selalu berusaha melakukan skinship dengannya, walaupun ia sudah berulang kali menghindar atau menolak. Tapi tetap saja namja berkulit tan di sampingnya itu keras kepala.

"Pulang bersama, yuk? Kau tidak pernah mengizinkanku pulang bersamamu atau mengajakku bermain di rumahmu." Bujuk Kai.

Luhan memutar kedua bola matanya jengah. Mustahil ia mengajak Kai ke rumahnya yang sebenarnya gedung (ya, rumah Sehun berbentuk gedung pencakar langit dengan tinggi 30 lantai). Bisa-bisa Sehun akan memutilasi dan menguliti Kai hidup-hidup!

"Aku–"

"Ayolah~ Aku ingin main. Sekali saja. Ya ya?" rayu Kai.

Luhan menggeleng, tegas. Ingin sekali rasanya melepaskan rangkulan Kai dan pergi jauh-jauh darinya. Walaupun selanjutnya Luhan tidak akan tega... Karena Kai itu tetap sahabatnya.

"Jeebaaal…" Kai tidak menyerah, ia mengeratkan rangkulannya dan mengendus-endus leher Luhan. Padahal mereka berdua sudah berada di gerbang kampus.

"Andwae, Kai! Kau itu–"

DEG!

Luhan membeku. Wajahnya memucat. Di seberang mereka, ada Limousine putih yang terparkir. Walaupun semua kacanya gelap, Luhan tahu Sehun mengawasinya dengan tajam.

"A, aku.. Aku sudah dijemput Kai." Ucap Luhan kaku. Ia menghempaskan tangan Kai dan segera berlari. Tapi Kai menarik tangannya.

"Mana jemputanmu? Kau dijemput Appa atau Eomma? Atau mungkin saudaramu? Aku ingin berkenalan…"

"Kai! Ini serius! Cepat pergi.."

Kai mengerucutkan bibirnya. "Shireo. Kenapa kau mengusirku? Kau aneh, Lu. Kau tahu aku menyukaimu, kan? Ayolah… Mana jawabanmu?"

Luhan panik. Pintu paling belakang Limousine terbuka dan Sehun yang mengenakan kaos tanpa lengan hitam bergambar tengkorak dengan kalung rantai dan jins belel keluar. Master Luhan itu menghampiri keduanya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Annyeong."

"A, annyeong." Balas Kai, bingung. Sementara Luhan menunduk, menghindari pandangan tajam Sehun.

"Apa ini saudaramu, Lu?" bisik Kai. Matanya berbinar melihat Sehun yang tampan. Dan gaya berpakaian Sehun yang memberi kesan bad boy, semakin membuat Kai tertarik.

"Bu, bukan…" Luhan mencicit.

"Hei, Kim Jong In im–"

Tanpa bicara apa-apa, Sehun menyambar tangan Kai yang terulur ke arahnya dan memelintirnya ke belakang, disaksikan Luhan yang terkejut.

"AAARGHH!" Kai menjerit kesakitan.

"Jangan pernah dekati milikku, lagi." Tekan Sehun. Matanya menatap nyalang ke arah Kai yang membungkuk kesakitan, kemudian menendang tulang rusuknya. Kai terjerembab ke tanah.

"Ayo!"

Sehun menarik Luhan, mahasiswa-mahasiswi yang melihat kejadian itu berkerumun dan berbisik-bisik. Beberapa membantu dan menanyakan keadaan Kai.

Luhan tidak berani lagi menoleh ke belakang.

BRAAKK!

"Ukh!" desis Luhan. Sehabis mendorongnya kuat-kuat hingga membentur pintu seberang, Sehun masuk dan membanting pintu di belakangnya. Bersamaan dengan itu, mobil mulai berjalan.

Grep!

Sehun menerjang Luhan dan menjambak rambut namja itu, meraup bibir merah Luhan lalu melumatnya ganas. Menggigitnya kasar sampai berdarah dan menyesap darah itu kuat-kuat. Luhan meremas bahu Sehun.

"Urrnghh.."

BUGH!

Sehun melepaskan ciumannya. Ia meninju perut Luhan dengan geram.

"AGHH!" teriak Luhan, kesakitan.

Begitu mulut Luhan terbuka, Sehun membenturkan kembali bibirnya dan menghujamkan lidahnya ke dalam rongga mulut Luhan yang hangat. Keduanya bertarung lidah, saling melumat panas.

"Kenapa.. Kau bermesraan dengan pemuda itu, hah?!" geram Sehun.

"Aku tidak– AAAH! SEHUN!" Luhan mengerang saat Sehun meremas penisnya kuat-kuat.

"Panggil aku master, bitch!"

Sehun mengamuk. Ia menjambak rambut Luhan kemudian menghantamkan kepala Luhan ke kaca mobil berulang kali. Mengabaikan jeritan sakit dari bibir merah yang selalu menggodanya. "KAU MILIKKU! HANYA MILIKKU SEORANG, XI LUHAN!"

Luhan memejamkan matanya erat-erat. Kepalanya serasa berdenyut-denyut hebat, tangannya mencengkram tangan Sehun, berusaha menghentikan kegilaan namja bermata tajam bak elang itu. "M, master..!"

Sehun menghantamkan kepala Luhan keras-keras, membuat kaca mobilnya sedikit retak dan Luhan menjerit nyaring. Sehun yang gelap mata lalu merobek sweter Luhan dengan paksa.

Nipple pink Luhan langsung terpampang karena Luhan tidak memakai kaus dalam sama sekali. Sehun menyambar tonjolan menggoda itu dan menggigitnya.

"Emmmhh! Huuh Huunnn..!" Luhan meremas rambut Sehun yang terus menggigit dan melumat putingnya. Jiwa masokisnya yang mulai bangkit membuatnya tidak menghiraukan perlakuan kasar Sehun. Ia malah semakin terangsang.

Ruangan Limousine itu luas karena Sehun hanya memberi satu sofa panjang dan kulkas kecil di pojok karena mereka juga biasa bercinta di dalam mobil. Jadi Sehun membawa Luhan ke tengah ruangan, sambil terus mencumbu nipple Luhan yang mengeluarkan darah.

"Siapa pemilikmu, slut?" tanya Sehun dengan suara baritone-nya. Nafasnya menderu di leher Luhan.

"Aah, hahh.. Master.. I'm your slave… So, touch me! Haah..~"

Sehun menyeringai. Ia meraih borgol yang selalu dibawanya kemudian menarik kedua tangan Luhan, dipasangkannya borgol itu dan dikaitkannya di pengait di lantai mobil. Luhan tak berdaya.

"Emmh…" Sehun menjilat ketiak Luhan yang mulus. Membuat Luhan terkikik geli. "Kau slave yang nakal.. Dengan apa aku harus menghukummu, eh?"

"Fuck me… Buat aku mengerang, menjerit dan mendesah di bawahmu, master… Aku ingin penismu di dalam lubang sempitku ini…" Luhan mengeluarkan dirty talk-nya yang tak pernah gagal merangsang Sehun.

"Yah, tak akan semudah itu, Xi Luhan.." ucap Sehun, sinis.

Luhan tak bisa berkata apa-apa saat Sehun membuka kaosnya sendiri dan melemparnya asal bersama kalung rantai yang dikenakannya. Sehun lalu menindih Luhan, menyodorkan nipple-nya di mulut Luhan.

"You know your job, Lu~"

Luhan mengerti. Dia melahap nipple Sehun dengan erotis, melumat dan menggigitnya kasar. Dikenyotnya puting merah kenyal itu.

"Oough! Aaaahh~!" desah Sehun. Ia meremas rambut Luhan dan semakin membenamkan kepala namja itu di dadanya.

Luhan makin semangat memanjakan nipple Sehun. Seandainya borgol sialan itu tidak menghalanginya, ia akan meremas dan memanjakan penis Sehun juga.

Selama beberapa menit, Sehun dan Luhan bergumul dengan posisi yang sama, sampai akhirnya Sehun menarik dadanya dari mulut Luhan dan berdiri.

"Aah~" Luhan mendesah kecewa. Ia menatap Sehun dengan pandangan merayu.

"Bersabarlah.." Sehun mengambil vibrator di atas kulkas. Namja itu benar-benar sembarangan dan cuek meletakkan barang-barangnya. Bahkan Luhan merona, membayangkan ada orang lain yang menumpang di mobil Sehun dan melihat berbagai macam sex toys yang tergeletak di mana-mana.

"Master-aah..~" rengek Luhan. Berusaha memberontak ketika Sehun membuka pahanya lebar-lebar dan menyingkirkan jinsnya.

Sehun tidak peduli. Ia langsung menusukkan lidahnya ke dalam manhole Luhan yang berkedut seksi. Membasahi bagian dalamnya dengan saliva untuk penetrasi.

"Aaah! Oohhh…~ Enggh!" Luhan mengerang, kakinya mengais-ngais liar. Tangannya yang ditahan borgol ikut bergerak-gerak, meski besi itu menggesek kulit mulusnya hingga memerah.

"Mmh.." Sehun mengeluarkan lidahnya, saliva-nya membentang dari mulut manhole Luhan dan bibirnya. Dilesakkannya ketiga jarinya sekaligus ke dalam lubang Luhan.

"AARGHH!" jerit Luhan.

Sehun menggerak-gerakkan tiga jarinya, mengaduk-aduk manhole Luhan dan ikut mengerang saat lubang hangat itu menjepit jarinya ketat.

"Shit! Lubangmu selalu sempit, slut!"

"M, master.. Aaaah~!"

Luhan menegang, menatap aneh pada vibrator yang mulai bergetar. Sehun menggoda dengan menggesek-gesekkan vibrator itu di bibir lubang pantat Luhan.

"Ready?" Sehun menyeringai, kemudian memasukkan vibrator itu dengan keras dan cepat, sehingga pergelangan tangannya ikut masuk.

"AAAAAKKHH!" Luhan membenturkan kepalanya di lantai mobil. Lubangnya terasa penuh dan panas. Matanya berkaca-kaca. "Hun! You…!"

"Apa?" mata Sehun berkilat tajam. Ia mendorong tangannya semakin masuk, membuat vibrator yang bergetar-getar itu menumbuk prostat Luhan.

"OUUGH!" Punggung Luhan melengkung, pandangan matanya mengabur merasakan nikmat dan sakit yang luar biasa. "Oohh.. Haahh, haahh.. More hh.. Moree…!"

Sehun menarik tangannya keluar-Luhan menjerit keras–lalu mencium Luhan kasar. Sambil menjambak rambut Luhan , Sehun mengigit dan melumat bibir Luhan hingga berdarah. "Eengghh! Ngghh…! Urrrmhh.."

"… Aah! Fuck, fuck me! Fuck my bitchy hole! I'm your slut, master!" seru Luhan di sela-sela ciumannya. Ia tidak peduli kalau vibrator masih berada di manhole-nya. Ia mau penis Sehun yang berurat dan besar itu memasukinya!

Sehun segera melepas jins belelnya lalu menekan selangkangannya dengan selangkangan Luhan. Penisnya menghimpit penis Luhan yang mengeras.

"Yes! You're mine! MY BITCHY SLAVE!"

Dan dengan itu, Sehun menghujamkan juniornya. Menggerakkan pantatnya dengan liar, maju dan mundur. Mendorong vibrator yang bergetar menumbuk prostat Luhan berkali-kali.

Aroma sex yang kental semakin menggairahkan keduanya. Sehun mencubit dan memelintir nipple Luhan sementara penisnya menusuk-nusuk manhole Luhan.

"Aah! Aahh! Aahh!" keringat Luhan mengucur deras. Ia suka Sehun yang selalu mencumbunya kasar, selalu making love dengan liar dan membuatnya menjerit-jerit nikmat juga sakit. Ia suka Sehun yang selalu berhasil membangkitkan naluri sex-nya kapanpun dan dimanapun.

"Moree! Fasterr… Aaahh! Deeper! Harder, master!" jerit Luhan. "AAARRGHH!"

Nafas keduanya memburu, keringat membasahi tubuh telanjang mereka. Tiba-tiba Sehun menggigit nipple Luhan keras-keras dan semakin membenamkan penisnya dalam-dalam di lubang Luhan.

"Akh! COME…!"

Sehun menyemburkan sperma-nya deras. Sampai-sampai ada yang mengalir keluar dari manhole ketat Luhan.

"SEHUUUN!"

Luhan ikut berteriak. Punggungnya melengkung membentuk busur dan matanya memutih, mengerang saat penisnya ikut menyemburkan sperma serta mencapai kenikmatan dunia yang tertinggi.

Sehun menindih Luhan. Kembali menyambar bibir Luhan dan melakukan French kiss.

"Aaah… Kau yang terbaik, Hun.." desah Luhan.

Sehun tersenyum.

Luhan yang kelelahan langsung menegang saat merasakan penis Sehun kembali membesar di manhole-nya. Shit! Bahkan Sehun belum mengeluarkan vibrator dari dalam lubangnya! "M, master–"

"Sekali lagi, bitch."

Luhan melotot horror.

Mau tak mau ia kembali mendesah dan menjerit hebat saat Sehun terus 'menaiki'nya. Lecet akibat borgol di tangannya tak ia pedulikan.

So hot~

.

.

.

.

Sehun merebahkan badannya di samping Luhan yang terlelap. Diamatinya tubuh polos Luhan yang bagian bawahnya tertutupi selimut tipis. Namja manis itu memiliki luka-luka akibat siksaan yang dilakukannya saat keduanya bercinta.

Sehun mendesah. Ia mengelus pipi Luhan yang kenyal.

"Nngh.." Luhan mengerutkan dahinya kemudian terbangun. Ia mengerjapkan mata rusanya ketika melihat Sehun berbaring di sampingnya dengan wajah datar.

"Hunnie…" panggil Luhan, dipeluknya Sehun dengan erat.

"Hm…"

Luhan membaringkan kepalanya di bahu Sehun dan memainkan nipple Sehun yang bertelanjang dada.

Sehun menggeram atas kenikmatan yang ia dapat dari perlakuan Luhan barusan. Nipple-nya mengeras saat Luhan terus-terusan memelintir, menekan, dan mencubit tonjolan itu.

"… Do you love me…?"

UHUK

Sehun tersedak mendengar pertanyaan Luhan yang tak terduga itu. Ia meraih dagu Luhan dan menatap mata rusa yang berbinar itu dalam-dalam. "Apa?"

"Apa kau.." Luhan menggigit bibirnya. "Mencintaiku?"

"…" Sehun terdiam. Ia menarik tubuh Luhan hingga posisi mereka sejajar. Dan tanpa berbicara apa-apa, Sehun menciumi dan menggigit lembut leher Luhan.

"A, aah.. Hunn.." desah Luhan.

"You're just my slave. But.. I really love you, Hannie.." bisik Sehun.

Luhan melebarkan kedua mata cantiknya, lagi-lagi mengerang ketika Sehun menggigit lehernya dan menciptakan kissmark. Mengklaimnya.

"AH! Yes.. I love you too, Master…"

.

.

.

.

.

END

WARN : INI BUKAN KARYA SAYA OKE. INI FF YANG SAYA REMAKE KARENA VERSI ASLINYA SEHUN YANG UKE, DAN LUHAN SEME. JADI MOHON MAAF BILA MASIH ADA KATA YANG SALAH MENGGAMBARKAN POSISI SEHUN SEBAGAI SEME, MUNGKIN PAS SAYA EDIT NAMA SEHUN YANG HARUSNYA DIGANTI MENJADI LUHAN TERLEWATKAN. THANKS. MIND TO REVIEW THIS REMAKE FICT?