My First, My Sensei!
Hallo minna! Aku keluar lagi dengan 1 fic baru berjudul yang diatas 'My First, My Sensei! Karena aku begitu suka dengan manga yang temanya tentang percintaan terlarang ini. Fic ini terinspirasi dari manga-manga yang temanya tentang percintaan antara guru dan muridnya. Kisah cinta terlarang dan rahasia yang menurutku begitu mendebarkan,maka jadilah fic ini yang merupakan campuran dari menga-manga bertema sama yang kubaca. Semoga minna menyukainya!
.
.
Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kisimoto.
Warning : AU, Typo's, EYD tak sempurna and OOC-Maybe.
Rate :T untuk saat ini. Rated bisa berubah kalau dianggap berbahaya.
Hinata, Tenten 16 tahun.
Sasuke 23 tahun
Sakura, Ino, Karin 17 tahun
Summary :Sensei mengetahui apa yang tidak kuketahui. Sensei mengajarkanku banyak hal. Tetapi Sensei tak mengajariku bagaimana cara membunuh perasaan untuk Sensei yang seharusnya tidak ada ini.
Chapter 1: We meet again.
.
.
.
.
"P-perkenalkan namaku Hyuuga Hinata p-pindahan dari Soranomiya Gakuen Suna. Mohon bantuannya," ujar Hinata gugup dengan membungkukkan badannya. Ini adalah hari pertamanya disekolah baru. Yang berarti sekolah baru dimana Hinata harus memberi salam didepan kelas yang membuatnya berkeringat dingin seperti sekarang.
"Hinata-chan kawaii!" teriak seorang anak dengan tato segitiga terbalik di pipinya yang kontan saja membuat wajah Hinata memerah. Tak sampai situ, anak-anak cowok yang lain pun ikut menimpali hingga membuat kelas menjadi ribut.
"Hyuuga-san, langsung saja kau menuju bangku kosong disudut sana. Kelas ini pasti masih ribut kalau kau belum duduk," ujar Iruka.
"A-arigatou Sensei." Hinata pun berjalan menuju bangkunya.
"Selamat datang kembali Hinata-chan," kata Tenten begitu Hinata duduk dibangkunya.
"A-arigatou Tenten-chan. Oh, ya kau d-dapat salam dari Neji-nii."
Tenten tersenyum," Sampaikan salamku padanya juga. Bagaimana kalauistirahat nanti kuantar kau berkeliling sekolah?"
"B-baik. Arigatou nee."
Bagi Hinata ini bukanlah pindahan baginya tapi pulang kembali. Hinata dulu pernah tinggal di Konoha selama 12 tahun samapi akhirnya saat kelulusan sekolah dasar dia harus ikut Otou-sannya pindah ke Suna karena pengembangan cabang Hyuuga Corp disana sekalian untuk mengahapus duka sepeninggalnya Nyonya keluarga Hyuga yang meninggal karena melahirkan anak kedua sebelum waktunya. Sayangnya sang bayi kecil itu pun tak cukup kuat hingga akhirnya ikut meninggal. Hingga saat ini Hinata pindah ke Konoha karena Hyuuga Corp pusat Konoha sedang butuh perhatian lebih dari Hiashi.
.
.
.
"Hinata-chan disana aula besar, disebelah kirinya kau dapat melihat gedung olahraga yang biasa dipakai klub Basket dan Volly. Kalau dari gedung olahraga kau berbelok disebelah kanannya terdapat ruang musik untuk kelas musik yang biasanya kelas kita pakai hari sabtu," jelas Tenten panjang lebar. " Nah, kalau kau menyusuri lorong ini lalu kau berbelok ke kiri kau akan menemukan perpustakaan. Mengerti Hinata-chan?"
"I-iya Tenten-chan. Lalu kalau kita belok kanan ?" tanya Hinata.
Tenten memasang tampang bosan," Kalau kau belok kanan kau akan menemukan rombongan Fans Girl seperti itu." Tenten menunjuk ruangan yang tertulis ruang kesehatan yang dipenuhi siswi-siswi Moriyama Gakuen- sekolah baru Hinata-.
"Kyaa.. Sasuke-sensei memang paling keren," teriak para fans girl dengan serentak menciptakan suara cempreng nan menganggu. Kalau mendengar ini setiap hari dapat menyebabkan ketulian, gangguan pendengaran dan telinga. Maka dari itu sang empunya yang selalu dipanggil seperti itu setiap hari harus menjaga kesehatan telinganya.
Tenten menarik Hinata mendekat. Hinata harus berjinjit setinggi mungkin untuk dapat melihat siapa sensei yang dimaksud. Walau hasilnya nihil karena Hinata mempunyai tinggi yang termasuk pas-pasan banget. Tinggi nggak juga pendek juga nggak.
"Namanya Uchiha Sasuke. Biasa dipanggil Sasuke-sensei. Mengajarkan pelajaran biologi sekaligus pengurus ruang kesehatan. Terus senpai-senpai didalam ruang kesehatan itu dipanggil Three Angel's."
Hinata dapat melihat siapa yang dimaksud Tenten. Walaupun didepan ruang kesehatan dipenuhi FG Sasuke-sensei hanya ada 3 orang siswi yang berambut warna-warni didalamnya.
"Yang berambut blonde sedang duduk diranjang itu Yamanaka Ino, terus yang berambut merah memakai kacamata namanya Karin. Aku lupa nama keluarganya. Lalu terakhir yang berambut pink yang masih dengan nekatnya menempel pada Sasuke-sensei itu namanya Haruno Sakura. Sebenarnya dulu saat kelas 1, Ino-senpai dan Karin-senpai juga selalu nempel-nempel pada Sasuke-sensei seperti itu. Hingga akhirnya Ino-senpai jadian dengan Sai-senpai pelukis kebanggaan sekolah dan kebetulan juga Karin-senpai jadian dengan Suigetsu-senpai kapten klub renang jadinya mereka tidak terlalu nempel-nempel pada Sasuke-sensei yang tertinggal hanya Sakura-senpai yang nekat."
"Penjelasanmu panjang sekali Tenten."
"Itu agar kau jangan pernah coba-coba untuk dekat-dekat dengan Sasuke-senpai karena setiap siswi yang berani dekat-dekat dengan Sasuke-sensei akan diberi pelajaran oleh Three Angel's itu."
"Pelajaran apa Tenten? Biologi?" tanya Hinata dengan wajah polosnya.
"Bukan baka. Maksudku itu akan ditindas bukannya pelajaran sekolah." Hinata hanya ber-Ooh sebagai jawabannya.
Tiba-tiba saja Sasuke yang tadinya hanya duduk diam membaca bukunya berdiri membuat Sakura yang duduk dipinggir kursinya jatuh ke lantai dengan tidak elitnya mengundang tawa dari yang lainnya. Begitu Sasuke berjalan keluar ruang kesehatan rombongan FGnya membelah memberi jalan. Hinata buru-buru menunduk begitu Sasuke berada didepannya membuat Sasuke -walau samar- menarik ujung bibirnya membentuk senum atau seringai lebih tepatnya.
"Ayo Hinata-chan kita lanjutkan lagi tournya." Hinata hanya mengangguk saat Tenten menarik tangannya.
.
.
.
.
Baru hari pertama disekolahnya Hinata terpaksa pulang telat karena harus ke perpustakaan untuk mengambil buku pelajaran pinjaman sampai dia memiliki bukunya sendiri. Karena telah sore Hinata menyuruh Tenten pulang duluan apalagi sigadis bercepol 2 itu harus ikut klub kendo setelah pulang sekolah. Dan kebetulan sensei penjaga perpustakaan harus pulang duluan karena urusan keluarga mengamanatkan Hinata mengunci pintu perpustakaan kemudian memberikan kunci tersebut pada Sasuke-sensei diruang kesehatan.
Setelah mengambil buku yang diperlukan dan mengunci pintu perpustakaan Hinata berjalan pelan menuju ruang kesehatan.
"P-permisi." Hinata membuka pintu geser ruang kesehatan. Sasuke mengalihkan matanya dari buku yang sedang dibacanya. "Uchiha-sensei i-ini kunci perpustakaan yang dititipkan."
Sasuke tersenyum tipis membuat wajah Hinata merona. "Letakkan kuncinya dirombongan kunci itu saja Hinata-chibi."
"A-arigatou sensei."
"Tidak kusangka anak baru yang dulunya anak cengeng sekarang telah menjadi seorang gadis remaja sekarang. Bagaimana kabar Otou-sanmu?" tanya Sasuke sambil melepas kacamatanya.
"A-aku tidak secengeng itu Sasuke-nii. Kabar Otou-san baik-baik saja. A-aku tak menyangka kalau Sasuke-nii sekarang telah menjai seorang sensei. B-bukankah Sasuke-nii seumuran dengan Neji-nii?"
"Hn, aku lompat kelas dan kuliah kuselesaikan dalam 2 tahun." Kata Sasuke sambil menyalakan rokoknya.
"S-sejak kapan Sasuke-nii merokok?"
Sasuke tersenyum yang merupakan hal yang jarang dia lakukan." Dan sejak kapan adik tetanggaku ini jadi begitu cerewet?"
"B-bukan begitu. Nii-san tau kalau merokok tak baik untuk kesehatamu dan lagi a-aku benci bau rokok."
"Baiklah." Sasuke mematikan rokoknya." Kau mau pulang chibi? Aku antar saja."
"T-tak perlu nii-san nanti merepotkan."
"Aku tak terima penolakan chibi dan kebetulan rumahmu searah dengan apartementku."
"D-darimana Sasuke-nii tau?"
"Apa kau tak tau siapa yang mengurus kepindahanmu? Hiashi-Ojiisan yang memintaku mengurus kepindahanmu kesini jadi tentu saja aku tau alamat rumahku." Sasuke berdiri kemudian mengambil kunci mobilnya." Ayo pulang."
"B-baiklah."
.
.
.
.
Hinata PoV
Saat ini aku sedang berada didalam mobil bersama Sasuke-nii. Tak kusangka Sasuke-nii yang dulu masih kulihat memakai seragam Moriyama Gakuen kini malah menjadi sensei disekolah baruku sekarang. Dari sini aku dapat melihat garis mukanya yang bertambah tegas menunjukkan kalau Sasuke-nii sudah sangat dewasa berbeda dengan dulu.
Dulu kediaman keluarga Hyuuga dan Uchiha bertetanga. Dan karena saat Junior high school Neji-nii dan Sasuke-nii satu kelas Sasuke-nii sering datang kerumah dan bermain denganku. Lalu aku pun sering diajak Mikoto-baachan bermain kekediaman Uchiha karena Mikoto-baachan ingin mempunyai anak perempuan dibandingkan kedua putranya yang menurutnya sangat dingin, tidak lucu dan tidak imut.
Sasuke-nii pun dulu menurutku menyayangiku sering kali dia membelikanku ice cream atau coklat. Kalau boleh jujur Sasuke-nii adalah orang yang selalu kukagumi. Satu-satunya orang yang mampu membuat Neji-nii harus berusaha keras untuk mengalahkan Sasuke-nii. Dulu rasanya Sasuke-nii begitu dekat denganku tapi sekarang Sasuke-nii telah menjadi orang dewasa, telah menjadi seorang sensei sedangkan aku hanya seorang gadis remaja yang bahkan belum 17 tahun.
"Hinata kita sudah sampai," kata Sasuke-nii yang membuyarkan lamunanku.
"A-arigatou nii-san." Aku buru-buru keluar.
"Otou-sanmu belum pulang?"
"Be-belum, sepertinya Otou-san harus lembur dihari pertama katanya tadi pagi."
"Neji?"
"Neji-nii m-masih kuliah diluar negeri."
"Heh, ternyata dia lama menyelesaikan kuliahnya dibandingkanku. Jadi kau sendiri chibi? Perlu kutemani?"
"T-tak perlu Sasuke-nii aku telah terbiasa sendirian dirumah. Dan lagi aku ha-harus memasak untuk Tou-san karena Tou-san tidak suka makan diluar."
"Hn. Kalau kau kenapa-kenapa datang saja ke apartementku yang menjulang disana." Sasuke-nii menujuk gedung apartement yang tinggi sendiri persis didepan." Ini kuncinya, nomor 2327 lantai 6. Datang saja kalau kau sendirian dirumah." Kata Sasuke-nii kemudian memberikan sebuah kunci padaku.
"A-apa tidak apa-apa kalau a-aku datang ke apartement nii-san? Takutnya pacar nii-san marah atau..""
Sasuke-nii mendengus." Tidak ada seorang pun yang akan marah padamu. Aku pulang, jaa."
Aku melambaikan tangan mengantar kepergian Sasuke-nii. Kutatap kunci yang dad ditanganku. Aku tak tau apakah aku bisa berharap untuk mendapatkan perhatian Sasuke-nii. Aku tak tau.
End Hinata Pov.
.
.
.
.
Hinata berjalan pelan kesekolah barunya. Sebenarnya Hiashi tadi telah berniat mengantar Hinata tapi Hinata tau kalau Otou-sannya tercinta itu akan terlambat kalau harus mengantarnya terlebih dahulu jadi Hinata lebih memilih jalan kaki setelah naik bis dari halte.
"Ohayou Hinata-chan," sapa Tenten yang bertemu Hinata didepan gerbang."
Hinata tersenyum." Ohayou mou Tenten-chan."
"Ayo kita masuk kelas."
Hinata hanya mengangguk mengiyakan. Begitu Hinata menatap gerbang sekolah Hinata dapat melihat Sasuke yang sedang dikerubungi oleh siswi-siswi yang membuat wajahnya tambah bertekuk seperti kertas lipat sedang mengucapkan selamat pagi padanya termasuk Sakura.
Hinata berjalan kemudian menarik napas sebentar lalu tersenyum kecil." Ohayou Uchiha-sensei."
Sasuke menatap Hinata kemudian membalas senyum Hinata." Ohayou Hyuuga."
Kontan saja Sakura yang seumur-umur salamnya tak pernah dibalas oleh Sasuke mendelik tajam Hinata yang sedang berjalan menuju gedung sekolah.
"Hinata-chan kau dapat deathglare gratis dari Sakura-senpai di pagi hari."
"Ke-kenapa Tenten-chan? A-aku tak pernah berbuat salah padanya kan?"
"i-itu karena Sasuke-sensei membalas salammu padahal selama ini Sasuke-sensei tak pernah membalas salam darinya. Sebenarnya kau ada hubungan apa dengan Sasuke-sensei Hinata?" Tenten menatap tajam Hinata.
"T-tidak a-ada hubungan apapun antara a-aku dengan Sasuke-sensei kecuali kalau Sasuke-sensei dulu temannya Neji-nii, Tenten-chan."
"Kenapa aku tak pernah tau?"
"K-karena Tenten-chan t-tak pernah bertanya," jawab Hinata dengan wajah polosnya. Tenten hanya sweetdrop mendengarnya.
To Be Continue..
A/n : Halo minna.. ^_^-wajah tanpa dosa mode on- bukannya update fic sebelumnya tapi malah buat fic baru. Gomenasai karena Mebius Union sedang buntu ide kalau boleh jujur MU baru tertulis segitu dalam buku catatanku jadinya aku harus cari inspirasi dari luar agar adegan itu menjadi mendebarkan untuk tahap dan chap-chap selanjutnya. Terus mau update Moonlight Eclipse sepertinya nggak ada sambutan yang bagus ya? Kalau minna berpikir mau tetap lanjut aku hanya butuh 1review lagi agar lengkap menjadi Dioz (Sepuluh). Bukannya jadi author gila review hanya saja aku merasa review dari reader sekalian sangat menentukan apa fic tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak.
Just keep or delete..?
Arigatou minna..
