Title: Okay, You're The Boss!
Author: Noctis69
Chapter: 1/2
Fandom: Katekyo Hitman Reborn!
Pairing: XS (Xanxus/Squalo)
Disclaimer: Not mine
A/N: Hwahay~ I love Varia! Entah sejak kapan jadi demen Varia... lol. Bakal banyak kata 'sampah' di fic ini nih... emm chapter 1 masih aman. Rating mungkin naek di chapter berikutnya, XD
Okay, selamat membaca.. ^^
"Bos, adakah hal lain yang kau butuhkan?"
"Tidak. Kembalilah ke tempat sampahmu."
Tempat sampah?
"Geez, Bos sialan ini..." umpat Squalo pelan sebelum keluar dari ruangan Xanxus.
"Hei, tunggu. Sepertinya ada pekerjaan untukmu," panggil bos itu tanpa beranjak dari singgasananya.
"Y-ya, Bos?" Ia berbalik.
"Buang sampah ini ke neraka... " Xanxus melemparkan selembar foto seorang pria paruh baya.
"Kau bisa mengandalkanku, Bos! Akan kubawakan kepalanya untukmu!"
Beberapa jam kemudian...
"VOOOOOOOOOOIII! Aku kembali!"
Xanxus terhenyak kaget di meja kerjanya karena Squalo tiba-tiba menerobos masuk. "Kantong sampah bodoh!"
BLETAKKKKKK!
Vas bunga itu mendarat mulus di kepala Squalo. "BOSS! Kenapa kau melemparku...?" protesnya.
DZIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING! DUAARRR... DUAAARRR...!
"Hmh... Suara apa itu?" Levi terbangun karena mendengar ribut-ribut dari ruangan sebelah.
"Sepertinya ada orang bodoh masuk ke ruangan Bos saat Bos sedang PMS." ujar Lussuria.
"P-PMS...?"
"Yeah, orang itu selalu bad mood tanpa sebab..."
"Shi shi shi... Bos mengamuk lagi!"
Malam harinya...
"Makan malam sudah siaaap... " seru Lussuria dari ambang pintu.
"Apa bos akan makan bersama kita?"
"Squalo... beritahu Bos makan malam sudah siap~"
"VOOOII... why meee? Kenapa tak kau sendiri saja yang pergi, Banci sialan?"
"Karena tak ada yang mau jadi tumbal saat Bos sedang bad mood begini!"
"Kau pikir aku mau, Bangsat?"
"Cepat pergi sana, Kepala Hiu!"
"VOOO..."
DHUAAAKKK
Tendangan maut Bel, Lussuria, Fran dan Levi mendamparkan Squalo tepat ke tempat Bos mereka.
"B-bos... makan malam sudah siap..." Squalo bersusah payah bangkit sambil berpegangan kusen pintu.
"Tak bisakah kau masuk dengan tenang, Sampah keparat?" Xanxus memancarkan aura pembunuhnya.
"Hei! Bukan aku penyebabnya, Bos!"
"Bawa masuk kemari. Aku akan kehilangan nafsu makanku jika melihat wajah kumuh kalian."
"Apa katamu?"
Beberapa menit kemudian Squalo kembali dengan membawa beef fillet dan beberapa hidangan lainnya. Dan tentu saja sambil terus menggerutu karena seorang battle commander Varia harus merangkap menjadi pelayan rendahan tak bermatabat seperti ini.
"Silakan, Bos!"
"..." Xanxus melirik makan malam super luksurius di hadapannya.
"Ada yang salah, Bos?" Ia terus mengamati bos itu.
"KENAPA AKU HARUS MAKAN SAMPAH BUSUK INI? KAU MEMANG SAMPAH IDIOT TAK BERGUNA!"
"Uh oh... apa yang sedang terjadi di sana, Senpai?" Fran urung memasukkan sepotong tuna ke mulutnya karena mendengar ribut-ribut dari ruangan Bosnya.
"Ushishi... mereka sedang bermain di dalam."
"Sudahlah, ayo kita makan saja~ aku sudah susah payah menyiapkan hidangan ini lho."
"BOS KEPARAT SIALAN!" Sekejap kemudian sesosok berantakan muncul di hadapan mereka. "AKU TAK MAU PEDULI LAGI APA YANG DIA LAKUKAN! KUHARAP DIA MATI KELAPARAN!"
"Aiiiih... Squalo~ obati dulu luka-luka penganiayaan itu sebelum bergabung ke meja makan!" Lussuria bergidik.
"Itu lebih dari penganiayaan..." sambung Levi.
"Bel Senpai, permainan apa yang mereka mainkan tadi?" tanya Fran.
"Hmh... mungkin lempar pisau."
Esok harinya, Squalo enggan berbicara ataupun mendekati Xanxus karena kejadian kemarin. Jika tak benar-benar ada hal yang penting untuk dibicarakan ia lebih baik menjauhi orang gila itu. Entah karena alasan apa Bosnya itu sering marah-marah dan mengamuk tak jelas. Tapi bagi mereka, assasin terbaik Vongola, itu bukan hal baru lagi.
"Bos, ini berkas yang kau inginkan."
"Hm."
Levi meletakkan sebuah stofmap di atas meja kerja Xanxus sebelum pergi. Sedikit-sedikit ia melirik raut wajah bosnya. Apakah moodnya masih buruk seperti sebelumnya?
"Mana sampah itu?"
"Sampah? Oh, maksudmu Squalo, Bos?"
"Panggil dia kemari!"
Beberapa menit berlalu. Seseorang kembali mengetuk pintu ruangan Xanxus tapi ternyata bukan Squalo.
"B-bos, Squalo hanya meninggalkan pesan untukmu..."
"Huh?" Xanxus menerima sebuah kertas kecil dari tangan Levi.
Aku sedang tak punya waktu mendengarkan omelan sampahmu yang tak berguna. Ambil saja tempat sampah dan dinginkan kepalamu disana, Brengsek!
Xanxus memukul meja keras-keras kemudian meremas kertas itu dan membuangnya ke wajah pasi Levi. "SAMPAH BUSUK!"
"Ampun, Bos!" Levi melarikan diri selagi sempat.
"Cih, tak sampah berguna! Sepertiny aku sendiri harus turun tangan. Kuberi kau pelajaran berharga saat aku kembali nanti!"
Xanxus menyambar mantelnya dan bergegas pergi.
Malam telah larut saat Squalo mendapat sebuah telepon dari bosnya. Ia mengulurkan tangannya untuk meraih ponselnya di sisi tempat tidur.
"Hei, Sampah!"
"Apa maumu brengsek?" balasnya.
"Berhentilah bersikap idiot dan dengarkan!" seru Xanxus.
"Kau sendiri yang..."
Xanxus memotong,"Dengar kau sampah, aku tak punya banyak waktu. Jika aku tak ada, jangan biarkan kantong sampah busuk itu membubarkan Varia... aku percayakan Varia kepadamu..."
"Bos, apa yang kau bicarakan?"
Telepon terputus.
"BOOOOOSSSS!"
"VOOOOOOIIIIIII... BANGUUUUUUN KALIAN, SAMPAH IDIOT!"
"Nghhh... kenapa pagi-pagi begini kau sudah membuat onar, Squalo?" Lussuria keluar dari kamarnya masih dengan piyama lengkap. Tak lama kemudian menyusul yang lain.
"Hell... apa-apaan ini? Tak ada yang berani mengganggu pangeran saat tidur."
"Kalian tahu dimana bos?"
"Bukankah sejak kemarin dia pergi keluar?"
"Apa yang sedang si brengsek itu lakukan di luar?"
"Entahlah..." sahut Bel sambil menguap lebar.
"Kenapa kau tak ikut dengannya, Bodoh? Dia dalam bahaya sekarang!" Squalo mencengkram kerah kemeja Bel.
"Hei, kenapa para sampah membuat keributan di istanaku pagi-pagi begini?" Tiba-tiba muncul sosok tinggi besar itu seraya mendaratkan pukulan ke kepala Squalo.
"BOSSS! Kau baik-baik saja?"
"Yeah... dan singkirkan wajah menyedihkan kalian dari hadapanku. Aku ingin tidur sekarang." Ia berlalu begitu saja.
"T-tapi Bos! Tunggu..."
"Datang ke ruanganku nanti malam untuk menerima pelajaranmu."
BLAM. Pintu kamarnya tertutup rapat.
"Kau..." Squalo menatap noda berwarna merah segar tercecer di lantai.
"Hmm... darah..." Bel menyeringai lebar.
"Sepertinya sesuatu telah terjadi..."
"Yeah... dan sepertinya dia menyelesaikannya sendiri."
"Dasar bos... selalu begitu. Bagaimanapun dia bos kita yang bisa diandalkan meski kadang merepotkan. Ya kan, Squalo?" sambung Lussuria.
"Huh..." Ia menghela napas pelan penuh kelegaan namun menyeringai kemudian. "Ya."
TBC
Sankyu for reading... kekeh~
