Boku No Ano KO
PAIRING : NARUSASU, NARUGAA
GENRE : DRAMA
NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
A/N
Jangan tanya aku apa arti judul di atas, aku juga gx paham. Aku memang payah memberikan judul. jadi karena cerita ku sedikitnya terispirasi dari manga itu, jadi ku ambil aja judulnya #gubrak
Aku tahu! Aku tahu, kalo aku mungkin buru-buru mempublis cerita baru. Padahal fic yang lain belum ku selesaikan, tapi mau bagaimana lagi tanganku gatel ^^. Jadi begitulah….
.
.
.
.
Jalan yang ramai, tidak menghalangi seorang pengendara motor yang sedang melaju kencang. Namun pria yang membawa motor itu terkesan tidak peduli pada keadaan sekitarnya, ia bahkan tidak mengurangi kecepatan motornya.
Ibu-ibu yang latah terkejut, mengeluarkan kata-kata kotor yang hanya disapa dengan kurang ajar oleh dirinya.
Motor itu terus melaju kencang, menuju sebuah sekolah. Ia bahkan tidak peduli pada penjaga yang sudah menutup gerbang. Langsung saja diterobos.
"UZUMAKI! ANAK KURANG AJAR!" pria yang ada di atas motor itu hanya minta maaf saja.
Uzumaki Naruto pelajar Konoha School tahun ke dua, anak pasangan dari Minato dan Kushina. Pria yang katanya suka bikin onar tapi baik juga, yang pasti ia suka membuat orang kesal.
Dan satu lagi, cowok yang selalu ditolak… perempuan.
"Itu nggak usah disebut. Sialan!"
.
"Terlambat. Untung kakashi-sensei yang masuk. Kalau guru yang lain lo pasti dilempar keluar!" Kiba berseru ketus, sambil menompang mukanya di meja.
"Hah! Sial aku lupa, kalau tahu sensei lamban yang masuk. Aku tidak aka buru-buru tadi, sial aku bahkan nggak sempat mandi." Gaara teman se-meja Naruto langsung pasang wajah seram. Siap-siap mabuk selama pelajaran.
"Menjijikkan! kau mau jadi babi, ya?" Neji si lelaki dengan rambut panjang, berkomentar sadis
"Diam incset." Balasnya kesal.
"Berhenti bilang incset, kami sepupu!" Neji tidak terima, membuat Kiba yang duduk disampingnya, melirik. Lalu sambil mengorek kupingnya ia berkata.
"Tetap saja kau pemakan modal."
"DIAM KAU ANJING!" Neji langsung menjitak kepala Kiba. Naruto menghela nafas, biasa ia melihat kelakuan teman-temannya.
Kiba teman sekelas selama 2 tahun berturut-turut. Anaknya berisik, bahkan lebih berisik daripada dirinya. Sejujurnya lelaki itu selalu mengikuti apapun yang dilakukan oleh Naruto, hanya saja ia tidak sedar dan selalu menyangkalnya.
Hobinya memelihara anjing,
kesukaanya memandikan …anjing.
Cita-citanya jadi dokter …anjing.
Intinya ia akan menikah dengan anjing kesayangannya, yang ia bilang namanya Akamaru is love. Makanya banyak cewek, yang menolak untuk dipacari sama cowok satu ini. Usut punya usut mereka takut punya madu seperti Akamaru. No way!
Gaara lain lagi, lelaki ini baru ia kenal selama 6 bulan, waktu pertama ia ada di tahun keduannya dan pria ini langsung menempel padanya kayak prangko. Bahkan mereka disangka maho.
Ini juga salah satu factor kenapa ia ditolak cewek-cewek, tapi ia juga tidak mungkin meninggalkan pria ini. Gaara tipe cowok yang setia, maksudnya sahabat yang setia. Beratlah punya teman yang seperti ini.
Neji lebih lama lagi. Mereka berteman sedari kecil, karena ayahnya dulu adalah teman ayahnya Neji. Jadi mereka akrab.
Neji punya sifat aneh, ia lebih suka wanita dalam keluarganya. Hinata Hyuuga sepupunya sendiri. Naruto sendiri baru mengenalnya, karena Neji sangat protektif. Ia dulu tidak pernah memperbolehkan sepupunya bermain dengan Naruto.
Ketika gadis itu remaja, ia bahkan menjadikan gadis itu pacarnya. Makanya ia disebut pemakan modal. Si insect. Tapi ia menolak disebut seperti itu, nyatanya mereka memang sepupu.
Naruto memandang teman-teman anehnya. Mereka bertiga adalah teman terbaik, yang pernah dimilikinya.
"Hei para homo." Naruto langsung mendelik pada seseorang yang datang ke meja mereka, Genk Yahiko Prince Konoha School, setidaknya para cewek-cewek menyebut seperti itu, tapi bagi Naruto mereka tidak ubah sekumpulan banci yang suka menindik muka.
"Ada urusan apa? Banci!" Tanya Naruto sambil nyindir, yang disambut dengan tawa oleh Kiba. Yahiko pemimpin genk itu langsung menarik kerah baju Naruto, namun pria pirang itu tidak kenal takut. Ia menghentakkan tangannya dan mendorong tubuh pria itu secara kasar.
Yahiko menenangkan dirinya, tidak ada gunanya juga berkelahi dengan pria yang terkenal bebal ini. Ia tidak akan jera walau babak belur sekalipun, pria yang terkenal pantang menyerah.
"Tapi setidaknya aku punya pacar normal, nggak seperti kalian. Homo." Naruto dan Kiba berdiri dari kursinya, bermaksud menghajar mulut besar Yahiko. Namun Neji menarik kedua orang itu untuk duduk kembali.
Berkelahi dalam kelas, akan berakhir di meja kepala sekolah.
Yahiko menyeringai sambil mengelus lengan pacar disampingnya. Si permen karet, Haruno Sakura. Primadona sekolah mereka.
Naruto menyilangkan tangan di dada. "Sasukeku lebih cantik, dari pada si jidat lebar." Wanita itu murka.
"APA KAU BILANG BAKA!"
"Aku tidak akan pernah tertarik, pada perempuan yang tubuhnya kayak papan." Yahiko menahan amarahnya, Sakura kekasihnya langsung melempar sebuah buku ke muka Naruto. Sebelum pergi dari hadapan mereka.
"Kalau begitu, perlihatkan padaku wanita yang bernama Sasuke itu." Yahiko melakukan gerakan mengejek dengan mulutnya. Naruto langsung mengeluarkan dompet, dan mengambil foto dengan gambar anak kecil manis di dalamnya.
Kiba dan Neji menepuk jidat. Gaara memandang malas pada teman se bangkunya.
"Nih." Ia menyodorkan foto itu ke muka Yahiko, pria itu menepis.
"Aku tidak butuh foto anak kecil. Perlihatkan Sasuke padaku… wanita yang asli." Naruto mendecak.
"Kau pasti akan menangis nantinya." Yahiko kesal, namun ia menenangkan diri.
"Iya, kalau ia ada. Bisa saja kau bohong untuk menutupi keabnormal kalian. MAHO!"
Neji menyisir rambut panjangnya. "Jangan asal jeblak. Aku punya pacar perempuan."
Genk Yahiko terkekeh. "Adik sendiri? Incest."
Neji mengeram. "Kami sepupu tahu!" Yahiko terkekeh semakin keras, membuat Naruto dan teman-temannya menampilkan raut kesal.
"Dari pada kau makan sendiri adikmu, mendingan kau berikan padaku. Aku bisa memuaskannya." Yahiko menyeringai, sambil mencengkeram celananya sendiri.
Neji meledak, ia hampir saja memukul pria itu, namun ditahan oleh Naruto.
"Kau tunggu saja brengsek!" Ia mendorong tubuh Yahiko, bermaksud mengusir pria itu. Yahiko menunjuk Naruto dengan marah.
"Hei, dasar pembual. Sasuke aja tidak kau tahu dimana berada." Gaara mengambil buku untuk pelajaran keduanya. Karena sudah jelas guru pertama mereka tidak akan datang.
"Tenang saja, wanitaku pasti akan datang." Gaara mendengus tidak suka.
Sasuke Uchiha, teman kecil Naruto, kata pria itu Sasuke adalah cinta pertamanya. Mereka dulu adalah tetangga, buntutnya sih karena Neji melarang Naruto bermain dengan Hinata.
Jadi ia cari anak perempuan yang lain untuk bermain dan dibanggakan pada Neji, ia akhirnya bertemu dengan anak perempuan yang manis bernama Sasuke Uchiha. Tapi sayangnya anak itu pergi karena ayahnya dipindah-tugaskan.
Tapi Naruto dan Sasuke sudah berjanji akan bertemu nantinya dan menikah. Naruto bilang kelak Sasuke harus jadi istrinya. Dan anak kecil itu men-iyakan. Naruto tidak pernah lupa padanya.
Ia selalu megembor-gemborkan pada teman-temannya, kalau Sasuke adalah wanita yang sudah di takdirkan untuk menjadi pendampingnya.
Itu factor tambahan kenapa Naruto nggak disukai cewek, para wanita tidak suka pria lebay nan pembual. Nyatanya orang yang bernama Sasuke itu tidak pernah ada.
"Pelajaran kedua Jiraiya-sensei!" Naruto terkejut mendengar penuturan Kiba, yang sudah mengeluarkan buku keduannya lalu ia buru-buru mengeluarkan catatannya. Teman-temannya memandang takjub, jarang mereka melihat Naruto seantusias ini.
Dengan guru yang lain, Naruto terkenal pemalas dan tidak punya semangat. Ia akan berubah seratus persen menjadi murid yang rajin dihadapan senseinya ini.
Gaara cemburu pada sensei-nya tersebut. Naruto bahkan tidak seantusias itu padanya.
Ia bahkan melengkapi catatannya.
"Selamat pagi anak-anak." Ketika sensei menyapa mereka, maka dengan lantang Naruto yang pertama menjawab salam itu.
Kiba memandang malas, apa sih yang membuat Naruto suka pada sensei yang mesum itu? Guru itu hanya pandai menganggu anak-anak perempuan di kelas mereka.
"Em… ada yang dapat membantu saya?" Jiraiya-sensei memandang kesekeliling kelas, dengan beberapa lembar kertas di tangannya. Berharap ada yang menolong membagi kertas itu pada teman-teman mereka.
Naruto dengan sigap berdiri. "Biar saya saja sensei!" benar-benar cari perhatian.
Jiraiya tersenyum pada murid kesayangannya itu, ketika ia mendekat lelaki yang menjabat sebagai pendidik itu berbisik di telinga Naruto.
"Terimakasih Naruto. Nanti kuperlihatkan icha-icha paradise padamu." Semburat merah muncul di kedua pipi Naruto.
Bukan karena ia di perbolehkan melihat buku mesum itu. Tapi karena wajah guru kesayangannya ini sangat dekat padanya.
"Iya! Serahkan semuanya padaku sensei!" Ia meninju tangannya ke langit penuh semangat, membuat Jiraiya terkekeh. Teman-temannya hanya memutar mata, bosan.
Naruto tentu saja senang. Mungkin ia bisa menghabiskan waktu bersama sensei itu lebih lama.
…
Jiraiya mengacak rambut Naruto yang dengan senang hati membantunya lagi membawa kertas berisi tes ulangan yang tadi ia berikan pada murid-muribnya. Ia senang Naruto tidak ikut protes ketika ia bilang ada ulangan mendadak tadi di kelas.
Ia memang sering memberikan ulangan secara mendadak, tujuannya agar siswa tidak hanya belajar ketika ulangan tiba. Tapi ia senang Naruto melakukan tugasnya dengan baik.
Ia kadang tidak percaya ketika guru yang lain berbicara jelek tentangnya. Namun lamunannya urung ketika seorang guru laki-laki lewat dihadapannya.
"Oro-chan semangat." Ia menggoda lelaki itu. Pria yang bernama Orochimaru itu mendelik ke arahnya. Jiraiya terkekeh. Naruto tidak suka.
"Dia manis kan?" Naruto tidak menjawab, ia semakin benci ketika senseinya tertawa nggak jelas.
Apanya yang manis? Orochimaru-sensei dibilang manis. Pasti mata Jiraiya-sensei katarak.
Sensei itu tirus dan berkulit pucat seperti mayat. Rambutnya panjang kadang menutupi matanya. Daripada manis ia lebih pantas disebut mengerikan.
"Aku juga manis, sensei." Jiraiya Mengernyitkan dahinya, lalu kembali terkekeh.
"Sudah sana ke kantin." Ia sangat berterimakasih pada muridnya ini. Tapi ia juga tidak mau mengorbankan waktu makan siang Naruto karena menolongnya.
Naruto menggangguk, lalu berbalik arah, namun ia memalingkan wajahnya ketika ingat sesuatu.
"Sensei nanti pulang denganku. Ya?" Jiraiya langsung menolak. "Tidak bisa, aku ada janji dengan orang lain."
Naruto berdecak, ia tahu orang lain itu siapa. Orochimaru-sensei keparat. Lelaki jalang!
Lalu ia menghentikan dirinya sendiri untuk tidak mengucap serapah dalam pikirannya.
.
"Hei kenapa wajahmu seperti itu?" Kiba menyelutuk sambil terus memasukkan dango ke mulutnya, Neji mengernyit jijik saat ada yang berhamburan dari mulutnya.
Naruto masih dengan wajah kesal menarik kursi dan mendudukinya.
"Ck, aku kesal pada Orochimaru-sensei." Gaara melirik, sebelum membersih mulutnya dari sisa makan siangnya.
"Kenapa? Kau melakukan kesalahan?" Lalu ia menyodorkan air mineral pada lelaki pirang itu.
"Kalian tahu, sensei bilang kalau sensei mirip ular itu…manis." Ia menyebut kata manis dengan nada mengejek sekaligus marah. Kiba langsung menyemburkan jus dari mulutnya ke wajah Gaara. Pria itu mengirim tatapan mengerikan.
Kiba hanya dapat terkekeh masam.
Neji menyerumput jus yang dipesannya. "Kau tidak sedang cemburu kan. Naruto?" Pria pirang itu mendadak kaget ia menatap Neji horror menunjuk dirinya sendiri. Gaara ikut kaget juga, menatap lekat-lekat pria pirang itu. Menuntut jawaban.
Kiba terkekeh. Ia kembali memasukkan dango ke mulutnya dan berkata lantang ke arah Naruto.
"Bapi bengkahmu benunjukkan ka beu kai Jiraiya-bensei(tapi tingkahmu menunjukkan kalau kau menyukai Jiraiya-sensei)." Neji langsung menutup mulut pria itu. Sebelum mereka bertiga terkena rabies.
Naruto kemudian memakan makan siangnya. "Jangan gila. Kiba." Ia membantahnya. Gaara lega.
"Jadi sekarang bagaimana? Tentang taruhanmu dengan Yahiko?" Kiba bertanya lagi, tapi Gaara dan Neji Nampak juga penasaran.
"Gampang tinggal tunggu Sasuke pulang." Gaara mengaduk jusnya ogah-ogahan.
"Bagaimana kalau ia tidak pulang?" Kiba mengangguk, membenarkan perkataan Gaara.
"Kau harus punya rencana cadangan, Naruto." Neji mengibaskan rambutnya kesamping. Ia Nampak sangat berwibawa. Memang diantara mereka berempat Neji-lah yang lebih bersikap dewasa.
Naruto melihat Neji sejenak lalu terkekeh. " Pinjam Hinatamu aja sebentar." Nadanya seolah-olah sepertih meminta jam tangan untuk dipinjamkan.
"Jangan harap." Neji membuang muka, tapi sendok garpu sudah melayang ke tangan Naruto. Untung pria itu sigap kalau tidak tangannya bisa berlubang.
"DASAR INSECST GILA!"
…
Kiba menyenggol Naruto saat ia mengeluarkan motornya di parkiran. Mereka berencana pulang bersama hari ini. Neji sejak dari tadi menghilang, ia menjemput pacarnya di sekolah khusus putri.
Naruto melirik sekilas pada Kiba, pria itu menunjuk kearah tempat parkiran mobil para sensei. Pemandangan itu membuat Naruto mengeram marah.
Ia melihat senseinya mengambil kunci mobil Orochimaru sambil bercanda, mereka nampak mesra, Naruto lalu memakirkan kembali motornya, dan bergegas ke sana.
Gaara yang ada disamping pemuda itu, mengikuti kemana Naruto pergi. Ia sebenarnya tidak suka dengan tingkah Naruto.
Tadi padahal pemuda itu sudah berjanji padanya, untuk mengantarnya pulang. Ia sengaja menelpon supirnya agar tidak menjemputnya hari ini. Ia ingin menghabiskan waktunya bersama Naruto.
Tapi kelihatannya ini tidak berjalan sesuai dengan rencananya.
Sesampainya di sana, Naruto dengan kasar menarik Jiraiya-sensei yang tubuhnya sudah setengah memasuki mobil. Ulahnya itu membuat guru itu mengernyit bingung.
Orochimaru-sensei yang sudah berada dalam mobil, turun kembali. Ia tidak suka dengan pemuda blonde yang selalu mencari perhatian pada Jiraiya.
"Pulang denganku, sensei." Nadanya tidak meminta tapi perintah.
"Naruto aku sudah berjanji dengan Oro…"
"Pulang denganku. Sensei!" ia mengulang kembali perkataannya kali ini suaranya agak keras, membuat pria dengan rambut putih itu tertawa, baru kali ini melihat Naruto yang pemaksa.
Gaara yang jengah menarik lengan Naruto. "Katanya kau mau mengantarku." Naruto menepis tangan sang Sabaku.
"Ada Kiba." Jiraiya-sensei mengelus surai pirang pria itu. "Tidak baik sudah berjanji, mengingkarinya Naruto." Pria blonde itu tersenyum, tapi ia langsung menarik senseinya tersebut. Jiraiya tidak berkutik ia melempar tatapan meminta maaf pada Ochimaru, kekasihnya.
Orichimaru memandang tidak suka. Gaara menghentakkan kakinya. Matanya nyalang memandang ke arah Jiraiya. Guru sialan!
…
Naruto melempar tasnya dengan gusar. Bukan apa-apa sih. Tadi mendengar nasehat senseinya membuat ia tidak suka. Kalau menyangkut Orochimaru-sensei ia memang tidak bisa untuk menahan rasa tidak sukanya.
"Owwww!" Namun ia menjerit sakit ketika ada yang menjewer kupingnya.
"Dasar anak kurang ajar! Jangan menambah pekerjaanku!" Naruto masih menjerit minta ampun sambil berusaha melepaskan tangan ibunya dari kuping kirinya.
"lepas. Ma!~" tapi perempuan berambut merah itu. Tidak menaruh rasa kasihan sama sekali.
"Ya..ya sakit ma!" Akhirnya ia menyerah dan melepaskan kuping anaknya. Naruto nyengir takut-takut lalu mengambil tas yang sudah sembarangan ia buang. Menaruh ke tempat biasanya.
Ibunya memang menakutkan.
"Jadi, bagaimana keputusanmu?" Naruto yang lagi asyik main game melirik ibunya yang sibuk merapikan dan melipat baju.
"Apanya yang bagaimana?" Ia ogah-ogahan dan acuh tak acuh. Ibunya geram ia tidak suka Naruto mengabaikannya.
Dengan sadis ia melempar bh nya sendiri kemuka Naruto. Sang anak hanya menatap malas.
"Ckckc apa kau seorang ibu ? mana ada ibu yang suka melempar anaknya dengan pakaian dalam…"
Ia menenteng benda itu dan di ayun-ayunkan. Kushina makin meledak. "Mana kecil pula" ia menggeleng-nggelengkan kepalanya.
TAK…!
"Dasar anak tidak sopan." Naruto mengaduh sakit, kepalanya yang di jitak. Ia kemudian tersenyum, kadang ia memang suka bercanda dengan ibunya. Semenjak kematian ayahnya, Ibu adalah satu-satunya orang yang sangat ia lindungi.
"Tsunade tadi kesini. Ia juga mengirim beberapa kue yang enak, ia ingin kamu mencicipinya." Naruto menghela nafas berat. Ia tidak meneruskan permainannya.
"Hah…mana ada di dunia ini seorang ibu menyuruh anaknya menikah dengan nenek tua." Ia kembali mendesah berat.
"Tapi biarpun begitu, Tsunade masih perawan." Suara ibunya santai saja, tidak peduli pada wajah horor putranya. Ia kembali meneruskan pekerjaannya sambil bernyanyi.
Ya… Naruto baru tahu berita ini, ketika ia masuk Konoha School pertama kali. Kata ibunya ayahnya Minato Namikaze sebelum meninggal, telah berwasiat agar Naruto menikahi Tsunade kelak setelah lulus sekolah.
Tentu saja ini ditolak mentah-mentah Naruto, pasalnya ia tidak mau menikahi nenek-nenek dan lagi ia sudah punya seseorang yang akan ia nikahi. Wanita itu adalah Sasukenya tersayang. Ogah banget.
Tapi ibunya bilang, nikahi Tsunade dulu baru boleh menikah dengan Sasuke.
What the hell—masih kata ibunya. Ini adalah perjanjian abadi antara ayahnya dan kekasih Tsunade terdahulu, Dan. Soalnya Dan Kato adalah paman tersayang Minato. Sebelum Dan mati karena penyakit parah, Minato berjanji akan menikahi Tsunade.
Tapi sialnya Minato malah jatuh hati pada Kushina. Jadi tugas berat ini ia lampiaskan pada anaknya.
Ayah sadis.
Naruto kembali menghela nafas berat. Dasar sial! kenapa ia harus terlahir sebagai putra lelaki saraf itu.
Duk…!
"Jangan mengatai ayahmu. Anak brengsek!"
…
"Hey…Naruto kenapa tampangmu kusut begitu?" Kiba yang baru datang lalu merangkul pemuda berambut blonde yang acak-acak itu.
"Kau tidak mandi lagi?" Neji yang baru datang melihat jijik ke arah Naruto. Lelaki yang dipandang tidak menyahut tampang masih kusut.
"Apa jangan-jangan karena masalah nenek itu lagi, ya?" Perkataan Gaara tepat sasaran, Naruto langsung menatap pria dengan rambut merah lekat-lekat. Dan mengenggam kedua tangan pria itu, "Kau bisa membaca hatiku ya. Gaa-chan?" Yang dipandang merona.
Ia bahkan harus terpaksa memalingkan wajahnya untuk menutupi perasaannya yang bergejolak. Di pandang seperti itu oleh Naruto membuat ia tersipu.
Neji memandang malas, sebenarnya ia yang paling tahu perasaan bocah berambut merah itu pada teman masa kecilnya. Hanya saja Naruto si idiot yang tidak peka.
Belum lagi fakta bahwa Naruto mencintai orang lain dan straight. Makanya Neji tidak terlalu ikut campur.
Kiba terkekeh dan mencubit pipi Gaara. "Gaa-chan kau manis." Neji menopang dagunya. Alasan kenapa anak-anak Kanoha Shcool memanggil mereka gay, tak lain karena kelakuan mereka sendiri.
"Selamat pagi anak-anak!"
"Pagi." Beberapa anak mendesah kecewa mereka berharap kali ini guru sekaligus wali kelas mereka tidak hadir di kelas. Naruto bahkan sempat berdoa. Biar gurunya dapat kecelakaan. Ah…sial tidak beruntung.
Kakashi sensei tersenyum, kemudian menaruh beberapa buku di meja. Tak lama kemudian seseorang menyusul dibelakangnya. Murid baru.
Naruto memandang tidak minat. Pada pesaingnya yang muncul lagi. Anak-anak perempuan langsung histeris melihat murid baru itu. Kakahsi terpaksa mengangkat tangannya untuk mendiamkan bibir-bibir manis para murid perempuan.
Bagaimana tidak histeris. Murid baru itu adalah cowok berwajah rupawan. Dengan bibir tertekuk masam. Kayaknya ia anak jutawan yang sombong. Terbukti dengan wajahnya yang super songgong. Belum lagi kulitnya yang seputih bayi, bikin Naruto silau. Dan apa-apaan model rambutnya itu? Apa itu styles baru? Kalau ia. Naruto harus menyebutnya si ayam bertelor.
Dasar lelaki yang bikin sakit mata!
Bahkan prince konoha si banci Yahiko, memandang tidak suka pada murid baru di depan. Mungkin ia merasa tersaingi.
Kiba mencoleknya, wajahnya cemberut. Plus air mata yang mengalir.
"Ayo bunuh lelaki itu Naruto." Kasian…! Kiba pasti merasa semakin sulit mendapat pacar kalau pesaingnya nambah dengan model seperti itu. Untung saja ia sudah menyiapkan cadangan perempuan seperti my lovelly Sasuke. Jadi ia tidak perlu takut kalau murid-murid perempuan di sekolah ini akan menolaknya.
Beda dengan Neji dan Gaara, dua lelaki itu kelihatan biasa-biasa saja. Naruto melihat mereka yang tidak peduli. Tentu saja, mereka juga termasuk lelaki tertampan di sekolah walaupun dicap homo. Beda dengannya dan Kiba. Ah hidup ini tidak adil. Sasuke cepat datang!
"Siapa namamu. Tampan?" Tapi kayaknya si Kakashi-sensei tidak dihiraukan oleh murid-murid ini. Anak-anak perempuan masih gaduh saja. Bahkan si dada rata, pacar si banci berdiri dan bertanya pada murid baru itu sambil mengedip-ngedip mata. Yahiko menarik pacarnya buat duduk. Tapi si Haruno masih melemparkan tatapan genit.
Naruto dan Kiba tidak bisa menahan kekehannya. Yahiko memandang dan melemparkan tatapan tajam sambil memperlihatkan kepalan tangannya. Yang berarti ayo berkelahi. Namun bukan Naruto kalau ia takut. Ia malah mengejek pria itu dengan pura-pura jadi banci. Yahiko mengebrak meja.
Seketika suasana berubah sunyi dan berfokus pada Yahiko. Sebuah penghapus papan tulis langsung melayang dan menghantam kepalannya. Tersangka Kakahsi sensei yang melempar benda laknat itu. Guru itu melempar tatapan tajam pada seluruh siswa yang membuat mereka merinding semua.
Efek Kakashi-sensei memang menyeramkan.
Ia berdehem sebentar "Baiklah, perkenalkan dirimu pada teman-teman barumu." Anak laki-laki bertampang ayam itu tidak peduli. Anak perempuan berbinar-binar menunggu suara pria itu.
"Uchiha Sasuke. Salam kenal." Ia membungkuk sedikit kelihatannya agak segan. Ketika ia menegakkan badannya ia menjadi tidak suka dengan reaksi teman-temannya.
Anak-anak terbengon-bengong, Naruto membatu di tempat. Rohnya terasa ditarik keluar. Kiba sulit bernafas, Gaara berdecak ia tidak suka dengan hal ini. Neji terkekeh, ia menutup mulut agar tawanya tidak lepas.
Genk Yahiko yang paling heboh, mereka langsung tertawa terbahak-bahak.
"Oi Naruto! 'istrimu' cantik sekali membuatku ingin menagis melihatnya…ha…ha…"
Mereka kembali tertawa dan salah satu teman genk mereka, menyelutuk dan memanasi Naruto yang masih tidak bergerak.
"Dan…dadanya juga rata…wkwkwkw…ha…ha.."
"HA…HA…HA..." —tawa mereka akhirnya pecah, ada yang bersiul-siul ada yang melempar tatapan jijik dan kasihan ke arah Naruto.
"Mereka memang MAHO!" Sasuke yang berada di depan, tidak mengerti sama sekali dengan ejekan yang terlontarkan. Akhirnya Kakashi menyuruhnya duduk disalah satu bangku kosong yang sudah di siapkan. Dan menenangkan muridnya.
Kiba kembali mencolek bahu temannya. Tidak ada respon, Naruto belum kembali pada kesadarannya.
"Kenapa ia cowok Naruto? Bukan kah katamu ia cewek." Si pirang masih terbengong-bengong. Kiba menatapnya kesal dengan air mata yang semakin banyak mengalir. Imagenya hancur total.
Naruto bangun dan mendekati Sasuke. Pria itu memandang datar pada si pirang yang mendekatinya. Namun ia berubah marah ketika pemuda ini dengan seenaknya menggenggam tonjolan di pahanya.
Naruto memalingkan wajahnya ke arah sensei, dengan efek air mata yang mengalir di pipinya.
"Kakashi-Sensei Sasuke batangan."
DUAKH!!—Naruto langsung tersungkur ke lantai karena pukulan telak dari Sasuke.
Kakahsi-sensei yang tidak mengerti menggaruk bagian belakang kepalanya.
"Tentu saja dia kan laki-laki."
…Tbc…
