Apakah ini dapat dikatakan sebagai sebuah keajaiban? Atau melainkan sebuah keberuntungan?Aku masih tidak menyangka mengapa aku bisa dipertemukan dengannya. Walaupun ini tidak dapat dikatakan sebagai hal yang spesial tapi kurasa tuhan menjawab doaku. Setelah setahun lamanya aku mengaguminya secara diam-diam dan menatapnya dari kejauhan, sekarang aku dapat mengaguminya dan menatapnya secara langsung. Kurasa aku jatuh cinta padanya. Apakah aku bisa merebut hatinya?
My happiness is not perfect without you by my side...
Seorang namja tampak sedang membaca komiknya lengkap dengan earphone yang melekat di telinganya terpaksa harus menghentikan aktivitasnya saat ia merasa yeoja dibelakangnya menatapnya dengan intens. Ia membalikkan tubunya dan
Bruk...
"Wae ?" tanya yeoja itu dengan ekspresi terkejutnya.
"Kenapa kau menatapku terus? Ada sesuatu yang ingin kau tanyakan?" balas namja itu terkesan dingin.
"aku tidak menatapmu, aku menatap keluar jendela."balas yeoja itu kaku karena ia merasakan degup jantungnya yang tak karuan.
"yah, terserah kau sajalah", balas namja itu sambil membalikkan kembali tubuhnya.
Yeoja itu memasang senyumannya tipis, karena ia bisa berbicara langsung dengan namja itu.
Kriiingggg...
Bel sekolah pertanda masuk berbunyi.
Lim seonsaengnim yang tidak lain adalah guru yang aku sukai sejak aku pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini. Ia adalah seorang guru bahasa inggris dan sekarang ia menjabat sebagai guru wali kelasku. Cara mengajarnya yang cukup menyenangkan membuat ku merasa nyaman ketika guru ini memasuki ruangan kelasku.
" baiklah, untuk memulai kegiatan kita di awal tahun ini, saya akan mencoba mengubah sistem belajar dari tahun sebelumnya. Kita akan membuat project yang mana akan ditampilkan setelah satu semester. Itu artinya kita akan melakukannya secara berkelompok. ", ucapnya.
Aku berdoa dalam hati supaya aku bisa satu kelompok dengannya (namja yang ku sukai). Mungkin ini akan menyenangkan pikirku.
Setelah kelas berakhir Lim seonsaengnim menempelkan daftar nama kelompok di mading sekolah, dan aku sangat terkejut ketika melihat nama yang berada di satu kelompokku.
" xi-luhan, kim minseok, oh sehun, kim joonmyun dan kim jongdae."
Benar-benar beruntung.
Aku melangkah memasuki kelasku dan duduk di kembali di kursiku. Aku mengambil diary ku dan menuliskan sesuatu disana saat tiba-tiba sebuah suara menginterupsiku.
"hey, kita berada di satu kelompok. Kapan kita akan memulai mengerjakannya?" tanya namja yang tidak lain bername-tag oh sehun.
"Bagimana kalau sepulang sekolah? Di cafe dekat sekolah?" balasku.
Ia hanya mengangguk sebagai jawaban dan langsung pergi meninggalkanku membuat hatiku mencelos. Sedingin itukah dia, batinku.
Aku memberitahu anggota team ku yang lain untuk segera pergi ke cafe dekat sekolah untuk membicarakan mengenai project yang akan kami buat setelah pulang sekolah.
Ting...
Aku datang paling akhir dikarenakan sebuah urusan dengan kepala sekolah. Aku mengedarkan pandangan ku dan menemukan mereka. Aku menuju sebuah meja no.7 dimana semua anggota team ku berada tidak, lebih tepatnya ada seorang yeoja yang duduk manis disamping sehun. Siapa dia? Dia bukan bagian dari kelompokku,batinku. Aku tidak mengenal yeoja itu dan mencoba mendekati meja tersebut. Aku menatap nya intens sampai akhirnya sebuah suara menyadarkanku.
" luhan, kenapa kau lama sekali?" tanya minseok
" mianhae. Aku sedang ada urusan dengan kepala sekolah." Balasku
"apa kalian sudah makan?" tanyaku lagi
"belum" balas jongdae. "yasudah, sebaiknya kita memesan makanan." Kataku.
Kami memesan makanan dan menunggu makanan tersebut datang. Aku mencoba berbasa-basi dengan menanyakan siapa yeoja yang ada didepanku ini.
"siapa dia sehun?" tanyaku
"oh, perkenalkan namaku baekhyun, byun baekhyun" sahut yeoja itu sambil mengulurkan tangannya.
" aku menyambut uluran tangannya dan memperkenalkan namaku. Xi-luhan" balasku.
"senang mengenalmu xi-luhan" tambahnya lagi. Aku hanya membalas dengan senyuman.
Aku kembali menatapnya dan menerka-nerka siapa yeoja ini? Apakah adiknya? Atau... mungkinkah pacarnya? Aku menggelengkan kepalaku untuk membuang segala pemikiran negatifku.
10 menit kemudian, makanan telah tersaji di depan kami.
Aku mencoba memakan makananku, ketika aku merasakan pemandangan didepanku membuat diriku merasakan api cemburu. Bagaimana tidak? Melihat betapa mesranya sehun meyuapi yeoja itu membuatku ugh.. aku tidak bisa menjelaskannya. Aku kembali bertaut pada makananku saat tiba-tiba sebuah suara menusuk telingaku
"ada sesuatu di bibirmu, kata sehun terhadap baekhyun. Tunggu aku akan membersihkannya". Sehun dengan cepat mengambil selembar tissue dan membersihkan noda coklat yang mengenai bibir tipisnya. Apa mereka tidak melihat situasi disini, ucapku dalam hati. Mereka melakukan hal tersebut tepat di depan kami, oh maksudku tepat didepanku. karena posisi duduk mereka yang tepat berhadapan denganku. Aku bisa melihat Wajah mereka terlalu dekat. Mereka benar-benar memiliki hubungan spesial batinku.
Deg.!
Aku merasa sesak didadaku. Apa ini? Apa aku benar-benar cemburu hanya karena ini? Ya tuhan kenapa ini bisa terjadi padaku? Aku harus bisa mendapatkan hati sehun tidak peduli seperti apa caranya. Tapi apa dia bisa mencintaiku? Bahkan yeoja itu terlihat sangat cocok buat sehun. Batinku berperang.
Sejak saat itu mood ku menjadi turun dan aku merasa sensitif. Akhirnya aku mengusulkan untuk pulang setelah membicarakan mengenai team project kami. Minseok, jongdae dan joonmyun pulang bersama karena arah tujuan mereka sama. Sedangkan aku harus bersama sehun dan baekhyun. Mungkin seharusnya aku tidak menginginkan ini terjadi. Pemikiranku yang semula beranggapan bahwa ini akan menyenangkan berubah menjadi menyedihkan hanya karena yeoja itu.
Sebuah bus berhenti tepat didepan kami dan aku menaiki bis tersebut bersama dengan baekhyun dan sehun. Mereka berdua mengambil tempat dimana terdapat 2 kursi disana. Sedangkan aku harus duduk bertiga dengan orang yang tidak aku kenal bersebrangan dengan mereka.
Aku dapat melihat senyuman sehun yang cukup tulus ketika melihat yeoja itu. Ia mengelus rambutnya, menatapnya hingga menggengga tangannya. Melihat sehun memanjakan yeoja itu membuat diriku seperti teriris pisau tajam tepat di hatiku. Aku memalingkan pandanganku menjauh dari mereka. Aku merasakan seperti butiran bening mengalir dipipiku. Dengan segera aku menghapusnya dan mencoba menenangkan diri dengan menarik nafas dalam dan menghembuskannya kasar.
Bus berhenti di pemberhentian terakhir. Aku turun dari bus itu dan berjalan seorang diri menuju rumahku. Sebelumnya baekhyun dan sehun sudah turun terlebih dahulu karena arah itu adalah arah rumahnya. Eh tunggu, sehun dan baekhyun? Arah rumah mereka sama? Seingatku rumah sehun tidak searah denganku. Tapi kenapa dia? Oh sudahlah mungkin dia mengantar yeoja itu. Aku kembali menghembuskan nafsku kasar dan mencoba memutar memori hari ini, dimana ia berada satu kelompok dengan sehun, sehun membawa seorang yeoja yang tidak dia kenal, sampai akhirnya pulang bersama di satu bus yang sama dan melihat adegan romantis mereka yang dapat membuat siapa saja dapat merasakan yang namanya "cemburu"
Oh ayolah luhan. mungkin saja dia bukan siapa-siapa sehun. Jangan pesimis dan cobalah merebut hatinya, luhan memberi semangat pada dirinya sendiri.
Ada sesuatu yang aku pelajari dalam hidup, kau tak pernah tau kapan bahagia akan datang, tetapi kau bisa tau ketika kesedihan hampir datang.
Keesokan harinya
Aku bangun pagi seperti biasanya. Namun pagi ini aku merasa tidak fit. Aku memegangi keningku dan merasa suhu tubuhku naik. Ada apa denganku? Ini tidak seperti biasanya. Aku berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhku dan segera berangkat ke sekolah. Aku memutar keran air panas dan mencampurnya dengan air dingin. Aku segera mandi dan bergegas ke sekolah.
sebelum berangkat ke sekolah, aku mencoba untuk menikmati sarapan pagiku namun aku merasa ingin memuntahkannya. Jadi aku memutuskan untuk pergi saja ke sekolah setelah pamit dengan orangtuaku, lebih tepatnya eomma ku.
Sesampainya di sekolah,
Aku menatap gedung sekolah yang terkesan megah didepanku. Aku merasa hari ini tidak ingin bersekolah. Kenapa? Aku tidak tahu alasannya, dan hanya ingin. Aku melangkahkan kaki ku hingga tiba di koridor sekolah. Aku berharap tidak bertemu dengannya hari ini. Tapi itu tidak mungkin terjadi mengingat sehun dan aku berada di kelas yang sama.
Dengan langkah yang berat, aku langsung menuju ruang UKS. Aku menanyakan tentang keadaanku kepada salah seorang perawat disana. Ia memberiku obat dan menyuruhku beristirahat sebentar di salah satu ranjang UKS. Aku menurutinya. Dan ia berpesan kepaku supaya tidak memikirkan hal berat atau lebih tepatnya tidak boleh stress.
Kringg...
Aku terbangun ketika bel berbunyi. Aku berjalan menuju ruang kelasku namun sebelumnya aku berjalan kearah toilet untuk membasuh wajahku. Masih dapat kurasakan nyeri di kepalaku tapi ini tidak seberapa dibandingkan beberapa saat yang lalu.
Aku berjalan menuju ruang kelasku dengan sedikit linglung hingga tiba-tiba seseorang menolongku dari belakang karena aku hampir terjatuh. Oh sehun, batinku. Jantungku berdetak kencang ditambah dengan nyeri dikepalaku yang membuatku semaking tidak bisa menopang berat tubuhku. Aku hampir jatuh kembali saat tangannya kembali menolongku. Aku mencoba untuk berdiri.
" aku tidak apa, terima kasih", aku kembali berjalan menuju ruang kelasku.
Kuhiraukan dirinya karena aku merasa jika aku melihatnya itu akan membuat diriku semakin memburuk.
Ketika jam istirahat tiba, aku membawa diriku ke perpustakaan.
Tidak banyak siswa yang menghabiskan waktu diruang ini, karena lebih banyak dari mereka akan berlarian menuju kantin dan menghabiskan waktu mereka dengan makan dan melakukan obrolan yang menurutku sangat membuang waktu.
Aku melangkah menuju salah satu rak buku dimana tersusun beragam buku yang kalau diukur dengan penggaris, tingginya dapat mencapai 15cm. Perlahan aku membawa buku yang kubutuhkan dan berjalan menuju salah satu meja untuk sekedar mendudukkan diriku sembari membaca. Halaman per halaman dari buku tersebut terbuka, hingga sebuah pemikiran yang tadi mengganjal di hatiku akhirnya menghentikan aktivitasku. Aku kembali mengingat yeoja itu, baekhyun. Siapa dia? Dari mana dia? Apa sebenarnya hubungannya dengan sehun? Pemikiran itu selalu berkecambuk di kepalaku. Aku kembali mengingat wajahnya dan penampilannya yang membuat kepalaku kembali nyeri. Aku teringat sesuatu. Bukankah ia memakai seragam sekolah? Itu artinya dia adalah seorang siswa, batinku. Aku akan mencari tahu tentangnya besok. Ah tidak, lebih tepatnya setelah aku sembuh. Aku kembali melanjutkan kegiatan membaca ku dengan rasa penasaran yang cukup tinggi akan yeoja yang bernama baekhyun itu.
Har ini tidak berkesan sama sekali bagiku. Hanya terdapat 2 eksprsesi hari ini, yaitu sedih dan senang disaat bersamaan. Hal yang paling membuatku sedih dan senang disaat bersamaan hari ini adalah ketika sehun menolongku. Senang karena ia memegangku bermaksud menolong dan sedih karena dia bukan milikku.
Minggu pagi
Aku bangun seperti biasanya tepat pukul enam pagi. Aku memegangi keningku dan leherku untuk mengecek suhu tubuhku. Aku merasa lebih fit dari kemarin. Aku melangkahkan kaki ku keluar kamar untuk melihat pahlawanku, ya tentu saja eomma ku. Sosok yang telah membesarkan dan berjuang demi diriku seorang diri dan sosok yang menjadi pendampingku disaat aku kesepian. Tunggu, seorang diri? Ayahku sudah meninggal 15 tahun yang lalu. Ia meninggal karena kecelakan pesawat. Beliau adalah seorang pilot pada saat itu. Beliau adalah sosok yang sangat aku kagumi sekaligus aku rindukan. Aku ingin bertemu kembali dengannya. Sangat...
Aku mengarahkan kaki ku menuju ruang makan yang bersebrangan dengan dapur "eomma, bogosippeo" kataku sambil berjalan kearahnya dan memeluknya dari belakang.
"ah, kau sudah bangun luhan-ah". "eomma sudah menyiapkan makanan di meja, makanlah", balas ibuku. Aku berjalan menuju meja dan menemukan semangkuk bubur disana.
Aku mengambilnya dan memakannya perlahan saat tiba-tiba ibuku berjalan menuju kursi didepanku. Aku tidak menyadari keberadaan ibuku yang duduk didepanku. sampai akhirnya ia menyentuh tanganku. Aku terkesiap. "wae,eomma?" tanyaku.
"kau melamun," kata eommaku. "benarkah?", balasku lagi.
"ada sesuatu yang mengganggumu?, ceritalah ke eomma. Eomma akan mencoba memberi jalan keluarnya". Balas eommaku lagi.
Hatiku tidak sejalan dengan pikiranku. Di satu sisi aku ingin menceritakan masalah percintaan yang aku alami. Di satu sisi beliau mungkin akan kecewa karena aku terlalu memikirkannya sampai-sampai kemarin aku sakit dan sekarang kedapatan tengah melamun tepat di depan ibuku.
Aku tidak memberitahu beliau masalah ini. Biarlah aku simpan dulu sampai tiba waktunya.
Aku menyelesaikan makananku dan kembali ke kamar untuk mandi dan merapikan kamarku.
Aku menatap keluar jendela dan menopangkan dagu dengan kedua tanganku. Bisa kurasakan diluar turun hujan dengan derasnya karena saat ini jendela ku penuh dengan uap air. Kutatap kosong kedepan dengan iringan lembut musik yang menusuk hati. Perlahan-lahan butir-butir air turun membasahi jemariku. aku menangis.
There's a lot of things i feel sorry for,
but there's a lot of things i couldn't say
For you who has turned away right now,
i can only give tears
Thruthfully, i'm so upset,
I don't even know the reason
To why i have to separate with you
I'm so upset
For real, i'm crying right now
I love you, i love you, it was all a mistake
Even though you get mad, it's okay
Even though you scold me, it's okay
So please don't leave me, don't go
You don't have to love me
I will just love you myself
Aku memutuskan untuk pergi ke salah satu coffee cafe tempatku biasanya menghabiskan waktu jika memiliki waktu luang. Aku melangkahkan kakiku keluar rumah lengkap dengan mantel tebalku karena suhu diluar sangat menusuk.
Ting...
Aku memasuki cafe dan segera berjalan ke arah kasir untuk memesan. Segelas espresso mungkin dapat menenangkan pikirku. Aku memesan dan mengambil salah satu tempat di pojok ruangan, salah satu tempat kesukaanku. aku menyukainya karena Aku bisa langsung menghadap kedepan lebih tepatnya ke arah jalanan untuk sekedar melihat keramaian dan melupakan bebanku sementara.
Espresso yang kutunggu telah tersaji didepanku. aku menyesapnya sebentar dan dan kembali melihat kearah jalanan. Aku memandang apa saja yang ingin aku pandang. Dan menatap apa saja yang aku ingin tatap. Tunggu... aku merasa pandanganku menjadi tidak fokus. Apa itu?
Aku memicingkan mataku untuk memperjelas pandanganku. Sehun? Ucapku dalam hati. Yeoja itu, baekhyun? Mereka dating. Oh! Tidak! Mereka melangkah menuju cafe ini. Mereka tidak boleh masuk cafe ini!, teriakku dalam hati.
Untung saja aku berada di pojokan ruangan dan sedikit tertutupi oleh beberapa pengunjung disini sehingga mereka tidak akan melihatku. Dapat aku saksikan dua sejoli yang aku kenal. Yang mana salah satunya adalah namja yang aku cintai. Ini ketiga kalinya aku melihat mereka bermesraan. Kenapa tuhan tidak berpihak padaku? Kenapa aku selalu dihadapkan pada situasi ini?
Terlihat seorang pelayan mengantarkan sepotong kue tepat dihadapan baekhyun. Baekhyun memotong kue tersebut dan ia terlihat memegang sesuatu. Oh itu cincin.,batinku.
Apa ini, Sehun?
Sehun tampak berlutut di depan baekhyun sambil memegang tangan nya. Ia mengambil cincin tersebut dan menyematkannya di jari manis baekhyun. Aku berkaca-kaca, dan kurasa aku menangis. Dapat aku lihat baekhyun menutup mulutnya dengan tangannya dan berlutut menarik sehun untuk berdiri kembali. Baekhyun memeluk sehun. Mataku memanas, aku menangis terisak dalam diam. Dapat aku lihat senyuman bahagia dari keduanya. Sehun melepaskan pelukannya dan beralih mencium , mencium? Ya, sehun mencium baekhyun.
Bagaikan tersambar petir, hatiku saat ini amat sangat sakit. Luka yang baru saja sembuh terpaksa harus terluka kembali di tempat yang sama dan oleh orang yang sama. Jika kau bertanya seperti apa keadaanku saat ini? Bisa dikatakan sangat mengenaskan. Melihat mereka sama saja membunuhku untuk saat ini. Tatapan pengunjung yang ada di cafe ini beralih menatap mereka. Tidak sedikit juga dari mereka yang sangat senang melihat adegan romantis mereka. Aku ingin beranjak tapi ada sesuatu yang menahanku untuk bertahan lebih lama disini.
Aku memalingkan pandanganku kembali keluar. Memandangi apa saja objek yang dapat aku pandangi sambil sesekali melirik kearah mereka. Tanpa sadar butir-butir bening itu mengalir kembali. inikah yang dinamakan cinta? Kenapa sesakit ini? Kenapa aku harus mencintai orang yang bahkan tidak mencintaiku? Apa yang harus kulakukan?
Salah satu hal yang paling menyakitkan adalah mencintai seseorang yang bahkan tidak bisa kita miliki.
Sehun... nama itu. Namja itu telah mengubah hidupku.
Esoknya...
Aku kembali seperti hariku biasanya. Aku berangkat kesekolah dan melakukan rutinitasku pada umumnya sebagai pelajar. Aku melangkahkan kakiku menuju ruangan yang biasa aku pakai untuk belajar dan bertemu dengan teman-temanku. Untuk teman, sebenarnya aku tidak punya teman. Hanya ada teman yang datang untuk memanfaatkan diriku, misalnya dalam hal pelajaran. Dan alasanku kenapa aku menghabiskan waktu lebih banyak di perpustakaan itu karena aku tidak memiliki teman dan juga aku ingin meraih cita-citaku.
Aku memasuki ruang kelasku dan duduk di kursi milikku. Ruangan terlihat sepi. Aku membuka diary ku dan mencoba menuliskan beberapa kalimat disana. Mencoba untuk menahan airmataku yang dapat mengalir kapansaja tanpa sepengetahuanku.
" jika kamu pernah, setidaknya sekali dalam hidupmu. Jika kamu terkadang mengalami hari-hari dimana hatimu sakit karena orang yang kau cintai... mataku tertutup, aku tak mampu berbicara, dadaku sakit dan tanganku gemetar... percayalah, alasanku ada disini adalah untukmu."
Aku melipat potongan kecil kertas itu dan memasukkannya di dalam sebuah amplop biru kecil. Aku menyelipkannya di salah satu buku yang tidak lain adalah kepemilikan sehun di dalam lokernya. Aku tidak tahu kenapa aku melakukan ini tapi aku berharap semoga sehun membacanya dan tidak mengabaikannya begitu saja. aku ingin memilikinya walaupun hanya tersisa kemungkinan kecil.
Keadaan kelas dan sekolah semakin bersemangat dikala semakin banyak siswa yang berlalu lalang dan berkumpul sekedar untuk mengobrol. Aku kembali terpaut pada bukuku dan membaca materi yang tentu saja akan diajarkan hari ini.
Kringgg... bel pertanda masuk berbunyi.
Seluruh siswa memasuki ruang kelasnya masing-masing. Aku membalikkan tubuhku kala melihat sehun sedang membuka lokernya dan memegang amplop biru. Aku terdiam, menerka-nerka apa yang akan dilakukan olehnya. Ia hanya membuka sebentar dan menaruh nya kembali di dalam lokernya. Aku mencoba berpikir positif. Mungkin karena ini sudah waktunya masuk, mungkin saja setelah ini dia akan membacanya. Aku membalikkan kembali tubuhku dan memasang ekspresi yang menampilkan senyuman tipis.
Lim seonsaengnim memasuki ruang kelasku dan diikuti oleh seorang yeoja dibelakangnya. Siswa baru, pikirku. "perhatian semua... hari ini kalian kedatangan teman baru." Kata beliau. "silahkan perkenalkan namamu".
"annyeong haseyo..cheoneun d.o kyungsoo ibnida. Bangapseubnida." Ucap yeoja itu sambil membungkuk. Seluruh siswa memberikan simpatik terhadap kehadiran kyungsoo dikelas ini. Lim seonsaengnim menyuruh kyungsoo duduk di salah satu bangku yang tidak lain berada bersebelahan denganku. Kyungsoo pun menuruti perkataan beliau dan duduk di sebelahku. Ia memberikan senyuman padaku yang kubalas dengan senyumanku pula.
Dia memiliki attitude yang baik, ucapku dalam hati.
Saat istirahat...
Kyungsoo membalikkan badannya ke arahku dan menanyakan namaku.
"siapa namamu?" tanyanya
"luhan, xi-luhan".balasku. "semoga kita dapat berteman baik. Oh ya, kau mau ke kantin? Aku lapar." Katanya. "oh?", aku bingung untuk menjawabnya. kyungsoo segera menarik lenganku dan kami pun berjalan menuju kantin. Aku sedikit canggung dengan keadaan kantin yang sangat ramai. Aku menunggu kyungsoo disalah satu meja disana. Dengan cepat kyungsoo langsung ikut mengantri dengan siswa lain.
Aku mengedarkan pandanganku keseluruh sudut ruangan dan menemukan sosok namja itu. Ya, siapa lagi kalo bukan oh sehun. Dia tampak berkumpul dengan teman-temannya dan itu cukup membuatku merasa senang karena ia menampilkan senyumannya yang menurutku itu... manis. Aku tersenyum sendiri, sampai akhirnya kyungsoo menepuk bahuku dan menanyakan "ada apa" dengan memberikan gesture pada kepalanya dan menampilkan eskpresi bingung. Aku mengatakan tidak ada, dan meraih susu yang dibeli oleh kyungsoo..
Seminggu pun berlalu.
Aku mulai berusaha untuk melupakan yeoja yang dekat dengan sehun dan memikirkan cara untuk membuat sehun tertarik padaku. Setiap pagi aku masih tetap memberikannya surat kecil dan menyelipkannya di salah satu buku yang terdapat di lokernya.
Seperti saat ini, aku dan kyungsoo sedang berada di dekat lapangan basket karena kami baru saja berolahraga. Aku memakan sepotong roti yang dibawa oleh kyungsoo dan memakannya dengan lahap karena aku sudah dalam kondisi lapar.
Mataku tertuju pada seseorang yang cukup jauh dari keberadaanku saat ini. Tunggu siapa dia?
Wajahnya tidak asing. Bukankah dia? Aku menampilkan ekspresi terkejutku yang dianggap aneh oleh kyungsoo..
ini ff pertama aku yang di publish...
semoga readers nim suka, esp for admin dari HUNHAN INDOENSIA.
chap 2 akan di update secepatnya...
thank you...
#yehet #ohorat
