Regret
.
WARNING: Typo, EYD berantakan
.
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Sasusaku
Rate: T
Summary: Cinta itu buta, dan aku telah dibutakan olehnya. Aku telah tenggelam terlalu dalam hingga tak bisa melepaskannya walaupun cintaku telah diremukkannya, sekalipun jarinya bertaut bersama wanita lain tetap kuperjuangkan cintaku. Tetapi aku bukan tuhan yang mengatur takdirmu dengan ku.
Chapter 1: The truth
Helaian kelopak bunga sakura yang indah terbang bersama belaian angin. Terlihat dua sejoli sedang duduk dibawah rindangnya pohon sakura.
"Sasuke-kun." Panggil seorang gadis dengan helai demi helai rambut soft pinknya yang tertepa oleh sejuknya semilir angin. Mata emeraldnya menatap sesosok lelaki berambut raven yang duduk disebelahnya dengan penuh damba.
"Hm." Jawabnya singkat dengan tidak mengalihkan mata yang sekelam malam itu dari buku yang berada di pangkuannya.
"Aku mencintaimu." Ucapnya sambil memegang lembut tangan lelaki yang bernama Sasuke.
"Aku tau Sakura," jawabnya dengan nada dingin, ia beranjak berdiri dari tempat yang didudukinya.
"Mau kemana?" Sakura bertanya sambil mengerutkan dahinya bingung.
"Sudah jam segini, Aku akan kembali kerja." Jawabnya sambil menatap jam tangan yang berada di tangan putihnya.
"Ta...tapi Sasuke-kun." Mata emerald Sakura memohon untuk tetap berada disini bersamanya.
"Aku harus kerja Sakura, bisakah kau mengerti?" Ucapnya dengan tegas, lalu pergi meninggalkan Sakura sendirian.
Sakura POV
Kulihat dia pergi menjauh meninggalkanku sendiri. Hal ini sering terjadi, dia sering meninggalkanku begitu saja dengan alasan kerja. Seringkali aku berpikir, betapa sialnya aku mencintai orang yang bahkan tak pernah peduli denganku. Sebaliknya dia peduli dengan perempuan lain, ya aku tau dia punya selingkuhan. Aku dan Sasuke-kun sudah tiga tahun berpacaran, dan selama beberapa bulan terakhir ini aku tau dia selingkuh dengan sekertarisnya Karin.
Flashback on
Hari ini adalah hari yang penting, yaitu hari jadi ku dan Sasuke-kun yang ketiga tahun. Aku akan memberinya kejutan di hari penting kita ini. Aku telah memesan kue dengan buah kesukaannya tomat, memang jarang sekali ada kue dengan rasa tomat, bahkan mungkin tidak ada. Tapi aku akan melakukan apapun supaya Sasuke-kun senang.
Kaki jenjangku mulai berjalan menelusuri koridor kantor Sasuke-kun. Tanganku memegang dengan erat kotak kue agar tidak jatuh, kakiku berhenti didepan meja resepsionis.
"Sasuke-kun ada?" Tanyaku pada pegawai kantor disini.
"Nona Sakura pak Sasuke ada dikantor" Jawabnya, mendengar itu aku langsung berjalan menuju ruangan Sasuke-kun yang sudah ku ketahui diluar otak.
Sebelum aku membuka pintu kantornya, ku intip sedikit melalui celah dari gorden jendela kantornya. Aku melihat pemandangan yang membuat setengah dari nyawaku hilang, kulihat Sasuke-kun sedang bercinta diatas meja kerjanya dengan sekretarisnya Karin.
Tiba-tiba dunia di sekelilingku menjadi senyap, air mataku tak bisa ku bendung lagi. Dengan kekuatan yang ada ku berlari dari kantornya dengan kotak kue yang masih ku genggam.
Flashback off
Mengingat itu air mataku kembali menuruni pipi pucatku, ingin rasanya aku tak pernah mengenal dan bahkan jatuh cinta dengan lelaki brengsek seperti dia. Tapi ini semua sudah terjadi, aku mengenalnya, dan aku jatuh cinta padanya sangat dan bodohnya aku tidak pernah bisa menjauh atau menghilang darinya.
"Tuhan... bisakah kau membuat dia hanya melihatku saja *hiks* Tuhan.. " ucapku sambil terus menangis.
Sakura POV end
Seberkas cahaya masuk melalui celah fentilasi rumah Sakura, terlihat gadis berambut soft pink itu masih menguburkan wajahnya dalam selimut pinknya. Kelopak matanya masih tertutup menyembunyikan keindahan mata emeraldnya.
Di luar kamar yang bertemakan pink itu, terdengar langkah menuju kamar Sakura. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, terlihat sesosok lelaki berambut merah dengan mata hazelnya menatap sakura yang masih belum beranjak dari tempat tidurnya.
"Bangun adek pemalas!" Perintahnya sambil menggoyang badan Sakura dengan perlahan.
"Apa masalahmu onii-chan biarkan aku tidur," Ucapnya sambil mengeratkan selimutnya.
"Bangun Sakura, apa kamu lupa hari apa ini !?" lelaki itu bertanya sambil menyingkap selimut Sakura kasar.
"Hm...," Sakura bergumam dengan malas, sementara itu tangan lentik Sakura mencari selimutnya pinknya.
"Bangun! Kamisama apakah adek ku sudah setua itu hingga tidak mengingat ulang tahunnya sendiri?" Ucapnya sambil mencubit pipi putih Sakura.
"Sakit onii-chan!" Teriak Sakura, segera mendudukan dirinya di kasur queen sizenya. Tiba-tiba Sakura terdiam dan menurunkan kaki jenjangnya dari kasur, lalu berlari menuju kamar mandi. Sementara itu lelaki berambut merah itu hanya bisa terdiam dan mengedikan bahunya tidak peduli lalu, pergi dari kamar Sakura.
Sakura POV
Ku lihat pantulan diriku dicermin dengan dress soft pink dan sedikit blush on dipipi persolenku, sempurna. Kembali ku ingat bagaimana onii-chan membangunkan ku dengan tidak berprikemanusiaan, dia pikir pipi ku ini apa.
" Cih... Sasori sialan. " Ucapku sambil mengambil handphone ku yang berada diatas meja dan menelpon Sasuke-kun.
Ketika ku menelpon bukannya Sasuke-kun yang mengangkat melainkan operator, aku hanya bisa menghela nafas. Hal seperti ini selalu terjadi pada hari ulang tahunku.
Sebelumku langkahkan kaki jenjangku keluar kamar, handphone ku mengalunkan lagu kesukaanku Ed-sheeran, kulihat siapa yang menelpon 'Sasuke-kun'. Seketika itu mata emerald ku melebar dan jari-jari lentikku langsung menjawab panggilan tersebut.
"Hm... ada apa? kau taukan aku sedang sibuk." Jawabnya diseberang sana dengan nada dingin.
"Um... Sasuke-kun apa kau ingat hari apa ini?" Tanyaku berharap, jika Sasuke-kun tidak melupakan hari ulang tahunku.
"Hm... tidak tau, kalau kamu hanya menelpon karna ini saja akan kumatikan." Jawabnya, mendengar hal itu hatiku terasa sakit, sebegitu tak berartinya kah aku bagi dia.
"Jangan! jangan Sasuke-kun, hari ini hari ulang tahunku. Aku ingin kita makan bersama di restoran sushi, gimana Sasuke-kun bisa?" Tanyaku gelisah, sambil mengepalkan tanganku kuat berharap paling tidak Sasuke-kun masih ingin bertemu denganku.
"Hm... aku tidak bisa banyak yang harus ku kerjakan." Jawabnya, sebelum ku berbicara, ku dengar di seberang sana suara Karin memanggil Sasuke-kun dengan nada manja setelah itu Sasuke-kun mematikan sambung telponnya.
Mata emerald ku melebar tak percaya apa yang telah Sasuke-kun perbuat padaku, dia bilang padaku jika dia tidak bisa bertemu karna banyak yang harus dikerjakannya, tetapi nyatanya mungkin sekarang dia sedang bermesraan dengan sekretaris murahannya itu.
Perlahan setetes demi setetes air mataku jatuh di pipiku, kaki ku tiba-tiba kehilangan keseimbangannya untuk berdiri. Aku terduduk sambil menangis, kembali menyesali karna ku telah jatuh cinta padanya, dan aku telah dibutakan oleh cintaku padanya.
Seringkali ku berpikir, apakah aku terlalu membosankan sampai Sasuke-kun mencari wanita lain diluar sana atau aku terlalu bodoh karna terlalu memujanya. Bagiku dia adalah pusat duniaku, tanpanya duniaku hancur.
"Apa mencintai harus sesakit ini, kalau harus sesakit ini le...lebih baik bunuh saja dia dari ingatan ku, dan jauhkan dia dari hidupku." Sesalku sambil terus menangis, ku biarkan make up yang sudah ku pakai hanya untuk bertemu Sasuke-kun luntur begitu saja.
.
.
To be continued
.
Terimakasih ya bagi kalian yang sudah membaca fanfic yang ceritanya sangat biasa ini T_T
Semoga kalian menyukainya ^^
Review ? ^_^
