Line

Minyoon

Seme! Jimin Uke! Yoongi

T+

Romace

Ini Minyoon!

.

.

.

Pepatah mengatakan bahwa hidup akan selalu berputar bagai roda. Itu memang benar. Bagai roda yang berbentuk lingkaran. Lingkaran tanpa ujung. Kita tidak akan tau mana awal dan ujungnya. Tapi kehidupan yang sebenarnya bukan seperti lingkaran yang tanpa ujung. Kehidupan ini lebih mirip dengan sebuah garis. Dengan awal dan ujungnya. Walau kita tidak tau di mana ujung yang di tentukan oleh Tuhan.

Seperti halnya Yoongi. Pemuda dengan pigmen warna putih yang sangat mendominasi kulitnya. Ia akan terus berpikir dan tetap akan berpikir bahwa Tuhan menciptakan garis kehidupan yang sangat sial untuknya. Pengecualian dengan otak pintarnya yang membuat ia bisa bersekolah di sekolah elit di Seoul, Bangtan High School.

Kehidupan Yoongi tergolong sederhana, sangat malah. Ia hidup sendiri di rumah warisan orang tuanya. Jangan tanya di mana orang tuanya mereka sudah meninggal sejak Yoongi smp. Ia menghidupi dirinya dengan Bekerja paruh waktu di cafe dekat sekolahnya. Untuk biaya sekolah dia bergantung dengan otak encernya.

.

.

Hari ini cukup berjalan lancar menurutnya. Kecuali ia harus berurusan dengan hobaenya. Bukan urusan yang sepele, karna ia harus sedikit mengajarkan hobaenya itu materi olimpiade fisika. Tidak banyak yang Yoongi ajarkan karna hobae itu cukup pintar. Sebut saja hobae itu Park Jimin, itu yang diberi tau gurunya. Dan satu hal yang membuat Yoongi risih dengan hobaenya itu -walau ia tidak mengakuinya- dia sangat cerewet.

"Hyung setelah pulang sekolah kau akan kemana" dan dia sangat kurang ajar.

"..." hening hanya ada suara karbon yang bergesekan dengan kertas.

"Kita pulang bersama bagaimana?"

"Aku bekerja dan aku tidak akan pulang bersamamu" ucap Yoongi final sembari merapikan peralatannya. Berjalan meninggalkan ruangan yang memuakkan -menurutnya. Dan Jimin, ia mengikuti Yoongi layaknya anak ayam. Yoongi sedikit risih sebenarnya tapi ia sedang malas berurusan dengan seseorang saat ini.

Kaki mungilnya berhenti di sebuah cafe sederhana. Melangkah masuk dan mulai bekerja hingga petang. Jimin hanya mengikuti hingga depan cafe lalu pulang, setidaknya itu yang yoongi syukuri. Saat orang-orang mulai terlelap dengan selimut hangat saat itu lah Yoongi pulang ke rumah mungilnya.

.

.

Sosok mungil manis yang menggemaskan tapi sedikit atau mungkin sangat cuek. Min Yoongi, ahh aku jatuh cinta padanya. Ok lupakan pemikiran Jimin tentang Yoongi. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat pertama kali bertemu di ruangan pembinaan olimpiade.

"Hei ada apa dengan wajahmu itu?" Suara Taehyung -sahabatnya- memecah lamunan Jimin.

"Aku sedang jatuh cinta Tae"

"Dengan?"

"Min Yoongi"

"Min Yoongi? Sunbae kelas tiga itu?"

"Kau mengenalnya?" Ucap Jimin sambil mengguncangkan bahu sahabatnya.

"Siapa yang tidak mengenalnya? Dia anak emas sekolah kita" Taehyung merasa pusing akibat guncangan di bahunya tadi.

"Maksudmu?" Oh sepertinya otak cerdas Jimin sedang lambat memproses ucapan Taehyung yang sederhana tadi

"Anak emas Jim. Dia penyumbang medali dan piala terbanyak selama tiga tahun ia sekolah" ucap Taehyung jengah. Dan semakin jengah karna jimin hanya mengangguk dan ber-oh ria.

.

.

"Biar aku saja Hoseok-ah" Yoongi mengambil alih tugas Hoseok -membereskan meja-.

"Tidak perlu hyung. Kau berjaga di kasir saja, bukankah lusa kau akan lomba? Kau bisa sekalian belajar jika kau berjaga di kasir" tolak Hoseok halus.

"Aku sudah cukup belajar tadi. Tapi baiklah aku juga sedang lelah hari ini" ucap Yoongi lalu berjalan ke kasir.

"Hyung kau kenal orang di sana itu?" Ucap Hoseok sambil menunjuk seseorang dengan arah matanya. Yoongi mengikuti arah mata Hoseok dan hanya ada hobae menyebalkan -menurutnya.

"Tidak" jawab Yoongi singkat dan mulai menyibukkan dirinya.

"Tapi dia melihatmu terus dari tadi"

"Aku tidak mengenalnya Hoseok-ah"

Sosok tadi itu adalah Jimin. Menatap sambil tersenyum seperti orang gila. Tapi Jimin memang sudah gila, gila karna Yoongi.

Jam pulang cafe. Yoongi mulai membereskan bangnya lalu pulang. Ia merindukan kasurnya. Tapi sepertinya perjalanan menuju ke rumahnya akan lama.

"Hai hyung" ucapi seseorang tanpa dosa di sebelahnya.

"Mau apa kau?"

"Mau pulang bersama? Tidak baik pulang malam sendirian"

"Aku laki-laki dan aku akan baik-baik saja Jim" seseorang itu Jimin.

"Tapi kau manis hyung" selamatlah kau Jimin dari-

Plak!

"Auch sakit hyung" dari pukulan manis seorang Min Yoongi. Yoongi mempercepat laju kakinya. Mencoba meninggalkan Jimin. Namun sepertinya keberuntungan belum berpihak padanya. Jimin tetap bisa mengikuti langkah Yoongi.

"Ahh aku tau rumah mu hyung" gumam Jimin pelan. Melihat bahu sempit Yoongi yang menghilang di balik pintu rumahnya.

TBC

HueheheHuehehe albus balik dengan ff baru * padahal yang Thank You aja belom selesai.

Albus belom dapet mood buat yang Thank You. Tapi malah depet ide buat ff baru. Ff ini kemungkinan bakal twoshoot.

Hope you like it

Harap tinggalkan jejak ^^