Greetings, this is my first fic, and I need your help to coment on.

Seraphina Hall-Pratiwi

DISCLAIMER: I DO NOT OWN HARRY POTTER

BAB 1

The Twins

Hermione menyeruput pelan sari jeruknya. Suaminya menatap dengan tatapan penuh perhatian. Hermione terkikik. "Kau kenapa Drake?", tanyanya. Draco Malfoy, sang suami hanya nyengir kemudian membelai perut istinya yang buncit.

"Aku hanya ingin tahu kapan dia akan lahir", Hermione tersenyum. Ia yakin suaminya begitu gugup. Usia kandungannya sudah mencapai sembilan bulan. Hermione yakin suaminya sudah tak sabar menjadi ayah. Gugup, tapi tak sabar.

"Sebentar lagi Drake", jawabnya lembut. Ia mengusp lembut kepala Draco diatas perutnya. Tiba-tiba rasa sakit yang sangat menjalari perutnya.

"Nggg,, ahhhh", erangnya. Draco menaikan kepalanya dan mendapati sang istri meringis kesakitan.

"Kau kenapa Mione?"

"Drake, kurasa sudah waktunya". Draco Malfoy menelan salivanya.

"Bagaimana keadaan Mione, Drake?", tanya Narcissa khawatir. Begitu mendapat kabar bahwa menantunya akan segera melahirkan, ia dan Lucius segera menuju rumah sakit yang diberitahu Draco, rumah sakit Muggle tentunya. Draco dan Hermione tak tinggal bersama Lucius dan Narcissa di Malfoy Manor. Mereka tinggal dirumah baru mereka di London. Dan saat istrinya menahan sakit, Draco tak bisa membawa istrinya ke St Mungo karena Apparte akan menyebabkan gangguan pada bayinya dan satu-satunya tempat terdekat adalah rumah sakit ini.

"Ia masih didalam Mom. Belum ada kabar", jawab Draco. Ia meremas jari-jarinya gugup. Narcissa membelai punggung anaknya lembut. Ia mengerti perasaan Draco.

"Istri dan anakmu akan baik-baik saja", ujar Narcissa. Draco hanya mengangguk lemas. Sementara Lucius tidak berkomentar. Walau status darah telah dihapuskan, ia tetap belum menerima Hermione sebagai menantunya. Walau Draco dan Narcissa telah membujuknya.

Seorang dokter keluar dengan wajah puasnya. Menghampiri Draco, Narcissa dan Lucius. Draco dengan cepat berujar. "Bagaimana ?".

"Istri anda melakukannya dengan baik. Anak anda kembar. Laki-laki dan perempuan", sahut sang dokter. Draco tak berkata apa-apa. Draco menangis. Ia begitu terharu. Anaknya telah lahir. Narcissa tersenyum senang kemudian dengan cepat mengait tangan Draco, membawanya menuju tempat Hermione tanpa menunggu persetujuan dokter. Lucius menyusul dibelakang.

Disana ia, Hermione bersama anak mereka. Anak laki-laki yang gagah. Hermione tersenyum saat ia melihat suami dan mertuanya menghampirinya. Draco mendaratkan kecupan lembut di kening Hermione kemudian berbisik tepat ditelinganya. "Terima kasih".

"Boleh aku menggendongnya?", tanya Narcissa. Hermione mengangguk dan memberikan bayi ditangannya pada Narcissa. Dengan hati-hati Narcissa menerima bayi itu. Ia sungguh terpesona. Begitu miripnya sang cucu dengan anaknya, Draco. Mereka memiliki rambut pirang platina yang sama-sama indah, dan saat mata bayi mungil itu membuka pelan, Narcissa dapat melihat sepasang iris abu-abu kelam. "Oh, ia begitu manis. Ngomongong-ngomong, dimana yang perempuan?"

"Masih ditangan dokter, bu", jawab Hermione pelan. Narcissa mengangguk kemudian kembali bertanya.

"Kalian sudah membicarakan nama? Ohh, bagaimana dengan Acrutus?", usul Narcissa antusias. Draco tersenyum sambil menggeleng pelan.

"Kami sudah menyiapkan namanya Mom", jawab Draco diikuti anggukan Hermione.

"Benarkah? Jadi siapa nama cucuku ini?"

"Scorpius Hyperion Malfoy", jawab Draco mantap. Ia kemudian menambahkan "Rose Hermione Malfoy untuk yang perempuan".

"Ohh, nama yang sangat indah. Aku tidak sabar melihat cucu perempuanku"

"Permisi", dokter tadi kembali menghampiri mereka. Ia tersenyum percaya diri. "Nama saya Dr. Irfan Catermolle. Saya seorang squib", ia memperkenalkan diri. "Anda pasti Mr Lucius and Mrs Narcissa Malfoy. Dan Sir Draco dan Mrs Hermione. Saya sangat tersanjung dapat membantu keluarga anda".

"Ya. Kami juga sangat berterima kasih pada anda Dr Irfan", jawab Draco. Ia kemudian membelai rambut pirang platina anaknya yang kini tengah berada dalam gendongan Narcissa.

"Maaf saya menganggu, tapi wartawan Daily Prophet, Rita Skeeter telah menunggu diluar gedung rumah sakit untuk interview singkat",

"Biar aku yang urus", ujar Lucius kemudian meninggalkan ruangan itu diikuti Dr Irfan. Lucius baru saja akan turun ke lantai satu ketika perkataan Dr Irfan menghentikannya.

"Apakah anda yakin akan memberitahukan pada Rita Skeeter tentang cucu anda?"

Lucius membalikkan wajahnya. "Apa yang salah dengan cucuku? Ia sehat dan kuat".

"Cucu laki-laki anda tentu sangat sehat. Tapi bagaimana dengan cucu perempuan anda?"

"Apa maksudmu? Aku tak suka basa-basi", Lucius mendekati Dr Irfan kemudian mncengkram kerahnya erat.

"Easy Mr. Aku baru saja akan mengabarkan keluargamu bahwa anak perempuan mereka mengidap Down Syndrome dan aku akan memberitahukannya ke wartawan Daily Prophet jika kau mau", Dr Irfan tersenyum licik. Lucius terdiam. Cucunya, penerus keluarga Malfoy mengalami down syndrome. Ia bisa membayangkan betapa malunya nama besar Malfoy jika hal ini diketahui masyarakat, apalagi jika berita ini disebarkan oleh Rita Skeeter.

"Apa maumu?

"Sangat simple sebenarnya Mr Malfoy. Aku bisa membuang cucumu, menitipkannya di panti asuhan dan menghapus identitasnya, memberitahu anak dan menantu anda bahwa bayi perempuan mereka meninggal saat dilahirkan. Dengan dengan sejumlah Galleon yang cukup"

Lucius Malfoy, dengan arogansinya yang tinggi berkata "Kau mendapatkannya. Kuberikan uangnya padamu besok".

TBC

Review ditunggu ^_^